Anda di halaman 1dari 54

1.

AL-FARABI

Ab Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Frbi (872-950) disingkat Al-Farabi adalah


ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan. Ia juga dikenal dengan
nama lain Ab Nasir al-Frbi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Abu Nasr
Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah Al- Farabi, juga dikenal di dunia
barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir).

Al Farabi dianggap sebagai salah satu pemikir terkemuka dari era abad pertengahan.
Selama hidupnya al Farabi banyak berkarya. Jika ditinjau dari Ilmu Pengetahuan,
karya-karya al- Farabi dapat ditinjau menjdi 6 bagian:

1. Logika
2. Ilmu-ilmu Matematika
3. Ilmu Alam
4. Teologi
5. Ilmu Politik dan kenegaraan
6. Bunga rampai (Kutub Munawwaah).

Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara
Utama) yang membahas tentang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan
hubungan antara rejim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum
Ilahiah Islam.
2. AL-BATANI

Al Battani (sekitar 858-929) juga dikenal sebagai Albatenius adalah seorang ahli
astronomi dan matematikawan dari Arab. Al Battani nama lengkap: Ab Abdullh
Muhammad ibn Jbir ibn Sinn ar-Raqq al-Harrani as-Sabi al-Battn), lahir di Harran
dekat Urfa.

Salah satu pencapaiannya yang terkenal dalam astronomi adalah tentang penentuan
Tahun Matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.
Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri:

Ia juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:

dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan


persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel
perhitungan tangen.

Al Battani bekerja di Suriah, tepatnya di ar-Raqqah dan di Damaskus, yang juga


merupakan tempat wafatnya.

3. IBNU SINA

Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang
filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian
Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya
adalah tentang filosofi dan pengobatan.

Bagi banyak orang, beliau adalah Bapak Pengobatan Modern dan masih banyak lagi
sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang
kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal Qanun fi Thib merupakan rujukan di
bidang kedokteran selama berabad-abad.

Ibnu Sina bernama lengkap Ab Al al-Husayn bin Abdullh bin Sn lahir pada 980 di
Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan
meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).

Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar, banyak di
antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang
sebagai Bapak Kedokteran Modern, George Sarton menyebut Ibnu Sina sebagai
"Ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua
bidang, tempat, dan waktu". Karyanya yang paling terkenal adalah The Book of Healing
dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-
Qanun fi At Tibb).

Karya

1. Qanun fi Thib (Canon of Medicine/Aturan Pengobatan)


2. Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)
3. An Najat

4. IBNU BATUTAH

Abu Abdullah Muhammad bin Battutah atau juga dieja Ibnu Batutah adalah seorang
pengembara (penjelajah) Berber Maroko.

Atas dorongan Sultan Maroko, Ibnu Batutah mendiktekan beberapa perjalanan


pentingnya kepada seorang sarjana bernama Ibnu Juzay, yang ditemuinya ketika
sedang berada di Iberia. Meskipun mengandung beberapa kisah fiksi, Rihlah
merupakan catatan perjalanan dunia terlengkap yang berasal dari abad ke-14.

Lahir di Tangier, Maroko antara tahun 1304 dan 1307, pada usia sekitar dua puluh
tahun Ibnu Batutah berangkat haji - ziarah ke Mekah. Setelah selesai, dia melanjutkan
perjalanannya hingga melintasi 120.000 kilometer sepanjang dunia Muslim (sekitar 44
negara modern).
5. IBNU RUSYD

Ibnu Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, lahir tahun 1126 di Marrakesh Maroko, wafat
tanggal 10 Desember 1198) juga dikenal sebagai Averroes, adalah seorang filsuf dari
Spanyol (Andalusia).

Ikhtisar
Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 Hijriah
(1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim terkenal pada
masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang mempunyai banyak minat
dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan
filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja.

Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan
ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai "Kadi"
(hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan
komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang memengaruhi filsafat Kristen di abad
pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang
mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah
hukum.
Pemikiran Ibnu Rusyd
Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk
karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar
karya-karya aslinya sudah tidak ada.

Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang
Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap
keberagamaannya.

Karya

1. Bidayat Al-Mujtahid
2. Kulliyaat fi At-Tib (Kuliah Kedokteran)
3. Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syariat

6. MUHAMMAD BIN MUSA AL-KHAWARIZMI

Muhammad bin Ms al-Khawrizm adalah seorang ahli matematika, astronomi,


astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwrizm
(sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir
sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad
Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik
dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Translasi
bahasa Latin dari Aritmatika beliau, yang memperkenalkan angka India, kemudian
diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke
12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-
tulisan tentang astronomi dan astrologi.

Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam
kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam
matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau.
Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau.
Nama beliau juga di serap dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa
Portugis, Algarismo yang berarti digit.

Biografi
Sedikit yang dapat diketahui dari hidup beliau, bahkan lokasi tempat lahirnya sekalipun.
Nama beliau mungkin berasal dari Khwarizm (Khiva) yang berada di Provinsi Khurasan
pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah (sekarang Xorazm, salah satu provinsi
Uzbekistan). Gelar beliau adalah Ab Abdu llh atau Ab Jafar.

Sejarawan al-Tabari menamakan beliau Muhammad bin Musa al-Khwrizm al-Majousi


al-Katarbali. Sebutan al-Qutrubbulli mengindikasikan beliau berasal dari Qutrubbull,
kota kecil dekat Baghdad.

Dalam Kitb al-Fihrist Ibnu al-Nadim, kita temukan sejarah singkat beliau, bersama
dengan karya-karya tulis beliau. Al-Khawarizmi menekuni hampir seluruh pekerjaannya
antara 813-833. setelah Islam masuk ke Persia, Baghdad menjadi pusat ilmu dan
perdagangan, dan banyak pedagang dan ilmuwan dari Cina dan India berkelana ke
kota ini, yang juga dilakukan beliau. Dia bekerja di Baghdad pada Sekolah Kehormatan
yang didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah Al-Ma'mun, tempat ia belajar ilmu alam dan
matematika, termasuk mempelajari terjemahan manuskrip Sanskerta dan Yunani.

Karya
Karya terbesar beliau dalam matematika, astronomi, astrologi, geografi, kartografi,
sebagai fondasi dan kemudian lebih inovatif dalam aljabar, trigonometri, dan pada
bidang lain yang beliau tekuni. Pendekatan logika dan sistematis beliau dalam
penyelesaian linear dan notasi kuadrat memberikan keakuratan dalam disiplin aljabar,
nama yang diambil dari nama salah satu buku beliau pada tahun 830 M, al-Kitab al-
mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala atau: "Buku Rangkuman untuk Kalkulasi
dengan Melengkapakan dan Menyeimbangkan, buku pertama beliau yang kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12.
Pada buku beliau, Kalkulasi dengan angka Hindu, yang ditulis tahun 825,
memprinsipkan kemampuan difusi angka India ke dalam perangkaan timur tengah dan
kemudian Eropa. Buku beliau diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Algoritmi de
numero Indorum, menunjukkan kata algoritmi menjadi bahasa Latin.

Beberapa kontribusi beliau berdasar pada Astronomi Persia dan Babilonia, angka India,
dan sumber-sumber Yunani.

Sistemasi dan koreksi beliau terhadap data Ptolemeus pada geografi adalah sebuah
penghargaan untuk Afrika dan Timur Tengah. Buku besar beliau yang lain, Kitab surat
al-ard ("Pemandangan Bumi";diterjemahkan oleh Geography), yang memperlihatkan
koordinat dan lokasi dasar yang diketahui dunia, dengan berani mengevaluasi nilai
panjang dari Laut Mediterania dan lokasi kota-kota di Asia dan Afrika yang sebelumnya
diberikan oleh Ptolemeus.

Ia kemudian mengepalai konstruksi peta dunia untuk Khalifah Al-Mamun dan


berpartisipasi dalam proyek menentukan tata letak di Bumi, bersama dengan 70 ahli
geografi lain untuk membuat peta yang kemudian disebut ketahuilah dunia. Ketika
hasil kerjanya disalin dan ditransfer ke Eropa dan Bahasa Latin, menimbulkan dampak
yang hebat pada kemajuan matematika dasar di Eropa. Ia juga menulis tentang
astrolab dan sundial.

Kitab I - Aljabar

Al-Kitb al-mukhtaar f isb al-jabr wa-l-muqbala (Kitab yang Merangkum


Perhitungan Pelengkapan dan Penyeimbangan) adalah buku matematika yang ditulis
pada tahun 830. Kitab ini merangkum definisi aljabar. Terjemahan ke dalam bahasa
Latin dikenal sebagai Liber algebrae et almucabala oleh Robert dari Chester (Segovia,
1145) dan juga oleh Gerardus dari Cremona.

