Anda di halaman 1dari 41

Apresiasi seni rupa murni

1. Pengertian seni rupa murni


Seni Rupa Murni adalah : hasil karya seni rupa yang dalam
penciptaannya hanya mengutamakan keindahan atau art for art atau
fine art yaitu seni untuk seni. Contoh karya seni rupa murni antara lain
adalah Patung pada candi Borobudur, Ukiran pada nisan makam Syeh
Maulana Malik Ibrahim, Lukisan Pitamaha Bali, Lukisan Young Artis Bali,
Lukisan karya Afandi, Karya seni patung Asmat, seni Patung Keruak
Lombok Timur dll.

2. Pengertian seni rupa murni daerah setempat


Seni Rupa Murni Daerah setempat adalah karya seni rupa murni yang
menggambarkan adanya nilai-nilai budaya daerah setempat.
Gaya Seni Rupa Murni daerah setempat
Gaya Primitif ( Prima ) atau pokok atau yang mendasar atau sederhana
yang terjadi pada jaman prasejarah
Gaya Klasik atau kuno atau tradisional yang terjadi pada masa Hindu
Budha di Indonesia. Gaya ini mengalami perubahan dari primitif (
sederhana ) menjadi bentuk yang rumit dan ornamintal.

3. Aliran seni rupa murni


a. Aliran Romantis, yaitu aliran yang menggambarkan kehidupan
manusia dan binatang
b. Aliran Naturalis, yaitu aliran yang menggambarkan keadaan alam
c. Aliran Realis, Yaitu aliran yang menggambarkan keadaan yang nyata
d. aliran Ekspresionis, yaitu aliran yang menggambarkan adanya
kebebasan dalam media, teknik dan tema lukisan
e. Aliran Naifisme, yaitu aliran yang menggambarkan kekana-kanakan
seolah olah pelukis baru belajar melukis
f. Aliran Impresionesme, yaitu aliran menggambarkan kesan sesaat
g. Aliran Surialisme, yaitu aliran yang menggambarkan sesuatu yang
berlebihan, asing dan aneh
h. Aliran Kubisme, yaitu aliran yang bidang-bidangnya berbentuk segi
empat
i. Aliran Pop Art yaitu aliran seni yang berkembang dan dipengaruhi
budaya modern yang popular di masyarakat
a)seni rupa mSeni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan
media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini
diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna,
tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu:
1.) SENI RUPA MURNI
2.) SENI RUPA KRIYA
3.) SENI RUPA DESAIN

Dua kategori terakhir kemudian lebih dikenal dengan sebutan Seni Rupa Terapan.
Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan
ekspresi pribadi. Sementara kriya dan desain, lebih mementingkan fungsi dan
kemudahan produksi.
Secara umum, terjemahan seni rupa di dalam bahasa Inggris adalah Fine Art.
Namun, sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah Fine Art menjadi lebih
spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya
dengan seni rupa desain dan seni rupa kriya ke dalam bahasa Visual Arts atau
Applied Arts atau dalam bahasa indonesia adalah seni rupa terapan.
Seni rupa terapan mengacu kepada aplikasi desain dan estetika terhadap bendabenda yang dipergunakan manusia sehari-harinya. Sementara seni rupa murni,
diciptakan hanya untuk pemuasan ekspresi pribadi, seni rupa terapan
menggunakan desain dan idealisme kreatif untuk menciptakan benda-benda
keperluan sehari-hari, seperti cangkir atau bangku, dekorasi taman.
Bidang-bidang seperti desain industri, desain grafis, desain interior, seni dekorasi,
dan seni fungsional, merupakan contoh-contoh seni rupa terapan. Dalam konteks
kreatif dan abstrak, bidang arsitektur dan fotografi juga dianggap sebagai seni
rupa terapan.
Seni rupa murni
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa
ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan
mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan
pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni
murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang
hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih
menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun
sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik

kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan


desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts.
dibedakan menjadi :
Seni lukis
Seni grafis
Seni patung
Seni instalasi
Seni pertunjukan
Seni keramik
Seni film
Seni koreografi
Seni fotografiurni

Seni Lukis
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang
sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari
objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa
berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam
fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa
bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media
yaZaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan
prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang
manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk
mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar
bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang,
kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang

dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua,


lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna.
Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih
bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan
selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain
seperti seni patung dan seni keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding,
lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat
ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar).
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang,
dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk
dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan
itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya,
gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar
dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh
pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling
mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek
menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di
daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat
prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada
mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan
bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan
nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai
menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus
melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah
seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan
menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.
ng digunakan.

Seni lukis zaman klasik


Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:

Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)

Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),

Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk


yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan
dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada
kata-kata dalam banyak hal.
Seni lukis zaman pertengahan
Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama pada zaman pertengahan, seni
lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap
sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan.
Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.
Kebanyakan lukisan pada zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme.
Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".
Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa
agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong
perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).
Seni lukis zaman Renaissance
Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan
dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju
daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang
menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat
sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru
Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman
klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk
merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh
seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.

Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di


Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran
romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung
bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden
Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil
menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di
beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan
yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak
melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis
Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah
"kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia
dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat
kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer
pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit
didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih
sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan
ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih
membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era
ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan
alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai
awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan
konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah
diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif
atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art):
Installation Art, dan Performance Art, yang pernah menjamur di pelosok
kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai
alternatif semacam kolaborasi sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni
lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi

sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif


investasi.
Surrealisme
Lukisan aliran surrealisme ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering
ditemui di dalam mimpi dan sebenarnya bentuk dari gudang fikiran bawah sadar
manusia. Pelukis berusaha untuk membebaskan fikirannya dari bentuk fikiran
logis kemudian menuangkan setiap bagian dari objek untuk menghasilkan sensasi
tertentu, yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya. Salah
satu tokoh yang populer dalam aliran ini adalah Salvador Dali
Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke
dalam bentuk-bentuk geometri atau bentuk balok-balok untuk mendapatkan
sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.
Romantisme
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan
dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di
setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai
latar belakang lukisan.
Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan
ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri pada zaman
kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.
Plural painting
Adalah sebuah proses beraktivitas seni melalui semacam meditasi atau
pengembaraan intuisi untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari
naluri kehidupan ke dalam bahasa visual. Bahasa visual yang digunakan berpijak
pada konsep PLURAL PAINTING. Artinya, untuk menampilkan idiom-idiom agar
relatif bisa mencapai ketepatan dengan apa yang telah tertangkap oleh intuisi

mempergunakan idiom-idiom yang bersifat: multi-etnis, multi-teknik, atau multistyle...


