Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

PERADABAN MUSLIM DAN RENAISSANCE BARAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Sejarah Peradaban Islam

SEJARAH PERADABAN ISLAM

Dosen Pebimbing : Ust. Dr. Subur Wijaya, M.Pd.I

Oleh :

DISUSUN OLEH

Ghulam Mubarok
Fikri Rahman

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI KULLIYATUL QUR’AN AL-HIKAM DEPOK
Jl. H. Amat, No.21, RT.06/RW.01, Kukusan, Beji, Kota Depok, Jawa Barat,
16425
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الر حمن الر حيم‬

Puji Syukur mari kita panjatkan kepada kehadirat Allah S.W.T atas
limpaham rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “PERADABAN ISLAM DAN
RENAISSACE EROPA”. Sholawat serta salam tidak lupa kami sampaikan
kepada Nabi Agung Muhammad S.A.W

Makalah yang berjudul “PERADABAN ISLAM DAN RENAISANCE


EROPA”. Di ajukan guna memenuhi mata kuliah Sejarah Peradaban
Islam. Maka dari itu, dengan terselesainya penyusunan makalah ini.
Penyusunan ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu memfasilisitasi, memberi masukan dan mendukung
penulisan makalah ini. Semoga jasa-jasa mereka di balas oleh Allah S.W.T
dengan ganjaran yang berlimpah.

Meskipun terselesainya makalah ini, namun itu tidak menutup


kemungkinan bahwa masih ada banyak keurangan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu. Penyusun berharap sangat kritik dan saran
yang konstruktif dari pembaca sekian.

Akhirnya penyusun berharap makalah ini dapat menambah Khazanah


keilmuan masyarakat.

Depok, 20 September 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................... 1


DAFTAR ISI ............................................................... 2
BAB I........................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................... 1
A. Peradaban dan Realitas Situasi Eropa ................ 2
B. Eropa dan Doktrin Agamanya ............................ 8
C. Persinggungan Peradaban Islam Dengan Tradisi
Eropa................................................................... 10
D. Konflik Islam dan Eropa (periodesasi perang salib)
14
E. Analis Internal dan Eksternal Kekalahan Umat
Islam ................................................................... 16
Faktor internal umat islam .................................. 16
F. Nalar Kebangkitan (renaissans) Barat .............. 22
G.Fenomena Keterpurukan Umat Muslim Sebab
Imperialisme Atas Dunia Islam ............................ 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................... 1

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran di daerah


Semenanjung Arab, bangsa-bangsa Eropa justru mulai bangkit dari
“tidurnya yang panjang”, yang kemudian dikenal sebagai Renaissance.
Kebangkitan tersebut bukan hanya dalam bidang politik, yaitu dengan
keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia
lainnya, melainkan juga dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Harus
diakui bahwa bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan
negara-negara baru Eropa. Akan tetapi, kemajuan Eropa tidak dapat
dipisahkan dari peran Islam saat menguasai Spanyol.1

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana Peradaban Islam dan Situasi Eropa


b. Bagaimana Eropa dan Doktrin Agamanya
c. Bagaimana Persinggungan Peradaban Islam Dengan Tradisi Eropa
d. Bagaimana Konflik Islam dan Eropa (periodesisasi perang salib)
e. Bagaimana Analisis internal dan eksternal kekalahan umat Islam
f. Bagaimana Nalar Kebangkitan (Renaissance) Barat
g. Bagaimana Fenomena Keterpurukan umat muslim Sebab-Sebab
imperialisme atas dunia Islam.

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk Mengetahui Perkembangan Agama Islam di Eropa


b. Untuk Mengetahui Sejarah Peradaban Islam & Renaissance
c. Untuk Mengetahui Perkembangan Kebudayaan dan Ilmu
Pengetahuan Setelah Islam Masuk ke Eropa

1
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Kencana, Jakarta, 2005.hlm. 109.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peradaban dan Realitas Situasi Eropa

Dalam sejarah ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, tanah Spanyol


lebih banyak di kenal dengan nama Andalusia yang di ambil dari sebutan
tanah Semenanjung Liberia. Julukan Andalusia berasal dari kata Vandalusia,
yang artinya negeri bangsa Vandal, karena bagian selatan tanah
Semenanjung ini pernah dikuasai oleh bangsa Vandal sebelum mereka di
kalahkan oleh bangsa Gothic Barat pada abad V. Daerah ini di kuasai oleh
Islam setelah penguasa Bani Umayyah merebut tanah semenanjung ini dari
bangsa Gothic Barat pada masa Khalifah Al- Walid ibn Abdul Malik.2

Islam masuk ke Spanyol (Cordova) pada tahun 93 H (711 M) melalui


jalur Afrika Utara di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad, yang memimpin
angkatan perang islam untuk membuka Andalusia.3 Sebelum penaklukan
Spanyol, umat Islam sudah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya
sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Bani Umayyah. Penguasa sepenuhnya
atas Afrika Utara terjadi pada zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M) yang
mengangkat Hasan Ibn Nu’man Al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu.

Pada masa Khalifah Al-Walid, Hasan Ibn Nu’man di gantikan oleh Musa Ibn
Nushair. Pada zaman Al-Walid, Musa Ibn Nushair memperluas wilayah
kekuasaannya dengan menduduki AlJazair dan Maroko. Penaklukan atas
wilayah Afrika Utara dari pertama kali di kalahkan sampai menjadi salah

2
Ibid., Siti Maryam, dkk., hlm.69.
3
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, hlm. 110.

2
satu provinsi dari Khalifah Bani Umayyah menghabiskan waktu selama 53
tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah Ibn Abi
Sufyan) sampai tahun 83 H (masa Al-Walid).4 Sebelum dikalahkan dan
dikuasai Islam, di kawasan ini terdapat kantong-kantong yang menjadi basis
kekuasaan Kerajaan Romawi, yaitu Kerajaan Gothic.

Dalam proses penaklukan Spanyol, terdapat pahlawan Islam yang


dapat dikatakan paling berjasa dalam memimpin satuan-satuan pasukan ke
sana. Mereka adalah Tharif Ibn Malik, Thariq Ibn Ziyad, dan Musaa Ibn
Nushair. Tharif disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat
yang berada di antara Maroko dan benua Eropa dengan satu pasukan perang.
Sekitar 500 orang di antaranya adalah tentara tentara berkuda, yang menaiki
4 buah kapal yang di sediakan oleh Julian. Ia menang dan kembali ke Afrika
Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit. Didorong oleh
keberhasilan Tharif Ibn Malik dan kemelut yang terjadi dalam tubuh
Kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan
yang besar untuk memperoleh harta rampasa perang, Musa Ibn Nushair pada
tahun 771 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang di bawah
pimpinan Thariq Ibn Ziyad.5

Thariq Ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol


karena pasukannya lebuh besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri
atas sebagian besar suku Barbar yang di dukung oleh Musa Ibn Nushair dan
sebagian lagi orang Arab yang di kirim Khalifah Al-Walid. Pasukan itu
kemudian menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq Ibn Ziyad.6 Sebuah
gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan
menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq).
Dengan dikuasainya daerah ini, terbukalah pintu secara luas untuk memasuki
Spanyol. Dalam pertempuran di Bakkah, Raja Roderick dapat di kalahkan.

4
A. Syalabi, Sejarah dan kebudayaan Islam, Jilid 2,Pustaka Alhusna, Jakarta, 1983, hlm. 154.
5
Philip K. Hitti, History of The Arab, Macmillan Press, London, 1970, hlm. 493.
6
Carl, Brockelmann, History of The Islamic Peoples, Rodledge & Kegan Paul, London,1980,
hlm.83.

