Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PANDANGAN ORIENTALISME

TERHADAP AQIDAH ISLAM

Mata kuliah

ORIENTALISME DAN STUDI ISLAM

DOSEN PEMBIMBING ALIYAS, S. Th, M. Fil.I

DISUSUSUN OLEH KELOMPOK 1. MUARNIDI


2. LINDA OKTAPIANI
3. RICOSUKARNO IRWAN

FAULTAS ADAB DAN HUMONIORA

SEJARAH PERADABAN ISLAM 2 A

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuha Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya saya dapt menyelesaikan makalaah “ Pandangan orientalisme
terhadap aqidah islam” ini meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya
berterimakasih pada dosen pembimbing. .

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
para pembaca. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan makalah ini
terdapat kekurangan. Karena oleh itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Dan saya berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Jambi, April 2018

Penyusun
Pandangan Orientalisme Terhadap Aqidah Islam

A.Orientalisme
Orientalisme berasal dari kata “Orient dan isme” orient yang artinya timur dan isme
artinya faham, secara luas semua wilayah yang terbentang dari timur dekat sampai ke timur
jauh dan juga negara-negara yang berada di Afrika utara dan tengah. Suatu orientalis bisa
juga diartikan sebagai suatu pengertian yang lengkap dimana dikumpulkan pengetahuan dari
sumbernya yang asli yang berkenaan dengan bahasa, agama, kebudayaan, sejarah, ilmu bumi,
ethnografi, dan kesenian yang berada di timur. Dalam pengertian itu mengumpulkan
pengetahuan yang berasal dari timur dan apa bila melihat perkebanganya bahwa yang giat
melakukan pengumpulan ilmu pengetahuan yang berasal dari timur ialah orang-orang barat ,
tetapi bukan hanya orang barat saja bahwa orang timur juga ingin dimasukkan kedalam
golongan orientalis seperti sarja Turki dan Filipina.
Kolonialisme dan gerakan kristenisasi merupakan bagian dari kajian orientalisme
yang didalamnya selalu menjurus untuk menghina dan merendahkan islam, mengotori nama
baik dan citra islam, mencetuskan suatu pernyataan bersama yang menjelekan sifat,
menjauhkan islam dari ajaranya.
Minat orang barat atau kemunculan kepada bahasa-bahsa timur khususnya kepada
bahasa arab sudah ada semenjak zaman pertengahan, yaitu kecemburuan keilmuan bangsa
barat terhadap bangsa timur. Pada zaman pertengahan usaha mereka dapat dibagi menjadi
dua periode :
1. Menterjemahkan buku-buku bahasa arab dalam bidang ilmu alam, matematik, yang
merupakan langkah awal mereka lakukan
2. Mempelajari bahasa timur khusus arab lengkap dengan kesusasteraannya.

B.Usaha Orientalisme
Dalam usahanya mempelajari timur orientalis mulai mengintefsikan kesusasteraan timur
terutama bahasa arab, mulailah mereka menerbitkan buku bahasa timur tadi mempelajari,
menyelidiki, menterjemahkan. Dalam menghadapi bahasa arab orientalis mencurahkan
perhatian dalam bidang tertentu yaitu ; menerbitkan kitab yang berbahasa arab,
menterjemahkan kitab bahasa arab kedalam bahasa mereka (inggris, prancis, jerman),
menyusun buku tentang kesusasteraan arab dengan bahasa mereka sendiri.
Tokoh terkemuka dalam kemajuan orientalisme di Perancis Sylvestre de Sacy dan Etienne
Quatremere mereka merupakan tokoh dalam bidang bahasa-bahasa timur dan pelopor
orientalisme modern di Eropa.
De Sacy menjadi pelopor orientalis menjuruskan dalam pengetahuan dalam bahasa
arab dan persia merupakan seorang orientalis yang unggul pada waktu itu, seluruh hidupnya
dicurahkan untuk menlibatkan pada kesusasteraan arab dengan jalan mengajar, menulis dan
menerbitkan buku. Karya utamanya meliputi Gramatika Bahasa Arab yang terdiri dari dua
jilid besar diperuntukan untuk orang-orang barat yang ingin mempelajari bahasa arab.
Menerbitkan manuskrip-manuskrip bahasa arab dan menyusun tentang hubungan
perdagangan antara Romawi dan Negeri Timur. Bukan saja berhasil menempatkan dirinya
sebagai orientalis besar pada masanya tetapi dia berhasil mendidik murid-muridnya yang
kelak akan menggantikan orientalistik di Eropa.

Salah satu murid yang menonjol Etienne Quatremere, dia diserahi sebagai
penanggung jawab Manuscrit Orientaux di Paris dan memberikan pelajaran bahasa arab di
perguruan tinggi selanjutnya karya-karyanya meliputi buku penting serta menterjemahkan
Tarikh Al-Mamatik karangan Al-Maqrizi dalam 4 jilid yang disertai dengan keterangan
dipinggir-pinggirnya dicetak di paris tahun 1845.

Pada abad 19 orientalis terkemuka sebagian berasal dari perancis selanjutnya diikuti
oleh orientalis lainnya di Eropa, seperti Jerman, dengan penuh semangat dan kerajinan
meliputi penterjemahan, pemerbitan bahasa dan penyelidikan dalam bidang bahasa dan
kesusasteraan arab. Ustria, Belanda, Inggris semua itu negara orientalis yang telah
menumpahkan perhatiannya kedalam lapangan bahasa Arab yang telah menghasilkan karya-
karya tentang literatur, kesusasteraan timur dan sebagainya.

