Anda di halaman 1dari 30

PENDAHULUAN

Kata Art (Bahasa Inggris) sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai seni. Seni rupa
adalah salah satu cabang seni yang diciptakan manusia dengan menggunakan rupa sebagai medium
penggungkapan gagasan seni. Yang termasuk ke dalam seni rupa adalah garis, bidang, bentuk, huruf,
angka, warn, bahkan cahaya. Karena perbedaan rupa yang dijadikan medium inilah kemudian dikenal
cabang-cabang seni rupa seperti seni lukis, seni patung, seni grafis, seni desain, dan sebagainya.


Sebagai karya seni, seni rupa dapat dikelompokkan dalam berbagai kepentingan. Berdasarkan
bentuknya dineal adanya karya seni rupa dua dimensi (dwimatra) dan karya seni rupa tiga dimensi
(trimatra). Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang diterakan pada bidang datar seperti
gambar, lukisan, dan sejenisnya. Sedangkan karya seni rupa tiga dimensi dalah karya seni rupa yang
menggunakan bentu-bentuk yang memiliki tiga ukuran (panjang, lebar, tinggi) sebagai mediumnya,
seperti patung, karya kriya, dan sejenisnya.

Selain penggolongan berdasarkan bentuknya, karya seni rupa juga dapat dikelompokkan berdasarkan
fungsi kegunaannya dalam konteks kehidupan manusia. Berdasarkan kegunaannya dikenal adanya seni
rupa murini (pure art/fine art) dan seni rupa pakai (applied art) yang sering disebut dengan seni kriya.

Seni rupa murni atau seni murni adalah karya seni yang dimaksudkan untuk penikmatan semata dan
tidak memiliki kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Karya seni murni dapat kita temukan dalam
bentuk lukisan, patung, dan sejenisnya. Sedangkan seni rupa pakai atau seni pakai adalah karya seni
rupa yang selain sebagai karya seni rupa juga memiliki fungsi atau kegunaan praktis dalam kehidupan s
ehari-hari. Oleh karena itu, seni rupa pakai biasa dikenal sebagai seni kriya (craft).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kriya berarti kerajinan tangan. Jadi dalam pengertian
terbatas seni kriya dapat diartikan sebagai kerajinan tangan.




SEJARAH SENI RUPA


Perkembangan seni rupa dapat dirunut sejak zaman purbakala hingga era modern.
Secara garis besar, sejarah seni rupa terbagi dalam beberapa periode sebagai berikut:


Seni Rupa Zaman Prasejarah

Seni rupa dapat dikatakan sebagai bagian budaya yang tua. Dalam batas-batas
tertentu, seni rupa telah ada sejak manusia mengenal peradaban. Karya-karya yang
dimaksud ditemukan dalam bentuk gerabah yang diberi ornament hias tertentu, patung-
patung leluhur masyarakat prasejarah, serta catatan-catatan (dalam bentuk gambar)
yang digoreskan pada dinding-dinding goa.



Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, ditemukan pada beberapa tempat
hasil seni yang dianggap orang paling tua hingga saat ini. Penemuan tersebut
merupakan lukisan-lukisan pada dinding gua-gua yang terdapat di Perancis Selatan
dan Spanyol Utara seperti di Combaralles, Font de Gaume, Altamira, dan Alpera.

Lukisan-lukisan yang dibuat pada dinding-dinding dan langit-langit gua tersebut dibuat
dengan digurat atau dicukil dengan batu tajam. Cukilan ini diberi warna memakai batu
dangklik) dicampur dengan lemak binatang sebagai perekatnya. Kebanyakan terdapat
gambar-gambar binatang bison atau sapi hutan. Ada juga beruang, rusa kutub, kuda
liar, dan babi hutan.



Peradaban Bangsa-bangsa Kuno

Bangsa-bangsa timur yang mendiami daerah Timur Tengah dan Asia Kecil serta daerah
Mesir dikenal sebagai bangsa-bangsa yang memiliki peradaban tinggi. Di mesir kita
dapat menyaksikan sisa-sisa peradaban tinggi dalam bentuk karya seni arsitektur,
patung, serta lukisan dinding yang bernilai tinggi seperti piramida, spinx serta relief-
relief dan lukisan pada dinding bagian dalamnya.

Selain bangsa Mesir, bangsa Babilonia, Asiria, dan Persia merupakan bangsa-bangsa
yang memiliki kebudayaan yang tinggi.



Bangsa Yunani dan Romawi sering dijadikan titik awal perkembangan seni rupa di
dunia. Lukisan-lukisan karya pelukis Yunani kuno menampilkan bentuk-bentuk
geometris yang diterakan pada permukaan keramik, jambangan, serta benda-benda
kerajinan tangan lainnya. Sementara itu, bangsa Romawi karyanya dapat kita saksikan
di dalam rumah-rumah bangsawan di kota Pompei.



Seni Rupa Zaman Abad Pertengahan

Periode ini berlangsung mulai tahun 476 Masehi yakni pada awal perkembngan agama
Nasrani di Romawi, dan berakhir pada tahun 1492, yakni pada saat ditemukannya
benua Amerika. Karya-karya seni rupa abad pertengahan banyak dipengaruhi oleh
corak budaya Yuani Purba dan Romawi yang menganut kepercayaan politheisme
(menyembah banyak dewa) dan dicampur dengan ajaran-ajaran Nasrani. Pada zaman
ini gereja memiliki pengaruh yang sangat besar.




Seni Rupa Zaman Renaissance


Zaman renaissance merupakan zaman perubahan besar-besaran dalam berbagai
bidang keilmuan dan seni budaya. Kemapanan gereja mulai terusik oleh berbagai
pertentangan serta penemuan dalam bidang-bidang keilmuan. Penemuan-penemuan
baru dalam bidang geografi, fisika, astronomi telah dianggap sebagai hal yang
menentang keberaddan da kemapanan agama. Galileo (1564-1642), seorang ahli
fisika, ahli astronomi dan juga filsuf, ditangkap dan dipenjara dengan tanpa ditentukan
batas waktunya karena penemuannya bertentangan dengan hokum-hukum yang
dipercayai gereja.


Tokoh-tokoh seni rupa yang terkenal pada periode ini adalah Leonardo da Vinci,
Michelangelo, dan Rafael Santi. Karya-karya penting pada masa ini terdapat pada
bentuk-bentuk bangunan gereja, lukisan-lukisan dinding, relief pada pintu-pintu rumah
dan bangunan gereja, serta patung-patung perunggu yang menghiasi hampir seluruh
gereja di Italia serta seluruh Eropa Barat dan Eropa Timur.



Seni Rupa Zaman Barok dan Rokoko

Kata Barok (baroque) berasal dari bahasa Romawi yang berarti tidak beraturan atau
menyimpang. Michelangelo dan Palladio dianggap sebagai pelopor dari gerakan ini.
Zaman Barok terlahir pada pertengahan abad ke-16 sebagai awal mula pengaruh seni
Italia ke seluruh daratan Eropa.

Jika misi renaissance adalah melepaskan diri dari cara berpikir zaman pertengahan dan
dipenuhi pola pikir gereja, maka barok melepaskan diri dari keterikatan tema-tema serta
nuasnsa-nuansa yang terkandung pada masa renaissance. Lukisan-lukisan pada
zaman barok terkesan berlebihan dari keadaan sebenarnya. Peter Paul Rubens (1577-
1640), seorang seniman Belanda, melukiskan tubuh-tubuh orang penuh dengan otot-
otot serta tokoh-tokoh perkasa.



