Artinya : Sesungguhnya telah kami turunkan Al-quran pada malam Qadar
(malam mulia atau taqdir. QS. Al-Qadar : 1.
Penafsiran Al-quran dengan Al-quran adalah bentuk tafsir yang tertinggi.
Keduannya tidak diragukan lagi untuk diterimanya yang pertama, karena
Allah SWT. Adalah sumber berita yang paling benar, yang tidak mungkin
tercampur perkara batil dari-Nya. Adapun yang kedua, karena himmah Rasul
adalah Al-quran, yakni untuk menjelaskan dan menerangkan.
(
) :
Artinya: Hendaklah kamu sediakan untuk melawan mereka, sekedar tenaga
kekuatanmu . QS. Al-Anfal : 60.
Nabi SAW. Menafsirkan kata Al-quwwah ( ) dengan Ar-Ramnya (
)
yang artinya panah. Sabda Nabi : ingat, sesungguhnya kekuatan adalah
anak panah, ingat, sesungguh-Nya kekuatan adalah anak panah.
Sehingga jika sudah menjauhi lima hal diatas maka mufasir dinilai berniat
ikhlas untuk menafsirkan tanpa ada kepentingan terselubung.karena apabila
tafsirnya memihak kepentingan suatu madzhab atau golongan maka ia
dianggap sebagai pencipta bidah, tafsirnya dianggap tercela dan ditolak.
Seperti pada kasusu dimana banyak penafsir dari golongan mutazilah yang
memasukkan paham ke mutazilahannya yang bertumpu pada lima dasar
yakni: tauhid, adil, allwadu wa alwaid, almanzilah bayanal manzilatayn
serta amar maruf nahi munkar.
Selain mutazilah ada beberapa golongan pula yang melakukan hal yang
sama. Dalam perkembangannya tafsir bir-rayi mengalami perkembangan
yang pesat, namun dalam penerimaan nya di mata para ulama ada dua
tanggapan yakni memperbolehkan dan melarang. Meski ada beberapa
ulama yang memperbolehkan penafsiran dengan ijtihad yang berdasarkan
Al- Quran dan sunnah rasul serta kaedah yang dianggap mutabarat. Nmun,
para ulama salaf lebih suka diam daripada menafsirkan Al- quran. Dan tidak
ada dalil yang kuat untuk pelarangan tafsir birrayi sebagaimana ditulis oleh
Ibn Taymiyat: mereka senantiasa membicarakan apa-apa yang mereka
ketahui dan mereka diam pada halhal yang tidak mereka ketahui. Inilah
kewajiban setiap orang [lanjutnya], ia harus diam kalau tidak tahu ,dan
sebaliknya harus menjawab jika ditanya sesuatu yang diketahuinya
Jadi diamnya ulam salaf bukan karena tidak mau menafsirkannya, bukan
pula karena dilarang. Tapi, karena ke hati-hatian mereka supaya tidak masuk
ke dalam apa yang disebut takhmin dalam menafsirkan Al- quran. Karena
ada dua pandangan dalam hukum tafsir bir rayi, maka kiitab-kitab tafsir bir-
rayi dibedakan jadi dua macam yakni yang Mahmud (diperbolehkan) dan
yang Mazhmum (terlarang /tercela).
Comtoh Kitab yang mahmud (diperbolehkan)[11]
Tafsir anwarut Tanzil wa Asrarut Takwil (Al Baidhawy)
Tafsir Irsyadul Aqlis Salim ( Abu Suud Al Imady)
Tafsir Fathul Qadir (Al Imam as Ayaukany)
Tafsir Fathul Bayan (Siddiq hassan Khan)
Tafsir Ruhul Maani (Syihabudin al Alusy)
Al-jami Liahkami Quran (muhammad bin Abi bakr)
Tafsir Al Jalalain (Jalaludin Muhammad AlMahally dan Jalaludin Muhammad
A Sayuthy)
Secara umum dapat dikatakan bahwa jenis metode ini bisa dibilang tidak
aman untuk menafsirkan karna biasanya termasuki oleh ide-ide penafsir itu
sendiri tanpa disandarkan pada bukti-bukti yang shahih, namun masih ada
beberapa yang diperbolehkan asalkan memenuhi persyaratan tertentu, serta
tidak memihak salah satu golongan atau madzhab apapun.
Contoh penafsiran dengan Tafsir bil matsur dan tafsir bil rayi
Tafsir bil matsur
QS. Al-Ahzab : 59
Artinya : Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, Hendaklah mereka
menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar
mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Kemudian di jelaskan dalam QS an-Nur : 31, pada ayat ini jilbab dijelaskan
tidak harus memakai jilbab yang menutupi seluruh tubuh.
Artinya: Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar
mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa)
terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya..
An-Nur[24]:31
Kemudian dalam hadis Nabi juga di terangkan tentang batasan jilbab yang
diulurkan dari atas hingga bawah harus bisa menutupi dua telapak kaki
wanita
Hal ini didasarkan pada Hadis Nabi saw :
Siapa saja yang menyeret bajunya lantaran angkuh, Allah tidak akan
melihatnya pada Hari Kiamat. Ummu Salamah bertanya, Lalu bagaimana
dengan ujung-ujung pakaian kami? Beliau menjawab, Turunkanlah satu
jengkal. Ummu Salamah bertanya lagi, Kalau begitu, telapak kakinya
tersingkap. Lalu Rasulullah saw. bersabda lagi, Turunkanlah satu hasta dan
jangan lebih dari itu. (HR at-Tirmidzi).
DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shiddieqy, Hashbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran
/Tafsir.Jakarta:Bulan Bintang, 1980
Nashruddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Quran Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2002
Al-Aridi,Ali Hasan Sejarah dan Metodologi Tafsir, terj.Ahmad Akrom. Jakarta:
PT. Raja Grafindo persada, 1994
http://imaza17.blogspot.com/2012/02/makalah-tafsir-bil-masur-dan-bir-
royi.html
http://amarsuteja.blogspot.com/2012/09/tafsir-bil-matsur-dan-tafsir-bir-
rayi.html