C.Tujuan Orientalisme
Penggambaran orientalisme tentang islam yang selalu ditakuti oleh bangsa Eropa
terhadap islam karena ketidaktahuan dan rasa dengki sehingga terbentuklah gambaran yang
tidak baik tentang islam pada bangsa Eropa sendiri. Penggambaran yang salah itu dijadikan
tonggak awal munculnya orientalisme, orang-orang orientalisme saling bahu-membahu
menyimpangkan bentuk islam dari potret yang sebenarnya baik secara langsung maupun
tidak langsung. Hal itu digambarkan oleh seorang orientalisme kondang bernama
Montgomery Watt yang diungkapkan dalam bukunya Islam and Christianity Today ia
mengatakan sesungguhnya aqidah islam terdiri dari bentuk penyimpangan dari ajaran kristen.
Islam adalah sebuah agama yang ganas dan tersebar melalui pedang. Agama islam mengajak
manusia agar menyibukkan diri dalam dunia nafsu, terutama nafsu seksual.
Sudah jelas bahwa tujuan orientalisme menyebarluaskan gambaran islam yang salah dan
menyeramkan mencakup dua macam :
1. Mengadakan kesenjangan sehingga islam tidak dapat tersiar di Eropa seperti tersiarnya pada
bangsa lain.
2. Menumbuhkan keraguan dalam hati umat islam terhadap ajaran agamanya, dan berusaha
untuk memurtadkan mereka dari islam dengan cara kristenisasi dan merupakan tujuan tujuan
yang penting.

Sikap orientalis dalam islam atau Al-Qur’an, para orientalis dalam usahanya menerjemahkan
Qur’an kedalam bahasa latin mempunyai maksud sebagai berikut :
· Memadukan kesatuan berpikir untuk menyerang islam, memiliki dalih rasional yang dapat
mengungguli kekuatan pikir orang islam.
· Menyalahkan dan menjelekan Qur’an, memuaskan para pemeluk masehi di Eropa bahwa
orang islam merupakan sekumpulan orang murtad dari agama nashrani.
· Untuk mengkristenkan umat islam secara masal, mereka melakukan dengan anggapan
mengemukakan poin-poin kelemahan yang ada dalam Qur’an.
Dalam melaksanakan tujuannya mereka telah melakukan kegiatan-kegiatan yang berencana
dan diantara kegiatan mereka yang menonjol yaitu :
1. Mengadakan kongres-kongres orientalisme
2. Mendirikan lembaga-lembaga ketimuran
3. Mendirikan organisasi-organisasi ketimuran
4. Menerbitkan encyclopedia dan buku-buku
5. Menerbitkan majalah-majalah
Belum berakhir dengan itu semua seluruh wilayah islam di Afrika dan di Asia telah
dapat dikuasai oleh penjajah khususnya kolonial Inggris dan Perancis. Dalam waktu yang
bersamaan tumbuhlah gerakan orientalis di wilayah barat Eropa sejalan dengan
berkembangnya kolonialisme, perkembangan gerakan ini mengambil jalur akademik yang
menyebar lewat universitas, lembaga pendidikan non-formal dan research serta publikasi.
Mereka melakukan bekerjasama dengan kolonialisme baik dari segi pemikiran maupun
politik yang target utamanya adalah dapat menguasai semua sumber kehidupan muslimin.

Di timur tengah yang merupakan pusat islam dahulunya asset utama bagi kolonial,
Inggris dan Perancis. Hal itu dikemukakan oleh tokoh kolonialis Loard Salisbury 1881 M
“Bagi Britania ada tiga pilihan :
Ø Membiarkan Perancis ntuk menangani wilayah Timur islam
Ø Melibatkan diri bersama Perancis dalam peperangan
Ø Bergabung dan membantu dalam menjajah, kemudian membagi hasilnya
Akhirnya Britania memilih cara ketiga yakni bergabung dengan membagi hasil kemenangan
yang diperoleh dalam memerangi dan menjajah wilayah Timur islam.
Orientalisme yang berhubungan erat dengan Kolonialisme mempunyai tugas mengumpulkan
informasi, menterjemahkan maklumat-maklumat, mengumpulkan data, tafsiran sejarah
agama, kebudayaan, serta hala yang menyangkut tradisi. Dua negara kolonial Inggris dan
Perancis sebelum menguasai wilayah-wilayah islam, mereka mengirimkan orientalis untuk
mengkaji terlebih dahulu situasi wilayah yang akan dijajahnya, dalam segala aspeknya.
Sikap islam terhadap orientalisme
Pandangan islam dalam menghadapi aktifitas missionaris :
1. Setiap muslimin harus menggauli mereka (missionaris) dengan adil dan bijaksana.
Berdasarkan firman-Nya (Q.S. Al-Mumtahinah 8)
2. Islam memerintahkan untuk melindungi kaum yang lemah dari segenap rongrongan dan
penindasan.
Firman-Nya (Q.S. An-Nisaa 75)
3. Kaum muslimin agar berusaha dengan segenap kemampuan yang ada untuk meninggalkan
bantuan terhadap kaum missionaris dan orientalis atau menjadikan mereka sebagai pemimpin
dalam bentuk apapun dan dalam keadaan bagaimanapun.
Seperti dalam firman-Nya surah Al-Mumtahinah ayat 9
4. Kaum muslimin mampu menghadapi mereka secara ilmiah dan praktek yang meliputi segala
aspek baik politik maupun pemikiran.

Anda mungkin juga menyukai