Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..….. iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………..1
A.    Latar Belakang ……………………………….……………………..1
B.     Rumusan Masalah …………………………………………………..1
C.     Tujuan Pembahasan Masalah ……………………………………….1
D.    Batasan Masalah …………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………….
A.    Pengertian Dasar Ilmu Pendidikan Islam…………………………….
B.     Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam Menurut Al-Quran…………….
C.     Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam Menurut AS-Sunah……………
D.    Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam Menurut Ijtihad………………..
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………
A.    Kesimpulan ………………………………………………………….
B.     Saran ………………………………………………………………...
DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………………..

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Pendidikan Islam merupakan hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan umat Islam.
Pendidikan merupakan unsur terpenting bagi manusia untuk meningkatkan kadar keimanannya
terhadap Allah SWT, karena orang semakin banyak mengerti tentang dasar-dasar Ilmu
Pendidikan Islam maka kemungkinan besar mereka akan lebih tau dan lebih mengerti akan
terciptanya seorang hamba yang beriman. Manusia hidup dalam dunia ini tanpa mengenal
tentang dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam, maka jelas bagi mereka sulit untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT, apa lagi menjadi hamba yang beriman. Dalam kaitannya pernyataan di atas
dapat diberikan definisi bahwa kita perlu mempelajari suatu hal yang lebih dalam tentang Islam.
Namun banyak orang yang belum mengerti apa saja yang menjadi dasar-dasar Ilmu Pendidikan
Islam.
Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan ada pembahasan mengenai dasar-dasar
pendidikan dalam islam, yaitu menurut al-Quran, al-Hadits dan Ijtihad.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dasar Ilmu Pendidikan Islam ?
2.      Bagaimana Dasar-Dasar Pendidikan Islam menurut Al-Quran ?
3.      Bagaimana Dasar-Dasar Pendidikan Islam menurut As-Sunah?
4.      Bagaimana Dasar-Dasar Pendidikan Islam menurut Ijtihad?
C.    Tujuan Pembahasan
1.      Menjelaskan pengertian dasar Ilmu Pendidikan Islam
2.      Menjelaskan dasar-dasar Pendidikan Islam menurut Al-Quran
3.      Menjelaskan dasar-dasar Pendidikan Islam menurut As-Sunah
4.      Menjelaskan dasar-dasar Pendidikan Islam menurut Ijtihad
D.    Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas tentang ”pengertian dan dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam”.

BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Dasar Pendidikan Islam


Landasan adalah merupakan dasar atau fondasi tempat berpijak yang baik dalam setiap
usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan,
Fungsi dari landasan atau dari pendidikan Islam tersebut adalah seperti fondasi yang akan
mengokohkan berdirinya suatu bangunan. Sehingga dengan demikian usaha kegiatan tersebut
benar-benar mempunyai dasar keteguhan dan keyakinan dalam mencapai tujuan.1[1]

2.      Dasar-Dasar Pendidikan Islam menurut Al Quran


Al Quran adalah sumber agama Islam pertama dan utama. Al Quran yang menjadi sumber
nilai dan norma umat Islam itu terbagi dalam 30 juz (bagian),114 surah (surat:bab) lebih dari
6000 ayat, 74.499 kata atau 325.345 huruf (ataulebih tepatdikatakan 325.345 suku kata kalau
dilihat dari sudut pandang bahasa Indonesia).2[2]
Tidak diragukan lagi, Al Qur’an sebagai dasar pertama, di dalamnya berisi firman-firman
Allah SWT yang disampaikan melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw.
Kebenarannya tidak dapat diragukan lagi, terutama sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa.
Al Qur’an di dalamnya terkandung ajaran pokok yang prinsip, yaitu menyangkut bidang aqidah
yang harus diyakini dan menyangkut dengan amal yang disebut syari’ah.
Di dalam Al Qur’an banyak dijelaskan ajaran-ajaran yang berkenaan dengan kegiatan
atau usaha pendidikan ini. Sebagai contoh dapat dibaca kisah Luqman mengajari anaknya dalam
surat AL Luqman ayat 12 sampai dengan ayat 19. Dalam ayat tersebut terdapat 5 azas
pendidikan yaitu yang berkenaan dengan :
a.       Azas Pendidikan Tauhid
b.      Azas Pendidikan akhlaq kepada orang tua dan masyarakat
c.       Azas Pendidikan amar ma’ruf nahi munkar
d.      Azas Pendidikan kesabaran dan ketabahan
e.       Azas Pendidikan sosial kemasyarakatan (tidak boleh sombong)
Pendidikan, karena termasuk ke dalam usaha atau tindakan untuk membentuk manusia,
termasuk ke dalam ruang lingkup muamalah. Pendidikan sangat penting karena ia ikut
menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, baik pribadi maupun masyarakat.
Didalam al-Quran terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan
atau usaha pendidikan itu sendiri.3[3] Sekedar contoh, misalnya mengenai proses pembentukan

