Anda di halaman 1dari 13

ISLAM DI EROPA

Disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah “Sejarah Peradaban Islam”
Dosen Pembimbing: Dr. Mohammad Arif, M.A.

Disusun oleh:
Riqza Thoriq Lizzulfa (22102036)

Fika Amalia Khusnia (22102072)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2022
BIODATA PENULIS

Nama : Riqza Thoriq Lizzulfa


NIM : 22102036
Prodi/Kelas : Ilmu Al Qur’an dan Tafsir/A
Semester :2
Alamat : Mojoagung, Jombang
No. Wa : 083841725791

Nama : Fika Amalia Khusnia


NIM : 22102072
Prodi/Kelas : Ilmu Al Qur’an dan Tafsir/A
Semester :2
Alamat : Bojonegoro
No. Wa : 082139671669
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Allah, karena rahmat dan hidayahnya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Islam di Eropa” ini dengan baik. Sholawat dan salam
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang membawa kita
umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman terangbenderang yakni agama Islam.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam dengan semaksimal mungkin berdasarkan informasi dari berbagai sumber.
Di sini kami membahas tentang bagaimana Islam bisa menjadi agama mayoritas di Asia
tenggara dan bagaimana perkembangan Islam di wilayahAsia Tenggara ini.
Terlepas dari itu, kami menyadari masih ada banyak kekurangan dalam penyampaian
materi, Bahasa, maupun ejaan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami akan menerima saran
dan kritik pembaca agar kami dapat memperbaiki kesalahan makalah ini. Akhir kata dari kami
semoga makalah ini dapat memberikanmanfaat bagi kami sebagai penyusun dan terutama bagi
pembaca.

Kediri, 6 Juni 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman keemasan Islam telah terjadi kontak Islam dengan Barat. Kontak tersebut sangat
jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada zaman modern sekarang. Karena hal itu mengakibatkan
Barat menjadi maju. Dalam kekacauan sosial dan religius pada abad pertama Islam, ketika Islam
mengembangkan sayap perjuangannya ke Prancis sekarang di bagian barat, dan India di timur,
banyak kelompok yang mulai mengumpulkan dan menyusun tradisi nyata tentang Nabi Muhammad
untuk memenuhi kepentingan religius, politik, dan sosial mereka. 1Sedangkan pada masa keemasan
islam, islam telah mencapai puncak kebudayaan dan peradaban, sedangkan Barat masih tenggelam
dalam kebodohan dan kegelapan. Ketika itu Cordova sangat maju, kreatif dan dinamis serta telah
banyak buku-buku yang dikarang oleh ilmuwan muslim. Gedung-gedung sangat megah, telah
terciptanya karya seni yang bernilai tinggi, mereka bahkan sudah menguasai suatu peradaban yang
istimewa. Setelah terjadi kontakIslam dengan Barat, maka terjadi perubahan yang besar di Barat.
Hearsnsaw pernah berkata bahwa saat pertama kali Eropa melancarkan serangan terhadap Umat
Islam pada perang Salib,Eropa terkejut dengan Peradaban yang dimiliki oleh Umat Islam ketika itu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Islam Datang Ke Eropa?
2. Bagaimana Perkembangan Peradaban Islam di Spanyol?
3. Apa Saja Faktor Kahancuran Dan Kemunduran Peradaban Islam di Sapnyol?
4. Bagaimana Perkembangan Muslim Eropa pada Masa Renaicance?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahu bagaimana islam datang ke Eropa
2. Mengetahui bagaimana perkembangan peradaban islam di Spanyol
3. Mengetahui apa saja faktor kahancuran dan kemunduran peradaban islam di Spanyol
4. Mengetahui bagaimana perkembangan muslim Eropa pada masa renaicance?