3
Dari sana, Cordova, Granada, dan Toledo (ibu kota Kerajaan Goth saat itu).7
Sebelum menaklukan kota Toledo, Thariq meminta tambahan pasukan
kepada Musa Ibn Nushair di Afrika Utara. Lalu, dikirimlah 5.000 personel,
sehingga jumlah pasukan Thoriq mencapai 12.000 oarang. Jumlah ini tidak
sebanding dengan pasukan Ghothic yang berjumlah 25.000 orang.8 Islam
pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 771 M melalui jalur Afrika Utara.
Spanyol sebelum kedatangan Islam dikenal dengan nama lberia/ Asabania,
kemudian disebut Andalusia, ketika negeri subur itu dikuasai bangsa Vandal.
Dari perkataan Vandal inilah orang Arab menyebutnya Andalusia.9

Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam menguasai Afrika Utara dan


menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani Umayyah.
Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah
Abdul Malik ( 685-705 M ). Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan Ibn
Nu’man al-Ghossani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa Khalifah al-
Walid, Hasan Ibn Nu’man sudah di gantikan oleh Musa Ibn Nushair. Di
zaman al-Walid itu, Musa Ibn Nushair memperluas wilayah kekuasannya
dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan
penaklukan daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-
pegunungan sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan
membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan
sebelumnya.10

Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu dari pertama kali


dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari Khalifah Bani Umayyah
memakan waktu sampai 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H ( masa
pemerintahan Muawiyah Ibn Abi Sufyan) sampai 83 H (masa al-Walid ).
Sebelum di kalahkan kemudian di kuasai Islam, di kawasan ini terdapat

7
Op. Cit.,A. Syalabi, hlm. 161.
8
Op. Cit.,Philip K. Hitti, hlm. 628.
9
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan(KDT), Ensiklopedia Mini Sejarah Dan
Kebudayaan Islam.
10
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Cet.II; Jakarta: Amzah, 2010), h.162.

4
kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu
kerajaan Gothic. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan
Islam yang dapat di katakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan
kesana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn
Nushair. Tharif ibn Malik dapat di sebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia
menyeberangi selat yang ada diantara Maroko dan benua Eropa itu dengan
satu pasukan perang lima ratus orang di antaranya adalah tentara berkuda,
mereka menaiki empat buah kapal yang di sediakan oleh Julian. Ia menang
dan kembali ke Afrika Utara dengan membawa harta rampasan yang tidak
sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang
terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat
itu, serta serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan
perang, Musa ibn Nushair pada tahun 771 H mengirim pasukan ke Spanyol
sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.11

Kemenangan pertama yang diraih oleh Thariq ibn Ziyad membuka


jalan untuk menaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Musa bin Nushair pun
melibatkan diri untuk membantu perjuangan Thariq. Selanjutnya, keduanya
berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian
utarannya, mulai dari Saragosa sampai Navarre.12

Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa


pemerintahan Khalifah Umar ibn Abdil Aziz tahun 99H/717 M, dengan
sasaranya daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis Selatan.
Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum Muslim yang gerakannya
dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol
dan melebar jauh ke Prancis Tengah serta bagian-bagian penting dari Italia.13
Kemenangan-kemenangan yang dicapai oleh umat Islam dalam menguasai

11
Philip K. Hitti, History of The Arabs, h. 628
12
Op. Cit., Carl, Brockelmann, hlm.14.
13
Bertol Spuler, The Muslim World: A Hisrorical Survey, E. J. Bril, Leiden, 1960, hlm. 100.

5
Spanyol tidak terlepas dari beberapa faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor
internal.

Faktor eksternal adalah kondisi yang terdapat didalam negeri Spanyol. Pada
masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan
ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik.
Wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi dalam beberapa negeri
kecil. Bersamaan dengan itu, penguasa Gothic bersikap toleran terhadap
aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi
terhadap penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang
merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut
agama Kristen. Mereka yang tidak bersedia disiksa dan dibunuh secara
berutal. 14 Rakyat dibagi-bagi kedalamam sistem kelas, sehingga keadaannya
diliputi oleh kemiskinan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak.
Dengan situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru
pembebas. Mereka menemukan juru pembebas dari orang Islam.15 berkenan
dengan itu, Ameer Ali, seperti dikutip oleh Imamuddin, mengatakan bahwa
ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati segi kenyamanan dalam segi
material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan, tetangganya di jazirah
Spanyol berada dalam keadaan yang menyedihkan dibawah kekuasaan
tangan rezim penguasa Visighotic. Pada sisi lain, kerajaan berada dalam
kemelut yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat.16 Akibat
perlakuan keji, koloni-koloni Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat
perlawanan dan pemberontakan. Perpecahan dalam negeri Spanyol banyak
membantu keberhasilan campur tangan Islam pada tahun 711 M. Perpecahan
itu sangat banyak coraknya dan sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic

14
Thomas W. Arnold, Sejarah Da’wah Islam, Wijaya, Jakarta, 1983,hlm.118.
15
Mahmudunnasir, Islam Its Concept & History, Kitab Bravan, New Delhi, 1981,hlm.214.
16
S.M. Imaduddin, Muslim Spain: 711-1492A.D,E.J.Brill, Leiden, 1981, hlm.9.

6
berdiri. Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat.
Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan
lumpuh. Padahal, sewaktu Spanyol berada dibawah pemerintahan Romawi,
berkat kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian juga,
pertambangan, industri, dan perdagangan karena didukung oleh sarana
transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol berada kesejahteraan
masyarakat menurun. Sebab, hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa
digarap, beberapa pabrik ditutup, dan antara satu daerah dengan daerah lain
sulit dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan.17

Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan disebabkan oleh


keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa
pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam.

Awal kehancuran Kerajaan Ghot ketika Raja Roderick memindahkan


ibu kota negaranya dari Sevilla ke Toledo. Sementara itu, Witiza, yang saat
itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo, diberhentikan. Keadaan ini
memancing amaarah dari Oppas dan Achila, kakak dan anak Witiza.
Keduanya bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick.
Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum Muslim.
Sementara itu, terjadi pula konflik antara Roderick dengan Ratu Julian,
mantan penguasa Afrika Utara dan mendukung usaha umat Islam untuk
menguasai Spanyol. Julian bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal
yang dipakai oleh Tharif, Thariq, dan Musa.18

Hal menguntukan tentara Islam lainnya adalah tentara Roderick


terdiri atas para budak yang tertindas dan tidak lagi mempunyai semangat
perang. Selain itu, orang Yahudi yang selama ini tertekan, mengadakan
persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslim.19

17
S.M. Imamuddin, Muslim Spain: 711-1492 A.D, hlm.13.
18
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, hlm.13.
19
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, hlm. 158.

7
Pada pertengahan abad-9, stabilitas negara terganggu dengan
munculnys gerakan Kristen fanatik yang mencari ke-sahid-an (Martyrdom).
Gangguan politik yang paling serius pada priode ini datang dari umat Islam.
Golongan pemberontak di Toledo pada tahun 825 M, membentuk negara kota
yang berlangsung selama 80 tahun. Di samping itu, sejumlah orang yang tidak
puas membangkitkan revulusi. Salah satunya adalah pembrontakan yang
dipimpin oleh Hafsun dan anaknya yang berpusat di pegunungan dekat
Malaga. Sementara itu, perselisihan antara orang-orang Barbar dengan
orang-orang Arab masih sering terjadi.20

B. Eropa dan Doktrin Agamanya

John Calvin, dan Doktrin Teologi Agama. Dilahirkan di Kota Noyon,


Prancis, pada 1509. Dia dilahirkan pada keluarga terpandang dan menerima
pendidikan dengan baik. Setelah lulus dari Collegge The Maontaigu di paris,
John Calvin melanjutkan pendidikannya di Universitas Orleans untuk
mempelajari ilmu hukum. Ia pun belajar mengenai hukum di Bourges.