Rococo diambil dari kata rocaile yang berarti seni kulit kerang, sejenis kesenian yang
sangat digemari pada saat itu di Italia. Pada zaman inilah bentuk-bentuk
penyelewengan kaidah seni tampil meluas. Lukisan-lukisan dibuat menjadi lebih indah
dari aslinya, lebih hebat, dan menyimpang dari sebenarnya. Karya seni menjadi barang
pesanan kaum bangsawan dan saudagar yang memiliki banyak uang. Pada zaman ini
kkary seni diperjualbelikan secara salah dan menjadi komoditas yang tidak berharga.



Seni Rupa Abad ke-19

Penggalian kembali corak-corak lama, seperti yang terdapat pada gaya-gaya Yunani
Purba dan Romawi telah melahirkan aliran-aliran baru yang dikenal dengan alisan
klasik dan neo klasisme dalam seni lukis dan seni patung.

Beberapa catatan penting yang dapat disajikan dalam perkembangan seni rupa pada
abad ke-19 ini adalah sebagai berikut:


1. Munculnya berbagai aliran seni rupa seperti romaantisme, impresionisme, realism,
simbolisme, munumentalisme, dll.
2. Terlepasnya pengaruh agama, terutama gereja, dari corak, gaya serta nafas kesenian
secara umum.
3. Para pelukis semakin berani melakukan percobaan dengan berbagai penggunaan warna
cerah sebagai pencurahan emosi dan pemikiran.
4. Seniman bukan lagi dari kalangan bangsawan atau memiliki status social tinggi,
melainkan juga banyak yang berasal dari kalangan bawah.

Beberapa tokoh seniman yang terlahir pada abad ke-19 dan mewakili aliran-aliran yang
dianutnya adalah sebagai berikut:

Klasisisme : arsitek Bartholome Vignon (1762-1846), pelukis Jacques Louis David (1748-1825)
Romantisme : Raden Saleh Sjarif Bastaman, Ludwig Richter, Kasper Friederich.
Impresionisme : Jean Claude Monet, Eduard Manet dll
Neo Impresioniesme : Paul Cezanne, Paul Gauguin, dll.
Realisme : George Hendrik Breitner, Auguste Rodin, dll.
Simbolisme dan Monumentalisme : Willian Blake, Pierre Puvis de Chavannes, dll
Ekspresionisme : Vincent van Gogh, Eduard Munch, dll.



Seni Rupa Abad ke-20

Dengan pecahnya Perang Dunia I, timbullah berbagai gerakan perbaikan dalam bidang
seni rupa yang meliputi fisik, material, mental, dan spiritual. Berdirinya Negara-negara baru
sebagai hasil perjuangan negeri-negeri jajahan bangsa Eropa, telah membangkitkan semangat
baru dalam bidang seni rupa.

Aliran-aliran yang bermunculan pada abad ke-20 ini antara lain fauvism yang dimotori oleh
Henri Matisse, dll. Kubisme menampilkan pelukis Pablo Picasso, Leo Getel, dll. Futurisme
menampilkan tokoh-tokoh peuis Carlo Carra dan Buido Severini. Absolutisme menampilakn
pelukis Wassily Kadinsky.
















PERKEMBANGAN SENI RUPA EROPA MODERN
A. Klasik
Yunani
Yunani terletak di ujung tenggara Benua Eropa dengan kepulauannya di laut Aegea dan Laut Ionia.
Bangsa Yunani termasuk bangsa Indo-Jerman yang memasuki wilayah tersebut sekitar tahun 2000 SM.
Bangsa Yunani terpisah-pisah oleh pegunungan yang banyak terdapat diwilayah Negara tersebut.
Beberapa pegunungan menyebabkan munculnya kelompok bangsa -bangsa kecil.
Beberapa kelompok banagsa tersebut antara lain :
a. Bangsa Ionia yang berada di Jazirah Attaoi dan berpusat di Athena
b. Bangsa Aeolia yang berada bagian utara Yunani dan berpusat di Olymphia dan Delphi.
c. Bangsa Doria yangt berada di Jazirah Peloponesos dan berpusat di Sparta.

Bangsa Yunani merupakan bangsa Politeisme. Kehidupan teisme selalu mereka hubungkan dengan
kehidupan manusia. Dewa-dewi bangsa yunani antara lain :
a. Dewa Zeus : yaitu bapak para dewa atau dewa yang dipercaya paling agung.
b. Dewi Hera : yaitu dewi perkawinan.
c. Dewa Apollo : yaitu dewa matahari.
d. Dewi Pallas Athyena : yaitu dewi penguasa pengetahuan dan keperwiraan.
e. Dewi Aphrodite : yaitu dewi kecantikan.
f. Dewa Hades : yaitu dewa kematian.
g. Dewa Poseidon : yaitu dewa laut.
h. Dewa Hermes : yaitu dewa perdagangan.
Kepercayaan terhadap dewa-dewi tersebut juga mengilhami munculnya corak seni rupa di Yunani.
Perkembangan seni Yunani digolongkan dalam 3 periode, yaitu :
1. Zaman Yunani Prasejarah
Kesenian Yunani diawali berkembangnya seni Kreta dan Kriti-Mycenea yang merupakan nama pulau
yang diduduki sekitar tahun 1250 SM. Pada zaman ini, bangsa Yunani telah dapat membuat benda-
benda seni rupa,antara lain :
a. Seni Bangunan
o Pavilliun
o Balik
o Lorong-lorong yang berliku
o Beranda.

b. seni relief
Seni relief pada zaman itu cenderung menggunakan teknik Fresco, yaitu pewarnaan dinding dalam
keadaan basah. Sedangkan pahatan relief bercorak dekoratif.
c. seni Patung.

2. Zaman Yunani tengah
Pada zaman ini Yunani dikuasai oleh bangsa Doria dan bangsa Ionia. Karena terdapat dua kekuatan
yang berkuasa maka sering terjadi perselisihan di antara dua bangsa tersebut. Pada zaman ini bangsa
Yunani juga disebut bangsa Archaea
Karya seni yang berkembang mencapai taraf kemajuan adalah seni Keramik.Peninggalan seni keramik
pada zaman ini memiliki kandungan nilai seni yang tinggi. Sedangkan peninggalan seni bangunan tidak
ditemukan, karena seni bangun pada masa itu terbuat dari kayu.
Diantara cabang seni lain yang tumbuh adalah seni Patung. Karena Yunani saat itu dikuasai oleh dua
bangsa, maka corak seni patung yang berkembang juga mempunyai dua corak, yatiu corak Doria dan
corak Ionia.

Seni patung Doria cirinya sebagai berikut :
o Menggambarkan figure laki-laki sebagai lambing dewa
o Sikap orang berjalan dengan kaki kiri melangkah di depan
o Proporsi tidak realistis
o Wajah bulat dengan senyum angkuh dan bibir sedikit terbuka.

Seni Patung Ionia cirinya sebagai berikut :
o Menggambarkan figure perempuan sebagai lambang dewi.
o Sikap duduk dan berdiri mengesankan gerakan.
o Wajah tersenyum ramah.
o Bentuk lebih harmonis.

Peradaban bangsa Yunani pada masa ini menghasilan suatu bentuk penghormatan terhadap dewa Zeus
yang disebut dengan istilah Olympiade.

