Tugas ini Dikerjakan dalam Rangka Memenuhi Tugas Aqidah Islam di Program
Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
Kelompok 9
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1
Yunahar Ilyas, kuliah akidah islam, 2016, halaman 129-131
B. Nama-Nama Nabi dan Rasul
Allah SWT tidak menyebutkan berapa jumlah keseluruhan Nabi
dan Rasul. Oleh sebab itu, kita tidak dapat mengetahui berapa jumlah
keseluruhannya. Tapi yang pasti adalah untuk setiap umat, Allah mengutus
seorang Rasul, seperti yang dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya:
“Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki
beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui. Dan Kami telah menganugerahkan Ishaq dan Ya’qub
kepadanya. Kepada kedua masing-masing telah Kami beri petunjuk, dan
kepada Nuh sebelum itu juga telah Kami beri petunjuk dan kepada
sebagian dari keturunannya yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa
dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang- orang yang
berbuat baik. Dan Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk
orang-orang yang saleh. Dan Ismail, Ilyasa’, Yunus dan Luth. Dan
masing-masingnya Kami lebihkan derajatnya diatas umat.” (Q.S Al-
An’am 6:83-86).2
Begitu juga dengan Nabi dan Rasul yang lainnya dijelaskan dalam
Al-Qur’an.
Sesuai tugas para Rasul yaitu memimpin umat manusia, maka
semenjak adanya manusia pertama dan keluarganya, Tuhan telah
mengirimkan Rasul-Rasul-Nya. Jumlah para Rasul itu secara pasti tidak
dapat diketahui. Hanya saja umat Islam diharuskan mengenal tokoh-tokoh
Nabi dan Rasul yang penting sebanyak 25 orang sesuai dengan keterangan
Al-Qur’an. Mereka itu adalah:
1. Adam as 11. Yusuf as 21. Yunus as
2
Yunahar Ilyas, kuliah akidah islam, 2016, halaman 131-134
2. Idris as 12. Ayyub as 22. Zakariya as
3. Nuh as 13. Syu’aib as 23. Yahya as
4. Hud as 14. Musa as 24. Isa as
5. Shaleh as 15. Harun as 25. Muhammad saw.
6. Ibrahim as 16. Dzulkifli as
7. Luth as 17. Daud as
8. Isma’il as 18. Sulaiman as
9. Ishaq as 19. Ilyas as
10. Ya’qub as 20. Ilyasa’ as
Diantara 25 orang Nabi dan Rasul diatas ada yang diberi mushaf
dan kitab suci dan ada yang tidak diberi, hal itu berarti bahwa ajaran-
ajaran Rasul ada yang sudah tercatat dan ada yang tidak tercatat. Dan ada
pula Raasul yang ajarannya mengikuti salah satu Rasul yang lain yang
semasa, misalnya Nabi Harun as diperintahkan mengikuti ajaran kitab suci
Taurat Nabi Musa as. Dan diantara para Nabi dan Rasul diatas Nabi
Muhammad saw merupakan Rasul terbesar dan paling penting, karena:
3
Yunahar Ilyas, Kuliah Akidah Islam, 2016, halaman 134
4
C. Sifat-Sifat Nabi dan Rasul
Status sebagai Nabi dan Rasul tidak bisa diusahakan oleh siapapun.
Jika seseorang misalnya menghabiskan seluruh waktunya untuk beribadah
dan meniggalkan segala macam kesenangan dunia dengan harapan mudah-
mudahan diangakat menjadi Nabi, tentu harapannya itu akan sia-sia
belaka. Sebab itu hanyalah semata-mata pemberian Allah SWT. Allah lah
yang memilih dan menetukan siapa yang akan diangkat-Nya menjadi Nabi
saja atau menjadi Nabi dan Rasul sekaligus. Namun demikian, sebelum
mengangkat seseorang menjadi Nabi, Allah SWT telah menyiapkan dan
memelihara dari segi kepribadian, garis keturunan, dan kebutuhan
masyarakat. Prasyarat tersebut diistilahkan oleh Abu Bakar Al-Jazairy
dengan “Muahalat An Nubuwwah”, yang intinya ada 3 hal sebagai berikut:
1. Al-Mitsaliyah (keteladanan). Artinya seseorang yang akan diangkat
menjadi Nabi haruslah memiliki kemanusiaan yang sempurna, baik
akal, pikiran,maupun rohani.
2. Syaraf An-Nasab (keturunana yang mulia). Atinya seseorang yang
akan diangkat menjadi Nabi haruslah berasal dari keturunan yang
mulia.
