Anda di halaman 1dari 26

Seni Budaya

Kelas XII Semester 2

Seni Rupa (IPS, Bahasa)

Mengapresiasi karya seni rupa

1. Membandingkan seni rupa tradisional dengan seni rupa modern/kontemporer

SENI RUPA TRADISIONAL

Pengertian
Seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat
dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Seni tradisional yang ada di
suatu daerah berbeda dengan yang ada di daerah lain, meski pun tidak
menutup kemungkinan adanya seni tradisional yang mirip antara dua daerah
yang berdekatan.
Ciri-ciri
* Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu
budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun seremonial/istanasentris.
*Terikat dengan pakem-pakem tertentu.
Contoh
Wayang kulit, wayang golek, wayang beber, ornamen pada rumah-rumah
tradisional di tiap daerah, batik, songket, dan lain-lain.
SENI RUPA MODERN
Pengertian
Seni rupa modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu
adat atau daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran
seni rupa.
Ciri-ciri
*Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi , tetapi jangkauan
penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
*Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.
Contoh
Lukisan-lukisan karya Raden Saleh Syarif Bustaman, Basuki Abdullah, Affandi,
S.Soedjojono dan pelukis era modern lainnya.
Seniman
Raden Saleh Syarif Bustaman, Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi,
Wahid Somantri, Agus Jaya Suminta, S. Soedjojono, Ramli, Abdul Salam, Otto
Jaya S, Tutur, dan Emira Sunarsa.
SENI RUPA KONTEMPORER
Pengertian
Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak
modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya
adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi
seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman
dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah
karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui.
Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan
tarian, lebih kreatif dan modern.
Ciri-ciri
*Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman.
*Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas
antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, hingga aksi politik.
Contoh
Karya-karya happening art, karya-karya Christo dan berbagai karya
enviromental art.
Seniman
Gregorius Sidharta, Christo, dan Saptoadi Nugroho

2. Menjelaskan perkembangan seni rupa modern/kontemporer di Indonesia

Perjalanan Seni Rupa Modern

Ketika manusia memulai peradabannya di dunia ini, di mana manusia belum


mengenal tulisan bahkan teknologi seperti sekarang ini, manusia sudah mengenal
seni rupa, meskipun masih dalam taraf yang sangat sederhana. Sebagai bukti
bahwa seni rupa sudah ada sejak zaman Pra-sejarah adalah banyaknya
peninggalan-peninggalan purbakala yang memiliki nilai estetika seperti kapak
dari batu (peninggalan zaman Neolitikum/batu muda), Menhir dan lain-lain.
Hampir di seluruh penjuru dunia banyak ditemukan peninggalan-peninggalan
yang berupa karya seni rupa. Karya seni rupa zaman pra-sejarah, cenderung
bersifat magis dan religius seperti salah satu peninggalan karya seni rupanya yaitu
menhir yang berupa sebuah patung dari batu. Patung ini berfungsi sebagai tanda
peringatan peristiwa pemujaan terhadap roh nenek moyang dan terkadang
dianggap sebagai tempat bersemayamnya roh nenek moyang mereka.

Budaya rupa semacam ini masih bertahan sampai masuknya berbagai agama
khususnya di Indonesia. Era modernisme dimulai dari belahan dunia bagian barat
(Eropa dan Amerika) dengan banyaknya muncul seniman-seniman dari benua
biru.

Di awal zaman raenessance, para seniman (perupa) masih belum bisa


mendapatkan kebebasan dalam menuangkan ekspresinya, karena pada masa ini,
seniman masih berada di bawah tekanan para bangsawan dan kaum gereja,
dimana para seniman membuat sebuah karya berdaarkan permintaan para
diktator di atas. Dalam situasi ini, para diktator diktator seni yang bisa
memaksakan arah perkembangan seni, karena merekalah yang membiayainya.
Dengan mulainya masyarakat menyukai karya-karya seni seperti lukisan dan
patung yang ukurannya relative kecil, maka para seniman mulai menemukan
kebebasannya dalam berkarya, karena tidak bergantung lagi pada para
bangsawan sebagai sponsor. Para seniman dapat membiayai pembuatan karyanya
sendiri yang kemudian banyak diminati oleh para rakyat kecil.

Abad ke-15 dimana masa raenessance berkembang, merupakan awal mulainya


seni modern. Rene Descartes (1556-1650), Cugito Ergosum (1646-1716),
Thomas Hobbes (1588-1679) dan John Lockee (1632-1704), mereka adalah
para filsuf peletak dasar modernisme dalam dunia seni.

Pecahnya revolusi Perancis 1789, merupakan salah satu tanda kebangkitan seni
rupa modern, yang kemudian diikuti dengan munculnya pelukis dari Perancis
yang bernama J.L. David. Tidak hanya J.L. David, tetapi pelukis seperti Vincent
Van Gogh dan Leonardo Da Vinci juga seniman yang menjadi tanda kebangkitan
era seni rupa modern
3. Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik
dalam karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia

Apresiasi karya seni rupa modern/kontemporer Indonesia

Karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia beragam bentuk, jenis, dan


corak, antara lain berupa karya seni rupa dua dimensi: seni lukis, grafis, batik,
dll; tiga dimensi: seni patung, keramik, seni instalasi, dll. Dengan kreativitas
masing-masing, para seniman Indonesia menciptakan suatu karya seni rupa
sebagai perwujudan ekspresi jiwanya.
Kreativitas para seniman Indonesia telah meramaikan perkembangan seni rupa
di Indonesia. Munculnya berbagai karya seni rupa menyebabkan terjadinya
komunikasi apresiasi untuk memahami makna yang tersirat di baik karya-karya
para seniman Indonesia tersebut. Apresiasi adalah penghargaan atau
penilaian. Apresiasi seni rupa adalah kegiatan dalam menilai atau memberi
penghargaan terhadap karya-karya seni rupa. Apresiasi terhadap karya-karya
seni rupa dapat ditunjukkan dengan sikap empati berupa ungkapan kata-kata
atau tanggapan secara lisan/tertulis. Beberapa seniman mengkomunikasikan
pesan-pesan melalui hasil karyanya dengan cara vulgar dan mudah dipahami,
akan tetapi ada pula yang mengkomunikasikan karyanya melalui simbol-simbol
yang mengandung makna tertentu.

