Dua kategori terakhir kemudian lebih dikenal dengan sebutan Seni Rupa Terapan.
Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan
ekspresi pribadi. Sementara kriya dan desain, lebih mementingkan fungsi dan
kemudahan produksi.
Secara umum, terjemahan seni rupa di dalam bahasa Inggris adalah Fine Art.
Namun, sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah Fine Art menjadi lebih
spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya
dengan seni rupa desain dan seni rupa kriya ke dalam bahasa Visual Arts atau
Applied Arts atau dalam bahasa indonesia adalah seni rupa terapan.
Seni rupa terapan mengacu kepada aplikasi desain dan estetika terhadap bendabenda yang dipergunakan manusia sehari-harinya. Sementara seni rupa murni,
diciptakan hanya untuk pemuasan ekspresi pribadi, seni rupa terapan
menggunakan desain dan idealisme kreatif untuk menciptakan benda-benda
keperluan sehari-hari, seperti cangkir atau bangku, dekorasi taman.
Bidang-bidang seperti desain industri, desain grafis, desain interior, seni dekorasi,
dan seni fungsional, merupakan contoh-contoh seni rupa terapan. Dalam konteks
kreatif dan abstrak, bidang arsitektur dan fotografi juga dianggap sebagai seni
rupa terapan.
Seni rupa murni
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa
ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan
mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan
pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni
murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang
hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih
menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun
sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik
Seni Lukis
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang
sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari
objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa
berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam
fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa
bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media
yaZaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan
prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang
manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk
mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar
bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang,
kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang
A)Lukisan Minyak
Lukisan minyak adalah proses mengecat dengan pigmen yang dicampurkan
dengan medium yang terdiri dari minyak pengering. minyak pengering yang biasa
digunakan termasuk minyak biji rami, minyak biji popi, minyak walnut dan minyak
safflower. Minyak ini boleh direbus dengan resin, seperti resin pain atau
kemenyan untuk mewujudkan varnis; yang dihargai untuk kelikatan dan gloss.
Minyak yang berbeza memberikan pelbagai sifat kepada cat minyak, seperti
kurang kekuningan dan masa pengeringan yang berbeza. Perbezaan tertentu juga
dilihat dalam kilauan cat bergantung kepada jenis minyak. Artis mungkin
menggunakan beberapa minyak yang berbeza dalam lukisan yang sama
bergantung pada pigmen tertentu dan kesan yang diingini. Cat itu sendiri juga
membentuk kelikatan tertentu bergantung kepada medium.
Walaupun cat minyak pertama kali digunakan dalam Lukisan Buddha oleh pelukis
India dan Cina di barat Afghanistan sekitar antara abad kelima dan kesepuluh, [1]
ia tidak begitu populariti sehingga abad ke-15. Amalan tersebut mungkin telah
berhijrah ke arah barat pada Zaman Tengah. Cat minyak akhirnya menjadi
medium utama yang digunakan untuk mencipta karya seni apabila kelebihannya
menjadi terkenal. Peralihan ini bermula dengan lukisan Awal Netherlandish di
utara Eropah, dan dengan kemuncak Renaissance teknik lukisan minyak telah
hampir sepenuhnya menggantikan cat tempera di kebanyakan Eropah.
Pada tahun-tahun kebelakangan ini, cat minyak larut campur air telah menonjol,
sedikit sebanyak menggantikan penggunaan minyak tradisional. Cat larut air
mengandungi pengemulsi yang membolehkan ia untuk dicairkan dengan air
(bukan dengan pelarut cat), dan membenarkan masa pengeringan sangat cepat
(1-3 hari) berbanding dengan minyak tradisional (1-3 minggu).
Teknik lukisan minyak tradisional sering bermula dengan artis melakarankan
subjek ke kanvas dengan menggunakan arang atau cat cair. Cat minyak biasanya
dicampur dengan minyak biji rami, alkohol galian gred artis atau pelarut lain
untuk mewujudkan cat cair, yang kering lebih cepat atau lebih lambat.