Dalam kitab tersebut diberikan penyelesaian persamaan linear dan kuadrat dengan
menyederhanakan persamaan menjadi salah satu dari enam bentuk standar (di sini b
dan c adalah bilangan bulat positif)
dengan membagi koefisien dari kuadrat dan menggunakan dua operasi: al-jabr ( )
atau pemulihan atau pelengkapan) dan al-muqbala (penyetimbangan). Al-jabr adalah
proses memindahkan unit negatif, akar dan kuadrat dari notasi dengan menggunakan
nilai yang sama di kedua sisi. Contohnya, x^2 = 40x - 4x^2 disederhanakan menjadi
5x^2 = 40x. Al-muqbala adalah proses memberikan kuantitas dari tipe yang sama ke
sisi notasi. Contohnya, x^2 + 14 = x + 5 disederhanakan ke x^2 + 9 = x.
Beberapa pengarang telah menerbitkan tulisan dengan nama Kitb al-abr wa-l-
muqbala, termasuk Ab anfa al-Dnawar, Ab Kmil (Rasla fi al-abr wa-al-
muqbala), Ab Muammad al-Adl, Ab Ysuf al-Mi, Ibnu Turk, Sind bin Al, Sahl
bin Bir, dan arafaddn al-s.

Kitab 2 - Dixit algorizmi

Buku kedua besar beliau adalah tentang aritmatika, yang bertahan dalam Bahasa Latin,
tapi hilang dari Bahasa Arab yang aslinya. Translasi dilakukan pada abad ke-12 oleh
Adelard of Bath, yang juga menerjemahkan tabel astronomi pada 1126.

Pada manuskrip Latin,biasanya tak bernama,tetapi umumnya dimulai dengan kata: Dixit
algorizmi ("Seperti kata al-Khawrizm"), atau Algoritmi de numero Indorum ("al-
Kahwrizm pada angka kesenian Hindu"), sebuah nama baru di berikan pada hasil
kerja beliau oleh Baldassarre Boncompagni pada 1857. Kitab aslinya mungkin bernama
Kitb al-Jama wa-l-tafrq bi-isb al-Hind ("Buku Penjumlahan dan Pengurangan
berdasarkan Kalkulasi Hindu")

Kitab 3 - Rekonstruksi Planetarium

Peta abad ke-15 berdasarkan Ptolemeus sebagai perbandingan.

Buku ketiga beliau yang terkenal adalah Kitb surat al-Ardh "Buku Pemandangan
Dunia" atau "Kenampakan Bumi" diterjemahkan oleh Geography), yang selesai pada
833 adalah revisi dan penyempurnaan Geografi Ptolemeus, terdiri dari daftar 2402
koordinat dari kota-kota dan tempat geografis lainnya mengikuti perkembangan umum.

Hanya ada satu kopi dari Kitb rat al-Ar, yang tersimpan di Perpustakaan
Universitas Strasbourg. Terjemahan Latinnya tersimpan di Biblioteca Nacional de
Espaa di Madrid. Judul lengkap buku beliau adalah Buku Pendekatan Tentang Dunia,
dengan Kota-Kota, Gunung, Laut, Semua Pulau dan Sungai, ditulis oleh Abu Jafar
Muhammad bin Musa al-Khawarizmi berdasarkan pendalaman geografis yang ditulis
oleh Ptolemeus dan Claudius.

Buku ini dimulai dengan daftar bujur dan lintang, termasuk Zona Cuaca, yang menulis
pengaruh lintang dan bujur terhadap cuaca. Oleh Paul Gallez, dikatakan bahwa ini
sanagat bermanfaat untuk menentukan posisi kita dalam kondisi yang buruk untuk
membuat pendekatan praktis. Baik dalam salinan Arab maupun Latin, tak ada yang
tertinggal dari buku ini. Oleh karena itu, Hubert Daunicht merekonstruksi kembali peta
tersebut dari daftar koordinat. Ia berusaha mencari pendekatan yang mirip dengan peta
tersebut.

Buku 4 - Astronomi

Kampus Corpus Christi MS 283


Buku Zj al-sindhind (tabel astronomi) adalah karya yang terdiri dari 37 simbol pada
kalkulasi kalender astronomi dan 116 tabel dengan kalenderial, astronomial dan data
astrologial sebaik data yang diakui sekarang.

Versi aslinya dalam Bahasa Arab (ditulis 820) hilang, tapi versi lain oleh astronomer
Spanyol Maslama al-Majr (1000) tetap bertahan dalam bahasa Latin, yang
diterjemahkan oleh Adelard of Bath (26 Januari 1126). Empat manuskrip lainnya dalam
bahasa Latin tetap ada di Bibliothque publique (Chartres), the Bibliothque Mazarine
(Paris), the Bibliotheca Nacional (Madrid) dan the Bodleian Library (Oxford).

Buku 5 - Kalender Yahudi

Al-Khawrizm juga menulis tentang Penanggalan Yahudi (Risla fi istikhrj tarkh al-
yahd "Petunjuk Penanggalan Yahudi"). Yang menerangkan 19-tahun siklus interkalasi,
hukum yang mengatur pada hari apa dari suatu minggu bulan Tishr dimulai;
memperhitungkan interval antara Era Yahudi (penciptaan Adam) dan era Seleucid; dan
memberikan hukum tentang bujur matahari dan bulan menggunakan Kalender Yahudi.
Sama dengan yang ditemukan oleh al-Brn dan Maimonides.

Karya lainnya
Beberapa manuskrip Arab di Berlin, Istanbul, Tashkent, Kairo dan Paris berisi
pendekatan material yang berkemungkinan berasal dari al-Khawarizm. Manuskrip di
Istanbul berisi tentang sundial, yang disebut dalam Fihirst. Karya lain, seperti
determinasi arah Mekkah adalah salah satu astronomi sferik.

Dua karya berisi tentang pagi (Marifat saat al-mashriq f kull balad) dan determinasi
azimut dari tinggi (Marifat al-samt min qibal al-irtif).

Beliau juga menulis 2 buku tentang penggunaan dan perakitan astrolab. Ibnu al-Nadim
dalam Kitab al-Fihrist (sebuah indeks dari bahasa Arab) juga menyebutkan Kitb ar-
Ruma(t) (buku sundial) dan Kitab al-Tarikh (buku sejarah) tapi 2 yang terakhir disebut
telah hilang.

7. UMAR KHAYYAM
'Umar Khayym (18 Mei 1048 - 4 Desember 1131), dilahirkan di Nishapur, Iran. Nama
aslinya adalah Ghiytsuddin Abulfatah 'Umar bin Ibrahim Khayymi Nisybri .
Khayym berarti "pembuat tenda" dalam bahasa Persia.

Sang Matematikawan
Pada masa hidupnya, ia terkenal sebagai seorang matematikawan dan astronom yang
memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret 1079, Sultan
Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah
diperbaiki Umar, seperti yang dilakukan oleh Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM
dengan koreksi terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada
Februari 1552 dengan kalender yang telah diperbaiki Aloysius Lilius (meskipun Britania
Raya baru beralih dari Kalender Julian kepada kalender Gregorian pada 1751, dan
Rusia baru melakukannya pada 1918).

Dia pun terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan
memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.

Sang astronom
Pada 1073, Malik-Syah, penguasa Isfahan, mengundang Khayym untuk membangun
dan bekerja pada sebuah observatorium, bersama-sama dengan sejumlah ilmuwan
terkemuka lainnya. Akhirnya, Khayym dengan sangat akurat (mengoreksi hingga
enam desimal di belakang koma) mengukur panjang satu tahun sebagai
365,24219858156 hari.
Ia terkenal di dunia Persia dan Islam karena observasi astronominya. Ia pernah
membuat sebuah peta bintang (yang kini lenyap) di angkasa.

Umar Khayym dan Islam


Filsafat Umar Khayym agak berbeda dengan dogma-dogma umum Islam. Tidak jelas
apakah ia percaya akan kehadiran Allah atau tidak, namun ia menolak pemahaman
bahwa setiap kejadian dan fenomena adalah akibat dari campur tangan ilahi. Ia pun
tidak percaya akan Hari Kiamat atau ganjaran serta hukuman setelah kematian.
Sebaliknya, ia mendukung pandangan bahwa hukum-hukum alam menjelaskan semua
fenomena dari kehidupan yang teramati. Para pejabat keagamaan berulang kali
meminta dia menjelaskan pandangan-pandangannya yang berbeda tentang Islam.
Khayym akhirnya naik haji ke Mekkah untuk membuktikan bahwa ia adalah seorang
muslim.

Omar Khayyam, Sang Skeptik


Dan, sementara Ayam Jantan berkokok, mereka yang berdiri di muka / Rumah Minum
berseru - "Bukalah Pintu! / Engkau tahu betapa sedikit waktu yang kami punyai untuk
singgah, / Dan bila kami pergi, mungkin kami takkan kembali lagi."

Demikian pula bagi mereka yang bersiap-siap untuk HARI INI, / Dan meyangka setelah
ESOK menatap, / Seorang muazzin berseru dari Menara Kegelapan / "Hai orang
bodoh! ganjaranmu bukan di Sini ataupun di Sana!"

Mengapa, semua orang Suci dan orang Bijak yang mendiskusikan / Tentang Dua Dunia
dengan begitu cerdas, disodorkannya / Seperti Nabi-nabi bodoh; Kata-kata mereka
untuk Dicemoohkan / Ditaburkan, dan mulut mereka tersumbat dengan Debu.