Kegiatan apresiasi dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:

1. Apresiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu


karya berdasarkan pengamatan (kasat mata), seperti suka atau tidak
suka.

2. Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai


estetik yang tersirat dalam suatu karya, seperti ada perasaan kagum
atau terharu.

3. Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap


suatu karya dengan mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur
rupa, dan kaidah-kaidah komposisi seni rupa.

Pendekatan/metode dalam melakukan apresiasi karya seni rupa, yaitu:

1. Deskriptif (paparan secara obyektif)


2. Analitis (paparan berdasarkan kaidah-kaidah estetika)

3. Interpretatif (paparan berdasarkan sudut pandang pengamat)

4. Penilaian (paparan dengan pengukuran nilai)

5. Interdisiplin (berbagai disiplin keilmuan)

Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa

1. Membuat karya seni rupa murni dan terapan yang dikembangkan dari beragam
corak dan teknik seni rupa

Seni murni :

Gaya atau corak atau aliran dalam seni rupa beraneka ragam. Secara garis besar,
gaya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : tradisional, modern,
dan postmodern.

a. Tradisional

Seperti halnya karya seni rupa Nusantara, perupa seni rupa mancanegara juga
memiliki gaya tradidional. Gaya ini juga terbagi menjadi dua, yaitu primitif dan
klasik.

b. Modern

Gaya seni rupa modern adalah corak karya seni rupa yang sudah mengalami
kemajuan, perubahan, dan pembaharuan. Secara umum, modernisasi gaya seni
rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: gaya representatif, depormatif,
dan nonrepresentatif.

1. Representatif

Kata representatif berasal dari representasi yang mengandung pengertian


sesungguhnya, nyata, atau sesuai dengan keadaan. Perwujudan gaya seni rupa ini
menggambarkan keadaan yang nyata pada kehidupan masyarakat atau keadaan
alam. Gaya seni rupa yang tergolong representatif, antara lain : romantis,
naturalis, dan realis.

a) Romantisme
Istilah romantisme berasal dari roman yang berarti cerita dan isme yang
berarti aliran/gaya.Romantisme adalah gaya/aliran seni rupa yang
menggambarkannya mengandung cerita kehidupan manusia atau binatang.
Perupa mancanegara yang mempelopori gaya ini, antara lain : Fransisco Goya
(Spanyol), Turner (Inggris), dan Rubens (Belanda). Perupa Nusantara yang
mengambil gaya itu adalah Raden Saleh.

b) Naturalisme

Istilah naturalisme berasal dari kata nature ataunatural yang


berarti alam dan isme yang berartialiar/gaya. Naturalisme adalah gaya/aliran
seni rupa yang menggambarkannya sesuai dengan keadaan alam atau alami.
Pelukis gaya ini pada umumnya mengambil pemandangan alam sebagai objeknya.
Perupa mancanegara yang mengambil gaya ini antara lain Rubens, Claude,
Gainsborough, Constable, dan Turner. Perupa Nusantara yang mengambil gaya
ini antara lain Abdullah Suryosubroto, Wakidi, Mas Pringadi, dan Basuki
Abdullah.

c) Realisme

Istilah realisme berasal dari kata real yang berartinyata dan isme yang
berarti gaya/aliran. Realisme adalah gaya/alaran seni rupa yang
menggambarkannya sesuai dengan kenyataan hidup. Perupa nusantara yang
mengambil gaya ini antara lain Trubus, Tarmizi, Wardoyo, dan Dullah.
Seedangkan perupa mancanegara yang mengambil gaya ini adalah Remandt van
Rijn (Belanda).

2. Deformatif

Istilah deformatif berasal dari deformasi yang berarti perubahan bentuk. Bentuk
alam diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru, namun masi
menyerupai bentuk aslinya. Gaya seni rupa yang tergolong deformatif, antara
lain : Surrealisme, impresionisme, ekspresionisme, dan kubisme.

a) Surealisme

Istilah surrealisme berasal dari kata sur yang berarti melebih-lebihkan,


kata real yang berartinyata, dan isme berarti gaya/aliaran. Surrealisme adalah
gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya melebih-lebihkan kenyataan,
bahkan ada yang menyebutnya otomatisme psikis yang murni atau mimpi.
Perupa mancanegara yang mempelopori gaya ini adalah Salvador Dali.

b) Impressionisme

Impressionisme berasal dari kata impressionyang berarti kesan


sesaat dan isme yang berarti gaya/aliran. Impressionalisme adalah gaya/aliran
seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat objek tersebut dilukis.
Gaya ini dipelopori oleh perupa mancanegara seperti Claude Monet, Paul Cezanne,
Georges Seurat, dan Paul Gauguin. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini,
antara lain S. Sudjojno.

c) Ekspressionisme

Ekspressionisme berasal dari kata expressionyang berarti ungkapan jiwa yang


spontan danisme yang berarti gaya/aliran. Ekspressionisme adalah gaya/aliran
seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa perupa yang
spontan pada saat melihat objek. Gaya seni rupa ini diplopori oleh pelukis Belanda
bernama Vincent van Gogh. Perupa Nusantara yang mengambil gaya ini adalah
Affandi.

d) Kubisme

Kubisme berasal dari kata kubus yang berartibidang atau bentuk persegi
empat dan isme yang berarti gaya/alrian. Kubisme adalah aliran/gaya seni rupa
yang penggambarannya berupa bidang persegi empat atau bentuk dasarnya
kubus. Gaya seni rupa ini dipelopori oleh pelukis Spanyol yang bernama Pablo
Picasso. Perupa Nusantara yang mengikuti gaya ini adalah But Muchtar, Mochtar
Apin, Srihadi, dan Fajar Sidik.