Disebabkan pelarut ini melarutkan minyak dalam cat, ia juga boleh digunakan bagi
membersihkan berus cat. Satu peraturan asas penggunaan cat minyak adalah
'lemak lebih'. Ini bermakna bahawa setiap lapisan tambahan cat perlu
mengandungi lebih minyak berbanding daripada lapisan di bawah untuk
membolehkan pengeringan yang betul. Jika setiap lapisan tambahan
mengandungi minyak yang kurang, lukisan akhir akan retak dan berkulit. Terdapat
banyak media lain yang boleh digunakan dalam lukisan minyak, termasuk lilin
sejuk, damar, dan varnis. Media-media tambahan boleh membantu pelukis bagi
menyesuaikan lut cahaya cat, kilauan cat, kelikatan atau 'badan' cat, dan
keupayaan cat untuk mengekalkan atau menyembunyikan sapuan berus itu.
Pembolehubah ini adalah berkait rapat dengan keupayaan ekspresif cat minyak.
Secara tradisinya, cat dipindahkan ke permukaan lukisan dengan menggunakan
berus cat, tetapi terdapat kaedah lain, termasuk menggunakan pisau palet dan
kain buruk. Cat minyak kekal basah lebih lama berbanding lain-lain jenis bahan
artis', yang membolehkan artis untuk menukar warna, tekstur atau bentuk orang.
Suatu masa, pelukis mungkin menyingkirkan keseluruhan lapisan cat dan mula
semula. Ini boleh dilakukan dengan kain buruk dan sedikit turpentin untuk
tempoh masa yang tertentu ketika cat masih basah, tetapi selepas beberapa
ketika, lapisan yang keras perlu dikikis. Cat minyak dikeringkan melalui
pengoksidaan, dan bukannya melalui penyejatan, dan biasanya ia kering untuk
disentuh dalam tempoh dua minggu. Ia biasanya cukup kering untuk divarnis
dalam tempoh enam bulan hingga setahun. Konservator seni tidak menganggap
lukisan minyak benar-benar kering sehingga ia berusia 60 hingga 80 tahun.
Sungguhpun sejarah tempera dan media berkait di Eropah menunjukkan bagawa
lukisan minyak dijumpai di sana secara bebas, terdapat bukti bahawa lukisan
minyak telah digunakan lebih dahuli di Afghanistan.Permukaan di luar dan bagi
objek seperti perisai kedua-duanya digunakan dalam pertandingan dan yang
digantung sebagai tropi lebih tahan lama apabila dicat dengan media
berasaskan minyak berbanding dengan apabila dicat dengan cat tempera
tradisional.
Kebanyakan sumber Renaissance, khususnya Vasari, mengkreditkan pelukis utara
Eropah abad ke-15, dan Jan van Eyck khususnya, dengan "ciptaan" lukisan dengan
media minyak pada panel kayu sokongan ("sokongan" adalah istilah teknikal
untuk alas belakang lukisan). Walau bagaimanapun, Theophilus ( Roger daripada
Helmarshausen ?) jelas memberikan arahan untuk lukisan berasaskan minyak
dalam risalahnya, Mengenai Pelbagai Seni (On Various Arts), ditulis pada 1125.
Pada masa ini ia mungkin digunakan untuk mengecat ukiran patung, ukiran dan
kelengkapan kayu, terutamanya untuk kegunaan luar. Lukisan Awal Netherlandish
dalam abad ke-15, bagaimanapun, yang pertama untuk membuat minyak sebagai
medium lukisan biasa, dan meneroka penggunaan cat berlapis dan sepuhan,
diikuti oleh seluruh Eropah Utara, dan hanya kemudiannya oleh Itali.
B)Cat Air
Cat air atau populer juga dengan sebutan aquarel adalah medium lukisan yang
menggunakan pigmen dengan pelarut air dengan sifat transparan. Meskipun
medium permukaannya bisa bervariasi, biasanya yang digunakan adalah kertas.
Selain itu bisa pula papyrus, kulit, kain, kayu, atau kanvas.
Secara umum, cat air digunakan karena sifat transparansinya. Gouache adalah
medium pengencer air yang tidak transparan tetapi bersifat menutup.
Hasil karya lukisan cat air biasanya bersifat sangat ekspresif, atau sebaliknya
sangat impresif, tergantung teknik yang digunakan.
