Disusun oleh:
SALSABILA
MUTMAINNAH
SUHARTINI
MAN MAJENE
LATAR BELAKANG
Al-Qur’an merupakan sumber hukum yang pertama. Didalam Al-
Qur’an banyak sekali memuat tentang kehidupan ini termasuk alam.
Banyak dari Al-Qur’an yang memberikan sebuah gambaran yang
menunjukkan keEsaan-Nya. Hal itu dibuktikan dengan kesesuaian antara
yang diisyaratkan oleh Al-Qur’an dengan berbagai penemuan-penemuan
para ilmuwan, Meskipun tidak secara detail dan jelas.
Dalam Al-Quran secara jelas menjelaskan bagaimana lebah
diperintahkan oleh Allah SWT untuk membuat sarang dengan mengambil
makanan (getah) dari berbagai spesies tanaman harus terbuat dari madu
dan produk lebah lainnya termasuk propolis sebagai obat untuk berbagai
jenis penyakit. Lebah adalah makhluk khusus, ia adalah ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa yang memberikan manfaat dan kenikmatan kepada
manusia.
Lebah merupakan salah satu dari sekian banyak contoh yang
digambarkan oleh Al-Quran. Allah telah memberikan gambaran melalui
makhluk kecil ini. Didalam lebah yang kecil tersebut banyak ditemukan
manfaat-manfaat yang secara ilmu pengetahuan sangat berguna. Apa yang
Allah rencanakan ,sehingga Allah menggambarkannya melalui
lebah.untuk mengetahui lebih lanjut mengenai rahasia – rahasia lebah
yang mungkin dapat dinalar oleh indera manusia.
BAB II PEMBAHASAN
Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Nahl ayat 66-67
Di dalam al-Qur’an terdapat satu surah bernama An-Nahl yang berarti lebah.
Lebah merupakan serangga yang sangat istimewa. Ia mampu memproduksi
makanan yang bergizi dan obat untuk berbagai macam penyakit.
َ
ِنَم
تا وًِ بيو َال ْ َ
الجِب ِن
ِي م َّ َِن
اتخِذ ِ أ ْل َِلى الن
َّح بكَ إ َُّ
َى ر َو
ْح َأ
و
ِيَاسْلك
َاتِ ف
َرَّم
ِّ الث ْ كل
ِ ِنِي م َّ كلن ۞ ثم َِشو
ْريعََّا
ِم َمِ و َرالشَّج
ِ
ِيهَانه فَْلو
ِفٌ أَلٌ مخْتَاب ها شَر َِْ بطون يخْرج م
ِن َ ِكِ ذلال ب َ ر
َِّ سبل
ََّرو
۞ن َف
َك يتَ ْم َوِق
ة لًي َل
َِكَ آلِي ذ َِّ
ن ف َّاسِ إِلن ء ل ٌَا ِف
ش
Kata auha (mewahyukan) pada ayat di atas berarti bahwa Allah telah
menciptakan lebah dilengkapi insting atau karakter alamiah yang membuatnya
bertingkah laku seperti yang kita lihat.[2]
Sejauh ini kami belum menemukan asbab an-nuzul ayat ini,akan tetapi
adanya hubungan dengan ayat sebelumnya yaitu Q.S An-Nahl ayat 66 dan 67
yaitu melanjutkan pembahasan yang sebelumnya ,jika ayat sebelumnya
menerangkan tentang binatang ternak (susu) dan anggur. Pada ayat ini disebutkan
madu. Ibn ‘Asyur menilai bahwa penempatan uraian tentang susu dan perasan
buah-buahan secara bergandengan karena keduanya melibatkan tangan guna
memperolehnya. Susu diperah dan buah-buahan diperas,berbeda dengan madu
yang diperoleh tanpa perasan. Al-Baqa’i berpendapat bahwa karena pembuktian
tentang kekuasaan Allah SWT. Melalui lebah lebih mengagumkan daripada
kedua sumber minuman yang disebut sebelumnya ini,dan karena madu tidak
sebanyak kedua minuman sebelumnya.[3]
Tafsir Ayat
Tidak ada perbedaan pendapat dikalangan ahli takwil tentang makna ilham
tersebut. Sedangkan Yahya bin Watstsab membacanya,ْل َِلى الن
َّح إ,dengan
fathah pada huruf ha’ Disebut lebah karena dalam dirinya keluar madu.