Badingkut(isme)
Sebuah kecenderungan, penggayaan, atau cara proses kreatif yang dikembangkan
oleh Herry Dim sejak tahun 1970-an. Kegiatan membuat karya dengan
menggunakan bahan-bahan temuan dan bahkan bahan-bahan bekas ini kemudian
bisa menjadi karya seni dua dimensi (lukisan maupun instalasi dinding), karya tiga
dimensi (serupa patung), karya ruang (seni instalasi), atau karya seni tata
panggung teater. Bahkan di kemudian hari dikembangkan oleh teman dan
generasi penerusnya menjadi garapan musik, tari, senirupa pertunjukan
(performance art), dan teater.
Tentang "Badingkut" untuk seni tata panggung teater telah ditulis oleh Herry Dim
di dalam sebuah bukunya "Badingkut: Di antara tiga jalan teate

A)Lukisan Minyak
Lukisan minyak adalah proses mengecat dengan pigmen yang dicampurkan
dengan medium yang terdiri dari minyak pengering. minyak pengering yang biasa
digunakan termasuk minyak biji rami, minyak biji popi, minyak walnut dan minyak
safflower. Minyak ini boleh direbus dengan resin, seperti resin pain atau
kemenyan untuk mewujudkan varnis; yang dihargai untuk kelikatan dan gloss.
Minyak yang berbeza memberikan pelbagai sifat kepada cat minyak, seperti
kurang kekuningan dan masa pengeringan yang berbeza. Perbezaan tertentu juga
dilihat dalam kilauan cat bergantung kepada jenis minyak. Artis mungkin
menggunakan beberapa minyak yang berbeza dalam lukisan yang sama
bergantung pada pigmen tertentu dan kesan yang diingini. Cat itu sendiri juga
membentuk kelikatan tertentu bergantung kepada medium.
Walaupun cat minyak pertama kali digunakan dalam Lukisan Buddha oleh pelukis
India dan Cina di barat Afghanistan sekitar antara abad kelima dan kesepuluh, [1]

ia tidak begitu populariti sehingga abad ke-15. Amalan tersebut mungkin telah
berhijrah ke arah barat pada Zaman Tengah. Cat minyak akhirnya menjadi
medium utama yang digunakan untuk mencipta karya seni apabila kelebihannya
menjadi terkenal. Peralihan ini bermula dengan lukisan Awal Netherlandish di
utara Eropah, dan dengan kemuncak Renaissance teknik lukisan minyak telah
hampir sepenuhnya menggantikan cat tempera di kebanyakan Eropah.
Pada tahun-tahun kebelakangan ini, cat minyak larut campur air telah menonjol,
sedikit sebanyak menggantikan penggunaan minyak tradisional. Cat larut air
mengandungi pengemulsi yang membolehkan ia untuk dicairkan dengan air
(bukan dengan pelarut cat), dan membenarkan masa pengeringan sangat cepat
(1-3 hari) berbanding dengan minyak tradisional (1-3 minggu).
Teknik lukisan minyak tradisional sering bermula dengan artis melakarankan
subjek ke kanvas dengan menggunakan arang atau cat cair. Cat minyak biasanya
dicampur dengan minyak biji rami, alkohol galian gred artis atau pelarut lain
untuk mewujudkan cat cair, yang kering lebih cepat atau lebih lambat.
Disebabkan pelarut ini melarutkan minyak dalam cat, ia juga boleh digunakan bagi
membersihkan berus cat. Satu peraturan asas penggunaan cat minyak adalah
'lemak lebih'. Ini bermakna bahawa setiap lapisan tambahan cat perlu
mengandungi lebih minyak berbanding daripada lapisan di bawah untuk
membolehkan pengeringan yang betul. Jika setiap lapisan tambahan
mengandungi minyak yang kurang, lukisan akhir akan retak dan berkulit. Terdapat
banyak media lain yang boleh digunakan dalam lukisan minyak, termasuk lilin
sejuk, damar, dan varnis. Media-media tambahan boleh membantu pelukis bagi
menyesuaikan lut cahaya cat, kilauan cat, kelikatan atau 'badan' cat, dan
keupayaan cat untuk mengekalkan atau menyembunyikan sapuan berus itu.
Pembolehubah ini adalah berkait rapat dengan keupayaan ekspresif cat minyak.
Secara tradisinya, cat dipindahkan ke permukaan lukisan dengan menggunakan
berus cat, tetapi terdapat kaedah lain, termasuk menggunakan pisau palet dan
kain buruk. Cat minyak kekal basah lebih lama berbanding lain-lain jenis bahan
artis', yang membolehkan artis untuk menukar warna, tekstur atau bentuk orang.
Suatu masa, pelukis mungkin menyingkirkan keseluruhan lapisan cat dan mula