1
Mohammad Arif, ‘DINAMIKA ISLAMISASI MAKKAH & MADINAH’, ASKETIK : Jurnal Agama Dan
Perubahan Sosial, 2.1 (2018).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masuknya Islam di Eropa


Perkembangan peradaban Islam di Eropa saat ini tidak lepas dari kontribusi ilmu pengetahuan
Islam di era klasik. Beberapa faktor yang membawa peradaban Islam ke Eropa adalah Andalusia,
Sisilia, dan Perang Salib. Kita juga tidak boleh melupakan peran perdagangan Islam antara negara-
negara Muslim dengan Eropa dan juga dengan Asia.2
Dalam sejarah ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, tanah Spanyol lebih banyak dikenal
dengan nama Andalusia, yang diambil dari sebutan tanah Semenanjung Liberia. Julukan Andalusia
ini berasal dari kata Vandalusia, yang artinya negeri bangsa Vandal, karena bagian selatan
Semenanjung ini pernah dikuasai oleh bangsa Vandal sebelum mereka dikalahkan oleh bangsa
Gothia Barat pada abad V. Daerah ini dikuasai oleh Islamsetelah penguasa Bani Umayah merebut
tanah Semenanjung ini dari bangsa Gothi Barat pada masa Khalifah Al- Walid ibn Abdul Malik.
Islam masuk ke Spanyol (Cordoba) padatahun 93 H (711 M) melalui jalur Afrika Utara di bawah
pimpinan Tariq bin Ziyad yang memimpin angkatan perang Islam untuk membuka Andalusia.3
Spanyol merupakan sebuah wilayah yang pernah ditaklukkan oleh Islam. Keadaan Spanyol
sebelum keadatangan Islam pada umumnya tidak jauh berbeda dengan daerah-daerah lainnya di
Eropa, yang mana masih dalam keterbelakangan dankebodohan. Ketika Islam masuk ke wilayah
Spanyol, Spanyol mengalami perkembangan pesat dari segi peradaban maupun pendidikan karena
didukung oleh kondisi wilayahnya yang subur sehingga menghasilkan ekonomi yang baik dan
menghasilkan pemikir-pemikir hebat.4
Munculnya orang-orang Islam di Eropa di awali dengan kehadiran orang-orangIslam di wilayah
tersebut yang mana gerbang dari masuknya Islam ke benua Eropa tersebut adalah wilayah Spanyol
itu sendiri. Sebagaimana yang terdapat dalam buku- buku sejarah bahwa masuknya islam ke wilayah
Andalusia terjadi pada masa kekuasaan daulah bani Umayyah yang mana ketika itu yang menjadi
khalifah adalah Walid ibn Abdul Malik. Masa pemerintahan Walid Ibn Malik, khalifah dari
pemerintahan daulah Bani Umayyah, yang diangkat menjadi amir di wilayah Afrika Utara ketika
itu adalah Musa bin Nushair.5
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling
berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn
Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif.6 Musa Ibn Nushair sebagai Gubernur Afrika Utara pada waktu
itu mengirimkan Tharif Ibn Malik sebagaimata-mata dan perintis.7 Tharif menyeberangi selat yang
berada di antara Maroko dan bebua Eropa dengan satu pasukan lima ratus orang diantaranya adalah
tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Ia menang dan
kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh
keberhasilan Tharif ibn Malik dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang
berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan
perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang
di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.8
Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penaklukan Spanyol karena pasukannya lebih

2
Mami Nofrianti, ‘Jembatan Penyeberangan Peradaban Islam Ke Eropa’, NAZHARAT : Jurnal Kebudayaan, 27.01
(2021). hal. 3
3
Nuraini A. Manan, ‘Kemajuan Dan Kemunduran Peradaban Islam Di Eropa (711M-1492M)’, Jurnal.Ar Raniry.Ac.Id,
2020, hal. 3
4
Mami Nofrianti, ‘Jembatan Penyeberangan Peradaban Islam Ke Eropa’, NAZHARAT : Jurnal Kebudayaan, 27.01
(2021), hal. 3
5
Ibid, hal. 4
6
Manan, hal. 4
7
Nofrianti, hal. 4
8
Manan, hal. 4
besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besarsuku Barbar yang didukung
oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yangdikirim Khalifah al-Walid. Pasukan itu
kemudian menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Sebuah gunung tempat pertama
kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar
(Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untukmemasuki
Spanyol. Dalam pertempuran di Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan
pasukannya menaklukkan kota-kota penting seperti Cordova, Granada dan Toledo (Ibu kota
kerajaan Goth saat itu). Sebelum menaklukkan kota Toledo, Thariq meminta tambahan pasukan
kepada Musa ibn Nushair di Afrika Utara.Lalu dikirimlah 5000 personil, sehingga jumlah pasukan
Thariq 12.000 orang. Jumlahini tidak sebanding dengan pasukan ghothic yang berjumlah 25.000
orang.9
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk penaklukan
wilayah yang lebih luas lagi. Musa bin Nushair pun melibatkan diri untukmembantu perjuangan
Thariq. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kotapenting di Spanyol, termasuk bagian
utaranya mulai dari Saragosa sampai Navarre. Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul
pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Abdil Aziz tahun 99 H/717 M, dengan sasarannya
menguasai daerah sekitarpegunungan Pyrenia dan Prancis Selatan. Gelombang kedua terbesar dari
penyerbuan kaum muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah
menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh ke Prancis Tengah dan bagian-bagian penting dari
Italia. 10Setelah masuknya Islam, masa pemerintahan Islam di Andalusia silih berganti dimulai dari
masa Kewalian, masa Keamiran, masa Kekhalifahan, Mulukat-thawaif, masa Daulah Murabhitun,
Daulah Muwahhidun dan Masa Daulah Bani Ahmar sebagai pusat pemerintahan Islam terakhir di
wilayah Granada.11