Ketika Martin Luther melakukan penentangan terhadap Gereja dan


mengumumkan reformasi protestan, John Calvin baru berusia 18 tahun. John
Calvin di besarkan secara Katolik, namun ia beralih ke Protestan ketika
usianya masih muda. Untuk menghindari hukuman yang sewaktu-waktu akan
menimpanya, John Calvin memilih untuk meninggalkan Paris dan berkelana
ke berbagai tempat. Kemudia ia tinggal dan mempelajari teologi secara
intensif di Basel, Swiss, di bawah bimbingan pseudonim. Pada 1536, ketika
berusia 17 tahun, John Calvin menerbitkan sebuah tulisan berjudul
“Institutes of the Christian Religion”. Bukunya itu merangkum inti ajaran
Protestan dan ditampilkan dalam bentuk yang sistematis. Bukunya itu

20
Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, hlm. 111.

8
menjadi salah satu karya yang banyak dibaca oleh masyarakat dan sangat
terkenal pada masanya.

Tahun 1538, John Calvin mengunjungi Genewa, Swiss, tempat


perkembangan Protestan dengan cepat dan kuat di wilayah Eropa. Di sana ia
diminta untuk menjadi guru dan pemimpin komunitas Protestan. Namun tak
lama setelahnya konflik mulai muncul antara pengikut John Calvin dengan
rakyat Genewa. Sebagai pemimpin komunitasnya, John Calvin dipaksa untuk
meninggalkan Genewa. Tapi pada tahun 1541, ia diundang kembali ke
Genewa untuk menjadi pemimpin agama dan pemimpin politik setelah
meredanya konflik negeri di negeri itu.

Di bawah pimpinan John Calvin, Genewa menjadi pusat Protestan di Eropa.


Ia pun mencoba menyebarkan ajaran Protestan ke beberapa negara, terutama
Prancis. Salah satu hal yang dilakukan John Calvin ketika memimpin Genewa
adalah membuat seperangkat peraturan gereja untuk gereja reformasi di
sana. Peraturan yang dibuatnya itu menjadi dasar bagi peraturan di banyak
gereja reformasi di Eropa. Selama di Genewa, John Calvin menulis berbagai
tulisan mengenai agama dan memberikan banyak kuliah mengenai teologi dan
injil.

Genewa menjadi tempat yang keras dengan aturan agama yang ketat
di bawah pimpinan John Calvin. Tidak hanya pelacuran dan perzinahan yang
dianggap sebagai tindakan kriminal serius, tetapi perjudian, minuman keras,
tarian, dan nyanyian lagu kasar juga dilarang. Jika ada yang melanggar
seluruh aturan yang dibuatnya maka ia akan diganjar dengan hukuman yang
serius. Kehadiran di gereja pada waktu yang telah ditentukan diwajibkan
secara hukum sehingga tidak ada yang boleh mangkir.

Pengaruh penting John Calvin bukan pada kegiatan politiknya, tetapi


lebih pada ideologi yang dia sebarkan. John Calvin memberikan pengaruh
yang besar pada dunia. Doktrin teologisnya telah banyak diterima oleh
masyarakat dan membuat lebih banyak pengikut dibandingkan dengan

9
Martin Luther. Para pengikut Calvinis tersebar di Swiss, Belanda, Polandia,
Hungaria, Jerman, Inggris, dan Skotlandia. Pengaruhnya di berbagai negara
telah melebih pengaruh Martin Luther pada masanya.

Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa doktrin-doktrin


yang diajarkan oleh John Calvin merupakan faktor utama dalam penciptaan
etika kerja Protestan, yang menjadi faktor kebangkitan kapitalisme. Pendapat
tersebut mungkin tidak sepenuhnya benar, namun dalam beberapa praktik
yang diajarkan oleh John Calvin memang mengarah pada praktik
kapitalisme.21

C. Persinggungan Peradaban Islam Dengan Tradisi Eropa

Peradaban Islam di mulai dengan tradisi Ilmu atau tafaqquh fid din
secara terus-menerus. Mulai dari turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad
S.A.W. Proses iteraksi dan indeasi antara Individu dan masyarakat senantiasa
didasarkan pda wahyu. Ini bahwa ilmu tidak hanya dalam pikiran semata aka
tetapi mewujud dalam sebuah aktifitas, baik berupa amal infiradi maupun
amal jama’i. Dari sinilah lahir komunitas Ilmiah yang mana oleh sebagian
ahli sejarah disebut Ahlus Suffah. Di lembaga pendidikan pertama inilah
kandungan wahyu dan hadits-hadits Nabi di kaji dalam kegiatan belajar
mengajar yang efektif. Meski materiya masih sederhana tapi karena obyek
kajianya tetap berpusat pada wahyu, yang betul-betul luas dan kompleks.
Materi kajiannya tidak dapat disamakan dengan materi diskusi speklatif di
lonia, yang menurut orang Barat merupakan tempat kelahiran tradisi
intelektual Yunani dan bahkan Kebudayaan barat (the cradle of western

21
Hart, Michael H. 2016. 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia. Jakarta : Noura.

10
civilization). Hasil dari kegiatan ini memunculkan alumni-alumni yang
menjadi pakar dalam hadits Nabi, seperti Abu Hurairah, Abu Dhar Al-
Ghifari, Salman Al-Farisy, Abdullah Ibn Mas’ud dan lain-lain. Ribuan hadits
telah berhasil di rekam oleh anggota sekolah ini. Kegiatan pengkajian wahyu
dan hadits kemudian dilanjutkan oleh generasi berikutnya dalam bentuk lain.

Tidak lebih dari dua abad lamanya, telah muncul ilmuan-ilmuan


terkenal dalam berbagai bidang studi keagamaan, seperti Qodi Surayh (w.80
H/699 M). Muhammad Ibn al-Hanafiyah (w. 81 H/700 M), Umar Ibn Abdul
Aziz (w.102 H/720 M), Wahb Ibn Munabih (w.110,114 H/719,723 M), Hasan
al-Basri (w.110 H/728 M), Ja’far al-Shadiq (w.148/765), Abu Hanifah (w.
150/767), Malik Ibn Anas (179/796), Abu Yusuf (w.182/799), al-Syaf’i
(w.204/819), dan lain-lain. Islam adalah sebuah peradaban yang memadukan
aspek dunia dan aspek akhirat, aspek jiwa dan aspek raga. Ia bukan
peradaban yang meninggalkan materi. Pada titik inilah, tradisi ilmu dalam
Islam berbeda dengan tradisi ilmu pada masyarakat Barat yang berusaha
membuang agama dalam kehidupan mereka. Dalam tradisi ilmu dalam Islam,
Ilmuan yang dzalim dan jahat harus dikeluarkan dari daftar ulama. Dia
masuk dalam kategori fasik dan ucapannya pantas diragukan kebenarannya
. sebab ilmu harus menyatu dengan amal. Inilah yang ditunjukkan oleh
sahabat-sahabat Nabi seperti Abu Bakar ‘Utsman, Ali (radhiyallahu
‘anhum) dan lain-lain.