semula. Ini boleh dilakukan dengan kain buruk dan sedikit turpentin untuk
tempoh masa yang tertentu ketika cat masih basah, tetapi selepas beberapa
ketika, lapisan yang keras perlu dikikis. Cat minyak dikeringkan melalui
pengoksidaan, dan bukannya melalui penyejatan, dan biasanya ia kering untuk
disentuh dalam tempoh dua minggu. Ia biasanya cukup kering untuk divarnis
dalam tempoh enam bulan hingga setahun. Konservator seni tidak menganggap
lukisan minyak benar-benar kering sehingga ia berusia 60 hingga 80 tahun.
Sungguhpun sejarah tempera dan media berkait di Eropah menunjukkan bagawa
lukisan minyak dijumpai di sana secara bebas, terdapat bukti bahawa lukisan
minyak telah digunakan lebih dahuli di Afghanistan.Permukaan di luar dan bagi
objek seperti perisai kedua-duanya digunakan dalam pertandingan dan yang
digantung sebagai tropi lebih tahan lama apabila dicat dengan media
berasaskan minyak berbanding dengan apabila dicat dengan cat tempera
tradisional.
Kebanyakan sumber Renaissance, khususnya Vasari, mengkreditkan pelukis utara
Eropah abad ke-15, dan Jan van Eyck khususnya, dengan "ciptaan" lukisan dengan
media minyak pada panel kayu sokongan ("sokongan" adalah istilah teknikal
untuk alas belakang lukisan). Walau bagaimanapun, Theophilus ( Roger daripada
Helmarshausen ?) jelas memberikan arahan untuk lukisan berasaskan minyak
dalam risalahnya, Mengenai Pelbagai Seni (On Various Arts), ditulis pada 1125.
Pada masa ini ia mungkin digunakan untuk mengecat ukiran patung, ukiran dan
kelengkapan kayu, terutamanya untuk kegunaan luar. Lukisan Awal Netherlandish
dalam abad ke-15, bagaimanapun, yang pertama untuk membuat minyak sebagai
medium lukisan biasa, dan meneroka penggunaan cat berlapis dan sepuhan,
diikuti oleh seluruh Eropah Utara, dan hanya kemudiannya oleh Itali.

B)Cat Air
Cat air atau populer juga dengan sebutan aquarel adalah medium lukisan yang
menggunakan pigmen dengan pelarut air dengan sifat transparan. Meskipun
medium permukaannya bisa bervariasi, biasanya yang digunakan adalah kertas.
Selain itu bisa pula papyrus, kulit, kain, kayu, atau kanvas.
Secara umum, cat air digunakan karena sifat transparansinya. Gouache adalah
medium pengencer air yang tidak transparan tetapi bersifat menutup.
Hasil karya lukisan cat air biasanya bersifat sangat ekspresif, atau sebaliknya
sangat impresif, tergantung teknik yang digunakan.

Lukisan cat air dimulai dari penemuan kertas di Tiongkok sekitar 100 M. Pada
abad 12 bangsa Moor memperkenalkan kertas ke Spanyol dan kemudian
menyebar ke Italia beberapa dekade berikutnya. Pabrik kertas tertua terletak di
Fabriano, Italia yang didirikan tahun 1276, dan Arches, Perancis pada tahun 1492.
Cat air dibuat dari pigmen halus atau serbuk warna (dye) yang dicampur dengan
gum arabic sebagai bahan baku, serta gliserin atau madu untuk menambah
kekentiasanya cat air digunakan dengan kuas lancip yang lembut bulunya dan air
yang berlebih, tetapi bisa pula dicampurkan dengan material lain. Biasanya akrilik
atau collage. Cat air dengan campuran air berlebih menghasilkan warna yang
terang dan segar. Warna ini dihasilkan oleh cahaya yang mampu menembus
lapisan cat yang transparan.
Warna putih biasanya dihasilkan dari bagian-bagian yang tidak diberi lapisan cat.
Sangat jarang lukisan yang sengaja memberikan lapisan putih dari cat air.
Menggunakan cat warna butuh kesabaran yang tinggi. Teknik yang umum
digunakan biasanya dihasilkan dari lapisan-lapisan yang saling ditimpakan setelah
lapisan sebelumnya telah kering sehingga menghasilkan gradasi warna. Namun
teknik lain wet-on-wet yang menimpakan warna di atas lapisan yang masih basah
juga membutuhkan ketelitian tinggi untuk mendapatkan hasil maksimal. Resiko
lainnya adalah kertas menjadi melengkung atau robek jika terlalu banyak
menggunakan air dan terlalu banyak gesekan kuas dengan permukaan kertas.
alan dan dayarekat pikmen warna ke permukaan.

Albrecht Drer, A Young Hare, 1502, Watercolor


Teknik cat air menjadi terkenal di Eropa dengan sering digunakannya teknik
fresko.
Lukisan cat air tertua yang pernah ditemukan dibuat oleh Raffaello Santi yang
membuat kartun-kartun untuk desain gorden. Di Jerman, Albrecht Drer
membuat lukisan cat air pada abad 15. Sekolah lukisan cat air pertama dibuka
oleh Hans Bol dan sangat dipengaruhi oleh karya-karya Drer. Pelukis cat air
terkenal lainnya adalah van Dyck, Thomas Gainsborough, dan John Constable.
Paul Sandby dianggap bapak lukisan cat air Inggris Raya.

C)Lukisan Pastel
Pastel adalah serbuk yang direkatkan dengan arabic gum dan dibentuk menjadi
batangan-batangan yang rapuh. Jika digosokkan ke kertas yang cukup kasar,
ikatan tersebut akan lepas dan serbuk warna akan menempel ke kertas.
Penggunaan pastel pertama kali yang diketahui adalah oleh Leonardo da Vinci
pada 1495.
Maurice Quentin de La Tour dan Rosalba Carriera dari abad 18 adalah pelukis
yang dikenal baik dengan teknik pastelnya. Pada abad 19, pastel dipopulerkan
oleh pelukis Perancis Edgar Degas. Mary Cassatt memperkenalkan media pastel
kepada rekannya di Philadelphia and Washington, hingga ke seluruh Amerika
Serikat.

Lukisan potret Louis XV oleh Maurice Quentin de La Tour, 1748


Pada abad 18 medium ini populer sekali dalam lukisan potret, dan digunakan pula
dengan campuran teknik gouache. Pastel juga banyak juga digabungkan dengan
media lain, kecuali cat minyak.

Warna-warna pastel cemerlang, hampir menyamai cat minyak. Hanya saja


kelemahannya adalah tidak menempel terlalu kuat. Sedikit getaran bisa
merontokkan ikatan dengan kertas. Untuk itu biasanya diberikan fixative.
Pastel memberikan warna yang sangat kuat jika dilapiskan di atas warna
komplementernya. Namun menjadi sangat lemah jika ditimpakan di atas warna
analogus. Selain itu warna-warna gelap menjadi tidak kuat jika ditimpakan di atas
warna terang.
Sangat sulit untuk menghapus warna pastel secara sempurna. Biasanya yang
dihasilkan dengan mengesekkan penghapus di atas pastel malah efek smudge.
Untuk mengatasi kelemahan pastel kapur konvensional, dikembangkan pula
pastel minyak. Pastel ini merekat kuat di berbagai media, seperti kanvas,
hardboard, atau tripleks.