3. Zaman Gemilang.
Kepercayaan bangsa Yunani terhadap dewa-dewi menjadi latar belakang pertumbuhan seni bangunan
yang berkembang sangat pesat. Bangunan-bangunan di Yunani zaman ini berdiri dengan megah dan
mempunyai nilai seni yang tinggi . hal ini karena pada zaman tersebut berlaku aturan-aturan seni yang
disebut dengan Golden Section. Aturan ini tidak hanya berlaku untuk bangunan saja, namun juga untuk
cabang-cabang seni rupa lainnya.
Peninggalan karya seni pada zaman Yunani yang paling menonjol adalah :
a. Seni Bangunan
Peninggalan seni bangunan zaman Gemilang terutama kuil. Seni bangunan Yunani pada umumnya
mempunyai cirri khas dalam bentuk, jumlah, dan penempatan tiang-tiangnya.
Penempatan dan jumlah tiang pada bangunan Yunani selalu genap. Untuk hal ini juga ada aturannya dan
cirri yang khusus.
Berikut beberapa contoh penenpatan tiang pada bangunan Yunani :
o Tetratylos adalah bangunan denmgan jumlah tiang 4 buah.
o Hexastylos adalah bangunan dengan jumlah tiang 6 buah.
o Octatylos adalah bangunan dengan jumlah tiang 8 buah.
Menurut bentuknya, tiang-tiang bangunan Yunani mempunyai 2 corak, yaitu : Doria dan Ionia.
Dua corak tersebut mempunyai perbedaan yang menonjol dalam beberapa hal. Kecuali kedua corak
tersebut sebenarnyamasih terdapat satu corak lain yang tidak begitu dominan, yaitu Korynthia.
Perbedaan corak ini terletak pada hiasan kapitilnya yang terdiri dari motif tumbuhan dengan ujung daun
mengghulung keluar. Corak Korynthia ini diciptakan oleh pemahat Kallymachos ( 400 SM ).

Corak Tiang Doria :
o Tidak mempunyai undakan alas ( stylobate )
o Badan tiang dihiasi motif gerigi bertaut (channel) sebanyak 16 buah.
o Kepala tiang (Kapitil) terdiri dari kerucut bali (echirus) yang tertutup dengan papan pualam persegi
(abacus) dengan hiasan motif meander
o Balok kaso (Architrave) licin dan polos
o Di atas kaso induk dipasang kaso-kaso yang setiap ujungnya dipasangi 3 lembar papan pualam
(tryglyph)
Contoh bangunan zaman Doria : Kuil Parthenon, Kuil Apollo, Kuil Aphala, Kuil Propylos
Corak Tiang Ionia :
o Tiang-tiang dilengkapi kaki undakan (stylobate)
o Tiang berbentuk lebih langsing
o Channel (gerigi) tidak bertautan dan berjumlah 24 buah
o Kapitil berbentuk bantalan berukir dengan kedua ujungnya dibuat melengkung. Kapitil untuk sudut
berbeda dengan bagian tengah.
o Architrave mempunyai 3 tingkat
o Friez dibuat memanjang tanpa tryglyph.
o Banyak dihiasi motif ukiran
Contoh bangunan zaman Ionia : Kuil Athena, Kuil Erechteum, Kuil

b. Seni Patung
Pada zaman ini,seni patung Yunani benar-benar mencapai puncaknya. Hal ini karena seni patung telah
menemukan proporsi yang mendekati sempurna.Kemajuan seni patung Yunani dipelopori oleh 3 seniman
yang hidup di masa itu. Mereka adalah Phiedias , Myron, dan Polycletos. Ketiga seniman ini mampu
menggabungkan patung corak Doria yang tegar dengan patung corak Ionia yang harmonis. Gaya
percampuran ini mereka sebut dengan Attis. Nama tersebut diambil dari nama tempat mereka berkarya,
Attica-Athena. Phiedias, Myron, dan Polycletos adalah murid Hagelades dari Argos

o Phiedias
Adalah pematung terkemuka pada saat itu. Dia pula yang menciptakan patung dewa-dewa mitologi
Yunani dalam bentuk patung manusia yang digarap dalam proporsi dan ukuran yang ideal. Sehingga
patung karyanya betul-betul sempurna.
Patung karya Phiedias :
- Athena Promachos (Dewi Pallas Athena ) terbuat dari perunggu setinggi 9 meter
- Athena Lemnia terbuat dari perunggu
- Athena Parthenon terbuat dari kayu disalut bahan Gading dan Emas.
- Dewa Zeus terbuat dari Gading dan Emas.
- Patung / Relief pada kuil Parthenon
- Relief pada kuil Parthenon berbentuk adegan pertempuran Lapithus dan Kentaurus.
o Myron
Adalah pematung yang lebih mengutamakan gerak dan dinamika pada bentuk dan proporsi.
Karya-karya Myron antara lain :
- Maryas menari
- Pelempar cakram
o Polycletos
Adalah seniman yang menitikberatkan pada aspek proporsi secara ideal dan penampilan gerak.
Sehingga patung-patung karyanya mempunyai perbandingan sangat sempurna. Karena itu, ukuran-
ukuran proporsi Polycletos terkenal sebagai Canon Polycletos.
Karya-karyanya antara lain :
- Pelempar Lembing.
- Pemuda Menggunakan Ikat Kepala Kemenangan (Diadumenos)
- Amazon Luka
Selain dari ketiga seniman tersebut, pada masa itu masih banyak pematung-pematung yang
terkenal,antara lain : Praxiteles, Skopas, dan Lysippos




Romawi
Kebudayaan Romawi pada umumnya terpengaruh kebudayaan Hellenisme,yaitu percampuran
kebudayaan Yunani dengan kebudayaan dari Asia Depan yang berasal dari daerah-daerah di sekitar laut
Mediterania dengan pusatnya di Rhodos, Perganon, dan Iskandariah, dengan ciri seni patungnya
menonjolkan gaya rupawan dan gaya Lincah.
Di zaman Kaisar Oktavianus Augustus ( 31 SM 14 SM ), banyak dibangun tempat tinggal para
bangsawan yang indah dengan seni bangunan yang berunsurkan gaya Ionia dan gaya Korinthia pada
pembuatan kapitilnya. Gaya gabungan corak Ionia dan Korinthia disebut gaya Komposit Kapitil.

Hasil kesenian zaman Romawi yang menonjol antara lain :
o Seni Bangunan

- Istana
Istana atau rumah para bangsawan biasanya dilengkapi dengan : Atrium (ruang muka yang luas yang
dikelilingi oleh kamar-kamar), Impluvium (Kolam renang tadah hujan), dan Prytillium (Taman-taman
bertiang)

- Theater
Yaitu tempat pertunjukan yang tempat penontonnya dibuat makin kebelakang makin tinggi. Bangunan ini
biasanya didirikan pada lereng bukit dan dilengkapi dengan : Pentas (tempat bermain) dan Orchresta
(tempat para bangsawan menonton atau tempat pemain cadangan)

- Colosseum
Yaitu bangunan yang berfungsi untuk mengadu Gladiator melawan binatang buas. Bangunan ini ada
yang terdiri dari empat tingkat dan dikelilingi tiang-tiang colosseum yang menampung sampai 100.000
orang.

- Circus
Yaitu tempat pacuan kereta kuda dengan bentuk bangunan memanjang, di tengah terdapat tembok
berhias lambang-lambang perlombaan. Tembok berhias ini disebut Spina

- Triumphal Arch
Yaitu bangunan yang berguna sebagai monument kemenangan atau penghormatan terhadap pahlawan
yang telah berjuang bagi Romawi. Gapura ini biasanya dihiasi gambar-gambar peperangan.