Tradisi keilmuan tersebut kemudian berlanjut dari generasi ke


generasi, dari abad ke abad dan mengalami puncak perkembangan dan
keemasannya antara abad ke-7 M sampai pada abad ke-12 M. Pada saat itu
telah lahir intelektual-intelektual muslim di bidang sains dan teknologi, seperti
Al khawarizmi, ‘Bapak Matematika’ Muslim (w. 780 M) yang namanya
dikenal didunia Barat dengan Algorizm, Ibnu Sina ‘Bapak Kedokteran
Muslim’ yang dikenal dengan sebutan Aviecena. Ibnu Sina sebelum meninggal
telah menulkis kitab sejumlah kurang lebih 276 karya. al Qonun fi al Tibb
telah diterjemahkan kedalam bahasa Latin di Toledo, Spanyol pada abad ke-

11
12. Buku ini juga telah dijadikan rujukan utama di Universitas-Universitas
Eropa sampai abad ke-17. (Diktat Matakuliah Adnin Arnas) keadaan Eropa
pada abad pertengahan sungguh dalam kondisi yang terbelakang. Dr.
Muhammad Sayiid Al Wakil menukil perkataan seorang penulis Amerika
yang menggambarkan keadaan Eropa pada masa itu, “jika matahari telah
terbenam, seluruh kota besar Eropa terlihat gelap gulita. Disisi lain, Cordova
terang benderang disinari lampu-lampu umum. Eropa sangat kumuh,
sementara dikota Cordova telah dibangun seribu WC umum. Eropa sangat
kotor, sementara penduduk Cordova sangat concern dengan kebersihan.
Eropa tenggelam dalam lumpur, sementara jalan-jalan Cordova telah mulus.
Atap istana-istana Eropa sudah pada bocor, sementara istana-istana
Cordova dihiasi dengan perhiasan yang mewah. Para tokoh Eropa tidak bisa
menulis namanya sendiri, sementara anal-anak Cordova sudah mulai masuk
sekolah. 22

Persentuhan Eropa dengan peradaban Islam telah memberikan


pegaruh luar biasa terhadap kehidupan mereka. Pengaruh terpenting yang
diambil Eropa dari pergaulannya dengan umat Islam adalah semangat untuk
hidup yang dibentangkan dibentangkan oleh peradaban dan ilmu Islam.
Keterpengaruhan Eropa pada peradaban Islam itu bersifat menyeluruh.
Hampir tidak ada satu sisi pun dari berbagai sisi kehidupan Eropa yang tidak
terpengaruh oleh peradaban Islam.23

Hamid Fahmi Zarkasyi menjelaskan dalam bukunya bahwa hakekat


dari peradaban Barat Modern adalah periode sejarah peradaban Barat yang
persisnya terjadi saat kebangkitan masyarakat Barat dari abad kegelapan
kepada periode pencerahan, abad industri dan abad ilmu pengetahuan.
Periode ini didahului oleh zaman yang disebut dengan Zaman Penterjemahan
(Translation Age) khususnya penterjemahan karya-karya Muslim dalam
bidang sains (1050-1150) dari bahasa Arab ke dalam bahasa Latin. Sebab itu,

22
Muhammad Sayyid al Wakil. Hlm, 321.
23
Muhammad Quthb, hlm.251.

12
Eugene Myers dengan tegas menyimpulkan bahwa salah satu faktor
terpenting kebangkitan Barat adalah penterjemahan karya-karya
cendekiawan Muslim.24

Pada abad XV muncul gerakan renaissance, yaitu gerakan pencerahan


atau diartikan sebagai gerakan kelahiran kembali (rebirth) sebagai manusia
yang serba baru. Pada abad pertengahan ini Barat telah berhasil keluar dari
Abad Kegelapan (Dark Ages) dan mengembangkan suatu pandangan hidup
baru (new worldview) yang mengantarkan mereka kepada abad pencerahan.
Gerakan ini pada akhirnya menghancurkan otoritas gereja. Setelah adanya
perjanjian Westphalia Agreement pada tahun 1648 maka kekuasan dan
otoritas paus dalam hal ini gereja jatuh. Sehingga akhirnya kekuasaan
diserahkan kepada negara masing-masing. Maka lahirlah Nation State yang
pada perjalanannya menjadi awal dari pemisahan negara dan agama yang
kemudian melahirkan Sekularisme.25 Dari sinilah kemudian ilmu yang
berkembang di Barat menjadi jauh dari nilai-nilai agama. Mereka
mengatakan bahwa ilmu bebas nilai (free value). Ilmu bersifat universal yang
tidak ada kaitannya dengan persoalan trancendent. Ilmu bisa dimiliki oleh
siapa saja, di mana saja dan untuk apa saja, meskipun bertentangan dengan
nilai agama atau norma. Oleh karena itu, ilmu di Barat jauh dari moralitas.
Ilmu di Barat hanya berorientasi pada aspek fisik dan menafikan metafisik.
Sebab sumber ilmu di Barat bertumpu pada panca indera dan akal (rasio)
semata.

Sebab itulah epistemologi Barat berangkat dari praduga-praduga, atau


prasangka-prasangka, atau usaha-usaha skeptis tanpa didasarkan pada
wahyu. Yang mengakibatkan lahirnya sains-sains yang hampa akan nilai-nilai
spiritual dan akhirnya seperti yang disimpulkan oleh Al Attas epistemologi
Barat tidak dapat mencapai kebenaran, apalagi hakekat kebenaran itu
sendiri. Yang kemudian memunculkan ilmuwan-ilmuwan yang skeptis dan

24
Hamid Fahmi Zarkasyi, hlm.5.
25
Hamid Fahmy Zarkasyi, hlm.4.

13
atheis seperti Rene Descartes (1596 – 1650), David Hume (1711 - 1776),
Immanuel Kant (1724 - 1804), dan lain-lain. Menurut Kant, metafisika adalah
hanya ilusi transenden belakang (a transcendental illussion).

D. Konflik Islam dan Eropa (periodesasi perang salib)

Perang salib (1092-1291) terjadi srbagai reaksi dunia Kristen di Eropa


terhadap dunia islam di Asia, yang sejak 632 M. dianggap sebagai pihak
“penyerang”, bukan saja di Siria dan Asia Kecil, tetapi juga di Spanyol dan
Sisilia. Disebut perang salib, karena ekspedisi militer Kristen mempergunakan
salib sebagai symbol pemersatu untuk menunjukan bahwa peperangan yang
mereka lakukan adalah peperangan suci dan bertujuan membebaakan kota
suci Baitulmakdis dari tangan orang islam.26

Penyebab langsung terjadinya perang salib adalah permintaan Kaisar


Alexius Connesus pada tahun 1095 kepada paus Urbanus II. Kaisar dari
Bizantium meminta bantuan dari Romawi karena daerah yang tersebar
sampai ke pesisir Laut Marmora dibinasakan oleh bani Saljuk. Bahkan, Kota
Konstatinopel diancamnya pula. Adanya permintaan I I, Paus melihat
kemungkinan untuk mempersatukan (gereja Yunanni dengan Romwi yang
terpecah tahun 1009-1054).27

Penyebab lainnya adalah factor ekonomi social. Para pedagang besar yang
berada di pantai timur Laut Tengah, terutama yang berada di kota Venezia
,Ganoa, dan Pisa, berambisi untuk menguasai sejumlah kota dagang di
sepanjang pantai timur dan selatan Laut Tengah untuk memperluas jaringan
perdagangan mereka. Untuk itu, mereka rela menanggung sebagian dana
perang salib dengan maksud menjadikan kawasan itu sebagai pusat
perdagangan mereka bila Kristen Eropa memenangkan peperangan.

Perang salib bagi orang Kristen juga merupakan jaminan untuk masuk
surga walaupun pada masa lalunya memiki banyak dosa, karena dianggap
sebagai pahlawan agama.

PERIODESASI PERANG SALIB

26
Phillip K. hitti op, cit hlm. 635.
27
ibid,. hlm 636.

14
Phillip K. Hitti menyederhanakan periodesasi dal tiga periode. Pertama,
masa penaklukan (1009-1144); kedua, masa timbulnya reaksi kaum muslimin
(1144-1192); dan ketiga, masa perang saudara kecil-kecilan yang berakhir
sampei 1291 M.