Lukisan cat air dimulai dari penemuan kertas di Tiongkok sekitar 100 M. Pada
abad 12 bangsa Moor memperkenalkan kertas ke Spanyol dan kemudian
menyebar ke Italia beberapa dekade berikutnya. Pabrik kertas tertua terletak di
Fabriano, Italia yang didirikan tahun 1276, dan Arches, Perancis pada tahun 1492.
Cat air dibuat dari pigmen halus atau serbuk warna (dye) yang dicampur dengan
gum arabic sebagai bahan baku, serta gliserin atau madu untuk menambah
kekentiasanya cat air digunakan dengan kuas lancip yang lembut bulunya dan air
yang berlebih, tetapi bisa pula dicampurkan dengan material lain. Biasanya akrilik
atau collage. Cat air dengan campuran air berlebih menghasilkan warna yang
terang dan segar. Warna ini dihasilkan oleh cahaya yang mampu menembus
lapisan cat yang transparan.
Warna putih biasanya dihasilkan dari bagian-bagian yang tidak diberi lapisan cat.
Sangat jarang lukisan yang sengaja memberikan lapisan putih dari cat air.
Menggunakan cat warna butuh kesabaran yang tinggi. Teknik yang umum
digunakan biasanya dihasilkan dari lapisan-lapisan yang saling ditimpakan setelah
lapisan sebelumnya telah kering sehingga menghasilkan gradasi warna. Namun
teknik lain wet-on-wet yang menimpakan warna di atas lapisan yang masih basah
juga membutuhkan ketelitian tinggi untuk mendapatkan hasil maksimal. Resiko
lainnya adalah kertas menjadi melengkung atau robek jika terlalu banyak
menggunakan air dan terlalu banyak gesekan kuas dengan permukaan kertas.
alan dan dayarekat pikmen warna ke permukaan.
C)Lukisan Pastel
Pastel adalah serbuk yang direkatkan dengan arabic gum dan dibentuk menjadi
batangan-batangan yang rapuh. Jika digosokkan ke kertas yang cukup kasar,
ikatan tersebut akan lepas dan serbuk warna akan menempel ke kertas.
Penggunaan pastel pertama kali yang diketahui adalah oleh Leonardo da Vinci
pada 1495.
Maurice Quentin de La Tour dan Rosalba Carriera dari abad 18 adalah pelukis
yang dikenal baik dengan teknik pastelnya. Pada abad 19, pastel dipopulerkan
oleh pelukis Perancis Edgar Degas. Mary Cassatt memperkenalkan media pastel
kepada rekannya di Philadelphia and Washington, hingga ke seluruh Amerika
Serikat.
D)Lukisan Arang
Arang (counte) dapat menghasilkan lukisan yang berkesan gelap terang
. pengaturan nuansa bentuk dan cahaya sangat menonjol dari lukisan
ini . lukisan arang tidak hanya berwarna hitam saja,banyak sekali warna
warna lain . cara penggunaannya biasannya digosok menggunakan
kapas atau kuas
E)Lukisan Al-Fresco
Fresko adalah teknik melukis pada dinding dengan menimpakan pigmen pada
plaster dinding yang baru dilapisi. Kemudian definisi ini sedikit berubah karena
Leonardo da Vinci memperkenalkan teknik baru dengan menimpakan pigmen
warna kepada lapisan yang telah kering dengan sedikit modifikasi.
Fresko berasal dari frasa Italia buon fresco yang berarti "selagi basah". Pigmen
yang ditimpakan di atas plaster basah akan melekat sangat kuat sehingga hasil
karya bisa dinikmati berpuluh tahun. Adonan ini harus dibuat dengan takaran
yang tepat, sebab bila terlalu basah akan menyebabkan timbulnya jamur, dan bila
terlalu kering akan menyebabkan pigmen tidak bisa tertempel kuat.
Desain fresko biasanya dibuat pada bagian atas kertas yang kemudian dilubangi,
ditempelkan ke atas plaster basah, dan ditaburi pigmen gelap yang kemudian
membuat pola desain yang persis sama dengan rancangan semula. Lukisan harus
dibuat secepat mungkin sebelum adonan plester mengering sehingga saat
sebagian air diserap oleh dinding, pigmen yang ada juga ikut terserap dengan
kuat.
Teknik fresko banyak dipakai pada masa Renaisans hingga Barok.