- Basilika
Yaitu bangunan yang berfungsi sebagai pasar atau pengadilan. Bangunan Basilika ini sangat sederhana
karena terbuat dari kayu. Basilika yang berfungsi sebagai tempat pengadilan dilengkapi dengan apsis,
yaitu bangunan berbentuk ladam kuda dengan lantai ditinggikan untuk tempat duduk hakim.

- Aquaduct
Yaitu saluran air atau gorong-gorong air dari sumber air di perbukitan ke daerah-daerah yang
membutuhkan.

- Thermae
Yaitu pemandian air hangat dengan system pemanasan api. Bangunan profane ini sangat mewah karena
dilengkapi dengan kamar-kamar untuk berbagai fungsi, taman, dan ruang istirahat.
Suhu airnya ada 3 tingkatan, yaitu : Frigdrium (air dingin), Tepidarium (air hangat), Caldarium ( air panas)

o Seni Patung
Seni patung Romawi kebanyakan merupakan penjiplakan dari seni patung Yunani. Namun seniman
Romawi mengubah bahannya dari perunggu diganti dengan bahan Batu Pualam.
Seni patung Romawi sangat menonjol dalam bentuk Potret. Namun unsure realisnya masih menganut
gaya Yunani.
Seni Relief Romawi banyak menggambarkan cerita peperangan bertema sejarah. Bentuknya tidak sebaik
relief Yunani, terutama dalam hal perspektif.



B. Renaissance
Zaman Renaissance lahir di Italia pada permulaan abad ke-15 dan mengalami puncak kejayaan pada
abad ke-16 yang berpusat di kota Florence. Renaissance berarti Kebangkitan atau Kelahiran kembanli
kebudayaan Yunani-Romawi. Adanya Renaissance dapat melahirkan nilai-nilai kehidupan baru,
kebebasan berfikir, kebebasan menuangkan kebebasan menciptakan ide dan gagasan.
Renaissance mengandung arti yang luas dalam segala aspek kehidupan, terutama dalam bidang
kebudayaan manusia. Dengan pola pemikiran yang bebas,maka pada masa ini memunculkan nilai-nilai
kehidupan baru, berpandangan baru dan yang paling prinsip pola hidupnya berorientasi pada masa
depan.
Dalam bidang seni mengalami kemajuan denganh pesat. Bahkan seni yang bberkait dengan agama juga
mengalami perkembangan dengan bebasnya. Sampai Paus-pausnya pun mau melindungi
perkembangan kesenian Renaissance. Terciptanya Gereja San Pietro di Roma merupakan salah satu
hasil seni arsitektur renaissance. Hal itu merupakan bukti bahwa pada masa itu antara seni dan agama
mendapat tempat tersendiri.
Gereja San Pietro didirikan abad ke-16 oleh seniman Bramante dan dilanjutkan oleh Michelangelo,
terutama kubahnya.
Dengan adanya kebebasan berfikir, mengeluarkan ide, perasaan secara wajar, maka pada zaman
Renaissance banyak memunculkan tokoh-tokoh seni dunia antara lain : Leonardo da Vinci, Michelangelo,
dan Raffael Santi. Mereka adalah tiga besar seniman abad itu.
Pada masa Renaissance, perkembangan seni lukisnya pada anatomi, perspektif, warna, cahaya, dan
komposisi. Pollainolo merupakan pelukis pertama yang mempelajari anatomi, sedangkan Pierodella
Pransiska adalah pelukis yang memperkenalkan teori perspektif.


Leonardo da Vinci
Leonardo da Vinci lahir tahun 1452 dan meninggal tahun 1519. Nama aslinya Leonardo,karena menurut
statistic ia dilahirkan di Vinci (Italia) maka orang menyebut Leonardo da Vinci yang berarti Leonardo dari
kota Vinci.
Disamping seorang seniman Leonerdo da Vinci juga seorang pematung,penyelidik alam, ahli ilmu pasti,
penyair, musikus, ahlibotani, geologi, matematika dan sebagai ahli filsafat. Dalam seni lukis dia belajar
kepada Verrochio di Firenze. Pertkembangan selanjutnya tahun 1482 Leonardo pindah ke Milano dan
kepindahannya membawa tanda kehormatan sebagai pelukis, karena kemampuannya yang
mengagumkan, ia lantas diangkat sebagai pelukis istana oleh Lodovoco Sforza. Di istana ini ia dapat
menyusun buku berjudul Trattato della Pittura . Buku ini sangat terkenal karena disertai goresan-
goresan penanya.
Leonardo da Vinci tidak hanya menciptakab masterpiece Monalisa saja tapi banyak karya lainnya
seperti Perjamuan Terakhir yang di buat selama 2 tahun.



























Michelangelo
Seniman ini lebih dikenal punya sifat radikal dibanding dengan seniman-seniman sezamannya. Sebagai
pematung,ia telah mencapai puncak kehaliannya, itu terlihat dalam menciptakan bentuk yang serba
plastis, ekspresif dan menakjubkan. Hal ini sebagaimana diungkapkan pada karya patungnya David,
Nabi Musa, dan Budak . Selain itu Michelangelo telah menyelesaikan lukisan dindingnya berjudul
Penciptaan Adam yaqng termasyhur di dunia.



Raffael Santi
Dia seoarang pelukis yang merupakan kebalikan dari Michelangelo. Ia tidak menampakkan punya gaya
sendiri, juga tidak mencerminkan pandangan hidup sebagai seorang cendekiawan atau membawakan
paham agama.
Raffael Santi banyak melukis tentang Madoda dengan keindahan yang dicita-citakan manusia. Karya
seninya yang besar adalah lukisan-lukisan potret antara lain fresco-fresco yang terdapat di Vatikan.
Sebagai seorang seniman Raffael Santi menitikberatkan pada bentuk dari pada isi. Dan daya tarik
lukisannya hanyalah pada pewarnaan, bentuk, Balance, dan Komposisi.


C. Barok
Lahir pada pertengahan abad ke-16 bermula dari seorang seniman Belanda bernama Peter Paul Rubens
pergi ke Italia untuk belajar pada seniman-seniman besar Italia pada zaman itu, dan akhirnya Peter Paul
Rubens dapat terkenal, dan selanjutnya dianggap sebagai pelopor Barok.
Barok (Baroque) berasal dari kata Romawi yang artinya tidak beraturan atau menyimpang.
Rubens melukis manusia dengan lukisan tubuhnya penuh otot-otot serta perkasa seperti karya gurunya
Michelangelo. Lukisannya memperlihatkan kemahirannya untuk membentuk gaya realisme dan disertai
warna gilang-gemilang.
Pelukis Barok yang menguasai teknik akademik adalah Frans Hals. Ia melukis orang, dan pada
umumnya dari kumpulan perwira tinggi, pembesar negeri dan juga rakyat banyak. Lukisannya amat
hidup,karakter orang tampak sangat dikuasai.
Sesudah Frans Hals disusul pelukis terkenal dari Belanda bernama Rembrat van Rijn. Karya lukisnya
yang terkenal adalah The Night Wacht .
Ciri-ciri zaman Barok semua lebih bebas dan leluasa dalam menempatkan dirinya pada hasil karyanya,
sehingga warna lebih cemerlang serta ukir-ukirannya lebih bergaya, efek cahaya lebih mengesankan.
Juga karakter pakaian (drafery) pada seni patung diberi aksen, sehingga memperlihatkan gerak yang
hidup.

