Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Seni Lukis

Sejarah Seni Lukis secara umum dapat dibedakan kedalam 5 bagian yaitu zaman prasejarah,
zaman klasik, zaman pertengahan, zaman reinassance, dan zaman art nouveaou. Pembagian
sejarah ini dibagi sesuai dengan perkembangan zaman, dan berikut adalah sejarah seni lukis
secara dan perkembangan di dunia universal.

Zaman Prasejarah
Menurut  sejarahnya, keberadaan seni lukis sangat erat hubunganya dengan gambar seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya. Peninggalan-peninggalan historis dari zaman prasejarah
menggambarkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah memulai
kegiatan menggambarnya dimulai dari membuat gambar di tembok atau dinding gua untuk
mengisyaratkan bagian-bagian penting yang terjadi dalam kehidupan. Diawal keberadaanya
sebuah gambar hanya dibuat dengan material sederhana seperti kapur, arang, atau baan-bahan
lainnya.

Salah satu teknik yang sangat terkenal dari seni lukis di zaman prasejarah adalah
menempelkan tangan di dinding gua lalu menyemburnya dengan kunyahan daun atau batu
mineral yang memiliki warna yang kemudian mendapatkan hasil jiplakan tangan warna-warni
di dinding gua yang bisa dilihat sampai saat ini. Kemudahan dalam berkesenian lukis yang
memang lebih dianggap mudah dibanding dengan cabang seni rupa lainnya seperti seni
patung dan seni keramik membuat seni lukis berkembang dengan pesat dan cepat.

Objek seni lukis pada zaman prasejarah didominasi dengan karya-karya yang menghasilkan
lukisan manusia, binatang, dan objek-objek alam seperti pohon kulit, bukit, gunung, sungai,
dan laut, objek ini dilukis dengan menonjolkan bentuk yang dianggap sakral, misalnya untuk
melukiskan binatang banteng maka orang-orang zaman prasejarah akan menonjolkan baian
tanduk banteng karena menggambarkan simbol vital seekor banteng.

Pada zaman prasejarah juga ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat lebih
banyak menghabiskan waktunya untuk menggabar daripada  kegiatan mencari makan.
Kemudian muncullah selera cita rasa keindahan dalam kegiatanya menggambar dan terus
menerus melakukan kegiatan tersebut sehingga menjadi seorang seniman seni lukis, dari
situlah muncul seniman-seniman pertama yang ada di muka bumi sehingga kegiatan melukis
mulai dinilai sebagai kegiatan berkesenian.

Zaman Klasik
Di zaman klasik seni lukis banyak dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-
bentuk yang ada di alam. Hal ini menegaskan bahwa sebagai buntut berkembangnya ilmu
pengetahuan maka orang-orang memiliki kesadaran bahwa seni lukis dapat dijadikan sebuah
komunikasi yang lebih baik dibandingkan kata-kata jika dilihat dari banyak hal. Seni lukis
pada zaman klasik pada zaman ini kemudian dikenal dengan dimaksudkan untuk tujuan-
tujuan tertentu seperti misalnya:

1. Mistisme, tujuan mistisme berkembang sebagai akibat karena pada zaman klasik
diketaui belum memiliki agama.
2. Propaganda, tujuan ini contohnya adalah adanya grafiti di reruntuhan kota pompeii.

Zaman Pertengahan
Pada zaman pertengahan kehidupan religi sudah mulai menjadi dominasi utama dalam
kehidupan manusia, dan sebagai akibat adanya pengaruh agama yang sangat kuat bahka
mungkin terlalu kuat, pada zaman ini seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan.
Lukisan pada zaman ini didominasi dengan objek simbol, bukan realisme, dan seni lukispun
semakin tidak sejalan dengan realitas kehidupan manusia. Lukisan pada zaman pertengahan
terkenal digunakan untuk kegiatan propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang
penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstakisme (pemisahan unsur
bentuk yang “benar” dari benda.
Zaman Renaissance
Pada masa setalah kekalahan Turki, yang diawali dari kota Firenze banyak muncul ilmuwan
dan budayawan (termasuk seniman lukis) yang hijrah dari Bizantium menuju daerah
semenanjung Italia sekarang. Keluarga yang menguasai kota Firenze memberikan dukungan
penuh pada ilmu pengetahuan modern sehingga sinergi antara seni lukis dan ilmu
pengetahuan memberikan sebagian besar sumbangan terhadap kebudayaan baru di Eropa.
Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik.

Sains di kota ini tidak lagi dianggap sebuah kepercayaan sihir, tetapi menjadi sebuah alat
untuk merebut kembali kekuasaan Eropa yang diarampas oleh Turki. Pada akhirnya,
pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga ke Eropa Timur. Dari
zaman ini pula dikenal melahirkan seniman-seniman yang berpengaruh terhadap
perkembangan seni lukis, dan berikut adalah tokoh-tokoh yang dikenal di masa Renaissance
sepeti Tomasssi, Donatello, Leonardo da Vinci, Michaelangelo, dan Rapael.
Zaman Art Nouveau
Revolusi Industri di Inggris menyebabkan mekasnisme didalam banyak hal, barang-barang
dibuat dengan sistem industri massal dengan ketelitian yang tinggi. Sebagai akibatnya
keahlian dari tangan seniman kurang mendapat penghargaan karena kemampuanya mulai
disamakan dengan buatan mesin. Sebagai bentuk perlawanan kemudian para seniman beralih
pada bentuk-bentuk yang tidak dapat dicapai oleh produksi massal, karya seni lukis pada saat
itu menganut sistem eksklusifitas, lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya, diarahkan
kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinpirasi dari keindahan-keindahan garis-garis
tumbuhan dia alam.

Masuk ke Indonesia
Sejarah seni lukis di Indonesia dimulai dengan masuknya Penjajahan Belanda, pelukis
Indonesia banyak mengambangkan aliran romantisme sesuai dengan kecenderungan seni
rupa Eropa Barat pada zaman itu. Raden Saleh Syarif Bustaman yang merupakan salah
seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang
dipraktikkan langsung oleh pelukis Belanda.

Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke negri Belanda, sehingga berhasil
menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa
negera Eropa. Tapi seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti
zaman renaisans di Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama.
Pada masa revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema
romantisme menjadi cenderung ke arah “kerakyatan”. Objek yang berhubungan dengan
keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap
menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada
masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat
lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan
abstraksi.

Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi


komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni
mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak
lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia
sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh
berbagai benturan konsepsi.

Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-
porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni
kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan
“Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar
1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode
1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-
galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan
bisnis alternatif investasi.

Daftar Pelukis Terkenal di Indonesia


Berkembangnya seni lukis di Indonesia, membawa munculnya seniman-senimat hebat dari
tanah air. Seniman lukis dari Indonesia juga memegang peranan yang sangat penting dalam
kekayaan budaya di Indonesia, dan berikut merupakan daftar nama-nama pelukis terkenal dan
berbakat yang berasal dari tanah air:

 Affandi
 Agus Djaya
 Bagong Kussudiardja
 Barli Sasmitawinata
 Basuki Abdullah
 Djoko Pekik

Anda mungkin juga menyukai