3. Nonrepresentatif (Abstraksionalisme)

Kata Nonrepresentatif atau abstrak mengandung pengertian suatu bentuk yang


sukar dikenali. Suatu gaya yang lebih sederhana bahkan bentuknya sama sekali
meninggalkan bentuk alam. Karya seni rupa abstrak berupa susunan garis,
bentuk, dan warna yang terbebas dari bentuk alam. Gaya seni rupa yang
berbentuk abstrak ini ada yang abstrak ekspresionis dan abstrak murni. Gaya ini
dipelopori oleh perupa mancanegara, antara lain : Paul Klee, Piet Mondrian,
Wassily Kandinsky, dan Jackson Pollock. Perupa Nusantara yang mengikuti gaya
ini adalah Amry Yahya, Fajar Sidik, But Muchtar, dan Srihadi.

c. Postmodern

Postmodern atau disingkat “Posmo” adalah gaya seni rupa pasca atau sesudah
modern. Sejalan dengan perkembangan budaya masyarakat dunia, seni rupa pun
ikut mengalami perkembangan gaya. Jika seni rupa tradisional memiliki ciri
perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit ornamental. Gaya
“posmo” lebih bebas dan cenderung tidak memiliki aturan tertentu. Eksplorasi
unsur rupa banyak dilakukan untuk gaya ini. Kritik sosial dan kemasyarakatan
merupakan tema yang cukup dominan untuk karya-karya posmo

Seni Terapan

Seni rupa terapan adalah hasil karya seni rupa yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dan mempunyai fungsi atau manfaat. Fungsi karya seni
rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi praktis.
Fungsi estetis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tentang rasa
keindahan. Misalnya lukisan, patung,dan benda hias. Fungsi praktis adalah
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia akan benda pakai. Misalnya vas
bunga, kursi ukir, dan bingkai foto.

Selain itu karya seni rupa terapan juga dibedakan menjadi 3, yaitu hasil karya
ukiran, hasil karya patung, dan hasil karya batik.

 Menurut hasil karya ukiran, contoh benda-bendanya adalah ukiran kayu


dari Jepara dan ukiran kayu dari Bali.

 Menurut hasil karya patung, contoh benda-bendanya adalah patung kayu


dari suku Asmat, patung batu Pangeran Diponegoro, dan Patung kayu dari Bali.

 Menurut hasil karya batik, contoh benda-bendanya adalah baju, sprei, kain,
gorden, dll

2. Membuat karya seni rupa murni dan terapan yang dikembangkan dari beragam
unsur seni rupa Nusantara
Unsur-unsur dasar karya seni rupa adalah unsur-unsur yang digunakan untuk
mewujudkan sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur itu terdiri dari :
a. Titik /Bintik
Titik/bintik merupakan unsur dasar seni rupa yang terkecil. Semua wujud
dihasilkan mulai dari titik. Titik dapat pula menjadi pusat perhatian, bila
berkumpul atau berwarna beda.Titik yang membesar biasa disebut bintik.
b.Garis
Garis adalah goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna,
texture, dan lainnya. Garis mempunyai dimensi memanjang dan mempunyai
arah tertentu, garis mempunyai berbagai sifat, seperti pendek, panjang, lurus,
tipis, vertikal, horizontal, melengkung, berombak, halus, tebal, miring, patah-
patah, dan masih banyak lagi sifat-sifat yang lain. Kesan lain dari garis ialah
dapat memberikan kesan gerak, ide, simbol, dan kode-kode tertentu, dan lain
sebagainya. Pemanfaatan garis dalam desain diterapkan guna mencapai kesan
tertentu, seperti untuk menciptakan kesan kekar, kuat simpel, megah ataupun
juga agung. Beberapa contoh symbol ekspresi garis serta kesan yang
ditimbulkannya, dan tentu saja dalam penerapannya nanti disesuaikan dengan
warna-warnanya
c. Bidang
Bidang dalam seni rupa merupakan salah satu unsur seni rupa yang terbentuk
dari hubungan beberapa garis. Bidang dibatasi kontur dan merupakan 2
dimensi, menyatakan permukaan, dan memiliki ukuran Bidang dasar dalam
seni rupa antara lain, bidang segitiga, segiempat, trapesium, lingkaran, oval,
dan segi banyak lainnya
d. Bentuk
Bentuk dalam pengertian bahasa, dapat berarti bangun (shape) atau bentuk
plastis (form). Bangun (shape) ialah bentuk benda yang polos, seperti yang
terlihat oleh mata, sekedar untuk menyebut sifatnya yang bulat, persegi,
ornamental, tak teratur dan sebagainya. Sedang bentuk plastis ialah bentuk
benda yang terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai (value) dari benda
tersebut, contohnya lemari. Lemari hadir di dalam suatu ruangan bukan hanya
sekedar kotak persegi empat, akan tetapi mempunyai nilai dan peran yang
lainnya.

Bentuk atau bangun terdiri dari bentuk dua dimensi (pola) dan bentuk tiga
dimensi. Bentuk dua dimensi dibuat dalam bidang datar dengan batas garis
yang disebut kontur. Bentuk-bentuk itu antara lain segitiga, segi empat,
trapezium dan lingkaran. Sedang bentuk tiga dimensi dibatasi oleh ruang yang
mengelilinginya dan bentuk-bentuk itu antara lain limas, prisma, kerucut, dan
silinder.
Sifat atau karakteristik dari tiap bentuk dapat memberikan kesankesan
tersendiri seperti :
1) Bentuk teratur kubus dan persegi, baik dalam dua atau tiga dimensi
memberi kesan statis, stabil, dan formal. Bila menjulang tinggi sifatnya agung
dan stabil.
2) Bentuk lengkung bulat atau bola memberi kesan dinamis, labil dan bergerak.
3) Bentuk segitiga runcing memberi kesan aktif, energik, tajam, dan mengarah.

3. Menyiapkan karya seni rupa yang diciptakan untuk pameran sekolah atau luar
sekolah

Mengumpulkan Hasil Karya

Pengertian

Hasil karya yang dipamerkan dikumpulkan dengan cara seleksi. Jenis karya
ini terdiri dari karya seni rupa yang meliputi dua dimensi dan tiga dimensi
serta kerajinan tangan. Pengumpulan karya ini sekaligus sebagai
pengumpulan atau pemasukan nilai mata pelajaran Seni Budaya dan
Kerajinan.

Karya yang bisa dikerjakan secara pribadi (individu) dan kelompok (kolektif)
adalah:

 Menggambar bentuk (benda), pemandangan, gambar reklame, karikatur,

kartun, wayang purwa gambar hiasan vignete, dan menggunakan huruf


(kaligrafi).

 Mengukir atau ukiran pada kayu, cadas, tanah liat dan relief.

 Seni lukis.

 Seni pahat (seni patung).


 Seni kerajinan dengan membuat benda pakai dan benda hias.

 Merangkai bungan, merangkai sayur, merangkai janur, dan merangkai

buah.