Periode pertama, disebut periode penaklukan. Jalinan kerja sama Kaisar


Alexius I dan paus Urbanus II berhasil membangkitkan semangat umat
Kristen, terutama akibat pidato paus Urbanus di Clermont (Perancis Selatan),
26 november 1095. Pidato tersebut membuat orang Kristen, mendapat
suntikan untuk mengunjungi kuburan suci. gerakan ini dipimpin oleh Pierre
I’ernite, gerakan ini sebagai gerakan rakyat jelata yang tidak memiliki
pengalaman perang, tidak disiplin, dan tanpa persiapan. Mereka membuat
keonaran ketika jalan menuju konstatinopel, merampok, dan terjadi
bentrokan dengan penduduk Hongaria dan Bizantium. Akhirnya, dengan
mudah, pasukan salib dikalahkan oleh bani Sljuk.

Pasukan salib berikutnya dipimpin oleh Godfrey of Bouillon. Gerakan ini


teroganisasi dengan rapi. Mereka berhasil menduduki kota Palestina pada 7
juli 1099. Pasukan ini melakukan pembantaian besar-besaran terhadap umat
islam tanpa membedaka laki-laki dan wanita, anak-anak dan dewasa, serta
tua dan muda, dan membumi hanguskan bangunan milik umat islam.

Kemenangan pasukan salib pada periode ini mengubah peta dunia islam
dan berdirinya kerajaan Latin-Kristen di timur, seperti kerajaan
Baitulmakdis (1099) di bawah pimpinan raja Godfrey, Edessa (1099) di bawah
raja Baldwin, dan Tripoli (1099) di bawah kekuasaan raja Reymond.28

Periode kedua, disebut priode reaksi umat islam (1144-1192). Jatuhnya


beberapa wilayah kekuasaan islam ke tangan kaum salib membangkitkan
kaum muslimin menghimpun kekuatan untuk menghadapi mereka. Di bawah
komando Imaduddin Zangi, Gubernur Mosul, kaum muskimin bergerak
maju membendung serangan pasukan salib. Bahkan mereka berhasil merebut
kembali Allepo dan Edessa (1144).

Kemenangan kaum muslimin ini, terutama setelah munculnya Salahuddin


Yusuf Al-Ayyubi di Mesir yang berhasil membebaskan Baitulmakdis pada 2
oktober 1187. Keberhasilan umat islam ini telah membangkitkan kaum salib
untuk mengirim ekspedisi militer yang lebih kuat. Ekspedisi ini di pimpin oleh

28
Dedi supriyadi, sejarah peradaban islam,. Hlm .173

15
raja besar Eropa, seperti Frederick I (Barbarossa, Kaisar Jerman), Richard I
(The Lion Hearted, Raja Inggris), dan Phillip II ( Agustus, Raja Perancis).

Dalam melanjutkan perjalanannya menuju ke Arce, Raja Phillip


berhadapan dengan pasukan Salahuddin, sehingga terjadi pertarungan
sengit. Namun akhirnya, pasukan Salahuddin memilih mundur dan
mengambil langkah untuk mempertahankan Mesir.

Dalam keadaan demikian, pihak Ricard dan Salahuddin sepakat untuk


melakukan gencatan senjata dan membuat perjanjian. Inti perjanjian damai
itu adlah daerah pedalaman akan menjadi milik umat islam dan umat Kristen
yanf ingin berziarah ke Baitulmakdis akan terjamin keamanannya. Adapun
daerah pesisir utara, Arce, dan Jaita berada di bawah tentara salib.

Periode ketiga (1193-1291) lebih dikenal dengan periode perang saudara


kecil-kecilan atau periode kehancuran di dalam perang salib. Hal ini
disebabkan oleh ambisi politik untuk memperoleh kekuasaan dan sesuatu
yang bersifat materialistic daripada motivasi agama. Dalam periode ini
muncul pahlawan wanita dari kalangan kaum muslimin yang terkenal gagah
berani, yaitu Syajar Ad-Durr. Ia berhasil menghancurkan pasukan Raja
Louis IX dari Perancis serta menangkap raja tersebut. Bukan hanya itu, ia
mampu menunjukan kebesaran islam dengan membebasakan dan
mengizinkannya kembali ke negerinya, Perancis.29

E. Analis Internal dan Eksternal Kekalahan Umat Islam

Faktor internal umat islam

Faktor internal adalah yang terjadi dalam umat islam sendiri. Diantara
factor terjadinya yaitu:

29
Dedi supriyadi, sejarah peradaban islam., hlm. 174

16
1.KEMUNDURAN PEMIKIRAN UMAT ISLAM

Kemunduran pemikiran umat islam terjadi setelah ditutupnya pintu


ijtihad karena pertikaian yang terjadi diantara sesame umat islam dalam
masalah khilafiyah dangan pembatasan mazhab fikih pada imam empat saja,
yaitu mazhab Maliki, Hambali, Syafi’I, dan Hambali. Semetqara itu, bidang
teologi didominasi oleh pemikiran Asy’ariah dan bidang tasawuf didominasi
oleh pemikiran Al-Ghazali. Penutupan pintu ijtihad ini telah menimbulkan
efek negative yang sangat besar di mana umat islam tak lagi memiliki etos
keilmuan yang tinggi dan akal tidak diberdayakan dengan maksimal sehingga
yang dihasilkan oleh umat islam hanya sekedar pengulangan tulisan yang
telah ada sebelumnya tanpa inovasi yang diperlukan sesuai dengan kemajuan
zaman. Berkenaan dengan kemunduran pemikiran umat islam ini, para
pemikir islam di zaman modern dengan ide-ide pembaharuannya,
menyuarkan pentingnya dibuka kembali pintu ijtihad.

2. BERCAMPURNYA UNSUR DARI LUAR ISLAM KEDALAM ISLAM

Selain kemunduran pemikiran islam, yang menjadi latar belakang lahirnya


pemikiran modern dalam islam adalah bercampurnya agama islam dengan
unsur di luarnya. Pada masa sebelum abad ke-19 M., umat islam banyak yang
tidak mengenal agamanya dengan baik sehingga banyak unsur diluar islam
dianggap sebagai agama. Maka tercampurlah agama islam dengan unsur
asing yang terwujud dalam bid’ah, khufarat, dan takhayul. Satu hal yang
perlu di garis bawahi disini adalah factor eksternal adalah yang paling utama,
sedangkan factor internal, telah ada sebelum masa modern islam yang telah
lebih dahulu melatarbelakangi lahirnya pemikiran pembaharuan dalam
islam, karena pemikiran modern dalam islam tidak lain adalah kelanjutan
pemikiran pembaharuan pada masa klasik.30

3.AMBISI PERBEDAAN DAN FAHAM

Perbedaan pandangan dalam suatu agama, perbedaan mazhab adalah


suatu perbedaan yang Nampak dan nyata. Kemudian lahir pula perbedaan
ormas keagamaan. Walaupun satu aqidah yakni aqidah islam, namun
perbedaan sumber penafsiran dan penghayatan, kajian terhadap al-quran
dan al sunah terbukti mampu mendisharmoniskan intem umat islam.31

30
.Bahar, M.pemikiran modern islam dalam perspektif sejarah. Vol.17 No.2, 2013 hal:22
31
. Alfandi, M. PRASANGKA: Potensi pemicu konflik internal umat islam. Vol. 21, No. 1, 2013.
Hal:114

17
Jika kita teliti sebab timbulnya perbedaan serta sejauh mana batas-batas
perbedaan, sulit bagi kita untuk melakukannya, mengingat jumlahnya
banyak. Oleh karena itu inilah beberapa factor penyebab terjadinya
perbedaan.32