D. Rococo
Pada pertengahan abad ke-18, setelah pengaruh Barok yang selalu mengutamakan sesuatu yang dibuat-
buat atau berlebihan mulai menurun, muncul era baru yang dinamakan Rococo, yakni suatu istilah nama
tentang kemunduran Barok. Istilah ini berasal dari kata Rocaille yaitu seni kulit kerang.
Kalau dilihat dari fakta sejarah yang ada, bahwa Rococo bukanlah suatu aliran baru atau kelanjutan dari
zaman Barok, tetapi hanya suatu tanda atau nama pada sifat-sifat kehancuran atau penyelewengan-
penyelewengan seniman pada waktu itu.
Walaupun karya seni yang diberi istilah Rococo ini bernilai rendah, namun banyak pengaruh padawaktu
itu. Di Perancis pengaruh Rococo meluas setelah wafatnya Louis IV. Gaya Rococo Perancis yang khas
adalah lukisan Jean Antoine Watteau. Aliran ini membawakan sikap yang berkehendak pada kehendak
kosong,berlebihan, dan dibuat-buat.


E. Modern
Kebebasan mengekspresikan ide atau gagasan dalam menciptakan karya seni, yang dimulai dari zaman
Renaissance, Barok, dan dilanjutkan Rococo,berdampakpada perkembangan seni pada zaman Modern.
Pada awal perkembangannya sering terjadi tidak adanya kesatuan pandangan, bahkan pertentangan
satu dengan yang lain dalam memahami konsep karya seni. Hal itu ditandai dengan munculnya faham-
faham atau aliran-aliran untuk menciptakan karya seni. Aliran-aliran yang bermunculan pada zaman
Modern antara lain :
Neo Klasisisme
Pada masa ini seniman masih berorientasi pada konsep seni klasik Yunani-Romawi. Ciri-ciri aliran ini
adalah memperkaya konsep seni zaman Renaissance Barok, dan Rococo. Obyeknya cenderung
dekoratif serta mempunyai kesan elok dan indah.
Tokoh aliran ini adalah : Jaques Louis David (1748 1825).

Realisme
Aliran Realis menggambarkan kehidupan sehari-hari. Realisme adalah aliran yang mengutamakan
kenyataan yang ada. Dalam hal ini seniman dalam berkarya seni, berpegang pada apa yang dilihat dan
dialami.
Tokoh aliran ini adalah : Gustav Caurbet Hore Dimer, George Hendrik Breitner, Jean Francois, dan Milet.

Naturalisme
Aliran ini mencari obyek yang diambil dari tiruan alam nyata. Aliran Natural berusaha melukiskan suatu
obyek yang mempergunakan teknik indera pengelihatan tanpa ada penafsiran. Unsur yang dipilih
diambilkan dari sebagian atau mungkin juga yang mempunyai unsure keindahan saja.
Tokoh aliran ini adalah : Jan varmeer, J.L.E. Meissonier.

Romantisme
Perbedaan aliran Romantis dengan Neo-Klasisisme terlihat pada pengambilan tema. Aliran romantis
ditandai oleh kontras cahaya yang tegas, kaya akan warna dan komposisi yang hidup.
Aliran ini lebih menekankan pada bagian yang lebih emosional dari sifat manusia dari pada siafat
rasionalnya. Bila seniman melukiskan wanita cantik, digambarkan dari kenyataan yang sebenarnya.
Tokoh aliran ini adalah : Theodore Gericault (1791 1824), Eugene Delacroix (1798 1863), Jean
Baptite Camile Corot (1796 1875), Rousseau (1812 1867), dan Millet (1819 1877)

Impresionisme
Aliran ini menitikberatkan perhatiannya pada lukisan sinar yang dipantulkan pada benda-benda yang
dilukis (melukis sinar pada obyek).
Impresionisme berasal dari kata ejekan pada lukisan Claude Monet. Monet adalah orang pertama yang
mempelopori aliran ini. Ia pernah menyelenggarakan pameran yang disebut Impresion Sunrise .
Lukisan pertama selalu mendapat ejekan, namun demikian akhirnya menjadi sangat terkenal dan
kemudian dikenal dengan aliran Impresionisme
Tokoh aliran ini adalah : Eduard Maned (1832 1883), Edgar Degas (1834 1871), Aguste Renoir (1841
1919), Camill Pissaro (1831 1903), dan Alfred Sisley (1840 1898).


















Post Impresionisme
Aliran ini melanjutkan aliran Impresionisme, dan merupakan permulaan dianggap munculnya seni lukis
modern masa itu. Seniman aliran ini dalam berkarya menemukan teknik baru dari biasa. Pengungkapan
nidenya menggunakan cara baru, dengan menempatkan warna secara langsung dan berdekatan antara
satu sama lainnya.
Aliran ini menciba mewujudkan bentuk-bentuk yangt lembut karena adanya pengaruh pantulan cahaya
dan warna dari obyek. Dan tujuan pokoknya adalah memperkaya warna yang berlebihan dari alam atau
obyek yang sebenarnya .
Tokoh aliran ini adalah : George Seurat (1859 1891), Paul Signac (1863 1935), Paul Cezane (1839
1906), dan Paul Gaugain (1848 1903).

Pointilisme
Aliran ini melanjutkan aliran faham Impresionisme, tetapi secara teknik menitikberatkan pada
penempatan warna dengan cara mendekatkan atau menjajarkan warba-warna pokok dalam bentuk-
bentuk kecil,untuk mengungkapkan konsep yang menitikberatkan pada cahaya dan warna.
Dalam menggunakan warna , pada obyek menggunakan warna primer dan bayangan menggunakan
warna sekunder.
Tokoh aliran ini adalah : George Seurat (1859 1891), dan Paul Signac (1863 1935)

Ekspresionisme
Ekspresionisme adalah ungkapan emosi, perasaan batin yang timbul dari pengalaman luar dan dalam
yang dipengaruhi oleh unsure-unsur kejiwaan.
Aliran ini Mengungkapkan emosi dan perasaan ke dalam bidang kanvas dengan warna, garis, dan
komposisi. Seniman aliran ini dalam berkarya tidak hanya mencontoh alam yang dilihat ileh indera
pengelihatan. Cara pelaksanaanya tidak terikat oleh hokum-hukum, proporsi, anatomi, dan perspektif.
Tokoh aliran ini adalah : Vincent van Gogh, Paul Cezane, dan Paul Gaugain

Fauvisme
Istilah Fauvisme berasal dari bahasa Perancis,ytiu de fauves yang berarti mbinatang liar.
Al;iran ini munculdi Perancis kira-kira tahun 1904, yang mencoba membebaskan keterikatan dari unsure
warna, garis, komposisi serta lebih berani dalam melukiskan suatu obyek.
Tokoh aliran ini adalah : Henri Mattise, Henri Rouseau, Roul Dufy, Koes Van Dongen, Jan Sluyter, dan
Leo Gestel

Futurisme
Aliran ini lahir tahun 1909 di Italia. Munculnya sebagai manifestasi yang pertama yaitu suatu pernyataan
mengenai pandangan hidup baru. Aliran ini beranggapan bahwa kehidupan haruslah diangkat setinggi-
tingginya oleh kegiatan dan tenaga yang kuat. Hasil lukisan aliran Futurisme banyak gerakan-gerakan,
pengulangan bentuk yang berubah-ubah. Seniman kaum futuristic sering mengambil tema tentang
kerusuhan, arak-arakan, dan sebagainya. Jadi penekanannya pada suasana kesibukan yang penuh
gerak.
Tokoh aliran ini adalah : Carlo Carra, Buido Saverini, Umberto Riociani, Marcel Duchamp, Balla, dan F.T.
Marinetti.