 Hasil karya menjahit, menyulam, kruistik, dan bordir.

Hasil karya seni tersebut disimpan di tempat khusus yang aman sehingga pada
waktu yang ditentukan untuk pameran siap untuk ditata.

Pengelompokan Hasil Karya

Untuk memudahkan kegiatan pengumpulan dan pendaftaran hasil karya


dapat langsung diselesaikan dengan mengadakan pengelompokan sebagai
berikut:

1. Berdasarkan Jenis Karya

 Karya kerajinan tangan adalah hasil seni kriya/kerajinan karena


kreativitas tangan.

 Karya seni rupa adalah karya seni yang dapat diraba, dilihat serta
mempunyai wujud.

 Karya seni musik

 Karya seni tari.

1. Berdasarkan Dimensi

Ada dua dimensi dan tiga dimensi.

Yang termasuk dua dimensi , contohnya : gambar lukisan, mozaik, dan


anyaman.

Yang termasuk tiga dimensi, contohnya : patung, perabot ukir, anyaman


berkerangka.

2. Berdasarkan Ukuran

Kerajinan tangan dan seni rupa yang dibuat siswa tentu memiliki ukuran
yang bervariasi. Karya yang berukuran kecil dikelompokkan dengan
ukuran kecil dan yang berukuran besar dikelompokkan dengan yang besar.
Pengelompokkan ini dilakukan untuk mempermudah penataan karya
dalam ruang pameran.

3. Berdasarkan Tema

Hasil karya yang dibuat tentunya memiliki tema yang berbeda-beda,


untuk mempermudah penataan karya dan urutannya.

Kelengkapan Pameran Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

Kelengkapannya antara lain :

1. Meja untuk menempatkan karya-karya kerajinan tangan.

2. Meja untuk menempatkan karya-karya patung.

3. Sketsel atau papan panel, untuk menempatkan karya-karya gambar


dan lukisan.

4. Meja untuk menempatkan buku tamu dan buku saran.

5. Katalog yang memuat daftar karya dan penciptaannya.

6. Tape recorder untuk memutar lagu atau musik instrumentalia.

7. Label untuk mencantumkan judul, media, penciptaan dan karya.

8. Lampu penerangan ruangan.

9. Spanduk untuk publikasi.

Pengorganisasian Pameran

Pengorganisasian merupakan proses pengelolaan serta pengaturan, agar apa-


apa yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.

Organisasi yang baik hendaknya memiliki persyaratan sebagai berikut:

 AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga)

 Susunan Panitia

 Program Kerja

 Kegiatan

pengorganisasian Pameran
penentuan masalah tempat dan waktu seharusnya dibicarakan bersama setelah
panitia tersusun, sehingga merupakan suatu kesepakatan yang harus dipatuhi
bersama.

4. Menata karya seni rupa yang diciptakan dalam bentuk pameran sekolah
atau luar sekolah

Penyelenggaraan pameran dapat dilakukan dalam kelas ataupun sekolah.


dimana pun pameran digelar perlu persiapan agar pelaksanaan pameran dapat
berlangsung sukses. persiapan tersebut meliputi: pembentukan panitia pameran,
menentukan materi atau karya yang akan dipamerankan, penyiapan ruang
pameran, persiapan publikasi serta dokumentasi, dan lain sebagainya.

Setelah pembentukan panitia, maka semua anggota panitia segera


bekerja sesuai dengan tugasnya. Langkah awal adalah mengumpulkan karya seni
rupa dari semua siswa berupa karya seni rupa, baik dua dimensi maupun tiga
dimensi. Selanjutnya, karya dibuat daftarnya sehingga memudahkan untuk
membuat katalog yang berisi nama pembuat karya, judul karya, ukuran, teknik
dan media yang dipakai untuk membuat karya.

Selanjutnya , menyiapkan ruang pameran. Ruang pameran harus ditata


agar dapat memberikan suasana nyaman. Selain itu, usahakan komunikasi
antara pengunjung dengan penyelenggara pameran dapat berjalan dengan baik.

Jalur lalu lintas dalam ruang pameran diatur dan diusahakan satu arah
dengan membedakan pintu masuk dan pintu keluar. Hal ini memudahkan
mobilisasi pengunjung dalam pameran tersebut.

Karya harus disusun yang menarik dan mudah dilihat. Jadi, tugas yang
akan dibuat tidak hanya menyiapkan hasil karya sendiri, tetapi juga menatanya
dengan artistik. Penataan karya seni yang dipamerkan dapat menarik
pengunjung untuk menikmati dan mengapresiasi karya tersebut.
Penyelenggaraan pameran perlu dipublikasikan lewat pengumuman yang
ditempel di papan pengumuman atau menggunakan spanduk yang dipasang di
tempat yang strategis.

Bentuk dokumentasi dapat berupa catatan jumlah pengunjung pameran,


pesan, kesan, atau saran pengunjung. Oleh karena itu, perlu adanya buku tamu
yang disediakan d: dekat pintu masuk clan dijaga oleh petugas. Pesan, kesan,
clan saran pengunjung dapat ditampung pada buku khusus yang diletakkan di
atas meja dekat pintu keluar yang juga dijaga oleh penjaga. Dokumentasi ini
dapat menjadi bahan evaluasi atas pelaksanaan pameran.

Pada saat yang telah ditetapkan, pameran dibuka secara


resmi. Pembukaannya dapat berupa kata pengantar atau sambutan dan kepala
sekolah atau yang mewakili. Dapat pula dimeriahkan dengan hiburan berupa
musik, teater, atau tari.