1[1] Munardji, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, PT Bina Ilmu, 2004, hal.48.

2[2] Mohammad Daud Ali,Pendidikan Agama Islam,Jakarta,PT.RajaGrafindo Persada,2002,hal.93

3[3] Zakiah Daradjat,Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta:Bumi Aksara,2008,hal.20


manusia untuk Fakultas Kedokteran yang terjemahannya( lebih kurang) sebagai berikut,”Dialah
(Allah) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari mani yang menjadi segumpal darah.
Kemudian Dialah yang mengeluarkan kamu ( dari rahim wanita ) menjadi bayi sehingga kamu
dewasa dan menjadi tua…” (QS. Al Mukmin (40) kalimat pertama ayat 67 ). Dan, kalau manusia
ciptakan Allah itu sakit, Allah lah yang menyembuhkannya, demikian maksud surat asy-Syu’ara
(26):80.
Untuk disiplin Fakultas Hukum, ada ayat yang merupakan benih atau prinsip ilmu hokum
yang terjemahnya (lebih kurang) sebagai berikut,” Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu
(menjadi) orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi (dalam menegakkan
keadilan) karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri, ibu bapak dan kaum kerabatmu…”
(QS.Surat an-Nisa’(4) kalimat pertama surat 135).4[4]
Dalam Al-Quran banyak ditemukan dorongan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi demi kesejahteraan umat manusia. Bahkan, Al-Quran yang pertama turun pun
mengisyaratkan pentingnya strategi dalam mencari ilmu pengetahuan dan teknologi dengan cara
membaca alam ciptaan Allah. Dorongan untuk menguasai iptek, antara lain disebutkan dalam
ayat-ayat berikut: “Maka apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan Tuhan
kepadamu adalah kebenaran, sama dengan orang yang buta? Hanya orang yang berakal yang
dapat mengambil pelajaran. (QS. Ar-Ra’d/13:19). Dalam Firman Allah yang lain yaitu dalam
QS. Az-Zumar/39:9 yang artinya: “…katakanlah, ‘Apakah sama orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat
menerima pelajaran. Al Quran banyak menghimbau manusia untuk menggali dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain kedua ayat diatas masih banyak lagi
dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang diisyaratkan Al-Quran seperti dalam
kedokteran, farmasi, pertanian, atau astronomi yang bermanfaat bagi kajuan dan kesejahteraan
umat manusia.5[5]
Dengan demikian jelaslah kiranya bahwa dalam pendidikan Islam harus mengunakan Al
Qur’an sebagai sumber utama dalam merumuskan beberapa teori tentang pendidikan islam. Atau

4[4] Mohammad Daud Ali,Pendidikan Agama Islam…,hal.101

5[5] Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan,Kebenaran Al-Quran dan Hadis,Solo,PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri,2009,26
dengan kata lain , pendidikan Islam harus berdasarkan ayat-ayat Al Qur’an yang penafsirannya
dapat dilakukan berdasarkan ijtihad disesuaikan dengan perkembangan zaman.6[6]

