Oleh :
MALANG
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
Kesimpulan .............................................................................................. 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama rahmatan lil alamin. Agama Yang dibawa oleh
Nabi Muhammad SAW ini mengajarkan tentang ketauhidan Allah SWT. Dalam
dakwahnya, Nabi Muhammad mensyiarkan agama islam selama 23 tahun setelah
ia menerima wahyu menjadi seorang rosul. Dalam perkembangannya dari zaman
ke zaman, agama islam mengalami kemajuan. Perkembangan agama islam
sendiri, pada zaman dulu, tak terlepas dari peranan para khalifah dari setiap
zamannya, mulai dari zaman khulafaur Rasyidin, zaman Bani Umayyah, dan
seterusnya. Kemajuan islam bukan hanya dalam bidang agama saja, melainkan
dalam bidang lainnya, seperti politik, ekonomi, perluasan wilayah, dan lain
sebagainya.
1
Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam makalah inu, penulis mencoba
membahas tentang perkembangan peradaban Islam di Spanyol, mulai dari
masuknya Islam, masa keemasannya, hingga masa kemunduran.
B. Rumusan Masalah
A. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui keadaan Spanyol sebelum kedatangan Islam.
2. Untuk mengetahui proses masuknya Islam di Spanyol
3. Untuk mengetahui perkembangan peradaban Islam di Spanyol
4. Untuk mengetahui pengaruh peradaban Islam di Spanyol bagi Bangsa Eropa
5. Untuk mengetahui faktor keruntuhan Islam di Spanyol
2
BAB II
PEMBAHASAN
Islam masuk Spanyol pada masa khalifah al-Walid bin Abdul Malik (706-
715), seorang khalifah Daulah Umayyah yang berpusat di Damaskus. Islam
masuk Spanyol lewat Afrika Utara.
3
Ada tiga pahlawan islam yang berjasa memimpin pasukan islam dalam
proses penaklukan Spanyol. Yang pertama, yaitu Tharif bin Malik, sebagai
pasukan perintis dan penyelidik. Dia berangkat diutus Musa bin Nusair pada tahun
710M. Dengan jumlah pasukan sebanyak 500 orang yang diantaranya adalah
tentara berkuda, mereka menaiki 4 buat kapal yang disediakan oleh Julian.
Mereka berhasil menyeberangi selat yang berada diantara Marokko dan benua
Eropa. Dalam penyerangan yang pertama ini, Tharif bin Malik tidak dapat
perlawanan yang berarti malahan mereka menang dan membawa pulang harta
rampasan yang lumayan banyak ke Afrika Utara.
Yang kedua, yaitu Thariq bin Ziyad, sebagai pasukan penakluk. Berangkat
pada tahun 711M dan juga diutus oleh Musa bin Nusair dengan jumlah pasukan
sebanyak 7000 orang. Sebagaian besar pasukannya adlah suku Barbar yang
didukung oleh Musa bin Nusair dan sebagian lainnya adalah orang Arab yang
dikirim Khalifah al-Walid. Pasukan ini kemudia menyeberangi selat dibawah
pimpinan Thariq bin Ziyad, sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan
pasukannya menyiapkan, dikenal dengan sebutan Gibraltar (Jabal Thariq).
Mendengar kedatangan Thariq, raja Roderik mempersiapkan pasukan
Gathia sebanyak, ada yang mengatakan 70.000 orang dan ada juga yang
mengatakan 100.000 orang yang terdiri dari orang-orang Yahudi dan orang-orang
yang selama ini ditindasi oleh raja Roderik. Tentu dengan jumlah tersebut sangat
berbanding terbalik dengan jumlah pasukan Thariq, maka dari itu Musa mengirim
pasukan tambahan sebanyak 5000 orang atas permintaan Thariq, sehingga jumlah
pasukan Thariq seluruhnya 12.000 orang.
Dalam pertempuran disuatu tempat bernama Wadi Bakkah, disitu
disebutkan bahwa raja Roderik dapat diserang dan dipukul dengan pedang Thariq
dia mati terbunuh dan pasukannya dikalahakan. Kemenangan yang dicapai Thariq
dan pasukannya ini membuka jalan bagi penaklukan lebih luas lagi. Dari situ
Thariq dan pasukannya terus menaklukan kota-kota penting lainnya, seperti
Cordova, Granada dan Toledo.
Ketiga, yaitu Musa bin Nusair, dia berangkat dengan pasukan besar
menyeberangi selat pada tahun 712M. Dan satu persatu kota yang dilaluinya dapat
ditaklukan, seperti Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida. Dia dan pasukannya
4
bergabung dengan pasukan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil
menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utamanya mulai dari
Saragosa sampai Navarre.
Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat islam Nampak begitu
mudah. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari faktor eksternal dan internal. Faktor
eksternalnya yaitu pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang islam.
Kondisi sosial politik dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan
menyedihkan. Dan yang dimaksud faktor internal adalah suatu kondisi yang
terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit islam
yang terlibat dalam penaklukan wilayah spanyol pada khusunya. Para pemimpin
adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya
diri. Mereka cakap dan berani, dan yang terpenting adalah ajaran agama islam
yang ditunjukkan para tentara islam yaitu toleransi, persaudaraan dan tolong
menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi
kaum muslimin itu menyebabkan penduduk spanyol menyambut kehadiran islam
disana.
Pada periode ini Spanyol berada dibawah pemerintahan para wali yang
diangkat oleh bani umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini
stabilitas politik negeri spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguang
masih terjadi baik dating dari dalam maupun luar. Disamping itu, terdapat
perbedaan pandangan antara khalifah Damaskus dan gubernur Afrika Utara,
masing-masing mengaku bahwa mereka berhak menguasai daerah spanyol. Oleh
karena itu, terjadi 20 pergantian wali (gubernur) spanyol dalam waktu yang
singkat. Konflik politik ini berakhir setelah Abd.al-Rahman al-Dakhili datang ke
spanyol pada tahun 755 M.
5
b. Periode kedua (755-912 M)
Pada masa ini spanyol diperintah oleh seorang amir (panglima atau
gubernur) tetapi tindak tunduk kepada pusat pemerintahan yang ketika itu
dipegang oleh khalifah 8 Abbasiyah di Bghdad. Amir yang pertama adalah
Abdurrahman I yang memasuki spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar al-
Dakhil (yang masuk spanyol). Ia berhasil mendirikan Dinasti Bani Umayyah di
spanyol. Penguasa-penguasa spanyol pada periode ini adalah Abdurrahman al-
Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abd al Rahman al Ausath, Muhammad Ibnu Abd al
Rahman, Munzir Ibnu Muhammad, dan Abdullah Ibnu Muhammad.
Pada periode ini umat islam spanyol mulai memperoleh banyak kemajuan,
baik dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban. Abd rahman al-
Dakhil mendirikan masjid kordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar
spanyol. Adapun Abd.Al Rahman al Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta
ilmu. Akhirnya, kegiatan ilmu pengetahuan di spanyol kian berkembang.
Gangguan politik serius yang terjadi pada periode ini justru datang dari umat
islam sendiri.
Pada periode ini , spanyol diperintah oleh seorang pimpinan yang bergelar
khalifah. Khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode ketiga ini ada
tiga orang, yaitu Abd Rahman al Nasir (912-961), Hakam II (961-976), dan
Hisyam II (976-1009 M).
6
Pemerintah terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada
periode ini umat islam spanyol kembali memasuki masa pertikaian internal. Jika
terjadi perang saudara, ada pihak-pihak tertentu yang meminta bantuan kepada
raja-raja Kristen. Karena menyaksikan kekacauan dan kelemahan yang menimpa
keadaan politik islam, maka orang-orang Kristen pada periode ini mulai
mengambil inisiatif penyerangan untuk pertama kalinya. Akibat fatalnya,
kekuatan islam diketahi mulai menurun dan tiba saatnya untuk dihancurkan.
7
f. Periode ke enam (1248-1492)
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam
telah mencapai kejayaan. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan
pengaruhnya membawa Eropa dan dunia, kepada kemajuan yang lebih kompleks.
1. Kemajuan Intelektual
A. Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian
dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan
yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat
terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M
selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn
Abdurrahman (832-886 M).Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya
ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova
dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad
sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh
para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk
melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
8
B. Sains
C. Fiqih
9
E. Bahasa dan Sastra
10
tembok Toledo, istana al-Makmun, masjid Seville, dan istana al-Hamra di
Granada.
11
adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M.; tiga puluh tahun
setelah wafatnya Ibn Rushd. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18
buah universitas. Di universitas-universitas itu, ilmu yang mereka peroleh dari
universitasuniversitas Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan
filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran Al-
Farabî, Ibn Sinâ dan Ibn Rushd.
12
Kemajuan umat Islam di bidang sains dan teknologi harus direbutnya kembali
dengan banyak belajar dari Barat sebab harus diakui bahwa pemegang kendali
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berada di tangan para
ilmuwan Barat. Namun demikian, tentu saja ilmu pengetahuan dan teknologi yang
kita bagun harus senantiasa mempertimbangakan prinsip-prinsip Islam.