Oh, datanglah dengan Khayyam yang tua, dan tinggalkanlah Yang Bijak / Untuk
berbicara; satu hal yang pasti, bahwa Kehidupan berjalan cepat; / Satu hal yang pasti,
dan Sisanya adalah Dusta; / Bunga yang pernah sekali mekar, mati untuk selama-
lamanya.

Diriku ketika masih muda begitu bergariah mengunjungi / Kaum Cerdik pandai dan
Orang Suci, dan mendengarkan Perdebatan besar / Tentang ini dan tentang: namun
terlebih lagi / Keluar dari Pintu yang sama seperti ketika kumasuk.

Dengan Benih Hikmat aku menabur, / Dan dengan tanganku sendiri mengusahakannya
agar bertumbuh; / Dan cuma inilah Panen yang kupetik - / "Aku datang bagai Air, dan
bagaikan Bayu aku pergi."

Ke dalam Jagad ini, dan tanpa mengetahui, / Entah ke mana, seperti Air yang mengalir
begitu saja: / Dan dari padanya, seperti Sang Bayu yang meniup di Padang, / Aku tak
tahu ke mana, bertiup sesukanya.

Jari yang Bergerak menulis; dan, setelah menulis, / Bergerak terus: bukan
Kesalehanmu ataupun Kecerdikanmu / Yang akan memanggilnya kembali untuk
membatalkan setengah Garis, / Tidak juga Air matamu menghapuskan sepatah Kata
daripadanya.

Dan Cawan terbalik yang kita sebut Langit, / Yang di bawahnya kita merangkak hidup
dan mati, / Janganlah mengangkat tanganmu kepadanya meminta tolong - karena Ia /
Bergelung tanpa daya seperti Engkau dan Aku.

Omar Khayym, Penulis dan Penyair


Omar Khayym kini terkenal bukan hanya keberhasilan ilmiahnya, tetapi karena karya-
karya sastranya. Ia diyakini telah menulis sekitar seribu puisi 400 baris. Di dunia
berbahasa Inggris, ia paling dikenal karena The Rubiyt of Omar Khayym dalam
terjemahan bahasa Inggris oleh Edward Fitzgerald (1809-1883).

Orang lain juga telah menerbitkan terjemahan-terjemahan sebagian dari rubiytnya


(rubiyt berarti "kuatrain"), tetapi terjemahan Fitzgeraldlah yang paling terkenal. Ada
banyak pula terjemahan karya ini dalam bahasa-bahasa lain.

8. TSABIT BIN QURRAH


Abu'l Hasan Tsabit bin Qurra' bin Marwan al-Sabi al-Harrani, (826 18 Februari 901)
adalah seorang astronom dan matematikawan dari Arab, dan dikenal pula
sebagai Thebit dalam bahasa Latin.

Tsabit lahir di kota Harran, Turki. Tsabit menempuh pendidikan di Baitul Hikmah di
Baghdad atas ajakan Muhammad ibn Musa ibn Shakir. Tsabit menerjemahkan buku
Euclid yang berjudul Elements dan buku Ptolemy yang berjudul Geograpia.

Al-Sabi Thabit bin Qurra al-arrn, Latin: Thebit / Thebith / Tebit, 826 - 18 Februari,
901) adalah seorang ahli matematika, dokter, astronom, dan penerjemah Islam Golden
Age yang tinggal di Baghdad pada paruh kedua abad kesembilan.

Ibnu Qurra membuat penemuan penting dalam aljabar, geometri, dan astronomi. Dalam
astronomi, Thabit dianggap sebagai salah satu dari para reformis pertama dari sistem
Ptolemaic, dan dalam mekanika dia adalah seorang pendiri statika.

9. MUHAMMAD BIN ZAKARIYA AL-RAZI

Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat
merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 - 930. Ia lahir
di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925.

Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan.
Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad.
Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy.
Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad.

Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu
ilmuwan terbesar dalam sejarah.

Biografi
Ar-Razi lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Hijirah dan meninggal pada tanggal 9
Oktober 925 Hijriah. Nama Razi-nya berasal dari nama kota Rayy. Kota tersebut
terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi Alborz yang berada di dekat Teheran,
Iran. Di kota ini juga, Ibnu Sina menyelesaikan hampir seluruh karyanya.

Saat masih kecil, ar-Razi tertarik untuk menjadi penyanyi atau musisi tapi dia kemudian
lebih tertarik pada bidang alkemi. Pada umurnya yang ke-30, ar-Razi memutuskan
untuk berhenti menekuni bidang alkemi dikarenakan berbagai eksperimen yang
menyebabkan matanya menjadi cacat. Kemudian dia mencari dokter yang bisa
menyembuhkan matanya, dan dari sinilah ar-Razi mulai mempelajari ilmu kedokteran.

Dia belajar ilmu kedokteran dari Ali ibnu Sahal at-Tabari, seorang dokter dan filsuf yang
lahir di Merv. Dahulu, gurunya merupakan seorang Yahudi yang kemudian berpindah
agama menjadi Islam setelah mengambil sumpah untuk menjadi pegawai kerajaan
dibawah kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mu'tashim.

Razi kembali ke kampung halamannya dan terkenal sebagai seorang dokter disana.
Kemudian dia menjadi kepala Rumah Sakit di Rayy pada masa kekuasaan Mansur ibnu
Ishaq, penguasa Samania. Ar-Razi juga menulis at-Tibb al-Mansur yang khusus
dipersembahkan untuk Mansur ibnu Ishaq. Beberapa tahun kemudian, ar-Razi pindah
ke Baghdad pada masa kekuasaan al-Muktafi dan menjadi kepala sebuah rumah sakit
di Baghdad.

Setelah kematian Khalifan al-Muktafi pada tahun 907 Masehi, ar-Razi memutuskan
untuk kembali ke kota kelahirannya di Rayy, dimana dia mengumpulkan murid-
muridnya. Dalam buku Ibnu Nadim yang berjudul Fihrist, ar-Razi diberikan gelar Syaikh
karena dia memiliki banyak murid. Selain itu, ar-Razi dikenal sebagai dokter yang baik
dan tidak membebani biaya pada pasiennya saat berobat kepadanya.

Kontribusi
Bidang Kedokteran
Cacar dan campak

Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang
pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar:

"Cacar terjadi ketika darah 'mendidih' dan terinfeksi, dimana kemudian hal ini akan
mengakibatkan keluarnya uap. Kemudian darah muda (yang kelihatan seperti ekstrak
basah di kulit) berubah menjadi darah yang makin banyak dan warnanya seperti anggur
yang matang. Pada tahap ini, cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada
minuman anggur. Penyakit ini dapat terjadi tidak hanya pada masa kanak-kanak, tapi
juga masa dewasa. Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah mencegah
kontak dengan penyakit ini, karena kemungkinan wabah cacar bisa menjadi epidemi."

Diagnosa ini kemudian dipuji oleh Ensiklopedia Britanika (1911) yang menulis:
"Pernyataan pertama yang paling akurat dan tepercaya tentang adanya wabah
ditemukan pada karya dokter Persia pada abad ke-9 yaitu Rhazes, dimana dia
menjelaskan gejalanya secara jelas, patologi penyakit yang dijelaskan dengan
perumpamaan fermentasi anggur dan cara mencegah wabah tersebut."

Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku pertama
yang membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda. Buku ini
kemudian diterjemahkan belasan kali ke dalam Latin dan bahasa Eropa lainnya. Cara
penjelasan yang tidak dogmatis dan kepatuhan pada prinsip Hippokrates dalam
pengamatan klinis memperlihatkan cara berpikir ar-Razi dalam buku ini.

Berikut ini adalah penjelasan lanjutan ar-Razi: "Kemunculan cacar ditandai oleh demam
yang berkelanjutan, rasa sakit pada punggung, gatal pada hidung dan mimpi yang
buruk ketika tidur. Penyakit menjadi semakin parah ketika semua gejala tersebut
bergabung dan gatal terasa di semua bagian tubuh. Bintik-bintik di muka mulai
bermunculan dan terjadi perubahan warna merah pada muka dan kantung mata. Salah
satu gejala lainnya adalah perasaan berat pada seluruh tubuh dan sakit pada
tenggorokan."

Alergi dan demam

Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit "alergi asma", dan
ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu
tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar
pada musim panas. Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam
sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri.

Farmasi

Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti tabung,
spatula dan mortar. Ar-razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari
merkuri.

Etika kedokteran

Ar-Razi juga mengemukakan pendapatnya dalam bidang etika kedokteran. Salah


satunya adalah ketika dia mengritik dokter jalanan palsu dan tukang obat yang
berkeliling di kota dan desa untuk menjual ramuan. Pada saat yang sama dia juga
menyatakan bahwa dokter tidak mungkin mengetahui jawaban atas segala penyakit
dan tidak mungkin bisa menyembuhkan semua penyakit, yang secara manusiawi
sangatlah tidak mungkin. Tapi untuk meningkatkan mutu seorang dokter, ar-Razi
menyarankan para dokter untuk tetap belajar dan terus mencari informasi baru. Dia
juga membuat perbedaan antara penyakit yang bisa disembuhkan dan yang tidak bisa
disembuhkan. Ar-Razi kemudian menyatakan bahwa seorang dokter tidak bisa
disalahkan karena tidak bisa menyembuhkan penyakit kanker dan kusta yang sangat
berat. Sebagai tambahan, ar-Razi menyatakan bahwa dia merasa kasihan pada dokter
yang bekerja di kerajaan, karena biasanya anggota kerajaan suka tidak mematuhi
perintah sang dokter.