3.      Dasar-Dasar Pendidikan Islam menurut As-Sunah/Al-Hadits


Al-Hadits adalah sumber kedua agama dan ajaran Islam. Apa yang disebutkan dalam Al-
Quran dijelaskan atau dirinci lebih lanjut oleh Rasulullah dengan sunah beliau. Karena itu, sunah
Rasul yang kini terdapat dalamAl-Hadits merupakan penafsiran serta penjelasan otentik
(sah,dapat dipercaya sepenuhnya) Al Quran.
Di dalam As Sunnah juga berisi ajaran tentang aqidah dan akhlak seperti Al Qur’an yang
berkaitan dengan masalah pendidikan. As Sunnah berisi petunjuk (tuntunan) untuk kemaslahatan
hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat manusia seutuhnya. Dan yang lebih
penting lagi dalam As Sunnah bahwa dalamnya terdapat cerminan tingkah laku dan kepribadian
Rasulullah saw yang merupakan tauladan dan edukatif bagi manusia.7[7]
Ada tiga peranan al-Hadits disamping al-Quran sebagai sumber agama dan ajaran islam.
Pertama, menegaskan lebih lanjut ketentuan yang terdapat di dalam al-Quran. Misalnya,
mengenai shalat. Di dalam al-Quran ada ketentuan mengenai shalat.ketentuan itu ditegaskan lagi
pelaksanaannya. Contoh lain mengenai saum atau puasa selama bulan Ramadhan. Di dalam al-
Quran terdapat ayat mengenai puasa Ramadhan, tapi pelaksanaannya ditegaskan dan
dikembangkan lebih lanjut oleh Nabi melalui sunnah beliau. Demikian juga halnya dengan zakat
dan haji. Mengenai zakat dan haji ketentunnya ada di dalam al-Quran, namun untuk dapat di
laksanakan di kehidupan sehari-hari ketentuan itu ditambah dalam arti dikembangkan oleh Nabi.
Dengan demikian ajaran yang telah ada dalam al-Quran , namun perlu ditegaskan lebih lanjut
oleh Nabi.
Kedua, sebagai penjelasan isi al-Quran. Dengan mengikuti contoh diatas, misalnya
mengenai shalat. Di dalam al-Quran Allah memerintahkan manusia mendirikan shalat.namun, di
dalam kitab suci itu tidak dijelaskan banyaknya rakaat,cara,rukun dan syarat mendirikan salat.
Nabilah yang menyebut sambil mencontoh jumlah rakaat setiap salat,cara,rukun dan syarat
mendirikan salat. Demikian juga halnya dengan saum atau puasa dan haji. Perintah
meleksanakannya terdapat dalam al-Quran, tetapi tidak dijelaskan secara rinci. Nabilah yang

6[6] Munardji, Ilmu Pendidikan Islam…,

7[7] Ibid.,
menjelaskannya dengan perkataan dan perbuatan beliau.dalam menunaikan ibadah haji
misalnya,Rasulullah mengatakan, “Ambillah
manasik hajimu dari manasik hajiku.” Maksudnya, ikutilah tatacara yang dilakukan Nabi waktu
melakukan ibadah haji.
Ketiga, menambahkan atau mengembangkan sesuatu yang tidak ada atau samar-samar
ketentuannya di dalam al-Quran. Contohnya adalah larangan Nabi mempermadu (mengawini
sekaligus atau mengawini pada waktu bersamaan) seorang perempuan dengan bibinya. Larangan
ini tidak terdapat dalam larangan- larangan perkawinan dalam surat an-Nisa’(4):23. Namun,
kalau dilihat hikmah dari larangan itu jelas bahwa larangan tersebut mencegah rusak atau putus
hubungan silaturrahim antara kedua kerabat dekat yang tidak disukai oleh agama islam. Dengan
larangan itu, Nabi seakan-akan mengisi ”kekosongaan” mengenai larangan perkawinan. Namun
kalau direnungkan lebih lanjut,iilatnya (dasar atau motifnya) sama dengan larangan
mempermadukan dua orang bersaudara kandung,yang terdapat dalam surat 23 surat an-Nisa’
untuk mencegah rusak bahkan putusnya hubungan silaturrahim antara dua kerabat.8[8],
Kitab – kitab hadis (al-Hadist) baik di kalangan Sunni maupun Syi’i adalah sumber
pengetahuan yang monumental bagi islam, yang sekaligus menjadi penafsir dan bagian yang
komplementer terhadap al-Quran. Sunnah terutama ucapan Nabi, membahas berbagai hal mulai
dari metafisika (hal-hal non fisik atau tidak kelihatan) sampai pada tatatertib di meja makan.
Selain itu di dalam hadis/sunah dibahas juga berbagai pertanyaan yang berhubungan metafisika ,
kosmologi ( cabang metafisika yang menyelidiki alam semesta sebagai system yang beraturan),
eskatologi (masa yang akan datang –akhirat). Dan kehidupan spiritual ( kerohanian,kejiwaan,
mental, moral). Sesudah al-Quran, kitab al-Hadit syang memuat sunah Nabi adalah sumber
petunjuk paling berharga yang dimiliki umat islam, keduanya adalah mata air seluruh kegiatan
dan pikiran Islam. Keduanya merupakan sumber agama dan ajaran islam.9[9]
Oleh karena itu sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia
muslim.Sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang.Itulah sebabnya,mengapa
ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahaminya termasuk sunah yang berkaitan dengan
pendidikan.

