Anda di halaman 1dari 4

B.

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENYELASAIAN TUGAS


PERKEMBANGAN

Tugas-tugas perkembangan tersebut harus diselesaikan oleh anak ketika menyelesaikan masa
anak. Keberhasilan atau kegagalan dalam menguasai tugas-tugas perkembangan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik mendukung maupun yang menghambat.

Faktor-faktor yang mendukung penyelesaian tugas perkembangan ialah:

1. Tingkat perkembangan yang normal,


2. Kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan tersebut
dengan arahan dan bimbingan yang tepat,
3. Motivasi yang tinggi,
4. Kesehatan fisik yang baik dan tidak memiliki ketunaan secara fisik,
5. Tingkat kecerdasan yang memadai,
6. Kreativitas.
Faktor-faktor yang menghambat penyelesaian tugas perkembangan ialah:
1. Tingkat perkembangan yang mundur,
2. Tidak mendapat kesempatan yang cukup untuk belajar dan tidak mendapat bimbingan
dan arahan yang tepat,
3. Tidak ada motivasi,
4. Kesehatan yang buruk,
5. Cacat tubuh,
6. Tingkat kecerdasan yang rendah.

A. PERKEMBANGAN YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN ANAK

Menurut Reni Akbar-Hawadi (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi


pengembangan potensi anak dibagi menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat di dalam diri anak sendiri.
Sementara itu, faktor ekternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu atau
berasal dari lingkungan. Kedua faktor tersebut akan dijelaskan berikut ini.

1. Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi pengembangan potensi anak meliputi taraf
kecerdasan, konsep diri, motivasi berprestasi, minat, bakat, sikap, dan sistem
a. Taraf Kecerdasan
Taraf kecerdasan menunjukkan kemampuan berpikir anak, kemampuan
menggunakan nalar, dan kemampuan memecahkan masalah menggunakan logika,. Salah satu
cara yang biasanya digunakan untuk mengetahui taraf kecerdasan ini adalah dengan
melakukan tes kecerdasan atau tes inteligensi. Taraf kecerdasan ini mengelompokkan
individu kedalam skala tertentu, dari taraf kecerdasannya sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah, dan sangat rendah.
Taraf kecerdasan yang diketahui dari tes inteligensi ini berbeda makna nya dengan
penyebutan pintar dan bodoh dalam konsep sehari-hari. Pintar dan bodoh yang gunakan
sehari-hari lebih menunjuk pada hasil atau produk dari proses bekajar dan terkait dengan
prestasi akademik. Sementara itu, taraf kecerdasan merupakan potensi yang dimiliki individu.
Anak yang taraf kecerdasannya tinggi belum tentu menjadi anak pintar di sekolah.
Sebaliknya, anak yang nilainya selalu jelek di kelas belum tentu memiliki taraf kecerdasan
rendah.
b. Konsep Diri
Konsep diri menunjukkan cara seseorang memandang dirinya sendiri dan kemampuannya.
Anak yang memandang dirinya secara positif dan menilai dirinya mampu akan lebih berhasil
di sekolah dan dalam kehidupan sosialnya daripada anak anak yang memandang dirinya
secara negative dan menilai dirinya tidak mapu.
c. Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah dorongan pada diri seseorang untuk meraih yang terbaik bidang
tertentu, khususnya bidang akademik. Terkait dengan bidang akademik, motivasi berprestasi
akan muncul dalam bentuk:
1). Usaha untuk mendapatkan niali baik.
2) dapat mengatasi rintangan belajar
3) mempertahankan kualitas prestasi belajar yang baik
4) bersaing dengan orang-orang lain untuk menjadi yang terbaik.

Anak –anak usia sekolah sangat penting memilki motivasi berprestasi yang tinggi untuk
dapat menjalani proses belajar sebaik-baiknya. Motivasi berprestasi yang tinggi akan
membuat seorang anak:
1.) Tekun belajar
2.) Berusaha menyelesaikan tugas
3.) Bertanya jika tidak paham