B. Perkembangan Peradaban Islam di Eropa


Dalam masa lebih dari tujuh abad, kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai
kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan, pengaruhnya membawa Eropa
dan kemudian dunia, kepada kemajuan yang lebih kompleks.12
Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa warisan intelektual Yunani kuno dalam berbagai
cabang ilmu telah dipelihara dan dikembangkan oleh orang-orang Islam. 13Islam memberikan saham
intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus yang melahirkan kebangkitan ilmiah,
sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.
a. Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan
sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatanpenyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-
Arab ke Eropa padaabad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan
pada abad ke-9 M, selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abd
Al- Rahman (832-886)
Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn Al-
Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragosa, ia pindah ke Sevilla dan
Granada. Meninggal karena keracunan di Fez tahun 1138 M dalam usia yang masihmuda. Seperti
Al- Farabi dan Ibn Sina di Timur, masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis.
Magnum opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid.
Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy, sebuah dusun kecil
9
Ibid, hal. 5
10
Ibid
11
Nofrianti, hal. 4
12
Ibid
13
S Arif - TSAQAFAH and undefined 2010, ‘“Transmigrasi Ilmu”: Dari Dunia Islam Ke Eropa’,
Ejournal.Unida.Gontor.Ac.Id, 6.2 (2010) <http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tsaqafah/article/view/117>
[accessed 17 May 2023].
di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1185 M. Ia banyak menulis masalah
kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hayibn Yaqzhan.
Akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di
gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibnu Rusyd dari Cordova. la lahir tahun 1126 M dan
meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah
Aristoteles dan kehati- hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian
filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengankaryanya Bidayah al-Mujtahid. Ibnu Rusyd memiliki
sikap realisme, rasionalisme, positivisme ilmiah Aristotelian. Sikap skeptis terhadap mistisisme
adalah basis di mana ia menyerang filsafat Al- Ghazali.

b. Pembangunan Fisik
Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam sangat banyak. Dalam
perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang pertanian demikian juga. Sistem irigasi
baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya. Dam-dam,
kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air didirikan. Tempat-tempat yang
tinggi, dengan begitu, juga mendapat jatah air.
Orang-orang Islam juga memperkenalkan pertanian padi, perkebunan jeruk, kebun-kebun, dan
taman- taman. Industri, di samping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang punggung
ekonomi Spanyol Islam. Di antaranya adalah tekstil, kayu, kulit, logam, dan industribarang-barang
tembikar.
Pembangunan-pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung,
seperti pembangunan kota, istana, mesjid,pemukiman, dan taman- taman. Di antara pembangunan
yang megahadalah mesjid Cordova, kota Al-Zahra, Istana Ja‟fariyah di Saragosa, tembok Toledo,
istana Al-Makmun, mesjid Seville, dan istana Al-Hamra di Granada.14

c. Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain berkembang dengan
baik. 15Islamlah yang menyerukan metode ilmiah yakni metode empiris induktif dan percobaan yang
menjadi kunci pembuka rahasia-rahasia alam semesta yang menjadi perintis modernisasiEropa dan
Amerika.16