8[8] Mohammad Daud Ali,Pendidikan Agama Islam… ,hal.112-114

9[9] Mohammad Daud Ali,Pendidikan Agama Islam…,hal.15


4.      Dasar-Dasar Pendidikan Islam menurut Ijtihad
Ijtihad adalah istilah para fuqaha, yaitu berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang
dimiliki oleh ahli syari’at Islam untuk menetapkan atau menentukan suatu hokum Islam dalam
hal-hal yang belum ditegaskan hukumnya oleh Al Qur’an dan Sunnah. Ijtihad dalam hal ini dapat
saja meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman
kepada Al Qur’an dan Sunnah. 10[10]
Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari al-Quran dan as-Sunah/al-Hadis
yang diolah akal yang sehat dari para ahli pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-
hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup di suatu tempat pada kondisi dan
situasi tertentu. Teori-teori pendidikan baru hasil ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran islam dan
kebutuhan hidup. Ijtihad dibidang pendidikan ternyata semakin perlu sebab ajaran islam yang
terdapat dalam al-Quran dan sunah adalah bersifat pokok-pokok dan prinsip-prinsipnya saja.
Biila ternyata ada yang agak terperinci, maka perincian itu adalah sekedar contoh dalam
menerapkan yang prinsip itu. Sejak diturunkan sampai Nabi Muhammad SAW wafat, ajaran
islam telah tumbuh dan berkembang melalui ijtihad yang dituntut oleh perubahan situasi dan
kondisi sosial yang tumbuh dan berkembang pula. Sebaliknya ajaran islam sendiri telah berperan
mengubah kehidupan manusia menjadi kehidupan muslim.11[11]

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Dasar-dasar pendidikan islam adalah suatu landasan atau fondasi bagaimana suatu pendidikan
itu bisa berdiri baik dan kuat.

10[10] Munardji, Ilmu Pendidikan Islam…,

11[11] Zakiah Daradjat,Ilmu Pendidikan Islam…,hal.21-22


2.      Pendidikan Islam harus mengunakan Al Qur’an sebagai sumber utama dalam merumuskan
beberapa teori tentang pendidikan islam. Semua bidang pendidikan selalu berlandaskan pada
ayat-ayat al-Quran, misal pendidikan di bidang kesehatan terdapat dalam QS.asy-Syuara(26):80,
bidang hukum terdapat al-Maidah (5):42, dan masih banyak lagi ayat al-Quran yang menjadi
dasar pendidikan.
3.      Al-Hadits adalah sumber kedua agama dan ajaran Islam. Apa yang disebutkan dalam Al-Quran
dijelaskan atau dirinci lebih lanjut oleh Rasulullah dengan sunah beliau, dan yang lebih penting
lagi dalam As Sunnah bahwa dalamnya terdapat cerminan tingkah laku dan kepribadian
Rasulullah saw yang merupakan tauladan dan edukatif bagi manusia.
4.      Ijtihad adalah penetapan suatu hukum syar’i yang belum ditegaskan hukumnya dalam al-Quran
dan as-Sunah, ijtihad ini dilakukan oleh para mujtahid. Namun demikian, ijtihad harus mengikuti
kaidah – kaidah yang ada dan tidak boleh bertentangan dengan kandungan al-Quran dan as-
Sunah/al-Hadits. Oleh Karena itu, ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hokum islam
yang sangat penting, termasuk dalam aspek pendidikan yang sangat dibutuhkan sepanjang masa
setelah Rasulullah wafat.

B.     Saran
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran bagi
pembaca. Dan makalah ini bias bermanfaat bagi banyak pihak, utamanya bagi penyusun dan
pembaca.