D)Lukisan Arang
Arang (counte) dapat menghasilkan lukisan yang berkesan gelap terang
. pengaturan nuansa bentuk dan cahaya sangat menonjol dari lukisan
ini . lukisan arang tidak hanya berwarna hitam saja,banyak sekali warna
warna lain . cara penggunaannya biasannya digosok menggunakan
kapas atau kuas

E)Lukisan Al-Fresco

Fresko adalah teknik melukis pada dinding dengan menimpakan pigmen pada
plaster dinding yang baru dilapisi. Kemudian definisi ini sedikit berubah karena
Leonardo da Vinci memperkenalkan teknik baru dengan menimpakan pigmen
warna kepada lapisan yang telah kering dengan sedikit modifikasi.
Fresko berasal dari frasa Italia buon fresco yang berarti "selagi basah". Pigmen
yang ditimpakan di atas plaster basah akan melekat sangat kuat sehingga hasil
karya bisa dinikmati berpuluh tahun. Adonan ini harus dibuat dengan takaran
yang tepat, sebab bila terlalu basah akan menyebabkan timbulnya jamur, dan bila
terlalu kering akan menyebabkan pigmen tidak bisa tertempel kuat.
Desain fresko biasanya dibuat pada bagian atas kertas yang kemudian dilubangi,
ditempelkan ke atas plaster basah, dan ditaburi pigmen gelap yang kemudian
membuat pola desain yang persis sama dengan rancangan semula. Lukisan harus
dibuat secepat mungkin sebelum adonan plester mengering sehingga saat
sebagian air diserap oleh dinding, pigmen yang ada juga ikut terserap dengan
kuat.
Teknik fresko banyak dipakai pada masa Renaisans hingga Barok.

F)Lukisan Al-Secco
Lukisan Al-Secco termasuk jenis lukisan dinding (mural) . Al fresco sendiri
mengandung arti fresh atau segar.

G)Lukisan Tempera
Tempera, juga dikenali sebagai Tempera telur, adalah medium lukisan kekal cepat
kering yang terdiri daripada pigmen pewarna dicampur dengan medium pengikat
larut air (biasanya bahan seperti kuning telur atau yang lain). Tempera juga
merujuk kepada lukisan yang dihasilkan menggunakan medium ini. Lukisan
Tempera yang sangat tahan lama, dan contoh-contoh dari abad Pertama AD
masih wujud. Tempera telur adalah kaedah utama lukisan sehingga selepas 1500
apabila ia digantikan oleh penciptaan lukisan minyak. Cat terdiri daripada pigmen
dan gam yang biasa digunakan di Amerika Syarikat sebagai cat poster juga sering
dirujuk sebagai "cat Tempera," sungguhpun pengikat dan saiz pada cat ini adalah
berbeza daripada cat Tempera tradisional.

Lukisan tempera telah dijumpai pada hiasan sarcophagi Mesir Purba. Banyak
daripada potert mummi Fayum menggunakan tempera, kadang kala bersama
dengan lukisan Encaustic.
Satu teknik yang berkaitan juga telah digunakan dalam lukisan purba dan awal
zaman pertengahan turut ditemui di dalam beberapa gua dan kuil batu- di India.[1]
Seni berkualiti tinggi dengan bantuan tempera telah dilukis pada Gua Bagh antara
lewat abad ke-4 dan ke-10 Masihi dan pada abad ke-7 di perlindungan batu Ravan
Chhaya, Orissa.[2]
Teknik seni ini dikenali dari dunia klasik, di mana ia nampaknya telah
menggantikan lukisan encaustik dan merupakan medium utama yang digunakan
untuk lukisan panel dan manuskrip bergambar dalam dunia Byzantine dan zaman
pertengahan dan awal kebangkitan Eropah. Lukisan tempera adalah merupakan
medium lukisan panel utama bagi hampir setiap pelukis semasa tempoh
kebangkitan Eropah Zaman Pertengahan dan awal sehingga 1500. Sebagai contoh,
setiap panel yang masih ada dari lukisan oleh Michelangelo adalah tempera telur.

H)Lukisan Azalejo
Llukisan azalejo adaalah lukisan yang dikerjakan dengan cara menempel potongan
dari suatu bentuk tertentu sesuai dengan pola gambar . teknik ini dahulu banyak
sekali dipakai dalam kesenian islam

I)Lukisan Mozaik
Mozaik merupakan gambar atau lukisan yang dibuat menggunakan material atau
menggunakan bahan dari kepingan-kepingan yang sengaja di buat dan ditempel
pada media datar dengan menggunakan lem. Berbagai kepingan itu bisa terbuat
dari berbagai bahan seperti keramik, kaca, daun, ataupun kayu.

Mozaik pada umumnya dianggap sebagai seni lukis karena sifatnya yang dua
dimensi dan dibantu dengan gambar pada proses pembuatannya, walaupun
bahan yang di gunakan adalah kertas, kaca, daun dan lain-lain tapi nilai seni lukis
nya juga sangat indah. Rangkaian gambar yang dibuat dengan
teliti,menyambungkan ratusan pecahan warna dan gambar akan membentuk
suatu bentuk karya lukis yang serupa dengan seni lukis lainnya.