F)Lukisan Al-Secco
Lukisan Al-Secco termasuk jenis lukisan dinding (mural) . Al fresco sendiri
mengandung arti fresh atau segar.
G)Lukisan Tempera
Tempera, juga dikenali sebagai Tempera telur, adalah medium lukisan kekal cepat
kering yang terdiri daripada pigmen pewarna dicampur dengan medium pengikat
larut air (biasanya bahan seperti kuning telur atau yang lain). Tempera juga
merujuk kepada lukisan yang dihasilkan menggunakan medium ini. Lukisan
Tempera yang sangat tahan lama, dan contoh-contoh dari abad Pertama AD
masih wujud. Tempera telur adalah kaedah utama lukisan sehingga selepas 1500
apabila ia digantikan oleh penciptaan lukisan minyak. Cat terdiri daripada pigmen
dan gam yang biasa digunakan di Amerika Syarikat sebagai cat poster juga sering
dirujuk sebagai "cat Tempera," sungguhpun pengikat dan saiz pada cat ini adalah
berbeza daripada cat Tempera tradisional.
Lukisan tempera telah dijumpai pada hiasan sarcophagi Mesir Purba. Banyak
daripada potert mummi Fayum menggunakan tempera, kadang kala bersama
dengan lukisan Encaustic.
Satu teknik yang berkaitan juga telah digunakan dalam lukisan purba dan awal
zaman pertengahan turut ditemui di dalam beberapa gua dan kuil batu- di India.[1]
Seni berkualiti tinggi dengan bantuan tempera telah dilukis pada Gua Bagh antara
lewat abad ke-4 dan ke-10 Masihi dan pada abad ke-7 di perlindungan batu Ravan
Chhaya, Orissa.[2]
Teknik seni ini dikenali dari dunia klasik, di mana ia nampaknya telah
menggantikan lukisan encaustik dan merupakan medium utama yang digunakan
untuk lukisan panel dan manuskrip bergambar dalam dunia Byzantine dan zaman
pertengahan dan awal kebangkitan Eropah. Lukisan tempera adalah merupakan
medium lukisan panel utama bagi hampir setiap pelukis semasa tempoh
kebangkitan Eropah Zaman Pertengahan dan awal sehingga 1500. Sebagai contoh,
setiap panel yang masih ada dari lukisan oleh Michelangelo adalah tempera telur.
H)Lukisan Azalejo
Llukisan azalejo adaalah lukisan yang dikerjakan dengan cara menempel potongan
dari suatu bentuk tertentu sesuai dengan pola gambar . teknik ini dahulu banyak
sekali dipakai dalam kesenian islam
I)Lukisan Mozaik
Mozaik merupakan gambar atau lukisan yang dibuat menggunakan material atau
menggunakan bahan dari kepingan-kepingan yang sengaja di buat dan ditempel
pada media datar dengan menggunakan lem. Berbagai kepingan itu bisa terbuat
dari berbagai bahan seperti keramik, kaca, daun, ataupun kayu.
Mozaik pada umumnya dianggap sebagai seni lukis karena sifatnya yang dua
dimensi dan dibantu dengan gambar pada proses pembuatannya, walaupun
bahan yang di gunakan adalah kertas, kaca, daun dan lain-lain tapi nilai seni lukis
nya juga sangat indah. Rangkaian gambar yang dibuat dengan
teliti,menyambungkan ratusan pecahan warna dan gambar akan membentuk
suatu bentuk karya lukis yang serupa dengan seni lukis lainnya.
J)Lukisan Intersia
Lukisan intersia adalah bentuk lukisan dekoratif yang menggambarkan karya seni
ukiran kayu atau seni tradisional dari kayu yang dijadikan obyek lukisan.
Buat kita orang-orang Indonesia asli, tentu tidak asing lagi dengan ukiran Jepara.
Seni ukiran kayu yang ditambah kilauan plitur tentu akan sangat menarik jika kita
jadikan obyek lukisan dekoratif yang kita sebut dengan lukisan intarsia.
Lukisan intarsia sering pula disebut dengan Intarsian Malerei.
Patung adalah benda tiga dimensi karya manusia yang diakui secara khusus
sebagai suatu karya seni. Orang yang menciptakan patung disebut pematung.
