PRESENSI : 01
KELAS : XI MIPA 6
objek yang dilihat mata. Tokoh seniman Indonesia yang menganut aliran
naturalisme antara lain Pirngadi, Basoeki Abdullah, Trubus, Abdullah SR,
Wakidi, Dullah, Rustamadji, Wahdi, dan lain sebagainnya.
c) Aliran Realisme
Aliran seni rupa ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari aliran
naturalisme. Aliran ini muncul di belahan dunia Barat sekitar pertengahan
abad ke-17. Aliran ini menunjukkan keyakinan seniman terhadap realitas
duniawi yang kasat mata sebagai objek penciptaan karya seni.
d) Aliran Dekorativisme
Karya seni rupa dekoratif senantiasa berhubungan dengan hasrat untuk
menyederhanakan bentuk dengan jalan mengadakan distorsi. Ciri-cirinya yaitu
bersifat kegarisan, ritmis, berpola, pewarnaan yang rata, dan secara umum
mempunyai kecenderungan yang kuat untuk menghias. Tujuan dan sifat hias
ini akan menyebabkan keindahan rupa dekoratif termasuk kategori seni yang
mudah dicerna oleh masyarakat. Pada karya seni dua dimensi sering
mengabaikan unsur perspektif dan anatomi, sedangkan pada karya seni tiga
dimensi mengabaikan plastisitas bentuk (naturalistis).Tokoh-tokoh pelukis
b) Seni Optik
Seni optik pada awal masa kemunculannya hanya meliputi seni dua dimensi
dan seni tiga dimensi saja, yang didukung pada dasar atau berdasarkan pada
ilmu optik, ilmu cahaya, dan ilmu warna untuk mengolah bentuk-bentuk
tertentu yang digunakan untuk mengeksploitasi dan juga mengeksplorasi
fallibilitas mata manusia. Seni optik pada umumnya berbentuk abstrak,
formal, dan konstruktivis melalui bentuk yang khas seperti geometrik dan
pengulangan yang teratur, rapi, teliti, sehingga dapat menimbulkan efek-efek
yang penuh tipu daya terhadap mata manusia dan mengecoh mata dengan ilusi
ruang. Warna-warna yang dimunculkan kebanyakan warna cerah atau ligthnes
tinggi dengan memberikan batas pada hue atau juga disebut saturation yang
tajam dan tegas. Contoh seniman yang bermunculan pada masa ini adalah
Briget Riley, Yvaral, dan Reginal Neal. Seniman ini lebih banyak mengolah
garis yang memberikan efek after image sebagai vibrasi kilauan pada mata.
c) Seni Konseptual
Istilah konseptual merupakan sinonim dari idea art, conseptus dalam bahasa
Latin berarti pikiran, gagasan, atau juga ide di dalamnya. Istilah ini muncul
pertama kali pada yahun 1960 yang dikemukakan oleh Keinholz dan Herru
Flint yang berasal dari California. Jadi konseptual adalah sesuatu yang
berkaitan dengan konsep. Konsep atau ide adalah hal yang penting dalam
penciptaan seni. Seni konseptual ini mendapat kritikan dan sangat
kontroversial karena lahirnya seni konseptual ini membalikkan fakta dan
segala kemapanan dalam seni yaitu nilai-nilai, gaya, galeri, pasar seni, dan
lain sebagainya. Para seniman yang bermunculan dengan seni konseptualnya
menggunakan semiotika, feminisme dan budaya populer dalam berkarya,
sehingga sangat berbeda, aneh, dan juga berlainan sekali dengan karya-karya
seni konvensional yang beredar saat itu. Karena itu konseptualisme akhirnya
menjadi paham pemikiran yang memayungi bentuk-bentuk seni yang tidak
berwujud piktorial dan skulptural seperti Body Art, Eart Art, Vidoe Art,
Performance Art, Process Art, Instalation Art dan lain sebagainya. Sejak
kehadiran seni konseptual ini batas-batas dalam seni secara fisik mulai kabur,
sebab seni konseptual mengakses hampir semua bentuk seni dan non seni.