A. Fanatisme Arab
Ini adalah penyebab dari perbedaan yang memecah belah umat islam.
Islam sendiri dengan tegas memerangi fanatisme sebagaimana disebutkan
dalam QS. Al-Hujurat: 13;

“ wahai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kamu


sekalian laki-laki dan wanita serta kami ciptakan kamu sekalian
berbangsa-bangsa dan bergolongan agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang termulia diantara kamu disisi Allah adalah orang
yang paling bertakwa diantara kamu sekalian. Sesungguhnya Allah
maha mengetahui lagi maha mengenal”

Demikian pula sabda Rasulullah SAW: “bukan termasuk golonganku


orang yang menyeru kepada fanatisme”. Dan sabda beliau lagi: “setiap
kalian berasal dari Adam. Adam itu berasal dari tanah. Tidak ada
kelebihan diantara orang arab dan orang ajam (selain arab) kecuali
takwanya”

Pada masa Rasulullah SAW fanatisme itu tenggelam karena adanya


argumentasi yang jelas sampai pada masa kekhalifahan Usman bin
Affan ra. Kemudian pada akhir kekhalifan beliau fanatisme ini
kembali menguat. Penyebab utamanya adalah pengaruh dari pada
perbedaan dan perselisihan antara kaum khawarij serta kelompok
lain.

B. Perbedaan seputar kekhalifahan

Diantara sebab esensial yang menimbulkan perbedaan sudut


pandang politik adalah siapa yang berhak memegang khalifah Nabi
SAW untuk memerintahkan umat beliau. Perbedaan ini munculpersis
setelah Rasulullah wafat. Golongan Anshar mengatakan “kami telah
mendukung dan menolong kalian maka kami lebih pantas untuk

32
. ibid, hal:7

18
menjadi khalifah”. Golongan muhajirin berkata “kami lebih dulu
masuk islam, maka kami berhak menjadi khalifah”.

C. Adanya hubungan kaum muslimin dengan agama lain dan masuknya


mereka

Banyak pengikut agama terdahulu yang masuk islam. Mereka itu


adalah Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Dari agama yang lalu mereka
mempunyai berbagai pemikiran religious yang telah melekat dan
bahkan mendominasi perasaannya. Maka tidak aneh jika mereka
mempersiapkan hakikat islam denagn teologi lama mereka. Mereka
sebarkan pandangan pandangan itu dikalangan kaum muslimin
sebagaimana itu semuanya tersebar di kalangan agama mereka.
Kita harus mengakui bahawa di samping mereka masuk islam
hanya untuk merusak agamanya kaum muslimin dan menyebarkan
pemikiran-pemikiran sesat. Oleh karena itru, di jumpai segolongan
orang yang hanya menyebarluaskan nafsu hina, sebagaiman yang
dilakukan oleh kelompok zindik dan kelompok menyimpang lainnya.
Penyebab utama keluarnya sebagian besar kelompok ini dari
dienul islam dalah dulu bahwa dulu orang persi mempunyai wilayah
kekuasaan dan pengaruh yang luas diantara umat lain dan
memandang merekalah yang paling mulia sampai mereka menamakan
diri mereka kelompok mereka dan anak tuhan, sementara
menganggap manusia yang lainnya sebagai budak bagi mereka. Ketika
Negara mereka runtuh di tangan bangsa arab, padahal bangsa arab
adalah bangsa yang paling tidak diperhitungkan oleh bangsa persi,
maka masalah mereka semakin besar, semakin menumpuk pula
kekalahan mereka dan mereka harus menghadapi banyak peperangan.
Allah SWT selalu memenangkan yang haq. Saat itulah banyak orang
yang berpura-pura masuk islam, condong terhadap syiah dan ahlu bait
serta menuntut kematian Ali ra. Sampai akhirnya mereka dikeluarkan
dari islam.

D. Adanya ayat-ayat mutasyabihat dalam Al-Quran. Allah SWT


Berfirman dalam QS. Ali Imran:7

“dialah yang menurunkan al-Kitab (al-quran) kepada mu. Diantara


isinya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok al-Quran
dan yang lain ayat –ayat mutasyabihat. Adapun orang-orang yang
dalam hatinya condong dalam kesesatan, maka mereka mengikuti
ayat-ayat yang mutasyabihat dari padanya menimbulkan fitnah dan

19
untuk mencari-cari takwilnya, padahal orang yang mendalam ilmunya
berkata, kami beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat, semua itu dari
sisi tuhan kamki. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (dari padanya)
melainkan orang-orang yang berakal.”

Dari ayat diatas jelas bahwa ayat mutasyabihat itu ada dalam al-
quran yang bertrujuan untuk menguji kekuatan iman kaum
musliminm. Adanya ayat mutasyabihat menyebabkan terjadinya
perselisihan para ulama dalam menentukan mana saja yang termasuk
ayat mutasyabihat dalam al-quran. Dan mayoritas orang yang
mempunyai pemahaman berusaha menakwilkannya dan berusaha
untuk mengetahui hakikat maknanya. Oleh karena itu mereka
berselisih pula dalam takwil menakwilkannya bahkan menyerah.

E. Mengistimbath hukum-hukum syariat

Sumber otentik syariat aslam adalah al-Quran dan sunah


Rasulullah Saw. Nash-nash itu sudah tuntasa, sementara peristiwa-
peristiwa yang terjadi tidak pernah tuntas. Oleh karena itu, di
butuhkan istimbath (penyimpulan hukum dari nash) perkasus.
Meskipun nash itu lengkap dengan hukum global, namun ia tidak
mencangkup hukum yang terinci. Maka dibutuhkan hukum
juzidengan cara analisa dan observasi.
Perbedaan dalam menyimpulkan suatu hukum bukanlah suatu hal
yang berbahaya justru akan membwa dampak terpuji dan
menghasilkan nilai yang baik. Karena dari kumpulan pendapat yang
berbeda akan menimbulkan hukum yang permanen, metodologi yang
paling adil dan punya kekuatan untuk mengkombinasikan antara
perkembangan zaman dan fitrah manusia yang suci.33

KEMISKINAN, KETERTINDASAN, DAN KETERBELAKANGAN

Kondisi umat islam di dunia islam yang merupakan umat paling buruk
nasibnya di dunia. Umat islam merupakan terbelakang, termiskin, dan
seterusnya. Dalm konteks Negara-bangsa (nation-state) pun bangsa-bangsa
islam juga terburuk.

33
. Anang sholikhudin, pendidikan agama islam, al-murabbi. Vol.3 No.1.,2017 hal: 140

20
Bangsa islam merupakan bangsa termiskin di dunia, sehingga kemiskina
dan keterbelakangan menjadi ancaman internal. Kemiskinan adalah
buruknya mutu gizi, makanan, dan perumahan, sementara bangsa yang kaya
hidup dengan melimpahruahnya harta benda, kemewahan, gedung-gedung
istana, dan bahkan jual pulau dan pantai. Dan ironis dala teks al-Quran kita
adalah umat yang satu, tetapi dalam realitas terdapat kesenjangan di mana
kita terbelah dua: umat miskin dan umat kaya. Padahal dalam dakwah dan
khotbah-khotbah tentang islam, kita selalu menyebut ayat: bahwa di dalam
harta orang kaya terdapat hak yang jelas untuk peminta dan terlemahkan.
Pada prinsipnya islam mendeklarasikan bahwa kita umat yang satu, saling
bersaudara, sederajat seperti gerigi sisi, dan bahwa harta benda itu milik
Allah yang diamanatkan kepada kita yang hanya mempunyai hak
memanfaatkan dan membelanjakan, tetapi tidak berhak memonopoli dan
menumpuknya.