J)Lukisan Intersia
Lukisan intersia adalah bentuk lukisan dekoratif yang menggambarkan karya seni
ukiran kayu atau seni tradisional dari kayu yang dijadikan obyek lukisan.
Buat kita orang-orang Indonesia asli, tentu tidak asing lagi dengan ukiran Jepara.
Seni ukiran kayu yang ditambah kilauan plitur tentu akan sangat menarik jika kita
jadikan obyek lukisan dekoratif yang kita sebut dengan lukisan intarsia.
Lukisan intarsia sering pula disebut dengan Intarsian Malerei.

lukisan dekoratif intersia pada lapdesk


Intersia adalah teknik kerajinan kayu yang berawal dari karya seni Italia. Mungkin
lebih tepat jika kita artikan sebagai proses pembuatan karya seni gambar mozaik
dengan menambahkan material-material eksotik dari alam ke atas karya seni
kayu.
Menurut orang-orang Italia, istilah Intersia berasal dari bahasa Latin
interserere yang artinya memasukkan atau proses menghias dan mentahtakan
kayu.
Kata intarsia hampir sama dengan mentahtakan. Bedanya, jika kata mentahtakan
lebih pas untuk bidang datar, sedangkan intarsia untuk benda tiga dimensi. Efekefek tiga dimensi ini dihasilkan dengan serangkaian langkah, antara lain;
- Membuat pola dua dimensi di atas kertas.
- Memadukan kayu dan biji-bijian alam dengan warna kontras (misalnya biji
kemiri, biji buah ek, buah cheri, pinus, jintan, kayu manis, kulit pohon kapas) yang
sering digunakan dalam rancangannya.
- Kemudian kayu tersebut dipotong, diamplas, dipasang dan dilem pada sebuah
papan. Kayu intersia tidak akan bernoda, sehingga akan selalu terjaga warna
aslinya. Semua produk intarsia dilapisi dengan cat kilap tingkat tinggi. Dilapisi
dengan akrilik yang transparan.

K)Lukisan Kolase (Collage)


Kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan, seperti kertas,
kain, kaca, logam, kayu, dan lainnya yang ditempelkan pada permukaan
gambar.Kolase merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan
berbagai macam paduan bahan. Selama bahan tersebut dapat dipadukan dengan
bahan dasar, akan menjadi karya seni kolase yang dapat mewakili persaan estetis
orang yang membuatnya.
Seni kolase berlawanan sifatnya dengan seni lukis, pahat atau cetak dimana karya
yang dihasilkan tidak lagi memperlihatkan bentuk asal material yang dipakai.Pada
seni lukis, misalnya, dari kanvas putih menjadi lukisan yang berwarnawarni.Dalam seni kolase bentuk asli dari material yang digunakan harus tetap
terlihat. Jadi kalau menggunakan kerang-kerangan atau potongan-potongan foto,
material tersebut harus masih dapat dikenali bentuk aslinya walau sudah dirakit
menjadi satu kesatuan.
Dalam sejarahnya, seni kolase berkembang pesat di Venice, Italia, kirakira pada
abad 17.Selanjutnya seni ini kian berkembang di Perancis, Inggris, Jerman, dan
kota-kota lain di Eropa. Kolase menjadi media yang digemari kalangan seniman
karna unik dan menuntut kreativitas tinggi.Pelukis Pablo Picasso, Georges Braque
dan Max Ernst terkenal dengan karya lukis memakai teknik kolase kertas, kain dan
berbagai objek lainnya.Henri Mattise adalah salah satu seniman yang beralih
kepada seni kolase ketika jari-jari tangannya terserang arthritis sehingga tak
mampu melukis lagi.

L)Lukisan Kaca (Gllas Painting)


Membuat lukis kaca sangatlah mudah, hanya saja harus extra teliti.
Ada banyak hal yang harus dipahami:
1. Dengan ketelitian Pelukis Kaca harus mampu untuk menghindari kesalahan
dalam pengecatan, apalagi dalam Lukisan Kaca Cirebon dikenal dengan
penggunaan Gradasi warna atau pewarnaan yang menganut Gelap ke Terang dan
Terang ke Gelap. Keteilitan dalam menggoreskan kwas agar tidak menabrak
kontour (garis gambar), ketelitian dalam mencampur/mengoplos warna dan
ketelitian dalam menentukan ragam hias.
2. Dengan keterampilan Pelukis Kaca dituntut untuk bisa berkreasi dalam
menciptakan desain dengan kekayaan ragam hias. Tanpa keterampilan yang
dimiliki , mustrahil akan menciptakan karya yang indah dan enak dipandang.
Tanpa keterampilan yang dikuasai, tidaklah mudah menciptakan kreasi-kreasi
baru yang mampu melahirkan daya pesona.
3. Dengan kesabaran Pelukis Kaca harus mampu menahan emosional berkarya
tanpa rencana, karena kesabaran itu justeru akan memacu dalam mengekploitir
imajinasi menjadi ide dan kreatifitas yang maksimal. Dalam hal melukis diatas
kaca dengan media yang licin, maka kesabaran kita dimulai sejak awal
menggoreskan pena atau rapido yang sangat menentukan kelenturan garis yang
dibuat. Dengan memiliki 3 (tiga) hal tersebut diatas, barulah kita bisa mencoba
dasar-dasar teknik melukis kaca Cirebonan yang kami urutkan secara sederhana
sehingga mudah untuk dipraktekan, sebagai berikut :

M)Lukisan Batik (Batik Painting)


Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada
kain putih

Batik Lukis Yogyakarta


Batik lukis di Indonesia dapat menarik wisatawan mancanegara dan akan tetap
dilirik, bahkan sempat menjadi intrik dengan negara lain yang ikut merasa bahwa
batik telah menjadi milik mereka. Bagaimanapun, hasil kreasi anak bangsa
Indonesia yang sudah turun-menurun serta merupakan salah satu harta warisan
yang tak ternilai harganya ini, sudah sepantasnya kita pertahankan
keberadaannya.
Pada prinsipnya gambar batikan adalah gambar kerajinan yang dikerjakan seperti
dalam pembuatan kain batik, yaitu dengan membuat pola-pola hias dengan
bahan yang tidak tertembus pewarna, tentunya dalam pembuatan batik lukis juga
menggunakan pola-pola hias seperti pembuatan batik tulis. Karena itu dalam
pembuatan gambar batikan ini juga digunakan berbagai bahan yang tidak sama
sifat-sifatnya untuk menggambar pola dan untuk mewarna secara dipadukan atau
dicampur, dalam istilah asingnya disebut mixed media