d) Seni Kontemporer
Menurut teoretikus yang berkebangsaan Jerman yang bernama Udo
Kulterman, menurut dirinya pengertian kontemporer dekat dengan paham
posmodern dalam arsitektur, paham baru ini menentang kerasionalan
modernisme yang dingin dan berpihak pada simbolisme instingtif. Dalam
terori yang bermunculan lebih baru tercatat prinsip pluralisme yang terbanyak
mendasari pengertian kontemporer pada masa sekarang ini. Dari berbagai
keterangan yang ada, maka dapat ditentukan adanya dua paradigma
pemahaman tentang aktivitas seni kontemporer. Pertama, kelompok yang
mementingkan aktivitas seni sebagai aktivitas mental dari dalam diri
senimannya. Kedua, kelompok yang mementingkan aktivitas seni yang
ditujukan bagi kepentingan masyarakat luas maupun masyarakat sekitanya.
Scruton melihat kecenderungan persepsi seperti itu sebagai sesuatu yang
menyulitkan dalam penilaian estetik dalam sebuah karya seni.
C. Seni Rupa Postmodern
Adalah gaya seni rupa yang merupakan perpaduan antara penyederhanaan
bentuk dan sedikit ornamental, yang lebih bebas tanpa terikat dengan aturan
tertentu. Kritik sosial dan kemasyarakatan adalah tema yang dominan untuk
aliran seni rupa postmodern. Secara etimologis Postmodernisme terbagi
menjadi dua kata, post dan modern. Kata post,dalam Webster’s Dictionary
Library adalah bentuk prefix, diartikan dengan ‘later or after’. Bila kita
menyatukannya menjadi postmodern maka akan berarti sebagai koreksi
terhadap modern itu sendiri dengan mencoba menjawab pertanyaan
pertanyaan yang tidak dapat terjawab di jaman modern yang muncul karena
adanya modernitas itu sendiri. Sedangkan secara terminologi, menurut tokoh
dari postmodern, Pauline Rosenau (1992) mendefinisikan Postmodern secara
gamblang dalam istilah yang berlawanan antara lain: Pertama,
postmodernisme merupakan kritik atas masyarakat modern dan kegagalannya
memenuhi janji-janjinya. Juga postmodern cenderung mengkritik segala
sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas.Yaitu pada akumulasi
pengalaman peradaban Barat adalah industrialisasi, urbanisasi, kemajuan
teknologi, negara bangsa, kehidupan dalam jalur cepat. Contoh Ragam Seni
Rupa postmodern.
a) Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa murni yang berdimensi
dua. Dari pembubuhan cat, para pelukis mencoba mengekspresikan berbagai
makna atau nilai subjektif. nilai-nilai yang melekat pada lukisan dipengaruhi
oleh budaya yang dimiliki pelukisnya. Seni lukis Indonesia yang berkembang,
pada gilirannya nanti ikut mempertegas jati diri seni budaya Nusantara.
Sedangkan seni lukis mancanegara menjadi pembanding seni budaya
Nusantara.
b) Seni Patung
Seni patung merupakan cabang dari seni rupa murni yang berdimensi tiga.
Membuat patung berarti membuat benda tiga dimensi dengan bahan, alat, dan
teknik tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna.
c) Seni Grafis
Seni Grafis merupakan cabang dari karya seni rupa murni yang berdimensi
dua. Berdasarkan dimensinya, seni grafis sama dengan seni lukis, namun dari
segi teknik pembuatannya memiliki perbedaan. Seni lukis dengan teknik
aquarel, plakat, atau tempra, sedangkan seni grafis dibuat dengan teknik
mencetak. Seni grafis dapat dibuat dengan teknik cetak tinggi, cetak dalam,
setak saring, dan cetak cahaya (photography).
3. Sebutkan dan jelaskan pembagian jenis aliran seni rupa masa modern dan berikan contoh
karyanya!
a) Seni Pop Art
Pop Art adalah produk dari sistem perekonomian kapitalis, dalam hal tersbut
segala hal dalam kehidupan ini termasuk hal-hal yang berada dalam realitas
simbolisme didaya upayakan agar menjadi kooditi yang bisa dijual ke pasaran
luas dan tersebar. Oleh karena hal tersebut, seni pop art ini lahir dari logika
produk kesenian dan atas dasar logika pasar, bukan logika artistik yang menonjol.