FAKTOR EKSTERNAL UMAT ISLAM

Factor eksternal adalah factor yang melatarbelakangi umat islam,


diantaranya:

1. Imperialism Barat, Zionisme, dan Kapitalisme

Ini merupakan bahaya yang mengancam eksistensi islam sekarang


ini. Imperialisme muncul dalam beragam bentuk, seperti di bidang
ekonomi imperialism mewujud dalam bentuk korporasi multinasional,
dalam bidang budaya imperialism mewujud bentuk westernisasi yang
merupakan upaya pembunuhan terhadap semangat kreativitas dan
mencabut mereka dari akar-akar kesejarahan, sementara imperialism
militer mewujud dalam bentuk pangkalan militer asing yang hadir di
seluruh dunia Arab dan bangsa Timur lainnya.

Zionisme digambarkan sebagai ancaman latin bagi dunia islam dan


umat islam. Ambisinya bukan hanya pembebasan bumi Palestina,
melainkan juga merambah ke negeri-negeri sekitarnya. Zionisme juga
berupaya menyebarkan pemikiran-pemikirannya kepada intelektual
Arab islam untuk melenakan mereka dalam kerja-kerja social ataupun
lainnya.

Kapitalisme, adalah system ekonomi yang dibangun di atas


landasan ekonomi bebas, yang diikuti dengan persaingan bebas, laba,
rente, dan riba. Selain memberi dampak penindasan, kapitalisme ini

21
juga turut andil dalam menumbuhkan nilai-nilai destruktif dan
hedonisme utilitarian.34

2. Kontak islam dengan barat

Sejak abad 16 M. barat mengalami suatu babak sejarahnya yang baru,


yaitu masa modern dengan munculnya para pemikir modern yang
menyuarakan kemajuan ilmu pengetahuan dan berhasil
menumbangkan kekuasaan gereja (agama). Karena keberhasilannya
inilah dicapai peradaban barat yang hingga kini masih mendominasi
dunia. Semetara itu, dunia islam yang pada waktu itu sedang berada
dalam kemundurannya, karena interaksinya dengan modernism di
barat mulai menyadari penting nya kemajuan dan mengilhami mereka
untuk memikirkan bagaimana kembali memajukan islam sebagaiman
yang telah mereka capai di masa sebelumnya.35

F. Nalar Kebangkitan (renaissans) Barat

Renaissance berasal dari bahasa Prancis yang artinya “kelahiran


kembali”. Kata 'renaissance' pertama kali diperkenalkan oleh sejarawan
Prancis, Jules Michelet, pada 1855. Ia menggunakan kata tersebut dalam
salah satu karya ilmiahnya yang berjudul “Historie de France”.
Dalam arti luas, Renaissance sangat berkaitan dengan pergerakan
kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan para intelektual di Eropa,
terutama setelah periode Abad Pertengahan.
Semua pihak meyakini bahwa proses Renaissance pertama kali terjadi di kota
Florence, Italia, sekitar abad ke-14 M. Perubahan yang terjadi pada hampir
seluruh bidang kehidupan masyarakat Florence itu menyebar dengan sangat
masif ke hampir seluruh kawasan Eropa Barat dalam waktu singkat.
Diketahui, selama era Abad Pertengahan kawasan Eropa Barat diselimuti
oleh kegelapan intelektual. Masyarakat Eropa Barat terkesan mengalami
kemunduran ilmu pengetahuan, sehingga mempengaruhi moral masyarakat
ketika itu.
Pada era Renaissance, para kaum terdidik Eropa mulai berani mengeluarkan
gagasan-gagasan yang berbeda dengan gereja. Mereka menyebarkan paham-
paham yang selama ini telah dikurung oleh gereja dengan berani.

34
.Bashri, Yanto. Nalar Hassan hanafi: upaya mensejajarkan barat dan dunia islam. Vol.1 No.1.,
2014, hal 4-5
35
Bahar, M Loc.cit. hal:22

22
Sejarah pertumbuhan dan perkembangan agama Islam pernah
mengalami masa keemasan dan kemunduran serta bangkit kembali atau
pembaharuan. Hal ini bukan berarti ajaran agama Islam yang berubah, tetapi
di sebabkan oleh berbagai faktor yang muncul di kalangan umat Islam yang
melatarbelakangi pertumbuhan dan perkembangan Islam . Diantara faktor
yang menyebabkan kemunduruan ummat Islam di maksud adalah adanya
dominasi Barat dengan politik ado domba yang mengakibatkan perpecahan
di kalangan umat Islam, adanya fanatisme yang berlebihan terhadap mazhab
dan aliran-aliran serta kesukuan. Adanya kemerosotan moral para penguasa
yang melenyapkan idintitas muslim,melakukan koropsi dan hidup mewah.36

G.Fenomena Keterpurukan Umat Muslim Sebab Imperialisme Atas Dunia


Islam

Kemunduran Tiga Kerajaan Besar Islam (1700-1800 M), Awal


kemunduran dunia Islam terjadi saat jatuhnya kota Baghdad (pusat
kebudayaan, peradaban, dan ilmu pengetahuan) pada tahun 1258 M oleh
bangsa Mongol, yang mengakhiri kekhalifahan Bani Abassiyah. Wilayah
kekuasaan Abbasiyah terpecah menjadi negara-negara kecil yang
Independent. Akibatnya kekuatan umat Islam mengalami kemerosotan.
Setelah runtuhnya Bani Abbasiyah, wilayah Islam terbagi menjadi tiga
kerajaan besar, yaitu; Kerajaan Turki Usmani, (Afrika Utara, Jazirah Arab,
Asia Barat, dan Eropa Timur) ; Kedua, Kerajaan Safawi (persia); dan ketiga
Kerajaan Mughal (India). Namun ketika kerajaan besar Islam sedang
mengalami kemunduran diabad ke-18 M, Eropa Barat mengalami kemajuan
pesat. Kerajaan Safawi hancur diabad ke-18 M, Kerajaan Mughal hancur
pada awal paro kedua abad ke-19 M ditangan Inggris yang kemudian
mengambil alih kekuasaan dianak benua India. Kemunduran Kerajaan
Usmani juga pada masa selanjutnya, diperiode modern, menyebabkan
kekuatan-kekuatan Eropa tanpa segan-segan menjajah dana menduduki

36
A. Munir CS. Aliran Modern Dalam Islam, Jakarta, Rineka Cipta, 1994. H.15.

23
daerah-daerah Muslim yang dulunya berada dibawah kekuasaan Kerajaan
Usmani, terutama di Timur Tengah dan Afrika Utara.37
Faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Kerajaan
Safawi, diantaranya ialah;

37
Badri Yatim, 2004:174

24
Faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran kerajaan
Safawi, diantaranya ialah: a) Konflik berkepanjangan dengan kerajaan
Usmani. b) Dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan
Safawi. c) Pasukan (budak-budak) yang dibentuk oleh Abbas I tidak memiliki
semangat perang yang tinggi, dikarenakan pasukan tersebut tidak disiapkan
secara terlatih dan tidak melalui proses pendidikan rohani. d) serta Seringnya
terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan
keluarga istana.38

Faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran kerajaan


Mughal, diantaranya ialah: a) Terjadi stagnasi dalam pembinaan militer
sehingga opersai militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera
dipantau oleh kekuatan maritime Mughal, begitu juga kekuatan pasukan
darat. b) Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elit politik, yang
mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang Negara. c) Pendekatan
Auranzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan ide-ide puritan dan
kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antaragama sangat sukar diatasi
oleh sultan-sultan sesudahnya. serta d) Semua pewaris tahta kerajaan pada
paruh terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.39