DAFTAR RUJUKAN

Daradjat,Zakiah.2008.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi Aksara


Daud Ali,Mohammad.2002.Pendidikan Agama Islam.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
Munardji.2004.Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bina Ilmu
Fauziyah, Lilis,dkk.2009. Kebenaran Al-Quran dan Hadis.Solo:PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri

Dasar dan Sumber-Sumber Pendidikan Islam

Ditulis Oleh: *Abdul Katar


Mahasiswa Pasca Sarjana (S2) IAIN STS Jambi

A.     PENDAHULUAN
Al-Quran merupakan kitab petunjuk yang senantiasa mengajak manusia untuk menuntut ilmu
pengetahuan, bahkan dalam salah satu ayat Al-Quran, Allah SWT menjanjikan akan menempatkan
orang-orang yang berpengetahuan pada derajat yang lebih tinggi, dan diberi kebajikan yang
banyak. Demikian tegasnya Allah SWT memerintahkan kepada manusia sehingga manusia
termotivasi untuk menuntut ilmu pengetahuan dan mengembangkannya dalam berbagai bentuk
kreativitas, termasuk dalam hal perumusan tentang teori-teori pendidikan.
Pendidikan dalam arti yang luas telah ditempatkan sebagai bagian dari misi Rasulullah yang
utama dalam mengajarkan dan menyebarkan risalah yang diamanahkan Allah SWT kepadanya.
Pada waktu itu, agama islam juga telah menyampaikan bahwa proses pendidikan telah terjadi sejak
awal adanya manusia di muka bumi, meskipun tidak terlalu persis sama dengan yang disaksikan di
era sekarang ini.
Sehubungan dengan itu pula, manusia juga mempunyai sifat alamiah (kodrat) yakni perasaan
ingin tahu yang kemudian hal ini membuat hidupnya menjadi dinamis dan selalu berusaha untuk
menemukan jawaban-jawaban dari berbagai pertanyaan yang muncul, baik dari dalam ataupun
dari luar dirinya, dengan melakukan renungan, pemikiran yang mendalam atau dengan melalui
eksperimen yang kemudian hal ini membuat hidupnya menjadi dinamis. Dengan adanya potensi
dasar yang d bawah manusia sejak lahir ini sehingga ia dapat dikembangkan melalui suatu proses
yang sistematis, berencana dn sadar akan tujuan yang disebut dengan pendidikan. Agar
pengikutnya mampu  memikul amanat yang dikehendaki Allah, pendidikan islam harus kita maknai
secara rinci. Karena itu,keberadaan referensi atau sumber pendidikan islam harus merupakan
sumber utama islam itu sendiri yaitu Al Quran dan As Sunnah (Hadis).
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai tujuan harus mempunyai
dasar sebagai tempat berpijak yang baik dan kuat. Begitu juga dengan pendidikan Islam sebagai
usaha untuk membentuk manusia yang berkepribadian utama harus mempunyai dasar yang baik.
Dalam aktivitas pendidikan baik dalam penyusunan konsep teoritis maupun dalam pelaksanaan
operasionalnya harus memiliki dasar kokoh. Hal ini dimaksudkan agar yang terlingkupi dalam
pendidikan mempunyai keteguhan dan keyakinan yang tegas sehingga praktek pendidikan tidak
kehilangan arah dan mudah di samping oleh pengaruh dari luar pendidikan.

B.     PEMBAHASAN
1.      Sumber-Sumber Pendidikan Islam
Kata sumber bersal dari bahasa Arab desebut mashdar yang jamaknya mashadir, dapat
diartikan starting point (titik tolak), point of origin (sumber asli), origin (asli), source (sumber),
infinitive (tidak terbatas), verbal naouce (kalimat kata kerja) dan absolute or internal object (mutlak
atau tujuan yang bersifat internal). Kosakata sumber sering kali tumpang tindih dengan kosakata
dasar, prinsip dan asas. Jadi sumber pendidikan islam selanjutnya dapat diartikan semua acuan
atau rujukan yang darinya memancar ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang akan
ditrasinternalisasikan dalam pendidikan islam.12[1]
Sumber pendidikan islam merupakan hal yang sangat di perhatikan dalam penataan
individual dan sosial sehingga dapat mengaplikasikan islam secara sempurna. Didalam pendidikan
islam terdapat beberapa sumber pendidikan, para ahli sependapat bahwa Al-Qur’an dan As-Sunnah
adalah sumber pendidikan Islam sebagaimana mereka juga sependapat bahwa Al-Qur’an adalah
sumber utama yang pertama dan As-Sunnah sumber utama kedua.
a.       Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan sumber pertama dan yang paling utama pendidikan islam. Al-Qur’an
memiliki konsep pendidikan yang utuh, hanya saja  tidak mudah untuk diungkap secara
keseluruhannya karena luas dan mendalamnya pembahasan itu di dalam al-Qur’an disamping juga
keterbatasan kemampuan manusia untuk memahami keseluruhannya dengan sempurna. Dan