Ar-Razi juga mengatakan bahwa tujuan menjadi dokter adalah untuk berbuat baik,
bahkan sekalipun kepada musuh dan juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

Buku-buku Ar-Razi pada bidang kedokteran

Berikut ini adalah karya ar-Razi pada bidang kedokteran yang dituliskan dalam buku:

1. Hidup yang Luhur


2. Petunjuk Kedokteran untuk Masyarakat Umum
3. Keraguan pada Galen
4. Penyakit pada Anak

10. ABU MUSA JABIR BIN HAYYAN


Abu Musa Jabir bin Hayyan, atau dikenal dengan nama Geber di dunia Barat,
diperkirakan lahir di Kuffah, Irak pada tahun 722 dan wafat pada tahun 804. Kontribusi
terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia
berguru pada Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia
mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga
setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat
berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah
merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.

Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi,


kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan
proses-proses tersebut.

Bapak Kimia Arab ini dikenal karena karya-karyanya yang sangat berpengaruh pada
ilmu kimia dan metalurgi.

Karya Jabir antara lain:

1. Kitab Al-Kimya (diterjemahkan ke Inggris menjadi The Book of the Composition


of Alchemy)
2. Kitab Al-Sab'een
3. Kitab Al Rahmah
4. Al Tajmi
5. Al Zilaq al Sharqi
6. Book of The Kingdom
7. Book of Eastern Mercury
8. Book of Balance'

http://www.munsypedia.com/2013/08/10-ilmuwan-muslim-terbesar-dan-terhebat.html

1. Ibnu Sina

pixabay.com
Ibnu Sina atau yang dikenal di barat adalah Avicenna ini adalah seorang
dokter,ilmuwan dan juga filsuf kelahiran Persia atau sekarang lebih dikenal
dengan nama Iran. Ia juga seorang penulis yang handal dan biasanya ia menulis
tentang filosofi dan pengobatan.

Bagi orang pengatakan bahwa Ibnu Sina ini adalah Bapak Pengobatan Modern
ia juga mempunyai banyak karya di bidang kedokteran. Karya yang paling
terkenalnya adalah Qanun Fi Thib yang merupakan refensri di bidang kedokteran
selama berabad-abad.

Buku karya Ibnu Sina yang masih dipakai menjadi referensi ada beberapa yaitu
adalah:
Qanun fi Thib ( Aturan Pengobatan )

-Asy Syifa ( terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagao macam ilmu pengobatan )

-An Najat

Dan masih banyak lagi karya-karya Ibnu Sina yang masih di sampai saat ini oleh
para dokter di seluruh dunia.

2. Al- Khawarizmi

pixabay.com
Tokoh ilmuwan muslim dan penemuannya yang kedua adalah Al-Khawarizmi
beliau ahli dibidang geografi, matematika, astronomi, dan astrologi. Al-
Khawarizmi berasal dari Persia dan lahir sekitar tahun 780 m dan wafat pada
tahun 850 m di Baghdad. Sepanjang hidupnya ia bekerja menjadi dosen di salah
satu universitas di Baghdad.

Buku pertamanya adalah Al Jabar buku ini membahas tentang solusi sitematik
dari liener dan notasi. Ada banyak sekali karya-karya beliau diantaranya adalah:
Al-kitab al-mukhtasar fi hisab aljabr wal-muqobala { kitab yang merangkum
perhitungan perlengkapan dan perhitungan }
Masih banyak lagi karya beliau yang diabadiakan dalam tulisan-tulisannya.

3. Al- Biruni

pixabay.com
Al-Biruni adalah ilmuwan yang berasal dari Persia atau sekarang lebih dikenal
dengan negara Turmekistan ia merupakan ilmuwan yang ahli dibidang
astronomi, fisikawan, filsuf, ahli farmasi, obat-obatan dan lainnya dan ia yang
menyatakan teori bahwa bumi itu bulat.

Al-Biruni di lahirkan di Turmekistan atau Khiva di kawasan danau Aaal di Asia


Tengah yang masa kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan pengkajian
bintang dari gurunya Abu Nashr Mansur. Beliau memiliki 120 buku diantara ada
yang membahas tentang matematika dan ia meyumbangkan pada bidang
matematika yakni:

-Arimatika teoretis dan praktis


-Penjumlahan Seri

-Analisis Kombinatorial

-Kaidah Angka 3

-Bilangan Irasonal

dan masih banyak lagi teori tentang matematika karya Al-Biruni ini.

4. Al-Zahrawi

pixabay.com
Pada abad pertengahan islam memiliki seorang dokter yang ahli di bidang
kedokteran gigi dan kelahiran anak. Ilmuwan tersebut adalah Al-Zahrawi atau
dikenal di dunia barat dengan nama Abulcasis pada tahun 936 dan wafat pada
tahun 1013 Masehi.
Semasa beliau hidup beliau selalu mempelajari ilmu kedokteran gigi dan
kelahiran, selain itu beliau juga menemukan oba-obatan. Beliau juga pernah
membuat alat bedah sistem pengoprasian dan pada saat itu adalah alat yang
tergolong maju.

Karena keahliannya ini Al-Zahrawi diangkat menjadi seorang dokter di kerajaan


di masa kekhalifahan Al-Hakam II dan Kekhalifahan Umayyah. Salah buku yang
bernama Al-Tasrif yang membahas tentang kedokteran, termasuk diantanya
adalah tentang gigi dan kelahiran anak.

Ketika menjabat seorang dokter di kerjaan beliau membuat buku tentang


pengobatan dan pembedahan gigi yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa
latin oleh Gerordo yang berasal dari Cremona. Dan selam lima abad para dokter
dan ilmuwan menjadikan karya nya Al-Zahrawi menjadi sumber utama dalam
bidang kedokteran dan pengobatan.

5. Abul Hakam Al-Kirmani


pixabay.com
Tokoh ilmuwan islam selanjutnya adalah Abdul Hakam Umar bin Abdirrahman
bin Ahmad bin Ali Al-kirmani atau yang lebih dikenal dengan nama Al-Kirmani.
Beliau adalah adalah ilmuwan terkemuka di masanya. Al-kirmani ahli dalam
bidang geometri dan logika.

Al-kirmani ini adalah murid dari Maslamah Al-Mairiti, yang berasal dari Kordoba
Al-Andalus pada abad ke-12. Seorang ilmuwan tidaklah dikenal jika tidak
meninggalkan jejak berupa tulisan yang pada satu masa nanti bisa menjadi
refensi.

Hal ini juga terjadi pada Al-Kirmani yang sangat memahami geometri serta
jawaban atas pertayaan tersulit mengenai ilmu agama. Pada masa menunutu
ilmu, Al-Karmani pernah pindah ke Al-Jazira yang terletak di Turki untuk lebih
mendalami ilmu geometri dan kedokteran.

6. Al-Khindi
pixabay.com
Al-khindi adalah seorang ilmuwan islam yang mengarang sekitar 270 buku
tentang ensiklopedia. Beliau juga ahli dalam bidang matematika, fisiki,
kedokteran, music, geografis, filsafat, dan Yunani kuno. selain itu Al-Khindi juga
seorang filsuf muslim yang taat dan disiplin.

Ilmuwan yang lahir 801 ini adalh filsuf pertama yang bergama islam yang mahir
berbahasa Yunani selain itu dia juga ahli dalam berbahsa Arab. Dalam dunia
barat mengenal Al-Khindi dengan nama Al-Kindus yang akhirnya banyak dikenal
orang kalau Al-Kindi non-Muslim.

Ilmuwan Eropa yang menerjemahkan karya Al-Kindi dari bahasa arab je basa
Yunani adalah Aristoteles dan Plotinus. Kelebihan Al-Kindi adalah menghadirkan
filsafat Yunani kepada kaum Muslimin setelah berhasil mengilamkan pemikiran
asing tersebut kedalam islam.
Dengan pemikiran cemerlangnya Al-Khindi kemudian dikenal sebagai ilmuwan
yang serab bisa meliputi ilmu pengobatan, farmakologi, astrologi, matematika,
optic, zoology, meteorology dan gempa bumi.