Faktor yang menyebabkan kemunduran kerajaan Usmani,


diantaranya ialah: a) Wilayah kekuasaan yang sangat luas; b) Heterogenitas
Penduduk. c) Kelemahan para penguasa. d) Budaya pungli. e) Pemberontakan
tentara Jenissari. f) Merosotnya ekonomi. serta g) Terjadinya stagnasi dalam
lapangan ilmu dan teknologi.40

Mengenai penyebab kemunduran dunia Islam diantaranya


dikarenakan dua faktor, yaitu:

38
Badri Yatim, 2004:158.
39
Badri Yatim, 2004:163.
40
Badri Yatim, 2004:167.

25
a) Faktor eksternal, yakni: pertama, terjadinya Perang Salib. Kedua,
adanya serangan dari bangsa Mongol telah mengahancurkan beberapa
negara Islam. Dan ketiga, terjadinya bencana alam dan berjangkitnya wabah
penyakit sehingga menyebabkan perekonomian tidak stabil.

b) Faktor internal, yakni: pertama, perpecahan dan tidak adanya


kesatuan politik. Kedua, rasa puas diri dan kejumudan berpikir. Dan ketiga,
membudayanya pola hidup mewah dan berfoya-foya di kalangan penguasa.41

1. Penjajahan dunia Barat terhadap dunia Islam di Anak Benua India


dan Asia Tenggara

India, pada masa kemajuan kerajaan Mughal adalah negeri yang kaya
dengan hasil pertanian. Hal ini mengundang Eropa yang sedang mengalami
kemajuan untuk berdagang ke sana. Di awal abad ke-17 M, Inggris dan
Belanda mulai menginjakkan kaki di India. Pada tahun 1611M, Inggris
mendapat izin menanamkan modal; dan pada tahun 1617M Belanda
mendapat izin yang sama.42

Kongsi dagang Inggris, British East India Company (BEIC), mulai


berusaha menguasai wilayah India bagian timur, ketika merasa cukup kuat.
Penguasa setempat mencoba mempertahankan kekuasaan dan berperang
melawan Inggris. Namun, mereka tidak berhasil mengalahkan kekuatan
Inggris. Pada tahun 1803 M, Delhi, ibukota kerajaan Mughal jatuh ke tangan
Inggris dan berada di bawah bayang-bayang kekuasaan Inggris. Pada tahun
1842M, Keamiran Muslim Sind di India dikuasai. Tahun 1857M, kerajaan
Mughal dikuasai secara penuh, dan raja yang terakhir dipaksa meninggalkan
istana. Sejak itu India berada di bawah kekuasaan Inggris yang menegakkan
pemerintahannya di sana. Pada tahun 1879M, Inggris berusaha menguasai

41
Ajid Thohir, 2004:153.
42
Badri Yatim, 2004:176.

26
Afghanistan dan pada tahun 1899M, Kesultanan Muslim Baluchistan
dimasukkan ke bawah kekuasaan India-Inggris.

Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai berkembang, yang


merupakan daerah penghasil rempah-rempah terkenal pada masa itu,
menjadi ajang perebutan negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih
awal menancapkan kekuasaannya di negeri ini. Hal itu mungkin karena,
dibandingkan dengan Mughal, kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara
lebih lemah sehingga dengan mudah dapat ditaklukkan.

kerajaan Islam Malaka yang berdiri pada awal abad ke-15 M di


Semenanjung Malaya yang strategis merupakan kerajaan Islam kedua di Asia
Tenggara setelah Samudera Pasai, ditaklukkan Portugis pada tahun 1511M.
Sejak itu peperangan-peperangan antara Portugis melawan kerajaan-
kerajaan Islam di Indonesia seringkali berkobar. Pedagang-pedagang
Portugis berupaya menguasai Maluku yang sangat kaya akan rempah-
rempah.

Pada tahun 1521M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang.


Spanyol berhasil menguasai Filipina, termasuk di dalamnya beberapa
kerajaan Islam, seperti Kesultanan Maguindanao, Buayan dan Kesultanan
Sulu. Akhir abad ke-16 M, giliran Belanda, Inggris, Denmark dan Perancis,
datang ke Asia Tenggara. Namun, Perancis dan Denmark tidak berhasil
menguasai negeri di Asia Tenggara dan hanya datang untuk berdagang.
Belanda dating tahun 1592M dan dengan segera dapat memonopoli
perdaganagn di kepulauan Nusantara. Sedangkan kekuasaan Inggris
tertancap di Semenajung Malaya, termasuk Singapura sekarang, dan
Kalimantan Barat, termasuk Brunai. Inggris bahkan sempat menguasai
seluruh Indonesia untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama di awal abad
ke-19 M.

Sebagaimana di India, di Asia Tenggara politik negara-negara Eropa


itu berlanjut terus sampai pertengahan abad ke-20 M.

27
Di pihak lain, satu demi satu daerah-daerah di Asia dan Afrika yang
sebelumnya dikuasai Turki Usmani, melepaskan diri dari Konstantinopel.
Dari sekian banyak faktor yang menyebabkan kemunduran Turki Usmani itu,
yang tak kalah pentingnya ialah timbulnya perasaan nasionalisme pada
bangsa-bangsa yang berada di bawah kekuasaannya. Bangsa Armenia dan
Yunani yang beragama Kristen berpaling ke Barat, memohon bantuan Barat
untuk kemerdekaan tanah airnya. Bangsa Kurdi di pegunungan dan Arab di
padang pasir dan lembah-lembah juga bangkit untuk melepaskan diri dari
cengkeraman penguasa Turki Usmani.

Demikianlah, keadaan dunia Islam pada abad ke19 M, sementara


Eropa sudah jauh meningalkannya. Eropa dipersenjatai dengan ilmu modern
dan penemuan yang membuka rahasia alam. Satu demi satu negeri-negeri
Islam yang sedang rapuh itu jatuh ke tangan Barat. Dalam waktu yang tidak
lama, kerajaan-kerajaan besar Eropa sudah membagi-bagi seluruh dunia
Islam. Inggris merebut India dan Mesir. Rusia menyeberangi Kaukasus dan
menguasai Asia Tengah. Perancis menaklukkan Afrika Utara, dan bangsa-
bangsa Eropa lainnya mendapat bagiannya dari warisan itu.

Penetrasi Barat terhadap dunia Islam di Timur Tengah pertama-tama


dilakukan oleh dua bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan Perancis, yang
memang sudah bersaing. Inggris terlebih dahulu menanamkan pengaruhnya
di India. Perancis merasa perlu memutuskan hubungan komunikasi antara
Inggris di Barat dan India di Timur. Oleh Karena itu pintu gerbang ke India,
yaitu Mesir harus berada di bawah kekuasaannya. Mesir dapat ditaklukkan
Perancis tahun 1987M. Alasan lain Perancis menaklukkan Mesir adalah
untuk memasarkan hasil-hasil industrinya. Mesir, di samping mudah dicapai
dari Perancis juga dapat menjadi sentral aktivitas untuk mendistribusikan
barang-barang ke Turki, Syiria hingga ke timur jauh.

28
DAFTAR PUSTAKA

Ajid, Thohir. Perkembangan Peradanan di Kawasan Dunia Islam, Raja


Grafindo Persada, Jakarta, 2004

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo Persada,


Jakarta, 2004

Syukur, Fatah. Sejarah Peradaban Islam II, Pustaka Riski Putra,


Semarang, 2009

Suparman, Sulasman. Sejarah Islam di Asia dan Eropa, CV PUSTAKA


SETIA, 2013

Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam, CV PUSTAKA SETIA,


2019

Anda mungkin juga menyukai