Kubisme
Aliran Kubisme menitikberatkan pada konstruksi atau susunan. Pada tahap permulaan, aliran ini
pelukisnya memecahkan pada setiap obyek, seperti wajah orang, biola, meja, dan lain-lain menjadi
bentuk-bentuk kubus, segi-segi yangt bberbentuk geometris.
Tokoh aliran ini adalah : Paul Cezane, George Braque, Pablo Picaso, dan Juan Gris.

































Surrealisme
Aliran ini muncul pada tahun 1924. Surrealisme memandang rendah kepada peradaban manusia.
Penganut aliran ini berpaham bahwa manusia berulah benar-benar sempurna apabila sudah dapat
melepaskan diri dari peradaban dan moral. Mereka berpendirian bahwa kemanusiaan yang
sesungguhnya bertada dalam batin yang tersembunyi.
Tokoh aliran ini adalah : Salvador Dali, Marc Chagall, Paul Klee, dan Jean Miro



























Dadaisme
Aliran ini lahir di Jerman yahun 1916 diambil dari bunyi ucapan anak kecil yang belum dapat bicara.
Aliran ini nmengetengahkan lukisan kekanak-kanakan (naf). Lukisannya lucu, menggelikan,bombastis,
naf tetapi mengandung keindahan kanak-kanak yang murni.
Tokoh aliran ini adalah : Paul Klee, Kurt Scwitters, dan Pablo Picasso













Abstrak
Aliran Abstrak mengutamakan irama kejiwaan. Bentuk pada lukisan aliran ini tidak menghubungkan
dengan obyek yang nyata (realita), artinya dalam melukis seniman mengambil suatu unsure atau bagian
dari bentuk obyek, dan berusaha membuang bentuk dari alam atau kenyataan yang ada. Dalam aliran ini,
pengungkapannya benar-benar secara murni di atas kanvas dan obyeknya tidak jelas, yang tampak
hanyalah coretan-coretan pernyataan jiwa dengan warna, garis, dan komposisi.
Tokoh aliran ini adalah : Piet Mondrian (1872 1945), Wassily Kandinsky, dan Pablo Picasso.































SEJARAH SENI RUPA MODEREN DI EROPA ATAU DI BARAT
ABAD KE 19 dan ABAD KE-20
A. PENDAHULUAN
Perjalanan sejarah seni rupa modern di Eropa atau Barat memiliki benang merah yang jelas dan
tegas. Alur dan bentangannya memperlihatkan satu kesatuan yang saling berhubungan. Gaya atau aliran
yang satu muncul sebagai akibat menentang (mereaksi) aliran/gaya sebelumnya. Penentangan atau
reaksi tersebut didasari argumentasi atau konsepsi senimannya yang sangat kuat. Pada dasarnya
perjalanan atau perkembangan seni rupa Barat tidak lepas dari perjuangan terhadap nilai kebebasan
dan kreativitas. Nilai kebebasan gaya yang satu ditentang oleh nilai kebebasan gaya yang lainnya, baik
kebebasan segi pemilihan tema, estetika maupun teknik dan proses kreatifnya. Orientasi yang
fundamental dari seni rupa Barat adalah seni klasik Yunani dan Romawi kuno.
Kebudayaan klasik Yunani yang dilanjutkan oleh bangsa Romawi menjadi tenggelam ratusan
tahun karena orientasi berpindah ke ajaran Kristiani, dan abad gemilang menjadi abad kegelapan.
Namun kemudian abad pertengahan tersebut dilawan atau didobrak oleh para seniman karena
dianggap tidak memberikan kebebasan dalam berkarya. Untuk mewujudkan cita-cita budaya yang bebas
secara kemanusiaan, maka orientasi berkarya seniman kembali kepada seni klasik kuno (Yunani-
Romawi) yang naturalistis idealis dan didasari filsafat humanismenya. Penggalian kembali kaidah-kaidah
klasik tampak semakin digalakkan. Tradisi berkarya seni rupa (khususnya seni lukis dan patung) kembali
pada aturan-aturan seni klasik yang pernah berjaya. Gerakan kelahiran kembali ideal klasik ini
dinamakan Renaissance (bahasa Perancis, dan renaitre dalam bahasa Itali, dan rebirth dalam bahasa
Inggris).
Gerakan ini menggema bukan hanya dalam bidang seni lukis dan patung, tetapi juga arsitektur
dan semua lapangan budaya. Sejak Renaissance inilah akan terlihat perjalanan yang sangat jelas dari
sejarah seni rupa Barat. Sehingga kita bisa menemukan sebab akibat dari gerakan seni modern.

Konsep seni rupa modern di Barat menunjukkan beberapa ciri yang mengarah pada
pengertiannya. Sarah Newmeyer (1959:7) dalam bukunya Enjoying Modern Art menyebutkan di awal
tulisannya, Modern art may be a picture of a bison scartched twenty thousand years ago on a wall of
the Lascaux caves in southern France. Or may be a picture painted by Picasso only this morning.
Penggunaan istilah modern tidak dalam hubungannya dengan kronologi sejarah melainkan ditujukan
untuk menamai sesuatu kelompok karya seni yang memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat yang
dimaksudkan adalah ciri-ciri yang menunjukkan karya seni yang berbeda dengan kebiasaan sebelumnya
sehingga memperlihatkan hal yang baru. Beberapa kamus mengartikan modern sebagai the present
atau just now. Namun pengertian ini tidaklah sepenuhnya sejalan. Sebab tanda-tanda kebaruan
sangatlah relatif, tergantung sikap batin yang mendasari seniman berkarya.
Kata modern secara umum dapat diartikan sebagai sikap atau cara berpikir serta bertindak sesuai
dengan tuntutan zaman (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989 : 589).
Cara berpikir modern adalah pemikiran tentang sesuatu yang baru dan biasanya dipertentangkan
dengan yang lama. Maka dalam bidang seni, khususnya seni rupa, pengertian modern bisa juga diartikan
sebagai suatu seni yang baru, yang didasari pola penciptaan yang baru dengan sikap dan watak yang
kreatif.
Bagaimanakah asal mula timbulnya seni modern di Barat abad kesembilanbelas? Adjat Sakri
(1989:3-4), dalam bukunya Seni Rupa Abad Kesembilan Belas menjelaskan :
Teori tentang kemajuan masyarakat, yang tumbuh pada zaman itu bertentangan dengan kenyataan
karena kaum bangsawan dan kaum pendeta masih diberi hak istimewa dalam bidang perekonomian,
sementara bangsa yang terjajah di Afrika, Asia dan Amerika diperas kekayaannya. Standar kesehatan
yang baru, yang dilandasi ilmu, bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya; industri berjalan dalam
lingkungan yang buruk, dan kaum buruh tinggal di perumahan yang kumuh. Di bidang kebudayaan ,
kemajuan berhadapan dengan... Semuanya itu mengawali kelahiran watak kehidupan modern yang
semakin cergas Bukan saja bentuk lahir yang berubah, tetapi cara berpikir juga berubah. Kebutuhan
mutlak untuk memperoleh laba yang besar dengan cepat agar mesin pabrik dapat berputar..

