Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Konsep Masyarakat Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu Dr. H. Yusup Umar, M.Pd

Disusun Oleh :
Moh. Yassir Arafat (2281130952)
Kelas A20
Semester 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan kesehatan serta
kesempatan, sehingga Kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul
“KonsepMasyarakat Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam” tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam senantiasa Kami sampaikan kepada Nabi Akhirul Zaman, Nabi
Muhammad SAW yang karena atas kecintaannya pada umatnya, maka hingga kini Kita bisa berdisi
tegak dibawah naungan cahaya ilmu pengetahuan dalam nikmat Islam.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf. Dalam
penyusunannya munkin makalah ini masih jauh dari sempurna karna keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman penulis yang masih kurang maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diperlukan dalam rangka perbaikan dimasa mendatang.
Ucapan terima kasih Kami sampaikan kepada semua pihak yang membantu dan mendukung
terutama kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah filsafat Pendidikan Islam Bapak Dr. H. Yusup
Umar, M.Pd. higga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Indramayu, 02 Oktober 2024


Penyusun

Moh. Yassir Arafat


BAB I
Pendahuluan
Filsafat Pendidikan islam perkembangan dari pemikiran filsafat. bukan cabang ilmu yang
berdiri sendiri atau tiba-tiba ada, ruang lingkup filsafat sangat luas dan tidak terbatas mencakup
segala hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia dan menuasia itu sendiri. Pemikiran
pemirikan filsafat para filosof meliputi berbagai bidang kehidupan manusia sperti sosial, ekonomi,
politik, dan pendidikan. Seiring perkembangan ilmu filsafat yang semekin luas sehingga
melahirkan berbagai disipin ilmu, dan filsafat pendidikan islam adalah termasuk salasatunya.
Manusia merupakan mahluk sosial yang artinya saling a membutuhkan dan saling
bergantung satu dengan yang lainnya dalam memenuhi hidupnya.
Sebagai mahluk sosial manusia akan selalu berinteraksi dangan yang lainnya hal ini
memungkinkan terbentuknya sebuah kelompok kelompok individu manusia yang saling
membutuhkan. Kelompok kelompok individu manusia ini dinamakan masyarakat. Masyarakat
merupakan idividu individu yang yang memiliki kesamaan karakteristik ataupun tujuan.
Hakikatmanusia yang sebagai mahluk sosial membutuhkan sebuah lingkungan. Lingkungan sosila
yang diinginkannya adalah lingkungan yang aman, ,damai, saling berging royong, saling
mengasihi dan menyayangi juga keindahan dan kebaikan kebaikan lainnya. Sehingga bisa
beraktifitas dengan tenang dan nyaman.
Didalam islam setiap individu manusia adalah sama, yang tidak dibatasi oleh kasta atau
strata sosial. Yang membedakan manusia dengan manusia lainnya hanyalah ketaqwaan kepada
Allah SWT. Diamana kemulyaan seseorang hanya berdasakan kepatuhan atau ketaqwaannya
kepada Allah SWT. Secara umum masyarakat islam memiliki tiga karateristik yaitu akan kembali
kepada Allah SWT, mengutamakan ketaqwaan dan Saling menghormati. Dengan hebatnya
konsep masyarakat didalam islam maka msyarkat islam meiliki tanggung jawab penuh untuk
mewujudkan msyarakat idela atau madani sesuai dengan tuntuna didalam Alquran dan Sunnah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Umma.

Menurut Haris Hermawan Di dalam buku karangan karangannya masyarakat didalam


Islam diistilahkan dengan ummat atau umma. Istilah umma berasal dari kata amma, artinya
bermaksud (qashada) dan berniatkeras (azima) .Pengertian ini memiliki tiga mkana yaitu
“gerakan” dan “tujuan” serta “ketetapan hati yang sadar”. kata amma mencakup arti “kemajuan”,
artinya kata amma menunjukan empat makna yaitu usaha, gerakan, kemajuan, dan tujuan.
Menurutal Asfihani kata ummat yaitu sebuah kelompok yang dihimpun oleh sesuatu, seperti
agama yang sama, waktu atau tempat yang sama, baik perhimpunannya secara terpaksa atau
kehendak mereka sendiri. Al-Qur’an menyebut kata ummat sebanyak 52 kali dalam bentuk
tunggal Al- Damighani yang merinci Sembilan pengertian yaitu kata panjang, kaum, pemimpin,
generasi silam, umat Islam, orang-orang kafir, dan seluruh umat manusia.