d. Bahasa dan Sastra


Kajian-kajian bahasa Arab berkembang secara luas di Eropa sejak permulaan abad ke-19. salah
satu ahli dalam bidang bahasa adalah seorangsarjana Perancis A. I. Sylvestre de Sacy (1758-1838).
Bahkan studi teks hanya dapat dilakukan berdasarkan pada pengetahuan yang solid tentang bahasa
Arab dan bahasa-bahasa Islam yang lain, seperti bahasa Persia, Turki, Urdu dan Melayu.17
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahanIslam di Spanyol. Hal itu dapat
diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomor duakan
bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baikketerampilan
berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Alfiyah,
Ibn Khuruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali Al- Isybili, Abu Al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan Al-
Gharnathi.18

14
Manan
15
Manan, hal. 14
16
Mohammad Arif, PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM, ed. by Taufik Alamin (Kediri: STAI Kediri Press, 2016).
hal. 203
17
Mohammad Arif, Studi Islam Dalam Dinamika Global., ed. by Wahidul Anam, 1st edn (Kediri: IAIN Kediri Press,
2017). hal. 30
18
Manan.
C. Faktor Kemunduran Peradaban Islam di Eropa
Islam di belahan bumi Eropa mengalami kemunduran karena beberapa faktor diantaranya :
a. Perpecahan dan perebutan kekuasaan
Pada tahap awal semenjak menjadi wilayah Islam, Spanyol masih diwarnai perpecahan dan
perebutan kekuasaan sehingga stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna.
Hal ini disebabkan perselisihan di antara elite penguasa akibat perbedaan etnis dan golongan. Juga
terdapat perbedaan pandanganantara khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat
di Kairawan. Masing-masing mengakui bahwa merekalah yang paling berhak menguasai daerah
Spanyol. Oleh karena itu fase awal ini telah terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur)
Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat. Jadi tidak ada gubernur yang mampu
mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama.
Ketika Abdul al Rahman I (al Dakhil) menduduki jabatan Amir, perpecahan, kerusuhan dan
pemberontakan terus berlangsung. Selama beberapa tahunkekuasaannya diperebutkan oleh orang
Barbar, Yamaniyah dan Tahiriyah. Padamasa pemelintahan Hisyam, perpecahan terjadi antara
saudaranya sendiri.Abdullah dan Sulaiman mengadakan pemberontakan tapi dapat digagalkan
oleh Hisyam. Pada masa pemerintahan Hakam terjadi kekisruhan akibat ketidakramahannya
terhadap fuqaha, ia tidak menghendaki campur tangan fuqaha dalam urusan negara. Akibatnya
timbul gerakan fuqaha yang ingin menggulingkan kekuasaan Hakam dan ini melatari terjadinya
pemberontakan di Cordova. 19
Perpecahan dan perebutan kekuasaan semakin parah setelah meninggalnya Hakam II, yang
memerintah selama 14 tahun (961-976 M). Ia digantikan oleh putraya Hisyam II yang masih berusia
relatif muda yaitu sebelas tahun. Akibatnya ia tidak dapat melaksanakan sistem dan aturan
pemelintahan sebagaimana mestinya. Terjadilah silang pendapat di antara pejabat negara yang
terbagi ke dalamdua kubu. Kalangan militer berpendapat bahwa untuk melaksanakan hal-hal yang
berkaitan dengan kekhalifahan harus diserahkan kepada pamannya al Mughirah Ibnu Abd al
Rahman. Sedangkan pihak sipil berpendapat bahwa pemerintahan tetap di tangan Hisyam II,
walaupun ia masih anak-anak. Terjadinya perebutan kekuasaan di kalangan pejabat negara
mengakibatkan terbunuhnya Mughirah IbnuAbd al Rahman. Tragedi pembunuhan itu dilakukan
oleh kalangan sipil yang dipimpin oleh Ja’far al Mushafi, seorang menteri yang dipercayakan untuk
menjalankan urusan pemerintahan ketika Hakam II sakit.
Pada saat-saat terakhir kekuasaan Islam di Spanyol, perebutan kekuasaan terjadi lagi. Wilayah
kekuasaan Islam pada saat itu tinggal Granada di bawah pemerintahan Dinasti Bani Ahmar (1232-
1492 M). Dinasti ini terkenal dengan sebutan al Hambura yang pernah jaya dan dikagumi, terutama
pada masa pemerintahan Abd al Rahman al Nasir. Namun akhirnya melemah karena terjadinya
perebutan kekuasaan dan dua putra penguasa Abu Abdullah Muhamammad merasa tidak senang
kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Dia
memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya. terbunuh dan
digantikanoleh Muhammad bin Sa’ad. Akibatnya kekuasaan Islam terpecah dan melemah (Yatim,
1994: 99). Inilah perebutan kekuasaan yang terakhir dalam kekuasaan Islam Spanyol dan
kesempatan emas ini dipergunakan oleh orang Kristen untuk mengusir orang Islam dari Spanyol
untuk selama-lamanya.
b. Kurang cakapnya khalifah
Salah satu penyebab kemunduran Islam di Spanyol adalah faktor pribadi dan kepemimpinan
khalifah. Hal ini tampak ketika Hisyam II naik tahta menggantikan ayahnya Hakam II. Ia termasuk
khalifah yang lemah, tidak memiliki kemampuan dan kecakapan untuk mengurus negara, karena
menduduki kursi kekhalifahan dalam usia yang relatif muda. Ia tidak mampu membaca dan
mengamati gerakan Kristen yang mulai tumbuh dan mengancam kekuasaannya.
Kekuasaannya dapat bertahan lama dalam pemerintahan karena keberadaan Muhammad Ibnu