Dalam tulisan tersebut, Adjat Sakri menegaskan bahwa sikap para seniman yang terus menerus
berusaha mencari gaya-gaya baru di tengah kehadiran gaya lama di tempat seniman itu sendiri, dan
gaya masa kini di rantau orang. Mereka ingin menemukan wahana yang cocok untuk mengungkapkan
gejolak batin yang kuat, seniman yang mengutamakan kebebasan beralih mencari bentuk yang lain.
Di antara usaha para seniman abad kesembilan belas itu, menurut Adjat sakri bukan hanya
bercermin kepada hasil-hasil seni masa lalu yang dianggap sebagai master piece tetapi juga belajar
kepada seni-seni lainnya seperti Jepang dan China, seni Afrika, seni kepulauan Samudera, dan seni
kebudayaan primitif yang lain. Semua bentuk itu dan berbagai ragamnya cocok dengan kebutuhan
pelukis, pematung, grafikus, dan desainer pada akhir abad kesembilanbelas dan keduapuluh.

B. ABAD KE-19 DAN KE-20
a. Abad Ke-19
1. Klasisisme
Suasana abad ke-19 ini adalah suasana abad mesin uap. Kegemuruhan mesin-mesin dengan suara
buruh pabrik, kesibukan tambang, dan lalulintas kapal laut dan kereta api, telegraf, dan alat potret. Dan
sebagaiannya menjadi tentangan bagi perkembangan seni rupa.
Para seniman-seniman pada abad ke-19 ini menyadari tantangan abad baru ini. Namun para seniman
tidak menentang tetapi mengintegrasikan diri sambil mempertahankan bidang seni rupa supaya tidak
terlindas dan lenyap dilanda akibat kebangkitan abad yang dasyat ini.
Pada permulaan abad ini lahir berbagai aliran-aliran neo, hal ini disebabkan karna orang-orang telah
mulai menemui kebutuhan setelah mengalami kelimaksnya pada zaman barok, yang telah ditandai oleh
kehadiran Rococo.
Seni patung pada permulaan abad ini belum terlalu mengalami perubahan seperti seni bangunan.
Namun setelah akhir perempatan abad ini , seni patung mulai mendapat napas baru, karna munculnya
aliran-aliran baru seperti impresionisme, Realisme, dan lain-lain telah memberikan gaya baru bagi para
seniman patung atau pematung
2. Romantic
Aliran Romantik ditandai dengan cahaya yang tegas, kaya warna, dan komposisi yang hidup.
Perbedaan Romantik dengan klasisisme pada pengambilan tema, karna pengambilan tema pada Aliran
Romantik memilih kejadian-kejadian dasyat sebagai temanya, selain itu juga aliran romantic penuh
dengan khayalan, prasaan, pertualang tentang tejadian-kejadian masa kuno dan tentang negeri-negeri
timur yang fantastis.
Alian romantic ini banyak digunakan di baret atau eropa tertama diprancis aliran ini sangat kuat
terlihat pada seni bangunannya. Di Indonesia juga terdapat pelukis atau seniman yang menggunakan
aliran romatik yaitu Raden Saleh karna memang beliau telah belajar dieropa.
3. Impresionisme
Mpresionisme sebenarnya adalah sebuah kata ejekan pada lukisanClaude Monen (1840-1926)
yang di pertunjukan pada ppameran di paris tahun 1874. Lukisan itu menggambarkan tentang bunga
teratai dengan suasana pagi hari, dengan warna yang lembut, bentuk-bentuknya tidak tegas, kekabur-
kaburan oleh cuaca dan embun pagi. Walaupin gaya lukisan impreionisme di ejek namun monet
tetapmeneruskan aliran ini.
4. Neo Impresionisme
Pada dasarnya aliran impresonisme lebih mengutamakan cahaya, oeh karna itu dapat dilihat karya-
karya impresionisme belanda, kebanyakan memperlihatkan efek cahayanya mendung seperti cuaca
mendung belanda. Dan dari karya-karya prancis tentang aliran impresionisme membawakan efek-efek
cahaya cahaya yang panas sesuai dengan keadaan udaranya perencis.
Pendapat ini melahirkan gaya melukis yang lain dari biasanya yaitu meletakkan warna-warna dengan
berdekatan yang dinamakan divisonisme. Sebagai contohnya
Makin kecil petak-petak warna nya yang hapir merupakan titik-titik, maka hal itu
dinamakan Pointilisme.Keselutuhannya adalah bentuk untuk membuat efek cahaya yang kuat dan aliran
ini lah yang disebut dengan neo impresionisme.
5. Realisme
Realisme dalam seni rupa abad ke-19 merupakan gerakan yang menolak tema Neo-Klasikisme dan
Romantikisme. Seniman Realis tidak mendasarkan karyanya pada tema mitologi Yunani dan Romawi
atau tema dari Timur Dekat, tetapi tema di sini dan kini. Mereka mendasarkan tema lukisan mereka
pada pengamatan sehari-hari. Sebagaimana diketahui bahwa terdapat pertentangan dianatara kaum
Neoklasikisme dengan Romantisisme, namun pada hakekatnya mereka hanya berurusan dengan hal
yang tidak tidak nampak mata, yaitu rasio dan emosi, mereka adalah kaum idealisme yang tidak
menerima kenyataan apa adanya.
Tidak demikian halnya dengan kaum Realisme, yang mempunyai pandangan dalam menghayati alam
ini tanpa ilusi, dan menerima sebagai objek seni sebagaimana apa adanya yang kasat mata. Hal demikian
dikuatkan oleh ucapan salah seorang tokoh Realisme, yaitu Courbet seorang pelukis Prancis, dalam
deklarasi Realisme:tunjukkanlah malaikat padaku dan aku akan melukiskannya, suatu ucapan yang
menunjukkan betapa fanatismenya terhadap hal yang hanya dapat dilihat oleh mata, dan bukan suatu
ilusi, juga tanpa idealis apalagi distorsi.
Sebagai konsekwensi dari ucapan kaum realism tersebut, mereka betul-betul mengungkapkan suatu
realita, tidak saja secara visual hanya mewujudkan objek dengan realistis, namun mereka juga
mengungkapkan realita kehidupan, tanpa memperdulikan keindahan, kemolekan, kecantikan, tetapi apa
adanya dalam kehidupan sosial, kehidupan sosial kelas bawahpun sering diangkat menjadi objek realita.
Kalaupun melukiskan keindahan alam, namun sesungguhnya ia bukanlah melukiskan keindahannya
tetapi begaimana keadaan alam tersebut, yang Nampak dalam panorama atau pemandangan.

6. Simbolisme dan Monumentalisme
Masyarakat beranggapan bahwa agama tidah hanya sebatas penting saja tetapi menjadi factor
penting dalam seni, sehingga mulai meresapi jiwa para seniman. Maka muncullah ilham untuk
mewujudkannya dalam bentuk karya seni yang dinamakan aliran simbolis.
Karya simbolis ini pada umumnya menggambatkan pergolakan batin atau tentang perasaan seperti
kegelisahan, pesimisme, dan kemurungan. Simbolisme yang dibawa menjadi bentuk-bentuk yang lebih
sederhanan yang mewujudkan hiasan dan pelambangan. Hal tersebut dinamakan juga dengan
momumentalisme.
Aliran ini sebenarnya lahir dari penggaliran seni kuno. Seperti momunentalisme lahir setelah
mempelajari hasil-hasil karya seniman mesir kuno dan simbolisme berpangkal pada orientasi kesenian
hindu.
Simbolisme libih mengutamakan unsure-unsur kerohanian sebagai pengimbang dari periode
impresionisme yang telah mengabaikan factor ketuhanan , maka pelopor-pelopor simbolisme mulai
dengan membawakan aliran ini untuk menyadari kembali akan hokum ada dan tiada.