Tentu saja ketiga sifat tersebut akan memengaruhi keberhasilan anak mengembangkan
potensi yang dimilikinya.
d. Minat
Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu, atau bisa dikatakan apa yang
disukai seseorang untuk dilakukan. Pada dasar nya setiap orang akan lebih senang melakukan
sesuatu yang sesuai dengan minatnya (yang disukai) daripada melakukan sesuatu yang kurang
disukai. Belajar dalam keadaan hati senang tentu saja akan lebih mudah daripada anak belajar
dengan suasana hati yang terpaksa.
e. Bakat
Bakat adalah kapasitas untuk belajar dan baru akan muncul setelah melalui proses latihan dan
usaha pengembangan. Bakat tidak serta merta muncul dan dapat terlihat pada anak karena
masih merupakan ptensi. Setelah anak diberi kesempatan untuk berlatih dan mencoba barulah
bakat terlihat dan dapat terus dikembangkan. Anak berbakat akan memberikan hasil yang jauh
lebih baik daripada anak yang sejak awal tidk menyimpan bakat dalam bidang tersebut.
f. Sikap
Sikap adalah cara seseorang menerima atau menolak sesuatu yang didasarkan pada cara dia
memberikan penilaian terhadap objek tertentu yang berguna ataupun tidak bagi dirinya. Sikap
seseorang dapat muncul sebagai hasil dari proses pengamatan dan dari apa yang diterima dan
dipelajari melalui inderanya. Sangat penting kita membentuk sikap yang positif pada anak.
Misalnya, sikap terhadap proses belajar dan usaha pengembangan potensi dirinya.
g. Sistem Nilai
Sistem Nilai adalah keyakinan yang dimiliki seseorang tentang cara bertingkah laku dan hasil
akhir yang diinginkannya dari tingkah lakunya. Sistem nilai yang dianut seseorang akan
memengaruhi dan menentukan motivasi, gaya hidup, dan tindakan-tindakannya. Anak-anak
sedang dalam proses pembentukan sistem nilai. Sistem nilai terbentuk melalui proses
penanaman oleh orang tua, guru, dan pengaruh teman sebaya.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang memengaruhi pengembangan potensi anak meliputi lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat luas. Lingkungan anak adalah (1)
Dunia di luar diri anak, dan (2) pembelajaran yang berasal dari pengalaman anak. Ketiga
lingkungan tersebut dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan potensi anak.
Lingkungan yang langsung dialami anak ialah keluarga. Keluarga terdiri dari orang-orang
yang disatukan oleh hubungan darah. Kelaurga inti adalaha unit rumah tangga yang terdiri
dari dua generasi, yakni ayah-ibu dan anak-anaknya. Pada masyarakat Asia, termasuk
Indonesia, keluarga besar juga mempunyai peran penting bagi perkembangan anak-anak.
Keluarga besar adalah unit rumah tangga banyak generasi, yang biasanya terdiri dari kakek-
nenek, paman-tante, kemenakan, dan sepupu.
Faktor-faktor Eksternal yang mempengaruhi pengembangan potensi anak
a. Lingkungan Keluarga
b. Lingkungan Sekolah
c. Lingkungan Masyarakat Luas

Status sosial ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada
proses perkembangan dan hasil perkembangan anak. Status sosial ekonomi mencakup
penghasilan, pendidikan, dan npekerjaan orang tua. Status sosial ekonomi keluarga
memengaruhi proses dan hasil perkembangan secara tidak langsung melalui sejumlah faktor
antara, yang meliputi jenis rumah yang ditempati beserta tetangga yang hidup bersamanya
dan mutu gizi, perawatan kesehatan, sekolah yang tersedia bagi keluarga bersangkutan.

Lingkungan keluarga sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat luas, terutama budaya
dan kelompok etnis. Budaya manyangkut cara hidup total kelompok atau masyarakat
menyangkut adat, tradisi, peraturan, keyakinan, nilai, bahasa, dan produk fisik. Budaya adalah
seluruh perilaku dan sikap yang dipelajari, dialami bersama, dan disebarkan ke para anggota
kelompok sosial.

Kelompok etnis terdiri dari orang yang disatukan oleh budaya, keturunan, agama, bahasa,
atau asal negara, yang menyumbang ke identitas bersama beserta sikap, keyakinan, dan nilai
bersama.

Pola budaya dan etnis memengaruhi perkembangan anak melalui pengaruhnya pada
komposisi rumah tangga, sumberdaya ekonomi dan sosial, cara bertindak anggota terhadap
anggota lain, makanan yang dikonsumsi anak, permainan yang dimainkan anak, cara belajar
anak, pekerjaan orang tua, serta cara anggota keluarga memikirkan dan mempersepsikan
dunia ini.

Anda mungkin juga menyukai