Tujuan penciptaan patung adalah untuk menghasilkan karya seni yang dapat
bertahan selama mungkin. Karenanya, patung biasanya dibuat dengan
menggunakan bahan yang tahan lama dan sering kali mahal, terutama dari
perunggu dan batu seperti marmer, kapur, dan granit. Kadang, walaupun sangat
jarang, digunakan pula bahan berharga seperti emas, perak, jade, dan gading.
Bahan yang lebih umum dan tidak terlalu mahal digunakan untuk tujuan yang
lebih luar, termasuk kayu, keramik, dan logam.
Dimasa lalu patung dijadikan sebagai berhala, simbol Tuhan atau Dewa yang
disembah. Tapi seiring dengan makin rasionalnya cara berfikir manusia, maka
patung tidak lagi dijadikan berhala melainkan hanya sebagai karya seni belaka.
Fenomena pemberhalaan patung ini terjadi pada agama-agama atau
kepercayaan-kepercayaan yang politeisme seperti terjadi di Arab sebelum
munculnya agama samawi. Lihat juga arca. Mungkin juga dalam Hindu kuno di
India dan Nusantara, dalam agama Buddha di Asia, Konghucu, kepercayaan
bangsa Mesir kuno dan bangsa Yunani kuno
SENI PATUNG
Seni Patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud 3 dimensi.
Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan
tanah liat) atau kasting ( dengan cetakan).
Ada beberapa teknik untuk membuat patung, di antaranya ::
1. Teknik pahat atau ukir yaitu teknik membuat patung dengan bermedia
bahan benda keras seperti kayu,batu,es batu balok,perak.
2. Pada cara ini dibutuhkan alat perangkat keras seperti gergaji,pahat,palu
,dan lainnya.Dan membutuhkan bahan bahan seperti, balok es, batu,
kayu, gading, tulang, tanduk dan lainnya.
A)Bahan Keras
Proses pembuatan patung teknik pahat ::
Langkah 1
Siapkan balok kayu sesuai dengan ukuran dan pola yang kita gambar
Langkah 2
Berilah selotip melingkar pada balok. Selotip ini berfungsi sebagai pengikat.
Jika dilakukan pemotongan/kayunya sambungan. Tetapi, jika dipahat langsug
tidak perlu menggunakan selotip
Langkah 3
Langkah 6
2. Teknik butsir
teknik butsir adalah teknik membuat patung dengan menggunakan bahan lunak
(tanah liat, bubur kertas, malam butsir, dll). Bahan tersebut bersifat plastis
(mudah dibentuk sesuai keinginan) Sedangkan bahan yang dapat dipakai dalam
teknik ini antara lain tanah liat, plastisin, bubur kertas dan sejenisnya.Untuk
membuat patung dengan Teknik butsir, membutuhkan alat alat sebagai berikut :
sudip ,pisau, tali pemotong, rol penggilas serta pahat pendukung lainnya.
Bahan untuk membuat patung dengan teknik butsir adalah tanah liat, semen,
plastisin, lilin, bubur kertas, sabun, dan gips.
Proses pembuatan patung dengan teknik butsir adalah :
Tempatkan tanah liat atua plastisin di atas meja putar sedikit demi sedikit
Pijat pijat bahan hingga mendekati bentuk yang diinginkan secara global
Jika bahan kurang bisa di tambah, sebaliknya bila berlebih bisa dikurangi
3. Teknik cor
Teknik cor adalah membuat patung dengan cara mencairkan bahan, kemudian
dituangkan ke dalam alat cetak dan ditunggu sampai mengeras kembali.Bahan
bahan teknik cor antara lain semen dan pasir, besi yang di lelehkan, perunggu,
kuningan, emas, perak, tembaga, dan bahan bahan lainnya. Sedangkan alatnya
yaitu cetakan
Proses pembuatan patung teknik cor ::
B)bahan elastis
Cetakan Patung Silikon adalah cetakan patung yang paling baik. Dibanding
cetakan patung dengan bahan yang lain (cetakan gips, cetakan fiber, Sealent,
Semen, dll.), cetakan patung silikon memiliki beberapa keunggulan;
1. Mampu merekam setiap detil patung. Garis sidik jari, garis rambut atau sebuah
titik dipermukaan patung mampu direkam dengan baik. Sehingga cetakan patung
silikon sangat cocok digunakan untuk membuat atau reproduksi patung atau relief
yang kaya dekorasi dan patung atau relief yang membutuhkan tingat detil dan
presisi tinggi.
