Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Para ahli sejarah telah mencatat banyak hal tentang perkembangan
peradaban Islam khususnya pertengahan abad ke-8 M hingga permulaan abad
ke-13 M. Sejarah peradaban islam telah dicatat dalam sejarah, bahwa pada masa
tersebut Islam pernah mengalami masa kejayaan. Kejayaan Islam ini
diperlihatkan dengan berbagai kemajuan-kemajuan dalam banyak bidang seperti
bidang ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, teknologi dan masih banyak yang
lainnya. Kemajuan-kemajuan itu terjadi baik dari Daulah Islam di Timur
(Daulah Abbasiah) yang berpusat di Baghdad maupun Islam di Barat (Daulah
Umayyah) yang berpusat di Cordoba.
Setelah berakhirnya periode klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki
masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu
bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa
mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan dalam bidang
ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan politiknya.
Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan
Islam di Spanyol. Dari Spanyol Islamlah Eropa banyak menimba ilmu.Pada
periode klasik, ketika Islam mencapai masa sangat penting, menyaingi Baghdad
di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-
perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi “guru” bagi orang Eropa. Karena
itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah “Perkembangan Islam di Benua
Eropa” ini sebagai berikut.
1. Apa saja negara yang memiliki penganut Islam terbesar di Benua Eropa?
2. Siapa dan kapan yang menyebarkan agama Islam di Benua Eropa?

1
3. Bagaimana cara penyebaran agama Islam di Benua Eropa?
4. Mazhab / ajaran apa yang digunakan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah “Perkembangan Islam di Benua
Eropa” ini yaitu :
1. Untuk mengetahui negara di Benua Eropa dengan penganut Islam terbesar.
2. Untuk mengetahui siapa dan kapan yang menyebarkan agama Islam di
Benua Eropa?
3. Untuk mengetahui cara Islam masuk di Benua Eropa.
4. Untuk mengetahui mazhab / ajaran yang digunakan di Benua Eropa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Negara Islam di Eropa


Dalam segi pertumbuhan pada saat itu memanglah belum sebanyak saat
era modern saat ini, yang konon faktanya disaat ini maraknya aksi anti Islam di
dunia Eropa hingga banyaknya aksi terorisme yang mengatasnamakan Islam
membuat umat Islam sedang dalam situasi sulit dan membuat agama Islam
semakin buruk citranya dimata masyarakat barat. Justru dalam situasi sulit
semacam itu dan ditengah-tengah isu islamphobia ternyata beberapa negara di
Eropa memiliki jumlah populasi muslim yang semakin pesat pertumbuhannya
Islam.
Dalam riset yang dipublikasikan pada tahun 2017 ini di Jerman
mengungkapka, jumlah umat Islam yang tinggal di benua Eropa saat ini
mencapai angka sekitar 53 juta jiwa, dan konon masih akan terus meningkat
dengan adanya banyaknya para pendakwah di wilayah barat tersebut.
Berdasarkan informasi yang dirilis situs Dewan Tertinggi bagi kaum
Muslimin di Jerman, Pusat Arsip Islam mengadakan sensus terhadap jumlah
umat Islam di Eropa.
1. Jumlah mereka mencapai 53.713.953, di antaranya sebanyak 15.890.428
jiwa tersebar di negara-negara uni Eropa.
2. Sebanyak 12.387.927 Muslim tinggal di Eropa Barat, masing-masing:
400.000 di Belgia, 293.000 di Jerman, 5500.000 di Prancis, 1.500.000 di
Inggris, 4000 di Irlandia, 1527 di Leichesten, 9000 di Luxemburg,
1000.000 di Belanda, 350.000 di Austria dan 330.000 di Swiss.
3. Jumlah kaum Muslimin di Eropa Selatan ada sekitar 462.321 jiwa,
masing-masing: 117.000 di Denmark, 15.000 di Finlandia, 321 di
Eslandia, 80.000 di Norwegia dan 25.000 di Swedia.
4. Jumlah kaum Muslimin di Eropa Selatan ada sekitar 1.716.500 jiwa,
masing-masing: 1.000.000 di Italia, 12.000 di Portugal, 700.000 di
Spanyol dan 4500 di Malta.