7. Ibnu Hayyan

pixabay.com
Ibnu Hayyan lebih dikenal oleh ilmuwan Eropa dengan nama Gebert, ia adalah
penemu ilmu kimia. Ibnu Hayyan lahir di Kuffah, Irak antara tahun 721-815
Masehi merupakan seorang tokoh ilmuwan islam yang mempelajari dunia islam.
Ilmu kimia yang dipelajarinya bermula dari kajian terhadap Al-Quran dan berguru
pada Barmaki Vizier seorang ilmuwan yang lahir pada masa pemerintahan
Harun Ar-Rasyid di Baghdad.
Penelitiannya dalam bidang ilm kimia berhasil dikembangkan secara sistematis
melalui eksperimen tentenb kuantitas zat yang berhubungan dengan reaksi yang
terjadi. Dengan berhasilnya Ibnu Hayyan terhadap eksperimen tersebut
dianggap mengawali rintisan tentang penemuan hukum perbandingan tetap
terhadap reaksi kimia.

Penemuan tersebut tidak berhenti disitu saja, Ibnu Hayyan kemudian


menyempurnakan reaksi kimia lainnya seperti penguapan, sublimasi, distilasi,
dan kristalisasi. Sehingga tidak heran jika banyak ilmuwan Eropa yang
mempelajari ilmu tersebut sebagai rujukan terhadap sains khususnya kimia.

8. Ibnu Haitham

pixabay.com
Lebih dikenal dengan nama Alhazen seorang ilmuwan yang meneliti tentang sifat
cahaya dan juga ahli dalam bidang sains, falak, matematikan, geometri,
pengobatan, dan fisafat. Alhazen lahir di Basrah pada tahun sekitar 965
kemudian tinggal di Kairo hingga akhir usianya pada tahun 1039.

Ibnu Haitham sagat mencintai ilmu pengetahuan bahkan sebelum diangkat


menjadi pegawai pemerintahan di tempat kelahirannya. Setelah beberapa lama
bekerja dipemerintahan beliau kemudian hijrah menuju Ahwaz dan Masir, dalam
perjalanan ini Ibnu Haitham menghasilkan beberap karya tulis yang luar biasa
tentang matematikan dan falak. Tujuannya adalah agar mendapatkan uang
cadangan dala menempuh perjalanan ke Universitas Al-Azhar.

Bagikan ini:
Klik untuk berba
https://abahadil.com/tokoh-ilmuwan-muslim-dan-penemuannya/
Dalam perjalanan sejarah, umat Islam sangat banyak memiliki ilmuwan dalam
berbagai bidang, terutama pada zaman keemasan Islam. Contohnya antara lain, Abu
Hanifah an Nu'man bin Sabit yang dikenal dengan Imam Hanafi (699-767), Malik bin
Anas yang terkenal dengan Imam Malik (712-798), Muhammad bin Idris asy-Syafi'i
yang dikenal dengan Imam Syafi'i (767-820) dan Ahmad bin Hanbal yang dikenal
dengan Imam Hanbali (780-855). Mereka adalah tokoh ilmuwan Muslim dalam
bidang fikih dan ushul fikih, serta beberapa cabang ilmu lainnya, dan telah melahirkan
karya-karya yang fenomenal.

Masih banyak ilmuwan Muslim yang berkiprah. Pada bidang teologi, misalnya,
adalah Abu Hasan al-Asy'ari (873-935), al-Jubba'i (w.303 H), Abu Mansur
Muhammad al-Maturidi (w.944) dan Abu Yusr al-Bazdawi (421-493 H). Dalam
bidang hadis, dikenal beberapa ilmuwan besar, seperti Imam Bukhari (w.870), Imam
Muslim (w.875), at-Tirmizi (w.892) dan an-Nasa'i (w.915).

Adapun tokoh-tokoh besar dalam lapangan tasawuf antara lain Hasan al-Basri (642-
728), Rabiah al Adawiyyah (714-801), Abu Nasr Bisyr al-Hafi (767-841), Zunnun al-
Misri (w.860), al-Gazali (w.1111), Abu Yazid al-Bustami (w.874) dan Husein bin
Mansur al-Hallaj (858-922).

Demikian pula pada bidang ilmu pasti dan pengetahuan alam, dikenal sejumlah tokoh
ilmuwan besar. Di antaranya Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (800-847) yang
adalah perintis ilmu pasti. Dikenal juga Abu al Abas Ahmad al Farqani (abad-9)
seorang ahli astronomi yang di Barat dikenal dengan nama al-Fragnus.

Abu Ali al Hasan bin Hasan bin Haitam atau Ibn Haitam (965-1039) yang di Barat
dikenal dengan Alhazen adalah seorang ahli ilmu alam. Nama lain yang amat terkenal
adalah Jabir bin Hayyan (w.812) yang biasa disebut sebagai Bapak Ilmu Kimia, serta
al Biruni (973-1048) yang juga dikenal sebagai ahli di bidang fisika.

Sementara dalam bidang sosial, terdapat nama Yaqut bin Abdullah al Hamawi (1179-
1229) yang mengarang kitab Mu'jam al-Buldan (Kamus Negara) yang merupakan
sebuah kamus ilmu bumi. Seorang ahli ilmu bumi yang paling terkenal yang pernah
melakukan lawatan untuk penelitian, dan bahkan pernah bermukim di Aceh, adalah
Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim Abu Abdullah al-Lawati at-
Tanji bin Batutah atau Ibn Batutah (1304-1377) yang berasal dari Maroko.

Dan dunia mengenal pula nama yang begitu tersohor, Abu Ali al Husain bin Abdullah
bin Sina atau Ibn Sina (980-1037). Kalangan Barat mengenalnya dengan nama
Avicenna. Ibn Sina punya julukan the Prince of the Physicians terutama dalam bidang
kedokteran. Dia pun dikenal sebagai filsuf besar yang diberi gelar asy-syaikh ar ra'is.

Disarikan dari buku Ensiklopedi Islam terbitan PT Ikhtiar Baru van Hoeve,
Jakarta
11 Ilmuwan Muslim Dan Hasil Temuannya Untuk Peradaban Manusia
January 19, 2017 OmKepo Serba Serbi 0

11 Ilmuwan Muslim Dan Hasil Temuannya Untuk Peradaban Manusia | omkepo.com


Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak golongan sarjana dan
ilmuwan yang cukup hebat dalam bidang falsafah, sains, politik, kesusasteraan, kemasyarakatan,
agama, pengobatan, dan sebagainya.

Kejayaan peradaban Islam pernah diwakili oleh Baghdad, Mesir, Andalusia, India dan lainnya.
Di tempat itu lahirlah karya-karya yang luar biasa sehingga menggetarkan dunia.
Salah satu ciri yang dapat diperhatikan oleh para tokoh ilmuwan Islam adalah mereka tidak
sekedar dapat menguasai ilmu tersebut pada usia yang muda, tetapi dalam masa yang singkat
dapat menguasai beberapa bidang ilmu secara bersamaan.

Para ilmuwan, cendikiawan, sarjana, ahli fiqih bahkan para penguasanya pernah dengan
sungguh-sungguh terobsesi pada ilmu pengetahuan. Akibatnya, muncullah sebuah tatanan
kehidupan yang baik dan maju dalam sejarah dunia.

Sesuai ajaran Islam, bahwa jika seseorang menemukan alat atau apapun yang bermanfaat bagi
umat manusia dan belum ada manusia yang menciptakannya, maka wajiblah baginya untuk
menyebarkan hasil temuannya itu.

Baca Juga:
Sejarah Perkembangan Vespa Dari Masa Ke Masa
Foto Revolusi Nasional Indonesia Yang Tidak di Publish Oleh Belanda
Foto-Foto Tentang Holocaust Yang Ternyata Palsu
Menyebarkannya kepada umat manusia agar mereka semakin dapat mempermudah pekerjaannya
dan menjadikan mereka semakin bersyukur kepada Allah.

Mereka tidak menuntut satu apapun, termasuk hak paten atau upeti lainnya akibat
temuannya tersebut.

Hal inilah yang mengakibatkan banyaknya temuan dari kebudayaan Islam tidak tercatat oleh
sejarah.

Berikut ini adalah 11 Ilmuan Islam Terhebat Dan Terbesar Sepanjang Sejarah
Beserta Hasil Temuannya.

#1. Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi (Iran, 780M 850M)

Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi

Beliau dikenal sebagai Penemu Aljabar dan Angka Nol. Nama asli dari Al-Khawarizmi adalah
Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi.

Muammad bin Musa Al-Khawarizmi adalah seorang ahli dalam bidang matematika, astronomi,
astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwarizm (sekarang
Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad.

Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad.


Al-Khawarizmi juga dikenali sebagai bapa Algebra. Orang Eropa menyebutnya dengan
AlGorisma. Nama itu kemudian dipakai orang-orang barat dalam arti kata Aritmatika atau ilmu
hitung.

Dialah orang muslim yang pertama-tama dan ternama dalam ilmu Matematika dan ilmu hitung.

Bukunya yang terkenal berjudul adalah Al-Jabar Wal Muqobalah. Buku tersebut kemudian
disalin oleh orang-orang barat dan sampai sekarang ilmu itu kita kenal dengan nama Al-Jabar.