2. Cetakan patung silikon memiliki sifat karet yang elastis, sehingga diperlukan,
bahkan menjadi keharusan saat membuat patung atau relief dengan tingkat
kerumitan tinggi. Misalnya untuk merekam tampilan ceruk, celah-celah sempit
dan dalam, bentuk belokan yang tajam, dan kondisi lain yang secara teknis tidak
bisa dibuat dengan cetakan masif.
4. Masa pakai lebih panjang. Mampu dimanfaatkan untuk membuat atau
reproduksi patung dengan frekuensi lebih banyak.
3. Cetakan silikon dapat digunakan untuk membuat dan reproduksi patung, relief
atau bentukan lain dengan dengan berbagai material isian. Cocok untuk membuat
patung resin, patung batu, patung GRC, dan berbagai patung dari material lain.
Meski biaya pembuatannya lebih mahal dibanding biaya pembuatan cetakan
patung yang lain, namun karena fungsi dan keunggulannya, maka cetakan patung
silikon merupakan jenis cetakan yang menjadi pilihan dan harus dikuasai oleh
para pembuat patung.
Berbagi pengetahuan, berikut adalah proses dan cara pembuatan cetakan
Bahan lunak yang dapat digunakan untuk membuat patung antara lain tanah liat,
semen, plastisin, lilin, bubur kertas, sabun, dan gips. Patung dari bahan plastis bisa
dibuat dengan teknik membentuk, membutsir, menvetak, modeling, coiling, pijit,
dan slabing.
Adapun beberapa bentuk dan wujud seni patung seperti di bawah ini :
Bagian kop merupakan patung yang hanya menggambarkan bagian kepala.
Bagian buste merupakan pembuatan patung yang menggambarkan bagian dada
atau bentu dada dan kepala.
Bagian torso merupakan pembuatan patung yang menggambarkan bagian
badan.
7) Sendok adonan. Sendok terbuat dari besi dan kayu. Fungsinya untuk
mengambil adonan dan menempelkannya pada kerangka patung.
Teknik membuat patung
Beberapa teknik membuat patung:
1) Teknik membutsir, yaitu membuat patung dengan cara memijit, menambah
dan mengurangi bahan yang dibentuk, dengan dibantu alat butsir.
2) Teknik memahat, yaitu membuat patung dengan cara mengurangi bahan
yang dibentuk.
3) Teknik mencetak, ada dua yaitu cetak tekan dan cetak tuang. Dalam
membuat patung dengan teknik mencetak biasanya digunakan cetak tuang (cor).
4) Teknik konstruksi, yaitu membuat patung dengan cara menyusun bahan, baik
dengan kerangka maupun tanpa kerangka.
Hasil karya seni rupa murni Indonesia sudah ada pada zaman prasejarah dan
sampai sekarang mengalami perubahan. Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus
bersikap mengapresiasi terhadap hasil karya seni rupa murni tersebut.
1.
a.
Tahap Awal
Merupakan tahap ketika seorang pengamat sedang melihat sebuah karya yang di
pamerankan secara sekilas. Ini disebut tahap perkenalan.
b.
Tahap Penghayatan
Tahap penghayatan, seorang apresiator akan mengamati lebih jauh lagi dan
berpikir sejenak tergantung pada pengetahuan yang dimilikinya, prose ini sangat
penting dan utama dalam mengapresiasi karya.
c.
Tahap Penilaian
Seorang seniman yang memiliki tujuan magis menjadikan lukisan yang dibuat
untuk mendatang kan magis atau sihir. Lukisan ini bersifat primitive. Akan tetapi
pelukis modern juga banyak melukis tema dan motif primitive agar menimbulkan
pesan magis. Mereka menganut paham primitivisme. Seniman seniman yang
banyak melukis tema dan motif primitive banyak terdapat di Bali.
3. Tujuan simbolis
Seorang seniman yang memiliki tujuan simbolik melakukan kegiatan melukis
untuk melambangkan suatu cita cita kehidupan pribadi atau pun kelompok.