Kegiatan pameran dapat ditutup dengan diskusi dan mendatangkan para


kritikus, seniman, ataupun pengamat serta pemerhati seni rupa. Tujuan diskusi
adalah untuk menambah wawasan akan seni rupa. Selain itu, kegiatan tersebut
dapat menjadi evaluasi terhadap pelaksanaan pameran ataupun ajang kritik
terhadap karya-karya yang baru saja dipamerkan.
Seni Musik

Mengapresiasi karya seni musik

1. Mengidentifikasi makna dan peranan musik tradisional Mancanegara dalam


konteks kehidupan budaya masyarakat

Makna Dan Peranan Musik Tradisi


Musik daerah atau musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang
di daerah - daerah di seluruh Indonesia. Ciri khas jenis musik ini teletak pada isi
lagu (Syair) dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisional memiliki
karakteristik dan ciri-ciri yang khas, yakni syair dan melodinya menggunakan
bahasa dan gaya daerah setempat, kebanyakan tidak memiliki notasi, selain itu
seni tradisi merupakan sarana untuk menampilkan identitas dan jati diri
masing-masing daerah sekaligus menjadi media ekspresi dari masing-masing
daerah untuk menunjukkan eksistensi mereka.Hampir diseluruh wilayah
Indonesia mempunyai seni musik tradisional yang khas. Keunikan tersebut bisa
dilihat dari teknik permainannya, penyajiannya maupun bentuk / organologi
instrumen musiknya. Hampir seluruh seni tradisional Indonesia mempunyai
semangat kolektivitas yang tinggi sehingga dapat dikenali karakter khas orang /
masyarakat Indonesia, yaitu ramah dan sopan. Namun berhubung dengan
perjalanan waktu dan semakin ditinggalkanya spirit dari seni tradisi tersebut,
karekter kita semakin berubah dari sifat yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kebersamaan menjadi individual / egoistis.

2. Menunjukkan nilai-nilai dari pengalaman musikal hasil pengamatan


terhadap pertunjukan karya musik tradisional Mancanegara (NonAsia)

1. Nilai – Nilai Musikal dalam Kehidupan Sehari – hari


Seseorang yang memainkan musik terutama musik modern dengan
penghayatan, penjiwaan yang dalam disertai pengalaman-pengalaman akan
menemukan nilai yang terkandung dalam musik tersebut antara lain:

a. Nilai estetis, keindahan, yaitu musik dapat menimbulkan keindahan,


merasakan indahnya alunan nada sehingga hati menjadi terhibur.

b. Nilai pendidikan, yaitu musik dapat menemukan nilai pendidikan,


pengajaran, budi pekerti luhur, mengembangkan bakat, emosi dan memberikan
pengalaman, yang berharga.

c. Nilai religious, yaitu dengan menyanyikan lagu-lagu kerohanian,


keagamaan akan menambah iman dan taqwa kepada tuhan sehingga keyakinan
agama bertambah mantap dan kuat.

d. Nilai bisnis/komersial, yaitu dengan adanya musik dapat memberikan


keuangan.

e. Nilai semangat juang, yaitu ketika mendengarkan suatu lagu dapat


memberikan semangat hidup.

Dalam permainan musik terdapat nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut dapat di


terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Diantara nilai-nilai tersebut adalah:

a. Nilai-nilai budi pekerti luhur yakni musik berisi ajaran tingkah laku baik,
ajaran agama, keteladanan, rasa cinta terhadap alam.

b. Nilai keindahan yang tinggi (artistik) dan nilai esteteis (indah), yakni musik
diciptakan untuk keindahan musik itu sendiri.

c. Berisi permainan, yakni musik dapat dijadikan sebagai alat permainan


anak - anak maupun orang dewasa, dapat dijadikan sebagai hiburan, luapan
emosi, imajinasi.

d. Nilai komunikasi, yakni musik dapat dijadikan alat


komunkasi/perhubungan, antara manusia dengan manusia.
e. Seni musik sebagai alat ekspresi yakni mencetuskan, mengungkapkan ide,
dan gagasan secara spontan.

Mengekspresikan diri melalui karya seni musik

1. Mengembangkan gagasan kreatif serta mengaransir karya musik dengan


menggali beragam proses, teknik, prosedur, media, dan materi musik
tradisional Mancanegara (NonAsia)

MUSIK TRADISI MANCANEGARA

Musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengacu pada musik yang
dibuat di atau berakar dari tradisi kesenian Barat, musik kristiani, dan musik
orkestra, mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21.[1]

Musik klasik Eropa dibedakan dari bentuk musik non-Eropa dan musik populer
terutama oleh sistem notasi musiknya, yang sudah digunakan sejak sekitar abad
ke-16.[2] Notasi musik barat digunakan oleh komponis untuk memberi
petunjuk kepada pembawa musik mengenai tinggi nada, kecepatan, metrum,
ritme individual, dan pembawaan tepat suatu karya musik. Hal ini membatasi
adanya praktek-praktek seperti improvisasi dan ornamentasi ad libitum yang
sering didengar pada musik non-Eropa (bandingkan dengan musik klasik
Indiadan musik tradisional Jepang) maupun musik populer

istilah “musik” sudah sangat akrab di telinga kita, bahkan hampir setiap saat
kita berinteraksi dengan musik. Hal ini terjadi karena dalam kegiatan sehari-
hari indera pendengar kita senantiasa bersentuhan dengan bunyi, baik yang
dalam bentuk sederhana maupun yang lebih komplex seperti musik.

Menurut sejarahnya, musik dianggap sebagai seni yang paling tua usianya,
bahkan sama tuanya dengan keberadaan manusia di permukaan bumi. Hal ini
dikarenakan semenjak lahir kita telah berhubungan dengan musik. Dalam
peradaban masyarakat di Mesir dan Yunani kuno, musik dianggap sebagai suatu
aktivitas yang sangat penting. Hal ini terbukti dengan adanya lukisan-lukisan
purba yang menggambarkan kegiatan musik karena mereka banyak
mempergunakan musik dalam kegiatan upacara-upacara ritual yang
berhubungan dengan kekuatan gaib.

Dalam perkembangan sejarah musik, terdapat dua rumpun musik yang berbeda
yaitu musik yang berasal dari barat dan musik yang berasal dari timur.
Masing-masing rumpun musik tersebut memiliki system nada yang berbeda.
Musik disusun berdasarkan frekuensi yang tetap dalam tujuh nada(tangga nada
diatonis) yang kemudian berkembang menjadi system 12 nada yang bergerak
sama (tangga nada khromatis).

Sedangkan musik timur menggunakan system nada yang amatematik, yaitu


tangga nada pentatonik. Yang nada-nadanya disusun dalam jarak yang tidak
sama untuk satu oktafnya.

System musik barat di gunakan dalam pengembangan daya pikir abstrak,


imajinasi dan kreatifitas. Musik dapat di pelajari dengan lebih nyata. Hal ini
telah dapat membawa musik barat memasuki wilayah timur dengan kegunaan
yang lebih luas dari pada musik timur.