Al Rasyidin dalam karangannya mengatakan bahwa masyarakat selalu dideskripsikan


sebagai individu-individu manusia yang memiliki kesamaan, baik dalam karakteristik maupun
tujuan. Bisa jadi pengertian tersebut diambil dari kosa kata arab yaitu Syaraka yang bisa berarti
persekutuan, syirkah atau syarika yang memiliki rmakna persekutuan, persrikatan, perkumpulan,
atau perhimpunan.

B. Unsur-Unsur Pembentuk Masyarakat.

Menurut Ali Syariati ada empat unsur yang membentuk masyarakat yaitu sebagai berikut:

1. Berhimpun nya sejumlah individu

2. Semua individu tersebut sepakat akan adanya tujuan yang sama

3. Setiap individu dalam kumpulan tersebut saling membantu dalam pencapaian tujuan yang
sama
4. Adanya kepemimpinan yang sama yang disepakati secara bersama.
C. Karakteristik Masyarakat Muslim.

Didalam buku karangan Al Rasyidin dipaparkan bahwa karakteristik masyarakat Muslim


adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat yang sepenuhnya dilandasi oleh keimanan yang kokoh. Keimanan itu
berfungsi sebagai pendorong sekaligus penyeimbang dalam segala proses kemajuan yang
terjadi dalam masyarakat. Disamping itu, dengan keimanannya , masyarakat tersebut
akan kemuliaan dan ketinggian.
2. Masyarakat dimana masing-masing anggotanya bekerjasama untuk saling memerintahkan
kepada yang ma‟ruf atau segala bentuk kebaikan yang tidak bertentangan dengan nilai-
nilai agama.
3. Masyarakat yang anggotanya senantiasa berikhtiar untuk mencegah setiap kemungkaran,
yaitu segala bentuk pelanggaran terhadap yang ma‟ruf.
4. Masyarakat yang anggotanya menjadikan musyawarah sebagai salah satu pilar
penyangga kehidupan masyarakat.
5. Masyarakat yang menegakkan nilai-nilai keadilan, sebagai bahagian dari yang ma‟ruf.

6. Masyarakat dimana didalamnya tercipta persaudaraan sesamawarga masyarakat.


Persaudaraan tersebut bukan hanya sebatas sesame Muslim, tetapi mencakup Ukhuwah
Islamiyyah, ukhuwah „ubudiyyah (persaudaraan dalam ketundukan kepada Allah),
Ukhuwah wathahiyyah wa al-nasab (persaudaraan sebangsa dan seketurunan), ukhuwah
fidin al-Islam (persaudaraan antar sesame Muslim).

D. Peran Masyarakat Muslim Terhadap Pendidikan Islam.


Dalam filsafat pendidikan Islam, masyarakat dituntut untuk berpikir dan bertindak secara
bijak. Dalam perspektif Islam, manusia harus merealisasikan tujuan kemanusiaannya dialam
semesta, baik sebagai syahid Allah, „abd Allah, maupun khalifah Allah. Dalam kontek sini Allah
menjadikan alam semesta sebagai wahana manusia untuk dijadikah bersyahadah akan keberadaan
dan kemahakuasaanNya. Wujud nyata yang menandai syahadah itu adalah penunaian fungsi
sebagai makhluk seperti ibadah dan pelaksanaan tugas-tugas sebagai khalifah. Dalam hal ini alam
semesta merupakan institusi pendidikan. Yakni tempat dimana manusi di didik, dibina, dilatih dan
dibimbing agar berkemampuan merealisasikan atau mewujudkan fungsi dan tugasnya. Karena alam
ini bukan hanya syahadah saja, tetapi ada alam ghaib, maka sebagai wilayah satu di objek telaah
pendidikan Islam tidak hanya berkaitan dengan gejala-gejala yang dapat diamati, tetapi juga
mencakup segala sesuatu yang tidak dapat diamati. Melalui proses pendidikan dialam semesta
inilah, kelak Allah akan menilai siapa diantara hamba-Nya yang mampu meraih prestasi terbaik.
Pendidikan Islam berfungsi mengarahkan para pendidik dalam membina generasi penerus yang
mandiri, cerdas, dan berkepribadian.

DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, Haris. , 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia.

Al Rasyidin. 2008. Falsafah pendidikan Islam. Bandung: Cita pustaka Media Perintis. Napitupulu,

Dedi Sahputra. 2017. Esensi Alam Semesta Perspektif Filsafat Pendidikan Islam,
Tazkiya: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.VI, No.1.

‘Abdul Baqi, Muhammad Fu’ad. 1988. al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Qur’an al-
Karim, .Qahirah: Dar al-Hadits

Anda mungkin juga menyukai