Misalnya cita cita berupa kebahagiaan, kedamaian, kekuatan, dan kehendak
positif yang bermanfaat bagi manusia. Contoh lukisan yang dibuat dengan tujuan
simbolik adalah lukisan Kepahlawanan Pangeran Diponegoro karya Basuki
Abdullah.
4. Tujuan estetis
Seorang seniman yang memiliki tujuan estetis akan melukis dengan semata
mata mengutamakan rasa keindahan saja sehingga lukisannya dapat dinikmati
sebagai penghias dekorasi. Contoh lukisan dengan tujuan estetis adalah lukisan
pemandangan atau lukisan kegiatan masyarakat.
5. Tujuan komersil
Seorang seniman yang memiliki tujuan komersil akan melukis dengan
mengutamakan selera pembeli. Contohnya pelukis di jalan yang menawarkan
lukis wajah.
6. Tujuan ekspresi
Seorang pelukis yang melukis dengan tujuan ekspresi akan melukis untuk
mengekspresikan perasaannya sendiri tanpa melihat unsure unsure lain. Di sini
seniman benar benar total mencurahkan semua ekspresi dan perasaannya ke
dalam sebuah lukisan. Teknik yang dipakai pun beragam dan biasanya seorang
seniman ini mempunyai teknik khas tersendiri
2.Seni Patung
Seni Patung
Pengertian dan fungsi patung
Patung merupakan karya seni berdimensi tiga. Seni patung disebut juga
plastic art maksudnya mudah dibebtuk sesuka hati
Berdasarkan tujuan pembuatannya patung ada enam macam yaitu:
Patung religi, sebagai sarana beribadah
Patung monumen, untuk memperingati jasa seseorang atau peristiwa
bersejarah
Patung arsitektur, patung yang ikut aktif berfungsi dalam konstruksi
bangunan
Patung dekorasi, patung untuk menghiasai bangunan
Patung seni, patung yang diciptakan untuk dinikmati bentuknya
Patung kerajinan, patung hasil karya kerajinan
Corak patung
Dilihat dari perwujudannya, ragam seni patung modern dapat dibedakan
menjadi tiga corak , antara lain:
Corak imitatif (realis/representatif) adalah tiruan dari bentuk alam
(makhluk hidup). Perwujudan patung corak ini berdasarkan fisio plastik
atau bentuk fisik baik anatomi, proporsi, maupun gerak.
Corak deformatif, bentuknya telah banyak berubah dari tiruan alam,
diubah menjadi bentuk baru berdasarkan imajinasi pematung.
Corak nonfiguratif (abstrak), secara umum sudah banyak meninggalkan
bentuk-bentuk alam untuk perwujudannya. Corak abstrak dipengaruhi oleh
aliran konstruksi. Patung dipandang sebagai bentuk konstruksi, yaitu besi,
plat, kawat, kayu, plastik dsb.
Ragam patung
Jenis karya patung dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
Patung dada, penampilan karya patung sebatas dadan ke atas
Patung torso, penampilan patung yang hanya menampilkan bagian
badan, dari dada, pinggang dan panggul
Patung lengkap, maksudnya terdiri bagian badan dari bagian atas sampai
bagian bawah
Media karya patung
1. Bahan
a.Bahan lunak, maksudnya adalah material yang digunakan empuk dan
mudah dibentuk. Misalnya tanah liat,
plastisin, dan sabun
b.Bahan sedang, artinya tidak lunak dan ridak keras. Misalnya kayu waru,
kayu sengon, kayu randu, dan kayu
mahoni
c.Bahan keras, dapat berupa kayu atau batu-batuan. Contohnya kayu jati,
kayu ulin, batu granit, batu
andesit, batu marmer
Selain bahan-bahan tadi dalam membuat patung kita juga dapat membuat
patung dari semen, pasir, kuningan, perunggu, emas, dsb.
2. Alat
a. Butsir
b. Meja putar
c. Pahat
d. Palu
e. Cetakan
f. Kakatua
g. Sendok adonan
Teknik membuat patung
a. Teknit membutsit
b. Teknik memahat
c. Teknik mencetak
d. Teknik konstruksi