Patung adalah benda tiga dimensi karya manusia yang diakui secara khusus
sebagai suatu karya seni. Orang yang menciptakan patung disebut pematung.
Tujuan penciptaan patung adalah untuk menghasilkan karya seni yang dapat
bertahan selama mungkin. Karenanya, patung biasanya dibuat dengan
menggunakan bahan yang tahan lama dan sering kali mahal, terutama dari
perunggu dan batu seperti marmer, kapur, dan granit. Kadang, walaupun sangat
jarang, digunakan pula bahan berharga seperti emas, perak, jade, dan gading.
Bahan yang lebih umum dan tidak terlalu mahal digunakan untuk tujuan yang
lebih luar, termasuk kayu, keramik, dan logam.
Dimasa lalu patung dijadikan sebagai berhala, simbol Tuhan atau Dewa yang
disembah. Tapi seiring dengan makin rasionalnya cara berfikir manusia, maka
patung tidak lagi dijadikan berhala melainkan hanya sebagai karya seni belaka.
Fenomena pemberhalaan patung ini terjadi pada agama-agama atau
kepercayaan-kepercayaan yang politeisme seperti terjadi di Arab sebelum
munculnya agama samawi. Lihat juga arca. Mungkin juga dalam Hindu kuno di
India dan Nusantara, dalam agama Buddha di Asia, Konghucu, kepercayaan
bangsa Mesir kuno dan bangsa Yunani kuno

SENI PATUNG
Seni Patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud 3 dimensi.
Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan
tanah liat) atau kasting ( dengan cetakan).
Ada beberapa teknik untuk membuat patung, di antaranya ::
1. Teknik pahat atau ukir yaitu teknik membuat patung dengan bermedia
bahan benda keras seperti kayu,batu,es batu balok,perak.
2. Pada cara ini dibutuhkan alat perangkat keras seperti gergaji,pahat,palu
,dan lainnya.Dan membutuhkan bahan bahan seperti, balok es, batu,
kayu, gading, tulang, tanduk dan lainnya.

A)Bahan Keras
Proses pembuatan patung teknik pahat ::
Langkah 1

Siapkan balok kayu sesuai dengan ukuran dan pola yang kita gambar

Pindahkan gambar/pola di atas permukaan kayu. Gambar pola pada kayu


keliahatan dari semua sisi (atas, bawah, kiri, kanan, depan, belakang)

Langkah 2

Berilah selotip melingkar pada balok. Selotip ini berfungsi sebagai pengikat.
Jika dilakukan pemotongan/kayunya sambungan. Tetapi, jika dipahat langsug
tidak perlu menggunakan selotip
Langkah 3

Lakukan pemotongan dengan menggunakan gergaji dari 4 sisi. Pembentukan


sedikit demi sedikit hingga mendekati bentuk global
Langkah 4

Buatlah bentuk global. Bandingkan dengan gambar/pola. Usahakan


mendekati bentuknya.

Gosoklah dengan menggunakan kertas gosok atau amplas. Penggosokan


dilakukan dengan 2 tahap
Langkah 5

Lanjutkan dengan membuat detail bagiannya

Haluskan dengan amplas lagi

Langkah 6

Difinishing dengan menggunakan cat akrilik atau melamin

2. Teknik butsir
teknik butsir adalah teknik membuat patung dengan menggunakan bahan lunak
(tanah liat, bubur kertas, malam butsir, dll). Bahan tersebut bersifat plastis
(mudah dibentuk sesuai keinginan) Sedangkan bahan yang dapat dipakai dalam
teknik ini antara lain tanah liat, plastisin, bubur kertas dan sejenisnya.Untuk
membuat patung dengan Teknik butsir, membutuhkan alat alat sebagai berikut :
sudip ,pisau, tali pemotong, rol penggilas serta pahat pendukung lainnya.

Bahan untuk membuat patung dengan teknik butsir adalah tanah liat, semen,
plastisin, lilin, bubur kertas, sabun, dan gips.
Proses pembuatan patung dengan teknik butsir adalah :

Siapkan tanah liat atau plastisin

Siapkan alat bantu butsir dan air

Siapkan meja putar (jika ada)

Siapkan gambar rancangan patung

Tempatkan tanah liat atua plastisin di atas meja putar sedikit demi sedikit

Pijat pijat bahan hingga mendekati bentuk yang diinginkan secara global

Jika bahan kurang bisa di tambah, sebaliknya bila berlebih bisa dikurangi

Sempurnakan bentuk dengan alat bantu

Berikan sentuhan akhir dengan pembentukan detail patung dan di haluskan

3. Teknik cor
Teknik cor adalah membuat patung dengan cara mencairkan bahan, kemudian
dituangkan ke dalam alat cetak dan ditunggu sampai mengeras kembali.Bahan
bahan teknik cor antara lain semen dan pasir, besi yang di lelehkan, perunggu,
kuningan, emas, perak, tembaga, dan bahan bahan lainnya. Sedangkan alatnya
yaitu cetakan
Proses pembuatan patung teknik cor ::

Siapkan semen dan pasir yang sudah disaring

Siapkan cetakan, ember, sendok adonan, dan tali karet

Cetakan diikat dengan tali karet

Siapkan adonan semen, pasir, dan air secukupnya

Tuangkan adonan ke dalam cetakan hingga penuh

Rendam di dalam air selama kurang lebih 2 hari

Buka ikatan tali karet dan cetakan secara perlahan lahan

Sentuhan akhir patung di haluskan

B)bahan elastis
Cetakan Patung Silikon adalah cetakan patung yang paling baik. Dibanding
cetakan patung dengan bahan yang lain (cetakan gips, cetakan fiber, Sealent,
Semen, dll.), cetakan patung silikon memiliki beberapa keunggulan;
1. Mampu merekam setiap detil patung. Garis sidik jari, garis rambut atau sebuah
titik dipermukaan patung mampu direkam dengan baik. Sehingga cetakan patung
silikon sangat cocok digunakan untuk membuat atau reproduksi patung atau relief
yang kaya dekorasi dan patung atau relief yang membutuhkan tingat detil dan
presisi tinggi.
2. Cetakan patung silikon memiliki sifat karet yang elastis, sehingga diperlukan,
bahkan menjadi keharusan saat membuat patung atau relief dengan tingkat
kerumitan tinggi. Misalnya untuk merekam tampilan ceruk, celah-celah sempit
dan dalam, bentuk belokan yang tajam, dan kondisi lain yang secara teknis tidak
bisa dibuat dengan cetakan masif.
4. Masa pakai lebih panjang. Mampu dimanfaatkan untuk membuat atau
reproduksi patung dengan frekuensi lebih banyak.
3. Cetakan silikon dapat digunakan untuk membuat dan reproduksi patung, relief
atau bentukan lain dengan dengan berbagai material isian. Cocok untuk membuat
patung resin, patung batu, patung GRC, dan berbagai patung dari material lain.
Meski biaya pembuatannya lebih mahal dibanding biaya pembuatan cetakan
patung yang lain, namun karena fungsi dan keunggulannya, maka cetakan patung
silikon merupakan jenis cetakan yang menjadi pilihan dan harus dikuasai oleh
para pembuat patung.
Berbagi pengetahuan, berikut adalah proses dan cara pembuatan cetakan