Dengan demikian, dalam dunia pop art yang berkembang pesat pada saat itu,
eksistensi dari sang pencipta tidak terlalu penting bagi para konsumen penikmat
seni pop art pada zamannya, yang lebih diperlukan dalam hal ini adalah
produknya yang bisa dikemas sebagai komoditi utama dan dapat diterma dengan
baik serta dapat dijual ke pasar luas. Kecuali jika sosok seniman itu juga
merupakan komoditi yang bisa dijual dan berterima dikalangan masyarakat
modern pada saat itu dengan demikian maka semakin besar liputan media yang
dia (pencipta karyaseni pop art) peroleh semakin laris karya-karyanya yang
beredar di pasaran luas. Pada zaman ini muncullah seniman-seniman yang
terpandang baik seperti, Andy Warhol, Roy Lichtenstein, Tom Wesselmann, dan
lain-lain. Maka pengertian pop art itu sendiri adalah suatu aktivitas produktif
yang dilakukan oleh para seniman kreatif yang menggunakan pemberian kesan
populersebagai hasil dari revolusi industri ekaligus pemanfaatan dari hasil
revolusi tersebut.
b) Seni Optik
Seni optik pada awal masa kemunculannya hanya meliputi seni dua dimensi dan
seni tiga dimensi saja, yang didukung pada dasar atau berdasarkan pada ilmu
optik, ilmu cahaya, dan ilmu warna untuk mengolah bentuk-bentuk tertentu yang
c) Seni Konseptual
Istilah konseptual merupakan sinonim dari idea art, conseptus dalam bahasa Latin
berarti pikiran, gagasan, atau juga ide di dalamnya. Istilah ini muncul pertama kali
pada yahun 1960 yang dikemukakan oleh Keinholz dan Herru Flint yang berasal
dari California. Jadi konseptual adalah sesuatu yang berkaitan dengan konsep.
Konsep atau ide adalah hal yang penting dalam penciptaan seni. Seni konseptual
ini mendapat kritikan dan sangat kontroversial karena lahirnya seni konseptual ini
membalikkan fakta dan segala kemapanan dalam seni yaitu nilai-nilai, gaya,
galeri, pasar seni, dan lain sebagainya. Para seniman yang bermunculan dengan
seni konseptualnya menggunakan semiotika, feminisme dan budaya populer
dalam berkarya, sehingga sangat berbeda, aneh, dan juga berlainan sekali dengan
karya-karya seni konvensional yang beredar saat itu. Karena itu konseptualisme
akhirnya menjadi paham pemikiran yang memayungi bentuk-bentuk seni yang
tidak berwujud piktorial dan skulptural seperti Body Art, Eart Art, Vidoe Art,
Performance Art, Process Art, Instalation Art dan lain sebagainya. Sejak
kehadiran seni konseptual ini batas-batas dalam seni secara fisik mulai kabur,
sebab seni konseptual mengakses hampir semua bentuk seni dan non seni.
d) Seni Kontemporer
Menurut teoretikus yang berkebangsaan Jerman yang bernama Udo Kulterman,
menurut dirinya pengertian kontemporer dekat dengan paham posmodern dalam
arsitektur, paham baru ini menentang kerasionalan modernisme yang dingin dan
berpihak pada simbolisme instingtif. Dalam terori yang bermunculan lebih baru
tercatat prinsip pluralisme yang terbanyak mendasari pengertian kontemporer
pada masa sekarang ini. Dari berbagai keterangan yang ada, maka dapat
ditentukan adanya dua paradigma pemahaman tentang aktivitas seni kontemporer.
Pertama, kelompok yang mementingkan aktivitas seni sebagai aktivitas mental
dari dalam diri senimannya. Kedua, kelompok yang mementingkan aktivitas seni
yang ditujukan bagi kepentingan masyarakat luas maupun masyarakat sekitanya.
Scruton melihat kecenderungan persepsi seperti itu sebagai sesuatu yang
menyulitkan dalam penilaian estetik dalam sebuah karya seni.