3
5. Di Eropa Tenggara, masing-masing: 2.100.000 di Albani, 2000.000 di
Bosnia, 1.100.000 di Bulgaria, 140.000 di Yunani, 56.777 di Kroasia,
750.000 di Macedonia, 150.000 di Rumania, 47.448 di Slovenia,
1.600.000 di Serbia, 20.000 di Republik Ceko, 5.900.000 di Turki,
70.000 di Hungaria dan 200.000 di Cyprus.
6. Rusia merupakan tempat konsentrasi populasi Muslim terpadat di Eropa
di mana mencapai 25.000 jiwa. Sedang di Litlandia ada 380 jiwa, di
Lithuania 5.100 jiwa dan Polandia 7500 jiwa.

B. Perkembangan Islam di Spanyol


Dalam sejarahnya Islam memasuki Benua Eropa pada tahun 710 M yang
adanya permintaaan bantuan oleh seorang bangsawan Gothia Barat yaitu Graf
Yulian dan pada saat itu berkuasa di Geuta, Afrika Utara kepada gubernur
Afrika Utara Musa bin Nushair agar membantu keluarga “witiza” menghadapi
tentara rederik yang memberontak merebut singgasana atau tahta.
Permintaan tersebut selanjutnya oleh Musa disampaikan kepada Khalifah
Walid bin Abdul Malik di Damaskus. Maka sebagai penjagaan dikirim ekspedisi
pertama berjumlah 200 orang dipimpin Tharif bin Malik yang mendarat di
Tarifa. Keberhasilan di Tharif meyakinkan Musa akan kesungguhan Graf
Yulian. Selanjutnya dikirim pasukan pilihan dibawah pimpinan Thariq bin
Ziyad seorang panglima yang gagah berani melalui kota tanger terus
menyebrangi selat yang ganas, yang kini kita kenal dengan nama selat Giblaltar.
Untuk mengabadikan nama Thariq, pasukan tahriq mendarat di
Spanyol pada tahun 91 H atau tahun 710 M. Saat itu pasukan Thariq berhasil
dalam pertempurannya melawan Rodherik hingga berhasil menguasai benteng-
benteng musuh, dan kota demi kota berhasil direbutnya, seperti Cordova,
Malaga, Toledo ibukota Negeri Ghotia Barat.
Keberhasilan Thariq tersebut mendorong keinginan Musa bin Nushair
untuk menyusulnya, dengan membawa tambahan pasukan sebanyak 10.000
orang dia datang ke Spanyol. Di Toledo keduanya bertemu dan melanjutkan
memasuki kota Aragon, Castylia, Saragosa dan Barcelona hingga samapi ke

4
pegunungan Pyrenia dan dalam waktu hanya 7 tahun hampir seluruh Andalusia
(Spanyol) sudah berada dalam genggaman kaum muslimin, kecuali Glacia.
Pada masa pemerintahan Bani Umayah di Damaskus, Andalusia
dipimpin oleh Amir (gubernur) diantaranya oleh putra Musa sendiri, yaitu Abdul
Aziz. Runtuhnya kebesaran Bani Umayah di Damaskus ditandai dengan
berdirinya daulah bani Abbasyah di bawah pimpinan Abdul Abbas As Safaf
(penumpah darah) yang berpusat di Baghdad, yang menyebabkan seluruh
keluarga Kerajaan Bani Umayyah ditumpas. Namun, salah seorang keturunan
dari Bani Umayah, yaitu Abdur Rahman berhasil melarikan diri dan menyusup
ke Spanyol. Di sana dia mendirikan Kerajaan Bani Umayah yang mampu
bertahan sejak tahun 193-458 H (756-1065 M).
Kondisi masyarakat Spanyol sebelum Islam mereka memeluk agama
khatolik, dan sesudah Islam tersebar luas tidak sedikit dari mereka yang
memeluk agama Islam secara suka rela.
Keberadaan kerajaan Islam di Spanyol sungguh merupakan perantara
sekaligus obor kebudayaan dan peradaban. Dimana ilmu pengetahuan kuno dan
filsafat ditemukan kembali. Disamping itu, Spanyol menjadi pusat kebudayaan,
karena banyaknya para sarjana dan mahasiswa dari berbagai pelosok dunia
berkumpul menuntut ilmu di Granada, Cordova, Seville, dan Toledo. Di kota-
kota tersebut banyak melahirkan ilmuwan terkemuka. Seperti Abdur Rabbi
(sastrawan terkemuka), Ali ibn Hazn (penulis 400 jilid buku sejarah, agama,
logika, adat istiadat), Al Khatib (ahli sejarah), Ibnu Khaldun (ahli filsafat yang
terkenal dengan bukunya “muqaddimah”), Al Bakri dan Al Idrisi (ahli ilmu
bumi), dan Ibnu Batuta adalah pengembara terkenal yang menjelajahi negeri-
negeri Islam di dunia. Kemudian lahir pula seorang ahli filsafat yang lain, yakni
Solomon bin Gabirol, Abu Bakar Muhammad, Ibnu Bajjah (ahli filsafat abad 12
pentafsir karya-karya Aristoteles), dan Ibnu Rusyd (ahli bintang, sekaligus
seorang dokter dan ahli filsafat).