patung silikon. Dicantumkan juga foto tahap-tahap pembuatan cetakan silikon,


juga material dan bahan yang digunakan.

Bahan lunak yang dapat digunakan untuk membuat patung antara lain tanah liat,
semen, plastisin, lilin, bubur kertas, sabun, dan gips. Patung dari bahan plastis bisa
dibuat dengan teknik membentuk, membutsir, menvetak, modeling, coiling, pijit,
dan slabing.
Adapun beberapa bentuk dan wujud seni patung seperti di bawah ini :
Bagian kop merupakan patung yang hanya menggambarkan bagian kepala.
Bagian buste merupakan pembuatan patung yang menggambarkan bagian dada
atau bentu dada dan kepala.
Bagian torso merupakan pembuatan patung yang menggambarkan bagian
badan.

B).Bentuk dan wujud seni patung


- bagian kop merupakan pembuatan patung hanya menggambarkan bagian
kepala

-bagian buste merupakan pembuatan patung yang menggambarkan bagian dada


atau bentuk dada dan kepala
-bagian torso merupakan pembuatan patung yang menggambarkan bagian badan

C).Teknik Membuat Patug


Media karya patung dan teknik membuat patung
Media berkarya patung adalah bahan, alat, dan teknik yang dipergunakan dalam
berkarya patung.
a. Bahan. Bahan patung dibedakan menjadi tiga, yaitu lunak, sedang, dan keras.
1) Bahan lunak, adalah material yang empuk dan mudah dibentuk. Misalnya
tanah liat, plastisin, dan sabun.
2) Bahan sedang, artinya lunak dan tidak keras. Misalnya kayu waru, kayu
sengon, kayu randu, dan kayu mahoni.
3) Bahan keras dapat berupa kayu atau batu-batuan. Contohnya kayu jati, kayu
sonokeling, kayu ulin, batu padas, batu granit, batu andesit, dan batu pualam
(marmer).
b. Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Butsir, adalah alat bantu untuk membuat patung yang terbuat dari bahan
kayu dan kawat atau tanah liat.
2) Meja putar, adalah meja untuk berkarya patung dan dapat digerakkan dengan
cara memutar yang fungsinya untuk mengontrol dan memudahkan bentuk dari
segala arah.
3) Pahat, yang jenisnya ada dua yaitu ukir untuk kayu dan pahat untuk batu.
4) Palu, sebagai pelengkap pahat yang terbuat dari bahan kayu sawo.
5) Cetakan, yang terbuat dari bahan gips. Kegunaannya untuk mencetak karya
patung dari bahan cair.
6) Kakatua, yang terbuat dari besi dan berbentuk seperti paruh burung kakatua.
Fungsinya untuk mengencangkan ikatan kawat dan memotong kawat.

7) Sendok adonan. Sendok terbuat dari besi dan kayu. Fungsinya untuk
mengambil adonan dan menempelkannya pada kerangka patung.
Teknik membuat patung
Beberapa teknik membuat patung:
1) Teknik membutsir, yaitu membuat patung dengan cara memijit, menambah
dan mengurangi bahan yang dibentuk, dengan dibantu alat butsir.
2) Teknik memahat, yaitu membuat patung dengan cara mengurangi bahan
yang dibentuk.
3) Teknik mencetak, ada dua yaitu cetak tekan dan cetak tuang. Dalam
membuat patung dengan teknik mencetak biasanya digunakan cetak tuang (cor).
4) Teknik konstruksi, yaitu membuat patung dengan cara menyusun bahan, baik
dengan kerangka maupun tanpa kerangka.

B)Sikap Apresiatif terhadap Karya Seni Murni

SIKAP APRESIASI SENI RUPA MURNI NUSANTARA

Hasil karya seni rupa murni Indonesia sudah ada pada zaman prasejarah dan
sampai sekarang mengalami perubahan. Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus
bersikap mengapresiasi terhadap hasil karya seni rupa murni tersebut.
1.

Proses Berkarya Seni Rupa

Aktivitas manusia dalam berolah rasa muncul bersamaan dengan adanya


kehidupan di muka bumi. Proses yang panjang dan memakan waktu lama dalam
membuat karya akan menghasilkan sebuah indentitas si pencipta. Indentitas itu
akan memberikan pengaruh penting dalam pengakuan karya cipta seseorang, hal
itu berpengaruh pada keuntungan segi moril dan materil, dan termasuk kebagaan
dari seniman, bahkan pengakuan dari dunia.
2.

Mengapresiasi Karya Seni Rupa Murni

Tujuan utama menciptakan sebuah karya untuk mengungkapkan ekspresi jiwa,


gagasan, atau ide untuk kepentingan estetis bukan kepentingan praktis. Tujuan
pokok dari apresiasi karya secara umum adalah menjadikan masyarakat menjadi
peka seni.
Sebuah karya seni rupa murni yang telah dibuat, akan dimasukkan ke dalam
lingkungan luar. Bila masyarakat saling menanggapi dan saling berkomunikasi,
berarti karya tersebut telah masuk dalam lingkungan tersebut.
3.

Tahapan Mengapresiasi Karya Seni Rupa Murni

a.

Tahap Awal

Merupakan tahap ketika seorang pengamat sedang melihat sebuah karya yang di
pamerankan secara sekilas. Ini disebut tahap perkenalan.
b.

