BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sumatera Timur sebagai kawasan perkebunan pada awal abad ke 19,
menjadi ajang migran dari luar negeri dan daerah-daerah sekitarnya. Migran
Tapanuli Selatan, Mandailing dengan bekal keterampilan dan pengetahuan yang
mereka miliki dapat membuka lembaga pendidikan yang diberi nama Maktab
Islamiyah Tapanuli (MIT), pada tahun 1918.
AL-Jam’iyatul Washliyah merupakan perluasan dari Debating Club, sebuah
perkumpulan pelajar MIT yang didirikan pada tahun 1928. Al-Jam’iyatul Washliyah
didirikan pada tahun 1930, bermazhab Syafi’i. Pada awal berdirinya organisasi ini
tidak dapat mengembangkan programnya karena kekurangan dana. Barulah pada
tahun 1934 organisasi ini dapat mengegrakakn majelis-majelis yang sudah disusun
pada awal berdirinya.
Majelis yang paling berhasil adalah majelis Tarbiyah dan majelis Tabligh.
Dalam mensyiarkan Islam Al-Jam’iyatul Washliyah menggunakan metode Tabligh,
sehingga dapat menyaingi Zending Kristen di daerah Tapanuli. Dengan prestasinya
itu maka Al-Jam’iyatul Washliyah patut diperhitungkan keberadaannya di tengah-
tengah masyarakat nasional dan khususnya di Sumatera Utara.
B.SARAN DAN HARAPAN
Dalam makalah ini tentunya kami menemukan beberapa kesulitan, dan kami
harapkan bapak dosen dan temen-temen memberikan masukan maupun penjelasan.
karena makalah ini masih banyak kekurangan dalam membuat makalah
tersebut.semoga makalah ini bermanfaat bagi kami amiin.