C. Mazhab Maliki sebagai Mazhab Resmi di Spanyol


Pada masa Hisyam ibn Abdurrahman, mazhab Maliki tersebar luas.
Sebelum itu penduduk Andalusia menganut mazhab Imam al Awzai

5
(w.beirut,774M). Menurut al Maqarri di Nafh at Thib, “pada masa Hisyam,
banyak penduduk Andalusia pergi berhaji ke Makkah dan bertemu dengan Imam
Malik. Setelah pulang ke Andalusia, mereka menceritakan keutamaan, keluasan
ilmu, dan kedudukan tinggi sang imam. Semenjak itulah ilmu dan pendapat
Imam Malik tersebar luas di Andalusia. Pada masa ini juga Amir Hisyam
melakukan penaklukan atas pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di
wilayah kekuasaannya. Masa pemerintahan Amir Hisyam terkenal dengan
keamanan dan ketertiban hukum yang benar-benar terjamin sepenuhnya. Hukum
pemerintahan yang teratur ditambah dengan suatu mazhab hukum. Hukum itu
dibawa dan dikembangkan oleh para pengikutnya dan merupakan mazhab
hukum yang pertama didalam sejarah Islam.
Ibn Khaldun, seorang sosiolog Muslim menguraikan bahwa tersebarnya
mazhab Maliki di Maroko dan Andalusia (Spanyol) menguatkan kenyataan
bahwa Imam malik cenderung memakai Hadits dan menjauhi sampai batas
tertentu penggunaan rasio.
“Mazhab Maliki lebih banyak dianut oleh bangsa Maroko dan Andalusia.
Sekalipun mazhab ini ditemukan pula di bangsa-bangsa lain, namun ia hanya
diikuti oleh sebagian kecil masyarakat saja. Hal ini disebabkan orang-orang
Maroko dan Andalusia seringkali melakukan perjalanan jauh dan sebagian besar
dilakukan ke wilayah Hijaz, sedang Madinah pada waktu itu merupakan gudang
ilmu Islam. Dengan begitu mereka praktis hanya mempelajari ilmu pengetahuan
dari ulama-ulama dan guru-guru di Madinah, yaitu Imam Malik serta guru-guru
dan muridmuridnya. Orang-orang Maroko dan Andalusia itu selalu datang
kepada Imam Malik dan menjadi pengikut-pengikutnya”.
Kehidupan nomaden merupakan bagian dari kehidupan kedua bangsa itu.
Mereka tidak mengenal banyak budaya seperti bangsa Irak. Mazhab Maliki
menjadi lebih tertutup bagi mereka dan mereka tidak banyak mendapat pengaruh
kebudayaan dan peradaban lain sebagaimana terjadi pada mazhab lainnya.
Situasi ketika Malik hidup juga memberikan pengaruh besar terhadap sikap
konsistensinya pada hadits dan keengganannya pada ijtihad rasio.
Selama empat tahun hidup dalam periode Umayyah dan empat puluh
enam tahun dalam periode Abbasiyah. Masa ini merupakan orde penuh gejolak