Sumbangsihnya dalam bentuk hasil karya diantaranya adalah :

Al-Jabr wal Muqabalah : beliau telah mencipta pemakaian secans dan tangens dalam penyelidikan
trigonometri dan astronomi.
Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah : Beliau telah mengajukan contoh-contoh persoalan matematika
dan mengemukakan 800 buah masalah yang sebagian besar merupakan persoalan yang
dikemukakan oleh Neo. Babylian dalam bentuk dugaan yang telah dibuktikan kebenarannya oleh
al-Khawarizmi.
Sistem Nomor : Beliau telah memperkenalkan konsep sifat dan ia penting dalam sistem Nomor
pada zaman sekarang. Karyanya yang satu ini memuat Cos, Sin dan Tan dalam penyelesaian
persamaan trigonometri , teorema segitiga sama kaki dan perhitungan luas segitiga, segi empat dan
lingkaran dalam geometri.
#2. Ibnu Sina / Avicenna (986M-1037M)

Ibnu Sina / Avicenna

Atau dikenal dengan nama Avicenna, hidup antara tahun 986-1037 M. Ia adalah seorang
ilmuwan muslim dan Filosof besar pada waktu itu, hingga kepadanya diberikan julukan Syeh Al-
Rais.

Keistimewaannya antara lain pada masa umur 10 tahun sudah hafal Al-Qur`an, kemudian pada
usia 18 tahun sudah mampu menguasai semua ilmu yang ada pada waktu itu.
Bidang keahliannya adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika, Geologi, Mineralogi, juga dibidang
Medicine, Philosophy, Mathematics, Astronomy.

Berjasa dibidang kedokteran, pengobatan (medicine), fisika, geologi, mineralogi, matematika,


astronomi, filsafat, ilmuwan ensiklopedi, psikologi, penulis kaidah kedokteran modern (dipakai
sebagai referensi ilmu kedokteran barat), menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti
penyakit TBC, diabetes dan penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran.

Ibnu Sina juga seorang penulis yang produktif, sebagian besar karyanya membahas tentang
filsafat dan pengobatan.

Ia adalah satu-satunya filsafat besar dalam Islam yang berhasil membangun sistem filsafat yang
lengkap dan terperinci, suatu sistem yang telah mendominasi tradisi filsafat muslim hingga
beberapa abad.

Karyanya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal
juga sebagai Qanun yang digunakan sebagai Referensi di bidang kedokteran selama berabad-
abad.

Kitab Qanun Fit Tiib


Ibnu Sina
#3. Ibnu Haitham / Alhazen (Basra, 965M Kairo 1039M)

Ibnu Haitham /
Alhazen

Ibnu Haitham dilahirkan di Basrah pada tahun 354H bersamaan dengan 965 Masehi. Beliau
memulai pendidikan awalnya di Basrah sebelum dilantik menjadi pegawai pemerintah di bandar
kelahirannya.

Setelah beberapa lama berkhidmat dengan pihak pemerintah di sana, beliau mengambil
keputusan merantau ke Ahwaz dan Baghdad. Di perantauan beliau telah melanjutkan pengajian
dan menumpukan perhatian pada penulisan.

Ibnu Haitham atau nama sebenarnya Abu All Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham, atau
dalam kalangan cerdik pandai di Barat, beliau dikenal dengan nama Alhazen.

Kecintaannya kepada ilmu telah membawanya berhijrah ke Mesir. Selama di sana beliau telah
mengambil kesempatan melakukan beberapa kerja penyelidikan mengenai aliran dan saliran
Sungai Nil serta menyalin buku-buku mengenai matematika dan falak.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang cadangan dalam menempuh perjalanan menuju
Universitas Al-Azhar.

Hasil daripada usaha itu, beliau telah menjadi seorang yang amat mahir dalam bidang sains,
falak, matematik, geometri, pengobatan, dan falsafah.

Tulisannya mengenai mata, telah menjadi salah satu rujukan yang penting dalam bidang
pengajian sains di Barat. Malahan kajiannya mengenai pengobatan mata telah menjadi asas
kepada pengajian pengobatan modern mengenai mata.
Riset Kamera Ibn Al-Haytam ( Ibn al-Haytham)

Beliau adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri,
pengobatan, dan filsafat.

Beliau banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah memberikan ilham
kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta
teleskop.
Kamera Obscura (dalam bahasa Latin berarti
kamar gelap), pengembangan hasil penemuan Ibnu Al Haitham yang didasarkan atas prinsip menangkap
pantulan cahaya dari sebuah benda.

Karya Ibnu Al Haitham

Ibnu Haitham membuktikan pandangannya apabila beliau begitu ghairah mencari dan mendalami
ilmu pengetahuan pada usia mudanya. Sehingga kini beliau berjaya menghasilkan banyak buku
dan makalah.

Antara buku karyanya termasuk:

AlJami fi Usul alHisab yang mengandungi teori-teori ilmu metametik dan metametik
penganalisaannya;
Kitab al-Tahlil wa alTarkib mengenai ilmu geometri;
Kitab Tahlil aimasa^il al Adadiyah tentang algebra;
Makalah fi Istikhraj Simat alQiblah yang mengupas tentang arah kiblat bagi segenap rantau;
Makalah fima Tadu llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak dan
Risalah fi Sinaat al-Syir mengenai teknik penulisan puisi.

Sumbangan Ibnu Haitham kepada ilmu sains dan falsafah amat banyak. Kerana itulah Ibnu
Haitham dikenali sebagai seorang yang miskin dari segi material tetapi kaya dengan ilmu
pengetahuan. Beberapa pandangan dan pendapatnya masih relevan sehingga ke hari ini.

Walau bagaimanapun sebahagian karyanya lagi telah dicuri dan diceduk oleh ilmuwan Barat
tanpa memberikan penghargaan yang sewajarnya kepada beliau. Sesungguhnya barat patut
berterima kasih kepada Ibnu Haitham dan para sarjana Islam kerana tanpa mereka kemungkinan
dunia Eropa masih diselubungi dengan kegelapan.

Kajian Ibnu Haitham telah menyediakan landasan kepada perkembangan ilmu sains dan pada
masa yang sama tulisannya mengenai falsafah telah membuktikan keaslian pemikiran sarjana
Islam dalam bidang ilmu tersebut yang tidak lagi dibelenggu oleh pemikiran falsafah Yunani.

#4. Al-Jazari / Ibnu Ismail Al Jazari (1136 M 1206M)

Ibnu Ismail Al Jazari

Al Jazari adalah ilmuwan Muslim penemu pertama konsep Robotika Modern.


Ia mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian pada zaman ini
dikenal sebagai mesin robot.

Nama lain Al-Jazari adalah Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari atau Ibnu Ismail Al
Jazari atau bisa disapa Al Jazari atau Aljazar.

Ia dipanggil Al-Jazari karena lahir di Al-Jazira, sebuah wilayah yang terletak di antara Tigris dan
Efrat, Irak. Seperti ayahnya ia mengabdi pada raja-raja Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari
1174 sampai 1200 sebagai ahli teknik.
Diagram A Hydropowered Water-Raising Machine
dari buku Pengetahuan Ilmu Mekanik Al-Jazari tahun 1206. Wikipedia

Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya ia begitu
detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin.

Kalimat di atas merupakan komentar Donald Hill, seorang ahli teknik asal Inggris yang tertarik
dengan sejarah teknologi, atas buku karya ahli teknik Muslim yang ternama, Al-Jazar.
Jam Gajah Karya Ibnu Ismail Al Jazari

Al Jazari merupakan seorang tokoh besar dibidang mekanik dan industri. Lahir di Al Jazira, yang
terletak diantara sisi utara Irak dan timur laut Syiria, tepatnya antara Sungai tigris dan Efrat.

Ada pun mesin robot yang diciptakan Al Jazari kala itu berbentuk sebuah perahu terapung di
sebuah danau yang ditumpangi empat robot pemain musik, dua penabuh drum, satu pemetik
harpa, dan peniup seruling.

Robot ini diciptakan untuk menghibur para tamu kerajaan dalam suatu acara jamuan minum.
Band musik robot hasil desain al-Jazari. Wikipedia

Sebagai robot pemain musik, tentu saja mereka pun ahli menghasilkan suara musik yang indah.
Misalnya saja, robot penabuh drum dapat memainkan beragam irama yang berbeda-beda. Jadi,
robot itu pun bermain musik seperti manusia sungguhan!

Menurut Encylopedia of Britanica, Leonardo Da Vinci mendapat banyak pengaruh ilmu dari Al
Jazari.
#5. Abu Qasim Al Zahrawi / ALBUCASIS (912M 961M)

Abu Qasim Al Zahrawi

Sang Penemu Gips Era Islam. Abu Al Zahrawi merupakan seorang dokter, ahli bedah, maupun
ilmuan yang berasal dari Andalusia.

Dia merupakan penemu asli dari teknik pengobatan patah tulang dengan menggunakan gips
sebagaimana yang dilakukan pada era modern ini. Sebagai seorang dokter era kekhalifahan, dia
sangat berjasa dalam mewariskan ilmu kedokteran yang penting bagi era modern ini.

Al Zahrawi lahir pada tahun 936 di kota Al Zahra yaitu sebuah kota yang terletak di dekat
Kordoba di Andalusia yang sekarang dikenal dengan negara modern Spanyol di Eropa.