19
Firdaus, ‘ISLAM DI SPANYOL: Kemunduran Dan Kehancuran’, El-Harakah, 11.03 (2019).
Abi ‘Amir yang menjabat sebagai pelaksana kebijaksanaan politik dan kekuasaan pemerintahan
yang cukup disegani kawan maupun lawan. Muhammad Ibnu Abi ‘Amir adalah tokoh militer pada
masa pemerintahan khalifahHakam II dan dengan keperkasaannya ia berhasil memperkecil wilayah
kerajaan Kristen yang terletak di sebelah utara Spanyol. Pada masa pemerintahan Hisyam II, ia
menjadi perdana menteri dan merebut Maroko dari kekuasaan Fatimiyah (984 M).20
Dia menyebut dirinya dengan Malik al Mansur Billah (yang dimenangkan oleh Allah), biasa
disebut al Manzor di Eropa. Sementara itu khalifah Hisyam II yang sudah dewasa hanya merupakan
sebuah boneka, penguasa sebenarnya adalahal Mansur. Hak khalifah saat itu tinggal namanya yang
selalu disebutkan di dalamdoa dari mimbar-mimbar khutbah pada setiap hari Jum’at, hari raya, dan
pembubuhan cap setiap keputusan yang dikeluarkan dan diumumkan oleh Muhammad Ibnu Abi
Amir.
Setelah al Mansur meninggal, ia digantikan oleh putranya Abd al Malik IbnuMuhammad dengan
gelar al Muzaffar. Dia seperti bapaknya negarawan yang cakapdan ahli strategi, sehingga pada masa
menduduki jabatan keadaan pemerintahan masih tetap berjalan dengan baik. Setelah Abd al Malik
meninggal pada tahun 1009M ia digantikan oleh saudaranya Abd al Rahman Ibnu Muhammad. Pada
masa pemerintahannya, situasi politik di Cordova mulai memburuk, kekacauan danpemberontakan
semakin bertambah.
Abd al Rahman tidak sama dengan bapak dan saudaranya terdahulu. Ia tidakmemiliki kecakapan
dan keahlian yang diperlukan bagi jabatannya, Ia hauskebesaran dan kekuasaan. Ia sedemikian
cepat memamerkan lambang lambangkebesaran khilafah untuk dirinya. Dan menuntut khalifah
Hisyam II untukmenunjuk dan mengumumkannya sebagai khalifah sepeninggalnya kelak.
Tuntutannya diperkenankan begitu saja oleh khalifah Hisyam II. Akibatnya kalangan istana
menjadi marah yang membawa terjadinya kudeta dan khalifah Hisyam II ditahan. Tetapi
kemudian dapat meloloskan diri dan lari ke kota Malaga.
Ketidakmampuan penguasa dan khalifah memelihara stabilitas politik dan pemerintahahn
menjadikan para penguasa di tingkat wilayah seperti propinsi, mulaitidak percaya pada kekuasaan
khalifah dan mengambil sikap melepaskan diri dari kekhalifahan yang berpusat di Cordova,
akibatnya berdirilah dinasti-dinasti kecil yang dikenal dengan Muluk al Tawaif atau reyes de taifas.
c. Munculnya Dinasti-dinasti kecil
Disintegrasi kekuatan Islam di Spanyol dengan munculnya dinasti-dinasti kecil merupakan salah
satu penyebab kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol. Meskipun demikian pada masa ini
terjadi pula kecemerlangan kultural. Sejumlah dinasti lokal berkuasa di berbagai bagian Spanyol.
Sebagian di antaranyahanyalah negara kota, sebagaian lagi sepeiti Afthasia di barat daya, menguasai
wilayah yang amat luas. Dinasti-dinasti ini dari berbagai ras, yang mencerminkan heterogenitas
kelas-kelas militer di bawah Umayah dan ketegangan etnis dan persaingan di kalangan
kelompok-kelompok ini. Dinasti-dinasti kecil yang berkuasa di berbagai bagian di Spanyol ini
mencapai jumlah dua puluh buah. Datalain menyebutkan berkisar tiga puluh, atau dua puluh tiga.
21