3. ‘Amil Az-Zaman (dibutuhkan zaman). Artinya kehadirannya
memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengisi
kekosongan rohani, memperbaiki segala kerusakan masyarakat, dan
mengembalikan umat manusia kepada kehidupan yang sesuai
dengan fithrah penciptaannya.
Secara umum setiap Nabi dan Rasul memiliki sifat-sifat yang
mulia dan teruji sesuai dengan statusnya sebagai manusia pilihan Allah
SWT, baik dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan Allah
SWT secara vertikal maupun dengan sesama manusia dan makhluk
Allah lainnya. Namun demikian secara khusus tiap Rasul memiliki
empat sifat yang erat kaitannya dengan tugasnya sebagai utusan Allah
yang membawa misi membimbing umat menempuh jalan yang diridhai
oleh Allah SWT. Keempat sifat tersebut adalah sebagai berikut:
1. As-Shidqu (benar). Artinya selalu berkata benar, tidak pernah
berdusta dalam keadaan bagaimana pun. Mustahil seorang
Rasul mempunyai sifat Kazib atau pendusta, karena hal tersebut
menyebabkan tidak adanya orang yang akan membenarkan
risalahnya. Sedangkan orang biasa saja yang mempunyai sifat
pendusta tidak akan dipercaya oleh orang apalagi seorang
Rasul.
2. Al-Amanah (dipercaya). Artinya seorang Rasul selalu menjaga
dan menunaikan amanah yang dipikulkan kepundaknya. Dia
akan selalu menjaga amanah kapan dan dimanapun, baik dilihat
dan diketahui oleh orang lain maupun tidak. Oleh sebab
itu,mustahil seorang Rasul berkhianat,melanggar amanat atau
tidak seia-kata dan perbuatan. Seseorang yang memiliki sifat
khianat tidak pantas menjadi Nabi, apalagi Rasul.
3. At-Tabligh (menyampaikan). Artinya seorang Rasul akan
menyampaikan apa saja yang diperintahkan oleh Allah SWT
untuk disampaikan. Tidak akan ada satupun bujukan atau
ancaman yang menyebabkan dia menyembunyikan sebagian
dari wahyu yang wajib disampaikannya. Mustahil seorang
Rasul menyembunyikan wahyu Illahi.
4. Al-Fathanah (cerdas). Artinya seorang Rasul memiliki tingkat
kecerdasan yang tinggi, pikiran yang jernih, penuh kearifan dan
kebijaksanaan. Ia akan mampu mengatasi persoalan yang palin
dilematis sekalipun tanpa harus meninggalkankejujuran dan
kebenaran.
Setiap Nabi dan Rasul ma’shum artinya terpelihara dari segala
macam dosa, baik yang kecil apalagi yang besar. Tapi sebagai manusia
biasayang juga tidak terbebas dari sifat lupa seorang Nabi dan Rasul bisa
saja melakukan kekhilafan seperti kekhilafan yang dilakukan oleh Nabi
Adam as (mendekati pohon larangan) akibat godaan syetan. 5
Pribadi para Nabi ialah bahwa mereka itu berfitrah tinggi, berakal
pikiran cerdas dan sehat, berbicara benar dan jujur,dan terpecaya dalam
menyampaikan risalah, terpelihara dari kekurangan pada jasmani yang
tidak sedap dipandang mata atau yang tidak mengenakkan selera yang
sehat. Wajib dipercaya pula,bahwa jiwa para Nabi telah mendapat bantuan
dan perlindungan Illahi hingga tidak mungkin mereka jatuh di bawah
pengaruh atau kekuasaan rohani dari seseorang. Selain hal-hal tersebut
Nabi adalah manusia biasa yang mengalami segala yang dialami manusia.6
54
Yunahar Ilyas, Kuliah Akidah Islam, 2016, halaman 135-138.
6
D. Tugas Dan Mu’jizat Para Rasul
Semua Rasul yang diutus oleh Allah SWT mempunyai tugas yang
sama yaitu menegakkan kalimat tauhid, mengajak umat manusia hanya
beribadah kepada Allah SWT semata, menjauhi segala macam thaghut dan
menegakkan agama (iqamatu ad-din) islam dalam seluruh kehidupan.
a. Mu’jizat Nabi Ibrahim as, tidak hangus terbakar di dalam api besar
yang menyala, bahkan beliau merasakan kenyamanan berada di
dalamnya.
b. Mu’jizat Nabi Musa as antara lain, membelah lautan dengan tongkat,
lalu terbentang jalan raya di tengah-tengahnya atau sebelumnya
tongkatnya menjadi ular besar yang melahap habis ular-ular tukang
sihir suruhan Fir’aun.