Kota Al Zahra sendiri dibangun pada tahun 936 Masehi oleh Khalifah Abd Al rahman Al Nasir
III yang berkuasa antara tahun 912 hingga 961 Masehi. Ayah Al Zahrawi merupakan seorang
penguasa kedelapan dari Bani Umayyah di Andalusia yang bernama Abbas.

Menurut catatan sejarah keluarga ayah Al Zahrawi aslinya dari Madinah yang pindah ke
Andalusia. Al Zahrawi selain termasyhur sebagai dokter yang hebat juga termasyhur karena
sebagai seorang Muslim yang taat.

Dalam buku Historigrafi Islam Kontemporer, seorang penulis dari perpustakaan Viliyuddin
Istanbul Turki menyatakan Al Zahrawi hidup bagaikan seorang sufi.
Kebanyakan dia melakukan pengobatan kepada para pasiennya secara cuma-cuma. Dia sering
kali tidak meminta bayaran kepada para pasiennya. Sebab dia menganggap melakukan
pengobatan kepada para pasiennya merupakan bagian dari amal atau sedekah. Dia merupakan
orang yang begitu pemurah serta baik budi pekertinya.

Selain membuka praktek pribadi, Al Zahrawi juga bekerja sebagai dokter pribadi Khalifah Al
Hakam II yang memerintah Kordoba di Andalusia yang merupakan putra dari Kalifah
Abdurrahman III (An-Nasir). Khalifah Al Hakam II sendiri berkuasa dari tahun 961 sampai
tahun 976.

Dia melakukan perjanjian damai dengan kerajaan Kristen di Iberia utara dan menggunakan
kondisi yang stabil untuk mengembangkan agrikultur melalui pembangunan irigasi. Selain itu dia
juga meningkatkan perkembangan ekonomi dengan memperluas jalan dan pembangunan pasar.
Kehebatan Al Zahrawi sebagai seorang dokter tak dapat diragukan lagi.

Salah satu sumbangan pemikiran Al Zahrawi yang begitu besar bagi kemajuan perkembangan
ilmu kedokteran modern adalah penggunaan gips bagi penderita patah tulang maupun geser
tulang agar tulang yang patah bisa tersambung kembali. Sedangkan tulang yang geser, bisa
kembali ke tempatnya semula. Tulang yang patah tersebut digips atau dibalut semacam semen.

Salah satu karya fenomenal Al Zahrawi merupakan Kitab Al-Tasrif. Kitab tersebut berisi
penyiapan aneka obat-obatan yang diperlukan untuk penyembuhan setelah dilakukannya proses
operasi. Dalam penyiapan obat-obatan itu, dia mengenalkan tehnik sublimasi.

Kitab Al Tasrif sendiri begitu populer dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa oleh
para penulis. Terjemahan Kitab Al Tasrif pernah diterbitkan pada tahun 1519 dengan judul Liber
Theoricae nec non Practicae Alsaharavii.

Salah satu risalah buku tersebut juga diterjemahkan dalam bahasa Ibrani dan Latin oleh Simone
di Genova dan Abraham Indaeus pada abad ke-13. Salinan Kitab Al Tasrif juga juga diterbitkan
di Venice pada tahun 1471 dengan judul Liber Servitoris.

Risalah lain dalam Kitab Al Tasrif juga diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Gerardo van
Cremona di Toledo pada abad ke-12 dengan judul Liber Alsaharavi di Cirurgia.

Dengan demikian kitab karya Al Zahrawi semakin termasyhur di seluruh Eropa. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya karya Al Zahrawi tersebut bagi dunia. Kitabnya yang
mengandung sejumlah diagram dan ilustrasi alat bedah yang digunakan Al Zahrawi ini menjadi
buku wajib mahasiswa kedokteran di berbagai kampus-kampus.

Al Zahrawi menjadi pakar kedokteran yang termasyhur pada zamannya. Bahkan hingga lima
abad setelah dia meninggal, bukunya tetap menjadi buku wajib bagi para dokter di berbagai
belahan dunia. Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan kedokterannya masuk dalam kurikulum jurusan
kedokteran di seluruh Eropa.
#6. Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi (Tehran, 865M-925M)

Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi

Ar-Razi merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 865M 925M. Ia
lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925.

Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang
kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad.

Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy.


Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad. Sebagai seorang dokter
utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat penjelasan
seputar penyakit cacar.

Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serba bisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan
terbesar dalam Islam. Dikenal oleh dunia barat sebagai Rhazes.

Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit alergi asma, dan ilmuwan
pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan
timbulnya penyakit Rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas.

Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh
untuk melindungi diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan
seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-Razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari
merkuri.

Kontribusi

Bidang Kedokteran

Cacar dan campak

Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama
yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar:

Cacar terjadi ketika darah mendidih dan terinfeksi, dimana kemudian hal ini akan
mengakibatkan keluarnya uap. Kemudian darah muda (yang kelihatan seperti ekstrak basah di
kulit) berubah menjadi darah yang makin banyak dan warnanya seperti anggur yang matang.
Pada tahap ini, cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada minuman anggur.

Penyakit ini dapat terjadi tidak hanya pada masa kanak-kanak, tapi juga masa dewasa. Cara
terbaik untuk menghindari penyakit ini adalah mencegah kontak dengan penyakit ini, karena
kemungkinan wabah cacar bisa menjadi epidemi.

Diagnosa ini kemudian dipuji oleh Ensiklopedia Britanika (1911) yang menulis:

Pernyataan pertama yang paling akurat dan tepercaya tentang adanya wabah ditemukan pada
karya dokter Persia pada abad ke-9 yaitu Rhazes, dimana dia menjelaskan gejalanya secara
jelas, patologi penyakit yang dijelaskan dengan perumpamaan fermentasi anggur dan cara
mencegah wabah tersebut.

Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah buku pertama yang
membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda. Buku ini kemudian
diterjemahkan belasan kali ke dalam Latin dan bahasa Eropa lainnya.

Cara penjelasan yang tidak dogmatis dan kepatuhan pada prinsip Hippokrates dalam pengamatan
klinis memperlihatkan cara berpikir ar-Razi dalam buku ini.

Berikut ini adalah penjelasan lanjutan ar-Razi:

Kemunculan cacar ditandai oleh demam yang berkelanjutan, rasa sakit pada punggung, gatal
pada hidung dan mimpi yang buruk ketika tidur. Penyakit menjadi semakin parah ketika semua
gejala tersebut bergabung dan gatal terasa di semua bagian tubuh. Bintik-bintik di muka mulai
bermunculan dan terjadi perubahan warna merah pada muka dan kantung mata. Salah satu
gejala lainnya adalah perasaan berat pada seluruh tubuh dan sakit pada tenggorokan.
Alergi dan demam

Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit alergi asma, dan ilmuwan
pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan
timbulnya penyakit rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas.

Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh
untuk melindungi diri.

Farmasi

Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan
mortar. Ar-razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.

Etika Kedokteran

Ar-Razi juga mengemukakan pendapatnya dalam bidang etika kedokteran. Salah satunya adalah
ketika dia mengritik dokter jalanan palsu dan tukang obat yang berkeliling di kota dan desa
untuk menjual ramuan.

Pada saat yang sama dia juga menyatakan bahwa dokter tidak mungkin mengetahui jawaban atas
segala penyakit dan tidak mungkin bisa menyembuhkan semua penyakit, yang secara manusiawi
sangatlah tidak mungkin.

Tapi untuk meningkatkan mutu seorang dokter, ar-Razi menyarankan para dokter untuk tetap
belajar dan terus mencari informasi baru.

Dia juga membuat perbedaan antara penyakit yang bisa disembuhkan dan yang tidak bisa
disembuhkan.

Ar-Razi kemudian menyatakan bahwa seorang dokter tidak bisa disalahkan karena tidak bisa
menyembuhkan penyakit kanker dan kusta yang sangat berat.

Sebagai tambahan, ar-Razi menyatakan bahwa dia merasa kasihan pada dokter yang bekerja di
kerajaan, karena biasanya anggota kerajaan suka tidak mematuhi perintah sang dokter.

Ar-Razi juga mengatakan bahwa tujuan menjadi dokter adalah untuk berbuat baik, bahkan
sekalipun kepada musuh dan juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

Buku-buku Ar-Razi pada bidang kedokteran

Berikut ini adalah karya ar-Razi pada bidang kedokteran yang dituliskan dalam buku:

1. Hidup yang Luhur


2. Petunjuk Kedokteran untuk Masyarakat Umum
3. Keraguan pada Galen
4. Penyakit pada Anak
#7. Abu Musa Jabir bin Hayyan / Gebert (721M-815M)

Abu Musa Jabir bin Hayyan

Abu Musa Jabir bin Hayyan, atau dikenal dengan nama Geber di dunia Barat, diperkirakan lahir
di Kuffah, Irak pada tahun 722 dan wafat pada tahun 804. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam
bidang kimia.

Beliau adalah Bapak Kimia modern.

Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan
Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam
penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali.

Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga
dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.

Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi,
sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses
tersebut.

Bapak Kimia Arab ini dikenal karena karya-karyanya yang sangat berpengaruh pada ilmu kimia
dan metalurgi.

Karya Jabir antara lain:


1. Kitab Al-Kimya (diterjemahkan ke Inggris menjadi The Book of the Composition of Alchemy)
2. Kitab Al-Sabeen
3. Kitab Al Rahmah
4. Al Tajmi
5. Al Zilaq al Sharqi
6. Book of The Kingdom
7. Book of Eastern Mercury
8. Book of Balance
#8. Al-Kindi/Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi / Al Kindus

Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi

Al Khindi adalah seorang ilmuwan islam yang mengarang sekitar 270 buku tentang ensiklopedi.
Beliau juga ahli matematika, fisika, kedokteran, music, geografis, filsafat arab dan yunani kuno.
Selain itu Al-khindi juga seorang filsuf muslim yang taat dan berdisiplin.

Ilmuwan yang lahir pada tahun 801 ini dikenal sebagai filsuf pertama yang beragama islam yang
mahir berbahasa Yunani selain bahasa ibunda yaitu bahasa Arab.

Dalam dunia barat Al-khindi diberi nama Al Kindus yang akhirnya banyak membuat orang
tidak tahu bahwa beliau adalah muslim.

Ilmuwan Eropa yang menterjemahkan karya al-khindi dari bahasa Arab ke Bahasa Yunani
adalah Aristoteles dan Plotinus. Kelebihan al-Khindi adalah menghadirkan filsafat Yunani
kepada kaum Muslimin setelah berhasil mengislamkan pemikiran asing tersebut ke dalam islam.
Dengan pemikiran cemerlangnya Al-Khindi kemudian dikenal sebagai ilmuwan yang serba bisa
meliputi ilmu pengobatan, farmakologi, astrologi, matematika, optic, zoology, meteorology dan
gempa bumi.

#9. Abu Raihan Al-Biruni ( Persia, 973M 1048M)

Abu Raihan Al-Biruni

Al-Biruni merupakan seorang matematikawan asal Turkmenistan yang lahir pada masa
kekaisaran Persia dan belajar ilmu matematika serta bintang dari Abu Nashr Mansur.

Beliau adalah teman Ibnu Sina seorang sejarawan, filsuf, dan pakar etik. Maka tidak heran jika
Al-Biruni akhirnya menjadi seorang ilmuwan dalam bidang matematika, astronomi, fisika,
ensiklopedia, filsafat, sejarah, obat-obatan dan farmasi.

Dalam masa hidupnya Al-Biruni pernah mengembara ke India dengan temanya yaitu Mahmud
dari Ghazni. Dalam perjalanannya itu al-Biruni banyak menulis buku dan menguasai beberapa
bahasa seperti Yunani, suriah, Berber dan Sanskerta.

Beberapa karya Al-Biruni yaitu beliau meneliti garis lintang bagi Kath, Khwarazm dengan
menggunakan altitude maksimal matahari. Menulis hasil kajian proyeksi peta termasuk
metodologi untuk proyeksi belahan bumi pada bidang datar.
Di usia 27 beliau menulis sebuah buku tentang astrolabe yaitu sebuah sistem decimal, kajian
bintang dan dua buku sejarah. Dalam masa hidupnya Al-Biruni telah menulis lebih dari 120 buah
buku tentang berbagai ilmu termasuk aritmatika, analisis kombinatorial, kaidah bilangan angka
3, bilangan irasional, geometri, teorema Archimedes dan sudut segitiga.

#10. Piri Reis / Ahmed Muhiddin Piri (1465-1554M)

Piri
Reis

Pencipta peta dunia terlengkap dibuat pada tahun 1513. Para ahli satelit sendiri pun merasa
terkejut dengan model pemetaan yang dibuat oleh tokoh Muslimin ini.

Piri Reis lahir di Gallipoli, Turki, yang merupakan wilayah pantai. Ia hidup pada tahun 1465-
1554 atau tahun 877-961 dalam kalender Hijriyah. Nama aslinya, Muhiddin Piri. Ayahnya
bernama Haci Mehmet, Pamannya Laksamana terkenal Kemal Reis.

Ia menghabiskan masa kanak-kanak dan remaja bersama pamannya, Kemal Reis. Pamannya,
yang mendorong Piri mencintai laut, pelayaran dan ilmu kartografi, adalah pelaut dan kapten
kapal terkemuka pada masa kekhalifahan Ottoman, Turki sekarang ini.

Pencipta peta dunia terlengkap dibuat pada tahun 1513. Para ahli satelit sendiri pun merasa
terkejut dengan model pemetaan yang dibuat oleh tokoh Muslimin ini.

Peta yang dibuat diatas sepotong kulit rusa berukuran 9065 centimeter itu benar-benar
digambarkan lengkap dan cukup detail.

Bahkan hasil perbandingan dengan pemotretan dari angkasa yang dilakukan menggunakan satelit
saat ini, memiliki bentuk yang sangat mirip.
Mulanya para sejarawan tidak percaya akan bukti keberadaan peta tersebut. Di peta yang terlihat
jelas hanyalah kawasan Laut Timur Tengah. Sementara kawasan lainnya seperti benua Afrika
dan Amerika sama sekali tergambar sangat berbeda.

Barulah setelah gambar hasil pemotretan dari satelit pada zaman modern ini dipadukan dengan
peta kuno karya muslimin bangsa Turki tersebut, ternyata sangat nyata kebenarannya bahwa
gambar yang ditorehkan dalam kulit itu memang sangat detail dan terperinci!.

#11. Al Batani / Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Abu Abdullah (858M-929M)

Al
Battani, Bapak Trigonometri

Al-Battani atau Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Abu Abdullah juga dikenal Albatenius adalah
bapak trigonometri. Ia adalah tokoh bangsa Arab dan gubernur Syria.

Dia merupakan astronom Muslim terbesar dan ahli matematika ternama.

Keluarganya merupakan penganut sekte Sabbian yang melakukan ritual penyembahan terhadap
bintang. Namun ia tak mengikuti jejak langkah nenek moyangnya, ia lebih memilih memeluk
Islam.

Ketertarikannya dengan benda-benda yang ada di langit membuat Al Battani kemudian


menekuni astronomi.

Al-Battani melahirkan trigonometri untuk level lebih tinggi dan orang pertama yang menyusun
tabel cotangen. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan tahun matahari
sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik, penemu hitung jarak keliling bumi Jauh
Sebelum Galileo.

Al Battani juga menentukan secara akurat kemiringin ekliptik, panjangnya musim, dan orbit
matahari. Ia pun bahkan berhasil menemukan orbit bulan dan planet dan menetapkan teori baru
untuk menentukan sebuah kondisi kemungkinan terlihatnya bulan baru. Ini terkait dengan
pergantian dari sebuah bulan ke bulan lainnya.

Penemuannya mengenai garis lengkung bulan dan matahari, pada 1749 kemudian digunakan
oleh Dunthorne untuk menentukan gerak akselerasi bulan.

Dalam bidang matematika, Al Battani juga memberikan kontribusi gemilang terutama dalam
trigonometri.

Laiknya ilmuwan Muslim lainnya, ia pun menuliskan pengetahuannya di kedua bidang itu ke
dalam sejumlah buku.

Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri :

Persamaan trigonometri AL-BATANI

Ia juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus :

persamaan sin x = a cos x AL-BATANI

dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-


persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.

Karya

Bukunya tentang astronomi yang paling terkenal adalah Kitab Al Zij. Buku ini diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin pada abad ke-12 dengan judul De Scienta Stellerum u De Numeris Stellerum
et Motibus oleh Plato dari Tivoli.

Terjemahan tertua dari karyanya itu masih ada dan diawetkan di Vatikan. Terjemahan buku
tersebut tak melulu dalam bahasa latin tetapi juga bahasa lainnya.

Terjemahan ini keluar pada tahun 1116M sedangkan edisi cetaknya beredar pada 1537M dan
pada 1645M di Bologna. Sementara terjemahan karya tersebut ke dalam bahasa Spanyol muncul
pada abad ke-13.

Pada masa selanjutnya baik terjemahan karya Al Battani dalam bahasa Latin maupun Spanyol
tetap bertahan dan digunakan secara luas.
Tak heran bila tulisannya, sangat memberikan pengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan di
Eropa hingga datangnya masa Pencerahan.

Dalam Fihrist, yang dikompilasi Ibn An-Nadim pada 988, karya ini merupakan kumpulan
Muslim berpengaruh pada abad ke-10, dinyatakan bahwa Al Battani merupakan ahli astronomi
yang memberikan gambaran akurat mengenai bulan dan matahari.

Al-Battani meninggal pada tahun 929 di Qasr al-JISS (dekat Samarra), Damaskus.
Sumber: Wikipedia

Demikian 11 Ilmuwan Muslim Dan Hasil Temuannya Untuk Peradaban Manusia.

Semoga bermanfaat ..

http://omkepo.com/serbaserbi/ilmuwan-muslim-dan-hasil-temuannya

Anda mungkin juga menyukai