Antara dinasti-dinasti tersebut sering terjadi konflik bersenjata yang taksegera padam. Mereka
bertahan mati-matian untuk mempertahankan wilayahnya, bahkan tidak jarang mereka
bersekongkol dan meminta bantuan kepada orang Kristen untuk menyerang sesama Muslim.
Sebagai contoh, Umar al Mutawakkil, Raja Dinasti Afthasia terakhir, siap menyerahkan sebahagian
besar wilayah yang dikuasainya kepada Alfonso IV dari Leon dan Castile sebagai imbalan atas
bantuanAlfonso kepada Umar ketika ia menghadapi al Murawiyah.
Terjadinya persaingan antara dinasti-dinasti kecil merupakan kesempatan emas bagi penguasa
Kristen melakukan politik adu domba, akibatnya mereka saling berperang. Kemudian penguasa
Kristen memberikan bantuan kepada pihak yang memerlukan bantuan. Permintaan bantuan dari
dinasti Islam kepada penguasa Kristen merupakan suatu kesalahan besar dan fatal, karena

20
Firdaus.
21
Ibid
kelemahan Islam dapat diketahui secara langsung, sehingga memudahkan penguasa Kristen
mencaplok daerah kekuasaan Islam satu persatu, sampai akhimya Islam hilang dari daratan
Spanyol.
d. Konflik Islam dan Kristen
Kehadiran bangsa Arab Islam di Spanyol secara tidak langsung melahirkan kesadaran
kebangsaan orang-orang Kristen Spanyol. Sehingga kehidupan negara Muslim Spanyol tidak
berhenti dari pertentangan antara pihak Muslim dengan pihak Kristen. Semenjak abad XI kekuatan
Kristen mulai bertambah kuat, sementara umat Islam mulai mengalami kemunduran. Ini. akibat
kebijaksanaan para khalifah ketika menguasai Spanyol tidak melakukan Islamisasi secara
sempurna, tetapi mereka membiarkan orang-orang Kristen mempertahankan hukum dan tradisi
mereka asal tetap membayar upeti dan tidak melakukan perlawanan bersenjata.
Wilayah kekuasaan Islam di Spanyol berbatasan dengan kerajan-kerajaan Kristen di Utara yang
selalu mencari kesempatan untuk menyerang Islam. Apalagiketika Islam Spanyol pecah ke dalam
beberapa dinasti-dinasti kecil atau Muluk al Tawdif, peta kekuatan Islam mulai menurun.
Sebaliknya raja-raja Kristen di Utara mulai bersatu dan mengadakan penyerangan-penyerangan,
akhirnya satu demi satudinasti-dinasti Islam dapat ditaklukkan. Serbuan yang dilakukan oleh raja
AlfonsoVI berhasil merebut Toledo dari dinasti Zunniyah pada tahun 1085 M. Dalam kondisi yang
demikian, umat Islam tidak mampu membendung serangan-serangan dari pihak Kristen yang
semakin gencar. Akhirnya satu persatu wilayah Islam dikuasai oleh Kristen. Cordova jatuh pada
tahun 1238 M, menyusul Seville tahun 1248 dan wilayah-wilayah lain kecuali Granada.
Di bawah kekuasaan Bani Ahmar, Granada dapat bertahan selama dua abad lebih. Tapi pada
tahun 1469 M, kerajaan Aragon dan Castilia bersatu menyerang Islam di Granada, sehingga pada
tanggal l Januari 1492, Granada dikepung dan ditaklukkan oleh penguasa Kristen. Dengan jatuhnya
Granada ke tangan Kristen, maka Islam sebagai kekuatan politik dan agama hilang dari daratan
Spanyol. Dan pada tahun 1609, raja Philip III menguasai secara paksa. orang-orang Islami di
Spanyol dengan dua pilihan, masuk Kristen atau keluar dari Spanyol.
e. Kondisi Geografi
Faktor Geografis juga menentukan hilangnya Islam di Spanyol. Karena Spanyol merupakan
daerah terpencil dari dunia Islam yang lain, sehingga ia selalu berjuang sendirian, tanpa
mendapatkan bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada kekuatan alternatif
yang mampu membendung kebangkitan Kristen di Spanyol. Selain itu faktor iklim juga
mempengaruhi, sehingga orang- orang Arab sebagai pendatang tidak tahan mendiami daerah
Spanyol yang iklimyatidak cocok dengan mereka.