12
pendidikan al-qur’an juga memiliki pengaruh yang dahsyat apabila dipahami dengan tepat dan
diikuti dan diterapkan secara utuh dan benar. Karenanya menjadikan al-Qur’an sebagi sumber bagi
pendidikan Islam adalah keharusan bagi umat islam.13[2]
Abdul Wahab Khallaf seperti yang dikutif Ramayulis mendefinisikan Al-Quran adalah
“kalam Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada hati Rasulullah anak abdullah dengan
lafaz bahasa arab dan makna hakiki untuk menjadi hujjah bagi Rasullah atas kerasulannya dan
menjadi pedoman bagi manusia dengan penunjuknya serta beribadah membacanya”. 14[3]
Islam adalah agama yang membawa misi umatnya menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran. Al-Qur`an merupakan landasan paling dasar yang dijadikan acuan dasar hukum
tentang Pendidikan Agama Islam. Firman Allah tentang Pendidikan Agama Islam dalam Al-Qur`an
Surat Al-‘alaq ayat 1-5:

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S.
Al-‘alaq: 1-5)

Dari ayat-ayat tersebut diatas dapatlah di ambil kesimpulan bahwa seolah-olah


Tuhan berkata hendaklah manusia meyakini akan adanya Tuhan Pencipta manusia  (dari segumpal 
darah),  selanjutnya untuk memperkokoh keyakinan dan memeliharanya agar tidak luntur
hendaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran.
Bahwa islam menegaskan bahwa supaya manusia itu menemukan jati dirinya sebagai insan
yang bermartabat maka tidak boleh harus menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran.
Disamping itu masih banyak lagi ayat-ayat al-Qur’an yang menyinggung pendidikan anatar lain
surat Al-Bawarah ayat 129 dan 151, surat Ali Imran ayat 164, surat Al-Jumuah ayat 2 dan
sebagainya.15[4]
b.       As-Sunnah
As-sunnah didefenisikan sebagai sesuatu yang didapatkan dari Nabi Muhammad SAW yang
terdiri dari ucapan, perbuatan, persetujuan, sifat fisik atau budi, atau biografi, baik pada masa
sebelum kenabian ataupun sesudahnya. Didalam dunia pendidikan, As-Sunnah memiliki dua
manfaat pokok. Manfaat pertama, As-sunnah mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan
pendidikan islam sesuai dengan konsep Al-Qur’an, serta lebih merinci penjelasan Al-Qur’an. Kedua,
As-Sunnah dapat menjadi contoh yang tepat dalam penentuan metode pendidikan. 16[5]
Sunnah dapat dijadikan dasar pendidikan islam karena sunnah hakikatnya tak lain adalah
penjelasan dan praktek dari ajaran Al-Qurâ n itu sendiri, disamping memang sunnah merupakan
sumber utama pendidikan islam karena karena Allah Swt menjadikan Muhammad Saw sebagai
teladan bagi umatnya.
Telah kita ketahui bahwa diutusnya Nabi Muhammad saw salah satunya untuk
memeperbaiki moral atau akhlak manusia, sebagaimana sabdanya:
‫ا‬
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus tiada lain adalah untuk menyempurnakan akhlak”. (HR. Muslim)