13
gerakan fuqaha yang ingin menggulingkan kekuasaan Hakam dan ini melatari
terjadinya pemberontakan di Cordova (Ali, 1996: 304).
14
2. Pribadi dan Kepemimpinan Khalifah
15
saudaranya terdahulu. Ia tidak memiliki kecakapan dan keahlian yang diperlukan
bagi jabatannya, Ia haus kebesaran dan kekuasaan. Ia sedemikian cepat
memamerkan lambanglambang kebesaran khilafah untuk dirinya. Dan menuntut
khalifah Hisyam II untuk menunjuk dan mengumumkannya sebagai khalifah
sepeninggalnya kelak. Tuntutannya diperkenankan begitu saja oleh khalifah
Hisyam II. Akibatnya kalangan istana menjadi marah yang membawa terjadinya
kudeta dan khalifah Hisyam II ditahan. Tetapi kemudian dapat meloloskan diri
dan lari ke kota Malaga (Sou’yb, 1977: 159).Ketidakmampuan penguasa dan
khalifah memelihara stabilitas politik dan pemerintahahn menjadikan para
penguasa di tingkat wilayah seperti propinsi, mulai tidak percaya pada kekuasaan
khalifah dan mengambil sikap melepaskan diri dari kekhalifahan yang berpusat di
Cordova, akibatnya berdirilah dinasti-dinasti kecil yang dikenal dengan Muluk al
Tawaif atau reyes de taifas (Hitti, 1974: 537).
16
Castile sebagai imbalan atas bantuan Alfonso kepada Umar ketika ia menghadapi
al Murawiyah (Bosworth, 1993: 36). Terjadinya persaingan antara dinasti-dinasti
kecil merupakan kesempatan emas bagi penguasa Kristen melakukan politik adu
domba, akibatnya mereka saling berperang. Kemudian penguasa Kristen
memberikan bantuan kepada pihak yang memerlukan bantuan. Permintaan
bantuan dari dinasti Islam kepada penguasa Kristen merupakan suatu kesalahan
besar dan fatal, karena kelemahan Islam dapat diketahui secara langsung,
sehingga memudahkan penguasa Kristen mencaplok daerah kekuasaan Islam satu
persatu, sampai akhimya Islam hilang dari daratan Spanyol.
4. Kesulitan Ekonomi
Keadaan ekonomi juga dapat menentukan maju mun dur nya suatu negara.
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol pembangunan kota dan pengembangan
ilmu pe nge tahuan sangat gencar dan serius, sehingga lalai mem bi na
perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang sa ngat mempengaruhi
kondisi politik dan militer (Yatim, 1994: 108). Di samping itu pasukan muslim
yang menyita harta milik orang-orang kaya di Spanyol dan kekayaan para raja
dan pejabat negara, tidak mengembangkan kekayaan tersebut secara baik,
akibatnya pendapatan negara merosot. Kemudian lebih parah lagi setelah
munculnya khalifah yang lemah yang tidak lagi memperhatikan kemaslahatan
rakyatnya, tetapi bergelimang dalam kemewahan dan hanya ingin bersenang-
senang semata. Akhirnya penghasilan negara terkuras untuk kepentingan khalifah.
Belum lagi biaya yang dikeluarkan untuk membiayai peperangan untuk
menumpas kerusuhan-kerusuhan.
1. Konflik Islam-Kristen
17
Muslim Spanyol tidak berhenti dari pertentangan antara pihak Muslim dengan
pihak Kristen. Semenjak abad XI kekuatan Kristen mulai bertambah kuat,
sementara umat Islam mulai mengalami kemunduran. Ini. akibat kebijaksanaan
para khalifah ketika menguasai Spanyol tidak melakukan Islamisasi secara
sempurna, tetapi mereka membiarkan orang-orang Kristen mempertahankan
hukum dan tradisi mereka asal tetap membayar upeti dan tidak melakukan
perlawanan bersenjata (Yatim, 1994: 107).
Di bawah kekuasaan Bani Ahmar, Granada dapat bertahan selama dua abad
lebih. Tapi pada tahun 1469 M, kerajaan Aragon dan Castilia bersatu menyerang
Islam di Granada, sehingga pada tanggal l Januari 1492, Granada dikepung dan
ditaklukkan oleh penguasa Kristen (Hitti, 1974: 555). Dengan jatuhnya Granada
ke tangan Kristen, maka Islam sebagai kekuatan politik dan agama hilang dari
daratan Spanyol. Dan pada tahun 1609, raja Philip III menguasai secara paksa
orang-orang Islami di Spanyol dengan dua pilihan, masuk Kristen atau keluar dari
Spanyol (Nasution, 1985: 82).
18
2. Faktor Geografis
19
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
21