ْل
ِ َّح
النdan النحلةadalah الدبر yang berlaku untuk laki-laki dan
perempuan. Hingga dikatakan “Raja lebah” Lebah di-mu’annats-kan menurut
bahasa hijaz. Dalam hadits Abu Hurairah “Semua lalat masuk ke dalam neraka
dan dijadikan azab bagi para penghuni neraka kecuali lebah”
َ
ِنَم
و ًبيو
تا َال ْ
الجِب َ
ِنم َّ
اتخِذ
ِي َ
Kedua, Firmannya, ِ ِأن
َر
ِ “ الشَّجBuatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu”.ini berlaku
jika tidak ada yang memilikinya. ن َِشوْر َ َّا
يع َم
ِم “ وdan di tempat-tempat yang
dibikin manusia”. Allah menjadikan rumah-rumah lebah di tiga tempat itu.bisa
digunung-gunung,lubang-lubang pohon, dan bangunan yang dibuat oleh manusia.
1. َِ
ها ْ بطون
ِنيخْرج م
َ “Dari perut lebah itu keluar”.Pesan ini kembli kepada
khabar dalam wujud penyebutan nikmat dan peringatan adanya pelajaran,
Sehingga berfirman ٌ شَر
َاب َِ
ها بطون ْ
ِنم يخْرج
َ ,yang dimaksud adalah
“Madu”.Kebanyakan manusia berpendapat bahwa madu keluar dari mulut
lebah.sedangkan menurut Al ghaznawi bahwa lebah mengeluarkan madu dari
perutnya,karena didalam perutlah makanan diproses.
2. َْلو
َانه َل
ِفٌ أ “ مخْتyang bermacam-macam warnanya,”. Yang dimaksud
adalah macamnya seperti merah, putih, kuning, padat, dan cair.Induknya adalah
satu akan tetapi anaknya bermacam-macam,keragaman tersebut sesuai yang
dimakannya, sehingga rasanya juga beragam.
3. َِّاس
ِلن ٌَا
ء ل ِفِ ش “ فdi dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
ِيه
manusia”.Kta ganti (hi yang berarti nya) kembali kepada madu. Menurut jumhur
didalam madu terdapat kesembuhan bagi manusia . Para ulama berbeda pendapat
mengenai َِّاس
ِلن ٌَا
ء ل ِفِ ش
ِيه
فApakah berlaku pada umumnya atau tidak ?. Ada
yang mengatakan bahwa madu hanya berlaku untuk satu kasus penyakit dan tidak
berlaku secara umum hal itu dikarenakan lafal Syifa dalam
bentuk Nakirah ,sehingga tidak ada makna umum(pakar bahasa dan para
peneliti),Akan tetapi secara umum madu sangat banyak manfaatnya dalam segala
keadaan dan dari segala macam penyakit. Ini juga merupakan dalil yang
menunjukkan bolehnya melakukan penyembuhan dengan minum obat dan lain-
lainnya.
4. ََّرو
ن َك َف
يت َو
َ ْم ِق ًي
ة ل َل
َِكَ آلِي ذ َِّ
ن ف “ إSesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan”. Maksudnya mengambil pelajaran. Diantara ibrah yang ada pada
lebah yaitu dengan cara pandang yang tulus dan penuh kelembutan berfikir
berkenaan dengan hal yang sangat menakjubkan semua itu berasal dari Allah.[5]
BAB III
PENUTUP
III. KESIMPULAN
Al-Qur’an tidak pernah mencantumkan hal-hal yang salah. Jika saja al-
Qur’an adalah hasil imajinasi manusia, mungkin saja akan memuat sekurang-
kurangnya satu kepercayaaan keliru. Pembagian tugas para lebah di dalam sarang
dan aneka tugas yang mereka lakukan sangatlah rumit untuk dijelaskan disini.
(semacam resin yang dikumpulkan lebah dari kuncup tanaman dan digunakan
untuk memperkuat sarang serta menutupi retakan dari celah), tarian lebah,
mungkin seekor lebah yang usianya hanya enam pekan mengetahui dan
melakukan keterampilan luar biasa ini? Tanpa Pencipta genius, semua kebetulan
ini tentu tak terbayangkan. Setiap peneliti perilaku lebah yang sifat-sifatnya
seekor serangga.
IV. SARAN
bagi pembaca ataupun penulis. Kami telah membuat tugas ini dengan segala
keterbatasan kami, kami menyadari bahwa makalah kami masih harus diperbaiki
lagi kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun dalam
https://alquranmulia.wordpress.com/2015/09/18/tafsir-ibnu-katsir-surah-an-
nahl-ayat-66-67/