13

14

15

16
Makna hadist ini sudah jelas, tujuannya sudah dapat dimengerti oleh umat muslim, yaitu
menyempurnakan keutamaan akhlak. Rasulullah Muhammad s.a.w. juga seorang pendidik, yang
telah berhasil memebentuk masyarakat rabbaniy, masyarakat yang terdidik secara Islami. Bahkan
Robert L. Gullick, Jr. dalam bukunya “Muhammad the educator” mengakui akan keberhasilan Nabi
Muhammad dalam melaksanakan pendidikan.17[6]
Prinsip menjadikan al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama pendidikan islam bukan
hanya dipandang sebagai kebenaran keyakinan semata. Lebih jauh kebenaran itu juga sejalan
dengan kebenaran yang dapat diterima oleh akal yang sehat dan bukti sejarah. Dengan demikian
barangkali wajar jika keberan itu kita kembalikan kepada pembuktian kebenaran. 18[7]
c.       Ijtihad
Ijtihad merupakan istilah para fuqaha, yakni berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu
yang dimiliki oleh ilmuwan syari’at islam untuk menetapkan atau menentukan sesuatu hukum
syariat islam. Ijtihad dalam hal ini meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan,
tetapi tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah. Ijtihad dalam pendidikan harus tetap
bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang di olah oleh akal yang sehat oleh para ahli pendidikan
islam.
d.       Sejarah Islam
Pendidikan sebagai sebuah praktik pada hakikatnya merupakan peristiwa sejarah, karena
praktik pendidikan tersebut terekam dalam tulisan yang selanjutnya dapat dipelajari oleh generasi
leanjutnya. Di dalam sejarah terdapat infomasi tentang kemajuan dan kemunduran pendidikan di
masa lalu.19[8]
e.       Mashalahat al-Mursalah dan Uruf
Mashalahat al-Mursalah dan Uruf secara harfiah berarti kemasalahan umta. Adapun dalam
arti yang lazim digunakan yaitu undang-undang, peratruan atau hukum yang tidak disebutkan
secara tegas dalam al-Qur’an namun dipandang perlu diadakan demi kemaslahatan umat. Adanya
surat nikah misalnya, walaupun tidak disebutkan secara tegas dalam al-nash (al-Qur’an dan as-
Sunnah) namun surat nikah tesebut diperlukan, agar menjadi bukti yang sah dan mendapakan
perlindungan hukum atas pernikahannya. Selanjutnya al-‘uruf secara harfiah sesuatu yang sudah
dibiasakan dan dipandang baik untuk dilaksanakan, secara terminologi al’uruf adalah kebiasaan
masyarakat, baik berupa perkataan, perbuatan maupun kesepakatan yang dilakukan secara terus
menerus.20[9]
Ketentuan yang dicetuskan mashalil al- mursalah paling tidak memiliki tiga kriteria:
1.      Apa yang dicetuskan benar-benar membawa kemaslahatan dan menolak kerusakan setelah melalui
tahapan observasi dan analisis.
2.      Kemaslahatan yang diambil merupakan kemaslahatan yang bersifat universal, yang mencakup
seluruh lapisan masyarakat, tanpa adanya diskriminasi.
3.      Keputusan yang diambil tidak bertentangan dengan nilai dasar Al-Qur’an dan as-sunnah
2.      Dasar Pendidikan Islam
Dasar dari pendidikan Islam adalah tauhid. Dalam struktur ajaran Islam, tauhid merupakan
ajaran yang sangat penting dan mendasari segala aspek kehidupan penganutnya, tak terkecuali
aspek pendidikan. Pendidikan islam merupakan pengembangan pikiran, penataan prilaku,
pengaturan emosional, hubungan peranann manusia dengan dunia, serta bagaimana manusia

17

18

19

20
mampu memanfaatkan dunia, sehingga mampu meraih tujuan kehidupan sekaligus mengupayakan
upaya perwujudannya. Dalam kaitan ini para pakar berpendapat bahwa dasar pendidikan Islam
adalah tauhid, yakni kesatuan kehidupan, ilmu, iman, agama dan kepribadian manusia, serta
kesatuan individu dan masyarakat. Al-Qur’an dan Sunnah juga dapat diartikan sebagai dasar di
samping juga sebagai sumber dari pendidikan. Dalam Al-Qur’an surat Asy-Syuura ayat 52 Allah
berfirman:

Artinya :“Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya
kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu,
tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami
kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk
kepada jalan yang lurus.” (Q.S. Asy-Syuura : 52)

Berdasarkan pada Ayat di atas dinyatakan bahwa Allah SWT memerintahkan kepada umat
manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan hidup yang lurus, dalam arti memberi bimbingan
dan petunju ke jalan yang di ridhoi Allah swt. Dan dalam hadits Nabi dinyatakan bahwa diantara
sifat orang mukmin ialah saling menasihati untuk mengamalkan ajaran Allah swt, yang dapat di
formulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan islam, dengan memberikan bimbingan,
penyuluhan dan pendidikan islam.
Di dalam dasar pendidikan Islam terdapat pokok-pokok dari pendidikan Islam, yaitu:
1.       Pendidikan keimanan kepada Allah SWT
Firman Allah SWT:

Artinya : “Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Q.S. Lukman : 13)

Pendidikan yang pertama dan utama untuk dilakukan adalah pembentukan keyakinan
kepada Allah swt yang diharapkan dapat melandasi sikap, tingkah laku dan kepribadian anak didik.
2.       Pendidikan Akhlakul Karimah
Sejalan dengan usaha mebentuk dasar keyakinan atau keimanan maka diperlukan usaha
membentuk akhlak yang mulia. Berakhlak mulia merupakan modal bagi setiap orang dalam
menghadapi pergaulan sesama manusia. Akhlak termasuk diantara makna yang terpenting dalam
hidup, setelah keimanan dan kepercayaan.
Firman Allah SWT :

Artinya:“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri.” (Q.S. Lukman : 18)
3.       Pendidikan Ibadah
Ibadah merupakan salah satu kewajiban dasar yang harus di berikan kepada anak didik.
Kewajiban beribadah ini merupakan nilai-nilai spiritual, menjalin hubungan batin dengan sang
Khaliq.21[10] Allah SWT berfirman:

Artinya: “Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka)
dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya
yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (Q.S. Lukman : 17)

21
Adapun di dalam Negara Indonesia secara formal pendidikan islam mempunyai dasar yang
cukup kuat. Pancasila merupakan dasar setiap tingkah laku dan kegiatan bangsa Indonesia, dengan
keTuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama, berarti menjamin setiap warga negara untuk
memeluk, beribadah, dan menjalankan aktifitas yang berhubungan dengan pengembangan agama,
termasuk melaksanakan pendidikan agama islam.

C.      PENUTUP
1.      Kesimpulan
Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, yang mencakup semua aspek kehidupan baik
individual maupun social, baik ketauhidan maupun kemanusiaan. Semua yang menjadi sumber
syariat islam seperti al-Quran, hadis (sunnah), ijma’ dan qiyas, itu juga termasuk ke dalam sumber
pendidikan islam. Sehingga terdapat prinsip-prinsip pendidikan, tujuan-tujuan pendidikan dan
lainnya yang berkaitan dengan pendidikan.
Pendidikan Islam merupakan hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan umat Islam.
Pendiddikan merupakan unsur terpenting bagi manusia untik meningkatkan kadar keimanannya
terhadap Allah SWT, karena orang semakin banyak mengerti tentang dasar-dasar Ilmu pendidikan
Islam maka kemungkinan besar mereka akan lebih tahu dan lebih mengerti akan terciptanya
seorang hamba yang yang beriman. Manusia hidup dalam dunia ini tanpa mengenal tentang dasar-
dasar Ilmu pendidikan Islam, maka jelas bagi mereka sulit untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT, apa lagi menjadi hamba yang beriman
Di dalam dasar pendidikan Islam terdapat pokok-pokok dari pendidikan Islam, yaitu
pendidikan keimanan kepada Allah SWT, pendidikan akhlakul karimah dan pendidikan Ibadah

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Lembaga Pendidikan Umat. 2005
Abdul Mujib. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006
Ahmad Beni Saebani. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. 2009
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada Media Group, 2012
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Jakarta, Gema Insani, 2006
Nur Uhbiyanti, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Bandung: Pustaka Setia, 2005
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulian, 2002
Moh. Athiyah Al Abrasy, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1980
Dedi Supriyadi. Filsafat Islam (konsep,filsuf dan ajarannya).Bandung : Pustaka Setia. 2009

Fotenote
22
[1] Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada Media Group, 2012, hal,
73-74
23
[2] Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Jakarta, Gema
Insani, 2006, hal. 28
24
[3] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia, 2010, hal 122

22

23

24
25
[4] Nur Uhbiyanti, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Bandung: Pustaka Setia, 2005, hal, 21
26
[5] H. Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Lembaga Pendidikan Umat, 2005, hal. 17
27
[6] Ibid, hal 18
28
[7] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulian, 2002, hal, 124
29
[8] Ibid, Abuddin Nata, hal, 79
30
[9] Ibid, Abuddin Nata, hal, 83-84
31
[10] Moh.Athiyah Al Abrasy, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulanbintang, 1980, hal.
78

25

26

27

28

29

30

31

Anda mungkin juga menyukai