6
dan sarat gelombang yang penuh fitnah dan politik. Sering terjadi muncul hadits-
hadits palsu yang beredar dan menimbulkan pertentangan dikalangan
masyarakat. Akibatnya, Imam Malik merasa perlu untuk meneliti riwayat-
riwayat hadits. Maka terbitlah buku karya Imam Malik yang sangat monumental,
Al Muwatta’. Buku monumental ini ialah bukti sejarah yang nyata hingga
sekarang. Buku ini memuat hadits-hadits shahih, perbuatan orang-orang
Madinah, fatwa-fatwa sahabat dan tabi‟in yang disusun secara sistematis
mengikuti sistematika penulisan fikih. Keistimewaan kitab Al Muwatta’ ini ialah
bahwa Imam Malik merinci berbagai persoalan dan kaidah-kaidah fikihiyah
yang diambil dari hadits-hadits dan atsar. 10 Buku yang disusun selama empat
puluh tahun ini sungguh merupakan satu-satunya buku yang paling
komprehensif dibidang fikih dan hadits, sistematis, dan ditulis dengan cara yang
sangat baik, minimal, yang muncul pada saat itu. Buku ini diberi judul Muwatta’
yang berarti kemudahan dan kesederhanaan, karena penulisannya yang
diusahakan sebaik mungkin untuk memudahkan dan menyederhanakan kajian-
kajian fikih dan hadits. Seperti diakui sendiri oleh Imam Malik, buku ini ditulis
karena ada desakan-desakan dan kebutuhan memberikan pemahaman yang
mendasar terhadap masyarakat.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Muslim memang masih termasuk agama minoritas di Eropa. Berjumlah
sekitar 5 persen dari total populasi Eropa. Namun, di beberapa negara, seperti
Perancis dan Swedia, pangsa penduduk Muslim lebih tinggi. Perkembangan
Islam di Eropa memang cukup mengejutkan. Perkembangannya telah sedikit
menggeser demografis dan menyebabkan pergolakan politik sosial di banyak
negara Eropa. Terutama di tengah kedatangan jutaan pencari suaka baru-baru,
yang memang banyak di antaranya adalah Muslim. Salah satunya adalah
Spanyol (Andalusia).
Andalusia, sebuah negeri yang meninggalkan jejak begitu besar di
sepanjang sejarah umat Islam pada awal perkembangan Islam di dunia Eropa.
Tentu hal ini menyita banyak perhatian besar dari berbagai khalayak umat Islam.
Dikatakan demikian, karena penguasaan Islam terhadap semenanjung liberia
lebih khusus Andalusia, telah menunjukkan bahwa Islam telah tersebar ke
negara Eropa.
Mulai dari tahapan awal proses masuknya Islam, dimana wilayah
Spanyol diduduki oleh khalifah-khalifah dalam setiap dinasti-dinasti yang
didirikan dalam setiap periodenya. Tentu, hal ini banyak memiliki peranan yang
sangat penting dan besar dalam perkembangan umat Islam. Dimana pada
akhirnya Islam pernah berjaya di Spanyol dan berkuasa selama tujuh setengah
abad. Suatu masa kekuasaan dalam waktu yang sangat lama untuk
mengembangkan Islam.
Demikianlah Islam di Andalusia, walaupun pada akhirnya berakhir
dengan kekalahan, namun islam muncul sebagai suatu kekuatan budaya dan
sekaligus menghasilkan cabang-cabang kebudayaan dalam segala ragam dan
jenisnya. Banyak sekali kontribusi Islam bagi kebangunan peradaban dan
kebudayaan baru Barat. Sumbangan Islam itu telah menjadi dasar kemajuan
Barat terutama dalam bidang-bidang politik, ekonomi, sains dan teknologi,
astronomi, filsafat, kedokteran, sastra, sejarah dan hukum.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulanpemakalah.blogspot.com/2014/10/sejarah-peradaban-islam-di-
andalusia.html
http://trikkuliah.blogspot.com/2016/05/perkembangan-islam-di-andalusia-dan.html
https://www.kaskus.co.id/thread/5ab65986dc06bd24468b4569/5-negara-eropa-
mayoritas-islam/
https://inpasonline.com/keistimewaan-mazhab-maliki-mazhab-yang-lahir-dari-kota-
nabawi/

Anda mungkin juga menyukai