D. Renaisance Eropa
Barat menyebut abad 9 - 14 merupakan “The Dark Ages” (abad-abad kegelapan). Hal ini benar
dan tepat hanya untuk dunia Barat, sedangkan Islam pada masa ini disebut dengan “The Golden
Age” (Zaman Keemasan). Di saat Barat diliputi oleh kegelapan- kegelapan, Islam ditimur telah
bersinar terang dengan peradaban-peradaban kemanusiaan,bahkan Islam pun telah menerangi Eropa
yang gelap dengan bijaksana. Ilmu pengetahuanberkembang dengan pesat. Perluaasan wilayahnya
mencapai wilayah Eropa, salah satunyaadalah Andalusia. Kejayaan Islam berlangsung cukup lama
hingga sampai pada masa kehancurannya. Dengan kehancuran kejayaan Islam ini bersamaan
dengan Renaisans di Eropa.22
Zaman Renaisans (abad XIV-XVI) adalah satu abad keemasan (Golden Age) dalam sejarah
peradaban barat. Zaman ini merupakan fase transisi yang menjebatani zaman kegelapan (Dark
Ages) dengan zaman pencerahan (Enlightenment Age). Secara etimologis (bahasa Prancis)
Renaisans, berasal dari kata Re (kembali) dan Neitre (lahir) berarti “kelahiran Kembali” Dalam
konteks sejarah barat, istilah ini mengacu pada terjadinya kebangkitan kembali minat yang sangat

22
Hasyim Asy, ‘Renaisans Eropa Dan Transmisi Keilmuan Islam Ke Eropa’, Jurnal.Uinsu.Ac.Id, 2.1 (2018).
besar dan mendalam terhadap kekeyaan warisan Yunani dan Romawi kuno dalam berbagai
aspeknya. Manusia Renaisans begitu bersemangat mempelajari karya-karya pemikir agung Yunani
Kuno seperti Plato, Plotinusdan Aristoteles.
Pada masa ini manusia berhasil mencapai prestasi gemilang dalam berbagai bidangseni, filsafat,
literatur, sains, politik, pendidikan, agama, perdagangan dan lain-lain. Renaisans telah
membangkitkan kembali cita-cita, alam pemikiran, filsafat hidup yang kemudian menstrukturisasi
standar-standar dunia modern seperti optimisme, hedonisme, naturalisme dan individualisme.
terjadinya kebangkitan kembali minat mendalam terhadapkekayaan warisan Yunani dan Romawi
Kuno. Masa Renaisans ini terjadi kebangkitan humanisme sekuler yang menggeser orientasi berfikir
manusia dari yang bersifat teosentrik menjadi antroposentris. Adanya pemberontakan terhadap
gereja yang kemudian muncul kebebasan intelektual dan agama. Dalam pada masa ini telah
memaklumkan bahwamanusia sendiri adalah kaidah segala sesuatu yang ada, bukan Gereja atau
Alkitab.
Abad Renaisans ditandai dengan munculnya sejumlah ilmuwan dan filsuf yang menentang
doktrin gereja terutama tentang ilmu bumi. Mereka menganggap bahwa pusat dunia bukan lagi
Tuhan, melainkan manusia. Manusialah yang berhak dan harus menentukan masa depannya sendiri
dan tidak menyerah pada takdir. Sebagai makhluk yang berakal, seyogyanya manusia harus mampu
menaklukkan dunia beserta isinya. Berikut adalah sejumlah penemu Eropa dan gerakan-gerakan
yang terkait dengan proses Renaisansyang di kemudian hari mengantarkan orang-orang Eropa untuk
menjelajahi dunia dan membuka koloni- koloni dagang di penjuru benua Asia, Afrika, dan
Amerika.23 Hingga pada akhir abad ke-20, terdapat kurang lebih 18 juta Muslim di Eropa, hampir
9 juta masing-masing di Eropa barat dan Timur.24