Dalam sejarahnya,

musik barat (musik mancanegara) disusun atas perkembangan teknik komposisi


dan praktek memainkan musik yang disusun dalam segmen zaman dan gaya
musik. Sedangkan perkembangan musik timur belum dapat disusun berhubung
jenis komposisi musik yang di hasilkan masih berkisar dalam bentuk musik
vocal.
Musik timur (Nusantara) berkembang tanpa memlalui tahapan-tahapan yang
jelas, bukan berkembang dari evolusi bentuk komposisi dan praktek musik,
melainkan lebih kepada proses pemenuhan kebutuhan musik ringan. Sampai
saat ini fungsi musik adalah sebagai kebutuhan hiburan, baik di Nusantara
maupun di belahan dunia manapun, sebagian besar orang memanfaatkan musik
hanya sebatas kebutuhan sesaat. Sebagian besar pendidikan musik di negara-
negara berkembang masih kurang konsisten sehingga pemanfaatan musik untuk
hal-hal yang bersifat keilmuan masih sangat kurang, padahal musik sangat
bermanfaat bagi daya pengembangan cara berpikir otak maupun sebagai
pengobatan dalam kehudupan sehari-hari.

Sampai saat ini bentuk penyajian dan alam musik yang di gunakan terus
berkembang sehingga pemanfaatan terhadap musik pun juga berkembang.
Marilah kita lihat sejarah perkembangan musika dan pemanfaatannya.

2. Menyiapkan pertunjukan musik tradisional, non tradisional atau Mancanegara


(NonAsia) di sekolah atau luar sekolah

1. Tentukan tema acara,


Cari tema yang tidak membosankan �“ kalau bisa merupakan ide baru, atau
paling tidak merupakan ide lama yang dikemas secara lebih baik.

2. Cari sumber daya manusia yang qualified


Mengumpulkan teman yang mau berpartisipasi mengadakan sebuah
pertunjukan tidaklah sulit— yang sulit adalah membuat mereka bekerja dengan
efektif. Efektif disini artinya kontribusi mereka optimal terutama dalam Event
Staging, Staging Lighting & Lighting Staging, sesuai dengan job description dari
masing-masing personal, tidak tumpang tindih dan tidak sekedar menjadi
penggembira.
Setelah tim terbentuk, buat time schedule. Lalu tentukan tugas masing-masing
personal cth dalam pembagian Stage Concert & Concert Stage. Pembagian
tugas harus jelas cth dalam menjaga Stage Concert & Concert Stage. Produksi,
promosi, marketing, sampai penyelenggaraan acara, dan after party show bila
ada. Semua harus berjalan baik sesuai dengan time schedule yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.

3. Survei venue, sound system, dan talent


Sebuah acara akan berhasil apabila didukung oleh tepat penyelenggaraan dan
performer (band) yang tepat. Tidak harus selalu tempat yang mentereng, tidak
harus selalu band yang mahal. Cukup yang sesuai dengan tema acara dan
dalam Concert Staging, Staging Concert & Staging Event. Sound system juga
adalah hal yang perlu diperhitungkan, karena sejago apa pun suatu band jika
tidak didukung sound system yang baik akan terdengar berantakan. Satu
catatan lagi adalah jangan terlalu banyak band yang tampil, apalagi dengan
jenis musik yang mirip-mirip. Bayangkan lo dengerin satu kaset diulang-ulang
sampe 10 kali. Rasanya sama. Sebuah atau beberapa band yang sudah
mempunyai album dan massa sendiri akan lebih membantu. Penempatan band
sebagai main performer dan pembuka juga akan berpengaruh untuk menaikkan
grafik acara. Kalau bandnya terlalu banyak, dijamin grafiknya nggak stabil dan
band-band bakal ribut soal penempatan jam perform. Ini biasanya terjadi kalo
ada sebuah band yang sudah merasa lebih besar dari yang band lain yang
tampil setelah mereka main. Apalagi kalo sebelumnya mereka ngga dibayar,
atau–lebih parah lagi–disuruh bayar untuk perform di acara dan Concert
Staging, Staging Concert & Staging Event itu. Pathetik!

4. Media relations
Jangan mimpi bakal mendapatkan banyak sponsor kalau media yang
mendukung acara Stage Event & Event Stage cuma sedikit, apalagi kalo ga ada.
Sekarang udah banyak TV swasta, radio swasta, majalah, bahkan webzine yang
mau mendukung sebuah acara yang dikemas dengan baik. Tugas seorang
promoter Stage Event & Event Stage yang baik adalah merepresent acara ke
media-media ini untuk dipublikasikan seluas mungkin.

5. Buat proposal
Setelah sepakat dengan pihak venue, talent, dan mendapatkan dukungan
media, buat proposal yang mencantumkan ketiganya. Hal yang paling penting
adalah, cari sesuatu yang bisa membuat sponsor lebih tertarik untuk
berpartisipasi.

6. Cari sponsor
Tugas utama seorang marketing adalah mencari partner yang mau
bekerjasama demi kesuksesan sebuah acara, dan meyakinkan bahwa setelah
acara ini selesai– dan ketika acara ini menjelma menjadi sebuah acara yang
rutin dan berpengaruh Stage Lighting & Lighting Stage�”sponsor tersebut akan
mendapatkan lebih dari sekedar logo di pamflet harus diberi Stage Lighting &
Lighting Stage. Semua leading brand melakukan sponsoring. Yang mau menjadi
leading brand, ya harus sponsoring. Asal acaranya benar-benar dipersiapkan
dengan baik, sponsor dijamin nempel kayak perangko.

jadi persiapkanlah semuanya secara matang agar event dapat berjalan dengan
lancar.

3. Menampilkan pertunjukan musik tradisional, non tradisional


atau Mancanegara (NonAsia) di sekolah atau luar sekolah

Konser berasal dari bahasa Italia : concerto dan Latin : concertare yang artinya
berjuang,berlomba dengan orang lain Konser adalah suatupertunjukan langsung,
biasanya musik, di depanpenonton. Musik dapat dimainkan
oleh musikustunggal, kadang disebut resital, atau suatuensembel musik,
seperti orkestra, paduan suara, atau grup musik. Konser dapat diadakan di
berbagai jenis lokasi, termasuk pub, klub malam, rumah, lumbung, aula
konser khusus, gedung serbaguna, dan bahkan stadion olahraga. Konser yang
diadakan di suatu tempat yang sangat besar kadang disebut konser arena. Di
manapun dilangsungkan, musisi biasanya tampil di atas suatu panggung.
Sebelum meluasnya musik rekaman, konser merupakan satu-satunya
kesempatan bagi seseorang untuk mendengarkan penampilan seorang musisi.
Untuk menonton suatu konser biasanya dikenakan biaya, walaupun banyak juga
yang gratis. Acara konser memberikan keuntungan bagi musisi, pemilik tempat,
dan pihak lain yang terlibat dalam suatu konser, atau pada beberapa kasus
untuk konser amal. Tur konser adalah suatu rangkaian konser oleh seorang atau
beberapa musisi yang dilakukan di beberapa kota atau lokasi.