b. Abad Ke-20
Abad ke-20 merupakan masa berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada awal
abad itu Wright bersaudara menemukan pesawat terbang. Beberapa tahun kemudian Albert Einstein
mengejutkan dunia dengan penemuaanya tentang materi, waktu, dan ruang. Di sela-sela itu, terjadi dua
perang dunia yang mengakibatkan keterpurukan ekonomi di seluruh dunia dan ancaman serius bagi
kemanusiaan. Atom berhasil dibelah dan senjata atom pun diciptakan. Menjelang Perang Dunia II abad
itu juga ditandai dengan pengembangan alat komunikasi melalui radio dan munculnya televisi. Selama
periode itu muncul bentuk-bentuk seni rupa baru dan konsep-konsep seni rupa yang menentang nilai-
nilai tradisi masa lampau. Gaya seni rupa dalam periode secara keseluruhan itu disebut dengan nama
Modernisme. Istilah Modernisme digunakan untuk menunjukkan perkembangan yang meninggalkan
naturalisme menunju abstraksi dan nonrepresentasi.
1. Seni Patung
Salah satu ciri khas yang membedakan seni rupa abad ke-20 dengan periode seni rupa
yang lain adalah pergeseran dari naturalisme menjadi abstraksi dan nonrepresentasi. Dalam seni
patung kecenderungan pokok yang muncul adalah abstraksi formalis, yaitu abstraksi yang
didasarkan pada pendekatan pemikiran rasional tentang hubungan-hubungan visual yang
terstruktur. Pada awal abad ke-20 Ekspresionisme bukan merupakan trend yang penting dalam seni
patung.
Tokoh perintis patung moderen adalah Constantin Brancusi (1876-1957). Brancusi adalah
pematung kelahiran Rumania yang datang di Paris pada tahun 1904. Dengan penyederhaan bentuk yang
abstrak, ia melangkah melampaui Rodin dan Mailol, mengawali seni patung modern.
2. Fauvisme dan Ekspresionisme
Istilah Ekspresionisme digunakan untuk menunjukkan seni rupa yang mengungkapkan perasaan
emosional. Gerakan ini berkembang pada awal abad ke-20 berdasarkan seni rupa Post-Impresionisme.
Di Eropa seni rupa Ekspresionisme dapat dibedakan menjadi Ekspresionisme Jerman dan Ekspresionisme
Perancis. Ekspresionisme di Perancis lebih dipenuhi oleh struktur dan komposisi formal dan kurang
mengandung emosi yang mendalam. Di Jerman ekspresionisme lebih merupakan curahan situasi
psikologis dan perasaan yang mendalam.
3. Kubisme
Kubisme adalah gaya abstrak formalistik yang pertama-tama berkembang seiring dengan
Ekspresionisme sebelum Perang Dunia I. Istilah Kubisme dapat digunakan secara umum untuk
menunjukkan semua gaya abstrak geometrik pada abad ke-20 atau secara terbatas menunjukkan
gerakan-gerakan awal khususnya Kubisme Analitik dan Kubisme Sinthetik. Tokoh Kubisme adalah Pablo
Picasso dan Georges Braque.
4. Seni Patung Kubunisme
Konsep Kubisme meluas sampai pada seni patung. Karya Picasso Guitar (1912) meninggalkan
tradisi seni patung, karena karya itu tidak dikerjakan dengan teknik membentuk, teknik pahat, atau
teknik cor, tetapi berupa konstruksi lempengan logam dan kawat.
Jacques Lipchitz (18911964) adalah salah satu pematung Kubisme yang penting di Paris.
Secara khusus, ia mentransformasikan bentuk-bentuk datar Kubisme Sintetik kedalam bentuk pejal yang
menyusut menjadi bidang-bidang. Man with a Guitar (1915), patung konstruksi dari batu gamping,
adalah salah satu karya awal Kubisme yang terkenal. Karyanya selanjutnya Figure (19261930),
meskipun pada dasarnya masih bergaya Kubisme, karya ini mengandung unsur ekspresi yang mungkin
merupakan pengaruh patung Oseania atau Afrika.
5. Kubisme dan Arsitektur
Kubisme juga memberikan tantangan bagi para arsitek untuk meninjau kembali pendapat
tradisional tentang bentuk dalam ruang tiga dimensional. Arsitektur abad ke-20 menekankan bentuk-
bentuk geometrik dan rasional, dan bukan bentuk-bentuk organik dan emotif.
Frank Lloyd Wright merupakan salah seorang arsitek Amerika pada abad moderen yang
penting. Ia menerapkan prinsip-prinsip Kubisme dalam karyanya prairie houses pada awal abad ke-20.
Rancangan seni bangunnya memberikan banyak pengaruh pada arsitek-arsitek moderen lainnya,
misalnya Rietveldt.
Rancangan Wright Robie House (Gambar ) di Chicago tersusun dari blok-blok ruang yang
abstrak yang mencuat ke berbagai arah. Konsep dasar desain Wright, menggunakan bentuk-bentuk
geometrik yang saling menerobos pada dasarnya sama halnya dengan bentuk-bentuk yang digunakan
oleh para pematung Kubisme dan pelukis Kubisme Sintetik akhir.
6. Futurisme Itali
Pada tahun 1909, penyair Itali Filippo Thommaso Marinetti menulis Manifesto Futuris yang
mendukung perubahan radikal dalam dunia kesenian, dengan mencerminkan dinamisme abad yang
baru. Para Futuris menghendaki seni rupa yang mengagungkan mesin dan konsep dinamisme secara
umum. Dalam karya mereka, gerak dan mekanisasi merupakan tema yang penting. Secara ironis, banyak
di antara tokoh Futuris yang tewas dalam Perang Dunia I, oleh mesin penghancur yang mereka
agungkan dalam karyanya. Lukisan Futuris sering ditandai dengan penggunaan gambar ganda (multiple
images) untuk mengesankan gerak benda atau manusia dalam ruang dan waktu. Efek yang dicapai mirip
dengan pengamatan film bioskup dari frame ke frame. Gambar ganda ini juga dikaitkan dengan
perkembangan fotografi eksperimental, misalnya pada karya Muybridge.
7. Suprematisme Konstruktivisme Di Rusia
Sebelum Perang Dunia I dan selama Revolusi Rusia terjadi perkembangan besar dalam seni rupa
moderen di Rusia. Perkembangan seni rupa advant-garde ini berlangsung hingga sekitar tahun 1920. Seniman
moderen Rusia menerapkan konsep dasar Kubisme dan Futurisme. Mereka juga mengembangkan lebih lanjut
gagasan konstruksi Picasso dalam seni patung dan mencapai keunggulan dalam cabang seni rupa ini.
8. Seni patung
Di Rusia seni patung Konstruktivisme dikembangkan oleh sekelompok seniman yang menerapkan
prinsip-prinsip Kubisme dalam bentuk tiga dimensional. Seniman Konstruktivisme menolak pandangan
tradisional tentang seni patung sebagai volume yang dibatasi oleh massanya. Sebaliknya, mereka
beranggapan bahwa seni patung sebagai susunan ruang positip dan ruang negatif. Para pematung
Konstruktivisme tidak menggunkan teknik tradisional (misalnya teknik pahat atau membentuk), tetapi
dengan cara merakit berbagai jenis bahan (seperti kayu, logam, plastik, dan tanah liat). Kadang-kadang
mereka juga menggunakan cara mengikat atau memasang bahan-bahan tertentu pada suatu tempat dengan
teknik-teknik nontraditional. Sering kali karya mereka bersifat kinetik, dengan bagian-bagian yang dapat
bergerak untuk menekankan konsep dinamisme.

Anda mungkin juga menyukai