D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
HARDIANIT
Kelas X MIA 1
SMAN 1 TINAMBUNG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam makalah yang singkat ini, saya akan membahas tentang Perkembangan Seni Rupa
Nusantara dan Mancanegara. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan kita mengenai
Perkembangan Seni Rupa Nusantara dan Mancanegara.
Seni Rupa Nusantara adalah beragam bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang di
masing-masing daerah yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Ragam bentuk kesenian
Nusantara tumbuh sebagai hasil olah budaya masyarakat yang hidup disuatu wilayah sesuai
dengan adat istiadat dan kondisi lingkungannya. Dari sekian banyak bentuk kesenian yang
berkembang, salah satunya adalah bentuk karya seni rupa.
Seni Rupa Mancanegara adalah hasil karya seni rupa yang berisi nilai budaya
mancanegara. Seni tersebut berasal dari luar negeri sehingga disebut seni rupa mancanegara.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari seni rupa mancanegara?
2. Apakah fungsi seni rupa mancanegara?
3. Bagaimana proses perkembangan seni rupa mancanegara?
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai karya seni, seni rupa dapat dikelompokkan dalam berbagai kepentingan.
Berdasarkan bentuknya dineal adanya karya seni rupa dua dimensi (dwimatra) dan karya seni
rupa tiga dimensi (trimatra). Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang
diterakan pada bidang datar seperti gambar, lukisan, dan sejenisnya. Sedangkan karya seni
rupa tiga dimensi dalah karya seni rupa yang menggunakan bentu-bentuk yang memiliki tiga
ukuran (panjang, lebar, tinggi) sebagai mediumnya, seperti patung, karya kriya, dan
sejenisnya.
Selain penggolongan berdasarkan bentuknya, karya seni rupa juga dapat
dikelompokkan berdasarkan fungsi kegunaannya dalam konteks kehidupan manusia.
Berdasarkan kegunaannya dikenal adanya seni rupa murini (pure art/fine art) dan seni rupa
pakai (applied art) yang sering disebut dengan seni kriya.
Seni rupa murni atau seni murni adalah karya seni yang dimaksudkan untuk
penikmatan semata dan tidak memiliki kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Karya
seni murni dapat kita temukan dalam bentuk lukisan, patung, dan sejenisnya. Sedangkan seni
rupa pakai atau seni pakai adalah karya seni rupa yang selain sebagai karya seni rupa juga
memiliki fungsi atau kegunaan praktis dalam kehidupan s ehari-hari. Oleh karena itu, seni
rupa pakai biasa dikenal sebagai seni kriya (craft).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kriya berarti kerajinan tangan. Jadi dalam
pengertian terbatas seni kriya dapat diartikan sebagai kerajinan tangan.
Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, ditemukan pada beberapa tempat
hasil seni yang dianggap orang paling tua hingga saat ini. Penemuan tersebut merupakan
lukisan-lukisan pada dinding gua-gua yang terdapat di Perancis Selatan dan Spanyol Utara
seperti di Combaralles, Font de Gaume, Altamira, dan Alpera.
Lukisan-lukisan yang dibuat pada dinding-dinding dan langit-langit gua tersebut dibuat
dengan digurat atau dicukil dengan batu tajam. Cukilan ini diberi warna memakai batu
dangklik) dicampur dengan lemak binatang sebagai perekatnya. Kebanyakan terdapat
gambar-gambar binatang bison atau sapi hutan. Ada juga beruang, rusa kutub, kuda liar, dan
babi hutan.
Bangsa Yunani dan Romawi sering dijadikan titik awal perkembangan seni rupa di dunia.
Lukisan-lukisan karya pelukis Yunani kuno menampilkan bentuk-bentuk geometris yang
diterakan pada permukaan keramik, jambangan, serta benda-benda kerajinan tangan lainnya.
Sementara itu, bangsa Romawi karyanya dapat kita saksikan di dalam rumah-rumah
bangsawan di kota Pompei.