Seni Tari

Mengapresiasi karya seni tari

1. Mengidentifikasi jenis, peran, dan perkembangan tari tunggal Mancanegara


(NonAsia) sesuai konteks budaya masyarakatnya

Perkembangan Tari Tunggal Nusantara

Perkembangan tari Nusantara akan lebih mudah jika dikelompokkan


berdasarkan periode masuknya penyebaran agama ke Indonesia atau berdasarkan
perubahan sejarah. Jika Anda tinggal di Medan, mungkin Anda pernah menonton
pergelaran tari yang berjudul Tari Zapin. Tari ini salah satu tarian yang
mendapat pengaruh dari bangsa Arab. Kata Zapin diambil dari kata al-
zafin yang artinya gerak kaki. Adapun secara koreografi, perkembangan Tari
Zapin tetap menampilkan motif-motif gerak tari Melayu dan tidak
menghilangkan ciri khas gerak berirama dari tari-tarian Melayu. Dahulu Tari
Zapin sering ditarikan hanya oleh seorang penari (tunggal), tetapi sekarang
kadang-kadang dibawakan oleh sepasang laki-laki atau perempuan dengan laki-
laki.

Busana khas Tari Zapin yang unik, demikian pula jenis tari lainnya yang berasal
dari Sumatra, mendapat pengaruh dari masuknyaIslam ke Sumatra, seperti
yang dikenakan oleh kebanyakan para penarinya, yaitu ‘serba tertutup’. Busana
wanita terdiri atas kebaya labuh berlengan panjang, atau baju kurung, dan kain
songket panjang atau celana panjang. Adapun penari laki-laki mengenakan
busana kecak musang dan baju kurung teluk belanga. Baju ini biasa dipakai
lakilaki ketika pergi ke masjid untuk shalat. Bagian depannya terdapat belahan
yang berkancing, di sampingnya dibelah kiri d n kanan, seperti yang Anda kenal
sebagai baju koko. Mereka juga memakai songkok atau peci.

Demikian pula jika Anda perhatikan syair lagu yang Mengiringi Tari Zapin, sangat
kental dengan pepatah bersumber dari agama Islam, seperti lagu “Bismilah”, lagu
“Pulut Hitam”, lagu “Sayang Serawak”, atau lagu “Lancang Kuning”, yang
bertempo rentak (rancak, dinamis). Musiknya berirama gambus dengan iringan
alat musik biola, gendang, gong, dan akordeon. Dalam setiap selingan alunan
lagunya diselingi paduan balas pantun. Bagi Anda yang tinggal di Pulau Jawa,
sedikit banyak tidak akan asing mendengar sebuah tari yang diberi nama Tari
Golek. Di Yogyakarta maupun Surakarta, tari ini kerap dikenal sebagi tari tunggal
yang terinspirasi dari boneka kayu yang dinamakan golek. Tarian ini biasanya
ditarikan pada pertunjukan wayang kulit di akhir lakonnya. Sinopsis atau
gambaran dari Tari Golek menggambarkan seorang gadis remaja yang sedang
menghias diri.

Pernahkah Anda mendengar, bahkan mungkin menonton, Tari Gambyong?


Tarian ini merupakan jenis tari rakyat yang sifatnya menghibur. Gambyong itu
sendiri adalah nama dari bagian pertunjukan tayuban, yaitu ketika penari
perempuan yang disebut ledhek/tledhek menari sendiri, Kemudian, ia berduet
dengan penari laki-laki yang mengajaknya menari bersama. Ketika penari laki-
laki telah ikut serta menari, maka tari itu disebut tayuban atau menari bersama.

Mengamati busana Tari Gambyong, berkesan bahwa tarian ini adalah tarian
rakyat jelata. Perhatikan gambat di samping. Busana yang dikenakan berupa kain
batik, angkin atau penutup torso (bustier), bahu terbuka, selendang (sondher),
dan rambut disanggul alakadarnya. Pada masa kerajaan, di hampir seluruh
wilayah di Pulau Jawa terdapat cara berpakaian yang berbeda antara para
bangsawan keraton dengan rakyat biasa. Perbedaan tersebut jelas diwujudkan
pada Tari Gambyong ini.

Selain itu, tari tunggal di Indonesia pada saat tumbuh kembangnya memiliki
perbedaan. Tari-tarian di luar Pulau Jawa pada zaman sebelum kemerdekaan
sangatlah jarang menyuguhkan tari tunggal. Selain karena faktor sumber daya
manusia atau seniman kreator yang masih sedikit, juga karena kebutuhan
masyarakatnya lebih cenderung pada tari-tarian ritual atau upacara oleh
sekelompok orang di sebuah kampung, Kebutuhan masyarakat juga cenderung
pada jenis tari pergaulan yang sifatnya menghibur. Jelas tari pergaulan
melibatkan banyak orang, bukan? Maka tari-tarian tunggal yang tumbuh di luar
Pulau Jawa sangatlah sedikit.

Meskipun demikian, tari tunggal yang berasal dari Pulau Sumatra tidak
dikhususkan untuk disajikan oleh seorang penari. Uniknya adalah tarian tunggal
dari Sumatra ini bisa dibawakan oleh penari wanita atau laki-laki karena motif
geraknya yang memang dapat dilakukan oleh pria dan wanita. Contohnya, Tari
Rantak. Tari Rantak bisa dibawakan oleh pria dan wanita. Tari Rantak juga dapat
ditarikan secara tunggal ataupun berpasangan, disesuaikan menurut kebutuhan
pentas. Tari Lenggang Patah Sembilan merupakan tari Melayu yang bertempo
lambat. Karena bertempo lambat, pepatah Melayu mengatakan “semut jika
dipijak pun takkan mati saking lambatnya tarian ini”.