23
ASy
24
Ali Geno Berutu, ‘Islam Di Eropa’, Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019 . hal. 2
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemajuan Eropa (Barat) memang bersumber dari khazanah ilmu pengetahuan dan metode
berfikir Islam yang rasional. Di antara saluran masuknya Peradaban Islam ke Eropa seperti yang
sudah dijelaskan di atas adalah melalui Andalusia, Sisilia. Ketika Islam mengalami kejayaan di
Spanyol, banyak orang Eropa yang datang belajar ke sana kemudian menerjemahkan karya-karya
ilmiah umat Islam. Hal ini dimulai sejak abad ke 12 M, setelah mereka pulang ke negeri masing-
masing, mereka mendirikan universitas dengan meniru polaIslam dan mengajarkan ilmu-ilmu yang
dipelajari di Universitas-universitas Islam itu. Dalam perkembangan selanjutnya, keadaan ini
melahirkan kebangkitan renaissance (kebangkitan kembali), reformasi, rasionalisme dan
Pencerahan (Aufklarung) di Eropa. Begitu juga dengan keberadaan Islam di Sisilia yang pada
akhirnya membawa Eropa kepada zaman kemajuan.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekeliruan
penyusunan makalah ini baik dari segi penulisannya maupun bahasanya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritikan yang membangun agar dapat menulis makalah makalah selanjutnya dengan
lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Mohammad, ‘DINAMIKA ISLAMISASI MAKKAH & MADINAH’, ASKETIK : Jurnal
Agama Dan Perubahan Sosial, 2.1 (2018)
———, PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM, ed. by Taufik Alamin (Kediri: STAI Kediri Press,
2016)
———, Studi Islam Dalam Dinamika Global., ed. by Wahidul Anam, 1st edn (Kediri: IAIN
Kediri Press, 2017)
Asy, Hasyim, ‘Renaisans Eropa Dan Transmisi Keilmuan Islam Ke Eropa’, Jurnal.Uinsu.Ac.Id,
2.1 (2018)
Berutu, Ali Geno, ‘Islam Di Eropa’, Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2019 <https://osf.io/bnfkd/download> [accessed 17 May 2023]
Firdaus, ‘ISLAM DI SPANYOL: Kemunduran Dan Kehancuran’, El-Harakah, 11.03 (2019)
Manan, Nuraini A., ‘Kemajuan Dan Kemunduran Peradaban Islam Di Eropa (711M-1492M)’,
Jurnal.Ar-Raniry.Ac.Id, 2020 <https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/adabiya/article/view/6454>
Nofrianti, Mami, ‘Jembatan Penyeberangan Peradaban Islam Ke Eropa’, NAZHARAT : Jurnal
Kebudayaan, 27.01 (2021)
TSAQAFAH, S Arif -, and undefined 2010, ‘“Transmigrasi Ilmu”: Dari Dunia Islam Ke Eropa’,
Ejournal.Unida.Gontor.Ac.Id, 6.2 (2010)
<http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tsaqafah/article/view/117> [accessed 17 May
2023]

Anda mungkin juga menyukai