Tokoh-tokoh seni rupa yang terkenal pada periode ini adalah Leonardo da Vinci,
Michelangelo, dan Rafael Santi. Karya-karya penting pada masa ini terdapat pada bentuk-
bentuk bangunan gereja, lukisan-lukisan dinding, relief pada pintu-pintu rumah dan bangunan
gereja, serta patung-patung perunggu yang menghiasi hampir seluruh gereja di Italia serta
seluruh Eropa Barat dan Eropa Timur.
Kata Barok (baroque) berasal dari bahasa Romawi yang berarti “tidak beraturan” atau
“menyimpang”. Michelangelo dan Palladio dianggap sebagai pelopor dari gerakan ini. Zaman
Barok terlahir pada pertengahan abad ke-16 sebagai awal mula pengaruh seni Italia ke
seluruh daratan Eropa.
Jika misi renaissance adalah melepaskan diri dari cara berpikir zaman pertengahan dan
dipenuhi pola pikir gereja, maka barok melepaskan diri dari keterikatan tema-tema serta
nuasnsa-nuansa yang terkandung pada masa renaissance. Lukisan-lukisan pada zaman barok
terkesan berlebihan dari keadaan sebenarnya. Peter Paul Rubens (1577-1640), seorang
seniman Belanda, melukiskan tubuh-tubuh orang penuh dengan otot-otot serta tokoh-tokoh
perkasa.
Rococo diambil dari kata “rocaile” yang berarti seni kulit kerang, sejenis kesenian yang
sangat digemari pada saat itu di Italia. Pada zaman inilah bentuk-bentuk penyelewengan
kaidah seni tampil meluas. Lukisan-lukisan dibuat menjadi lebih indah dari aslinya, lebih
hebat, dan menyimpang dari sebenarnya. Karya seni menjadi barang pesanan kaum
bangsawan dan saudagar yang memiliki banyak uang. Pada zaman ini kkary seni
diperjualbelikan secara salah dan menjadi komoditas yang tidak berharga.
Beberapa catatan penting yang dapat disajikan dalam perkembangan seni rupa pada abad
ke-19 ini adalah sebagai berikut:
1. Munculnya berbagai aliran seni rupa seperti romaantisme, impresionisme, realism,
simbolisme, munumentalisme, dll.
2. Terlepasnya pengaruh agama, terutama gereja, dari corak, gaya serta nafas kesenian
secara umum.
3. Para pelukis semakin berani melakukan percobaan dengan berbagai penggunaan
warna cerah sebagai pencurahan emosi dan pemikiran.
4. Seniman bukan lagi dari kalangan bangsawan atau memiliki status social tinggi,
melainkan juga banyak yang berasal dari kalangan bawah.
Beberapa tokoh seniman yang terlahir pada abad ke-19 dan mewakili aliran-aliran yang
dianutnya adalah sebagai berikut:
Klasisisme : arsitek Bartholome Vignon (1762-1846), pelukis Jacques Louis David (1748-
1825)
Romantisme : Raden Saleh Sjarif Bastaman, Ludwig Richter, Kasper Friederich.
Impresionisme : Jean Claude Monet, Eduard Manet dll
Neo Impresioniesme : Paul Cezanne, Paul Gauguin, dll.
Realisme : George Hendrik Breitner, Auguste Rodin, dll.
Simbolisme dan Monumentalisme : Willian Blake, Pierre Puvis de Chavannes, dll
Ekspresionisme : Vincent van Gogh, Eduard Munch, dll.
Seni Rupa Abad ke-20
Dengan pecahnya Perang Dunia I, timbullah berbagai gerakan perbaikan dalam bidang
seni rupa yang meliputi fisik, material, mental, dan spiritual. Berdirinya Negara-negara baru
sebagai hasil perjuangan negeri-negeri jajahan bangsa Eropa, telah membangkitkan semangat
baru dalam bidang seni rupa.
Aliran-aliran yang bermunculan pada abad ke-20 ini antara lain fauvism yang dimotori
oleh Henri Matisse, dll. Kubisme menampilkan pelukis Pablo Picasso, Leo Getel, dll.
Futurisme menampilkan tokoh-tokoh peuis Carlo Carra dan Buido Severini. Absolutisme
menampilakn pelukis Wassily Kadinsky.