Tahap Penghayatan

Tahap penghayatan, seorang apresiator akan mengamati lebih jauh lagi dan
berpikir sejenak tergantung pada pengetahuan yang dimilikinya, prose ini sangat
penting dan utama dalam mengapresiasi karya.
c.

Tahap Penilaian

Tahap pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan tentang berharganya


suatu karya seni. Dalam mengapresiasi karya dapat dilakukan dengan
mendeskripsikan sebuah karya, uraian kebentukan, penafsiran makna dan
penilaian dalam sebuah karya seni rupa murni Indonesia.
Itulah langkah-langkah mengapresiasikan sebuah karya seni rupa murni.
1.Seni Lukis
Dalam membuat sebuah karya seni lukis, para seniman menentukan tujuan
pembuatan karya tersebut. Tujuan tujuan yang dipilih oleh para seniman anta
lain adalah : tujuan religious, tujuan magis, tujuan simbolis, tujuan estetis, tujuan
komersil, dan tujuan ekspresi.
Penjelasannya dapat dilihat di bawah ini
1. Tujuan religious
Seorang seniman yang memiliki tujuan religious menjadikan lukisan yang
dibuatnya sebagai pengabdian yang ditujukan kepada tuhan, nenek moyang, atau
pun para dewa, baik itu politheisme maupun juga monotheisme. Salah satu
lukisan yang dibuat dengan tujuan religious adalah lukisan pada gua gua Leang
di Maros, Sulawesi Selatan.
2. Tujuan magis

Seorang seniman yang memiliki tujuan magis menjadikan lukisan yang dibuat
untuk mendatang kan magis atau sihir. Lukisan ini bersifat primitive. Akan tetapi
pelukis modern juga banyak melukis tema dan motif primitive agar menimbulkan
pesan magis. Mereka menganut paham primitivisme. Seniman seniman yang
banyak melukis tema dan motif primitive banyak terdapat di Bali.
3. Tujuan simbolis
Seorang seniman yang memiliki tujuan simbolik melakukan kegiatan melukis
untuk melambangkan suatu cita cita kehidupan pribadi atau pun kelompok.
Misalnya cita cita berupa kebahagiaan, kedamaian, kekuatan, dan kehendak
positif yang bermanfaat bagi manusia. Contoh lukisan yang dibuat dengan tujuan
simbolik adalah lukisan Kepahlawanan Pangeran Diponegoro karya Basuki
Abdullah.
4. Tujuan estetis
Seorang seniman yang memiliki tujuan estetis akan melukis dengan semata
mata mengutamakan rasa keindahan saja sehingga lukisannya dapat dinikmati
sebagai penghias dekorasi. Contoh lukisan dengan tujuan estetis adalah lukisan
pemandangan atau lukisan kegiatan masyarakat.
5. Tujuan komersil
Seorang seniman yang memiliki tujuan komersil akan melukis dengan
mengutamakan selera pembeli. Contohnya pelukis di jalan yang menawarkan
lukis wajah.
6. Tujuan ekspresi
Seorang pelukis yang melukis dengan tujuan ekspresi akan melukis untuk
mengekspresikan perasaannya sendiri tanpa melihat unsure unsure lain. Di sini
seniman benar benar total mencurahkan semua ekspresi dan perasaannya ke
dalam sebuah lukisan. Teknik yang dipakai pun beragam dan biasanya seorang
seniman ini mempunyai teknik khas tersendiri

2.Seni Patung
Seni Patung
Pengertian dan fungsi patung
Patung merupakan karya seni berdimensi tiga. Seni patung disebut juga
plastic art maksudnya mudah dibebtuk sesuka hati
Berdasarkan tujuan pembuatannya patung ada enam macam yaitu:
Patung religi, sebagai sarana beribadah
Patung monumen, untuk memperingati jasa seseorang atau peristiwa
bersejarah
Patung arsitektur, patung yang ikut aktif berfungsi dalam konstruksi
bangunan
Patung dekorasi, patung untuk menghiasai bangunan
Patung seni, patung yang diciptakan untuk dinikmati bentuknya
Patung kerajinan, patung hasil karya kerajinan
Corak patung
Dilihat dari perwujudannya, ragam seni patung modern dapat dibedakan
menjadi tiga corak , antara lain:
Corak imitatif (realis/representatif) adalah tiruan dari bentuk alam
(makhluk hidup). Perwujudan patung corak ini berdasarkan fisio plastik
atau bentuk fisik baik anatomi, proporsi, maupun gerak.
Corak deformatif, bentuknya telah banyak berubah dari tiruan alam,
diubah menjadi bentuk baru berdasarkan imajinasi pematung.
Corak nonfiguratif (abstrak), secara umum sudah banyak meninggalkan
bentuk-bentuk alam untuk perwujudannya. Corak abstrak dipengaruhi oleh
aliran konstruksi. Patung dipandang sebagai bentuk konstruksi, yaitu besi,
plat, kawat, kayu, plastik dsb.
Ragam patung
Jenis karya patung dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
Patung dada, penampilan karya patung sebatas dadan ke atas
Patung torso, penampilan patung yang hanya menampilkan bagian
badan, dari dada, pinggang dan panggul

Patung lengkap, maksudnya terdiri bagian badan dari bagian atas sampai
bagian bawah
Media karya patung
1. Bahan
a.Bahan lunak, maksudnya adalah material yang digunakan empuk dan
mudah dibentuk. Misalnya tanah liat,
plastisin, dan sabun
b.Bahan sedang, artinya tidak lunak dan ridak keras. Misalnya kayu waru,
kayu sengon, kayu randu, dan kayu
mahoni
c.Bahan keras, dapat berupa kayu atau batu-batuan. Contohnya kayu jati,
kayu ulin, batu granit, batu
andesit, batu marmer
Selain bahan-bahan tadi dalam membuat patung kita juga dapat membuat
patung dari semen, pasir, kuningan, perunggu, emas, dsb.
2. Alat
a. Butsir
b. Meja putar
c. Pahat
d. Palu
e. Cetakan
f. Kakatua
g. Sendok adonan
Teknik membuat patung
a. Teknit membutsit
b. Teknik memahat
c. Teknik mencetak
d. Teknik konstruksi

Anda mungkin juga menyukai