c. Mu’jizat Nabi Isa as bisa menyembuhkan bermacam-macam penyakit
berat yang tidak bisa disembuhkan dokter-dokter ahli, yang waktu itu
sesuai dengan kecenderungan dan prestasi pengobatan masa itu.7
d. Mu’jizat Nabi Muhammad SAW dibekali dan dikokohkan dengan
mu’jizat yang berbentuk ilmiah, hujjah secara akal. Mu’jizat yang
terpenting adalah kitab suci Al-qur’an yang dapat kita saksikan
sampai saat ini dan sampai kapanpun. Sebagai bukti bahwa Al-qur’an
benar-benar sebagai mu’jizat adalah tantangan yang dikemukakan
sendiri oleh Allah SWT, dalam firman-Nya yang berbunyi (Q.S Al-
Isra’:88).
7
Yunahar Ilyas, Kuliah Akidah Islam, 2016, halaman 138-140.
Al-qur’an Al-Karim itu bukanlah ciptaan atau karangan seseorang pun
ia adalah sebagai wahyu Allah yang diturunkan dalam bentuk yang
sesempurna-sempurnanya dari bentuk wahyu itu, bentuk yang
sempurna sekali mengenai turunnya wahyu itu ialah dengan mengirim
seorang utusan (malaikat) yang membawa wahyu tersebut.
ْي ٍء َعلِي ًماR ِّل َشR انَ هَّللا ُ بِ ُكRR اتَ َم النَّبِيِّينَ ۗ َو َكRو َل هَّللا ِ َو َخR الِ ُك ْم َو ٰلَ ِك ْن َر ُسR ٍد ِم ْن ِر َجRا أَ َحRRَانَ ُم َح َّم ٌد أَبRRا َكRRَم
“ Muhammad itu sekali - sekali bukan bapak dari seseorang laki – laki di
antara kamu , tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi – nabi
( Khatamun Nabiyyin ) . Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu ,” ( Al – Ahzab 33:40 )
R َنR وR ُمRَ لR ْعRَ اَل يRس َّR R ِكRَ ٰلR َوR اR ًرR يR ِذRَ نR َوR اR ًرR يRشRِ Rَ بRس
ِ Rَّ اRنRلR اRرRَ Rَ ثR ْكRَن أ َ R اRَ نR ْلR َسRرRْ Rَ أR اR َمRَو
ِ Rَّ اRنR لRِ لRًَّ ةRفR اR اَّل َكRِ إRك
“Dan kami tidak pernah mengutus kamu , melaikan kepada umat
manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan …” ( Saba ‘ 34 : 28 )
A. Kesimpulan
Nabi adalah seseorang yang ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT
dengan memberinya berita (wahyu).
Rasul adalah seorang yang diutus oleh Allah SWT untuk
menyampaikan misi, pesan (ar-risalah).
Nabi Muhammad saw merupakan Rasul terbesar dan paling penting,
karena:
Muhammad adalah Rasul terakhir yang bertugas mengemban
manusia sampai hari kiamat
Ajaran Nabi Muhammad saw mencakup keseluruhan ajaran
para Rasul terdahulu
Ajaran Muhammad saw menyempurnakan ajaran para Rasul
terdahulu.
Para Rasul dilengkapi dengan mu’jizat yaitu suatu kejadian yang luar
biasa (khawariqul ‘adah) atas izin Allah.
Mu’jizat Nabi Ibrahim as, tidak hangus terbakar di dalam api
besar yang menyala, bahkan beliau merasakan kenyamanan
berada di dalamnya.
Mu’jizat Nabi Musa as antara lain, membelah lautan dengan
tongkat, lalu terbentang jalan raya di tengah-tengahnya atau
sebelumnya tongkatnya menjadi ular besar yang melahap habis
ular-ular tukang sihir suruhan Fir’aun.
Mu’jizat Nabi Isa as bisa menyembuhkan bermacam-macam
penyakit berat yang tidak bisa disembuhkan dokter-dokter ahli,
yang waktu itu sesuai dengan kecenderungan dan prestasi
pengobatan masa itu.8
Mu’jizat Nabi Muhammad SAW dibekali dan dikokohkan
dengan mu’jizat yang berbentuk ilmiah, hujjah secara akal.
Mu’jizat yang terpenting adalah kitab suci Al-qur’an yang dapat
kita saksikan sampai saat ini dan sampai kapanpun. Sebagai
bukti bahwa Al-qur’an benar-benar sebagai mu’jizat adalah
tantangan yang dikemukakan sendiri oleh Allah SWT, dalam
firman-Nya yang berbunyi (Q.S Al-Isra’:88).
8
Daftar Pustaka