Dalam Tari Lenggang Patah Sembilan, seorang penari melenggang di tempat,


bertumpu pada sebelah kaki, silih berganti. Akan tetapi, sebenarnya tarian ini
bertenaga. Tarian ini diiringi lagu “Kuala Deli” sehingga orang boleh menyebutnya
Tari Kuala Deli. Namun, sebenarnya tarian ini merupakan tari pergaulan muda-
mudi yang tidak memandang usia, bergantung tempat tarian ini disajikan.
Mengidentifikasi tari-tarian tunggal dari Pulau Jawa lebih mudah. Hal ini
didasarkan oleh banyaknya cerita perwayangan dan sumber cerita lainnya yang
diangkat menjadi sebuah tari yang menggambarkan tokoh-tokoh tertentu dari
sumber cerita, baik perwayangan maupun cerita rakyat lainnya. Selain itu, juga
setelah zaman kemerdekaan, kebebasan untuk mewujudkan kreasi seni lebih
terbuka. Selanjutnya, kebutuhan akan hiburan yang lebih berkelas mendorong
para seniman tari untuk menciptakan tari-tarian tradisi dengan gaya masing-
masing.

Perhatikan busana Tari Gawil pada gambar di samping. Baju prangwadana


merupakan baju yang dipakai oleh menak (bangsawan) Sunda pada zaman
dahulu. Kain lereng dengan motif parang rusak besar menunjukkan bahwa Tari
Gawil berkarakter monggawa. Selendang berwarna merah atau kuning
menunjukkan karakter agung, dihormati sebagai seorang menak (bangsawan).
Keris adalah senjata para menak zaman dulu. Dalam keadaan darurat, keris
merupakan senjata untuk membela diri. Dasi kupu-kupu merupakan akulturasi
dari pergaulan menak Sunda dengan para kaum feodal. Pada jenis tari-tarian
upacara ritual ataupun kemasyarakatan, umumnya para penari tidak memakai
riasan wajah. Riasan hanya yang dipakai sehari-hari tanpa mengesankan
karakter tertentu. Tentu saja kesederhanaan rias itu merupakan kebiasaan yang
tidak memerlukan penilaian dari pihak lain (penonton), seperti rias Tari
Tarawangsa.

Pada beberapa tarian, rias wajah menjadi ‘harus‘ untuk menunjukkan kekhasan,
dengan menambahkan garis kumis menjadi lebih tebal, garis jambang, garis alis
seperti pada penari Reog Ponorogo, ataupun Tari Jatilan yang kadang kadang
dibawakan oleh penari perempuan (travesti). Riasan ini jelas menunjukkan kesan
akan sebuah karakter yang gagah, disegani, kuat. Demikian halnya dengan rias
pada penari laki-laki dalam Tari Ketuk Tilu. Untuk menunjukkan kesan seorang
jawara, garis rias menjadi lebih tebal.

Bentuk garis rias lainnya menunjukkan sebuah kesan karakter lucu, periang, yang
kadang-kadang disimbolkan pada topeng penutup muka dengan mimik yang lucu
sehingga bagaimanapun gerakannya, kesan tari komedi, jenaka tetap ditangkap
penonton sepanjang tarian. Dari berbagai penjelasan tadi, jelaslah bahwa ketika
tari disajikan oleh seorang penari, disebut tari tunggal. Ketika tarian telah diikuti
oleh penari lain, bisa jadi tarian itu menjadi sebuah tari kelompok.

Sekarang, dapatkah Anda membedakan tari tunggal yang ada di luar Pulau Jawa
dengan yang berada di Pulau Jawa? Kekuatan tari tunggal terletak pada hal-hal
berikut:

1. Pengolahan ruang gerak tarian Tari tunggal meskipun dibawakan oleh seorang
penari, tetapi mampu mengisi ruang pentas yang besar. Gambaran estetisnya
adalah ketika penari tunggal bergerak di tempat, maka mata yang berekspresi
menatap ruang di depannya merupakan bentuk estetis yang bisa ditangkap oleh
mata secara visual. Adapun secara imajinatif, titik pandang mata penari tunggal
merupakan gambaran apa yang sedang dirasakan atau yang sedang terjadi di
sekelingnya adalah wujud imajinatif yang ditangkap penonton terhadap tarian.
2. Unsur tenaga dan waktu Pengaturan tenaga pada tari tunggal, tersusun
sedemikian rupa berdasarkan latar belakang cerita yang sedang dibawakan.
Misalnya, di awal sajiannya tari tunggal ini didominasi penggunaan tenaga yang
sedang pada gerakannya menunjukkan kegembiraan dan keadaan yang ringan,
kemudian ada adegan berikutnya. Perubahan terasa ketika irama pengiring lebih
cepat atau lebih nyaring dengan volume yang tinggi, menunjukkan emosi tokoh
tarian sedang konflik, kemudian bisa jadi pada beberapa tari tunggal. Setelah
puncak, adegan kembali ke suasana riang dengan tenaga yang sedang, atau ke
suasana tragis dengan tenaga yang lemah dan tempo lambat.

3. Unsur estetis yang dimaksud adalah daya imajinasi Anda. Anda ditarik oleh
sebuah rangsang pertama, yaitu judul tari yang menunjukkan tokoh tertentu.
Dengan demikian, jika sebelumnya Anda mengimajinasikan tokoh Sangkuriang
itu adalah seperti yang Anda bayangkan, maka ketika melihat sebuah tari tunggal
yang dilatarbelakangi cerita Sangkuriang, mungkin saja pandangan Anda
berubah, bukan?

4. Rias busana dan iringan pada tari tunggal lebih kuat menunjukkan identitas
tarian, cerita yang melatarbelakanginya, karakter tokohnya, dan suasana
kejadian yang membantu menggambarkan emosi tokoh cerita yang dibawakan.

Untuk mewujudkan komunikasi yang positif, dalam arti bahwa karya seni itu
walaupun berisi hal-hal yang kurang disukai dapat diterima baik oleh masyarakat
atau penonton tertentu, kesenian dapat memanfaatkan suatu proses atau cara
yang bersifat mengubah sikap menolak itu menjadi sikap menerima. Proses ini
disebut sublimasi.

Anda mungkin juga menyukai