Corak atau gaya dalam seni rupa sangat beragam. Keberagaman corak di dalam membuat karya seni
rupa karena dipengaruhi oleh pengalaman, pandangan terhadap suatu objek, teknik yang digunakan
untuk membuat karya, bahan berkarya, dan cara pengungkapan yang digunakan. Secara garis besar
corak atau gaya seni rupa dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu tradisional dan modern.
a. Tradisional
Corak seni rupa tradisional dan modern pada dasarnya memiliki kesamaan. Perkembangan corak seni
rupa dipengaruhi oleh perkembangan kebudayaan. Pada awal perkembangannya seni rupa tradisional
dikerjakan dengan menggunakan teknik yang masih sederhana pula. Sedangkan perkembangan seni
rupa di era modern memiliki karya seni rupa yang bercorak modern pula. Corak seni rupa di daerah
memiliki corak yang masih tradisional. Corak seni rupa tradisional merupakan corak turun-temurun.
Hal ini dikarenakan karya seni rupa yang diciptakannya tidak mengalami perubahan dalam hal corak.
Corak seni rupa tradisional dibagi ke dalam dua kelompok yaitu corak primitif dan klasik.
1) Primitif
Karya seni bergaya primitif memiliki sifat sederhana dalam hal bentuk dan warnanya. Karya seni rupa
primitif di Nusantara seperti hasil karya seni patung dari suku Asmat di Papua, di mancanegara hasil
karya seni patung suku Amborigin di Australia.
2) Klasik
Karya seni rupa klasik adalah pada masa kerajaan Hindu-Budha berjaya di wilayah Nusantara. Pada
masa klasik ini merupakan masa peralihan dari masa seni rupa primitif menjadi seni rupa yang
memiliki corak rumit dan ornamental. Corak klasik ini dipengaruhi oleh budaya India, hal ini dapat
dilihat dari karya seni rupa pada candi-candi peninggalan Hindu-Budha.
b. Modern
Perkembangan kebudayaan mempengaruhi perkembangan karya seni rupa baik di Nusantara maupun
di mancanegara. Corak seni rupa di Nusantara banyak dipengaruhi oleh corak dari negara Barat (Eropa
atau Amerika). Pada abad ke-18 seniman-seniman di Eropa telah melakukan eksperimen-eksperimen
secara individualitas pada bahan, teknik pembuatan dan ekspresi berkesenian sehingga muncul aliran
posimpresionisme. Sedangkan di wilayah Nusantara pada abad ke-18 masih bersifat tradisional
kerakyatan.
Corak seni rupa di Indonesia terpengaruh dari Eropa melalui penjajahan yang terjadi di Nusantara.
Perubahan corak seni rupa tradisional ke seni rupa modern adalah corak karya seni rupa yang sudah
mengalami kemajuan, perubahan, dan pembaruan. Gaya seni rupa ini dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu gaya representatif, gaya deformatif, dan gaya abstraksionisme (nonrefresentatif).
1) Gaya Refresentatif
Pengertian refresentatif adalah nyata atau sesuai dengan keadaannya. Gaya seni rupa yang termasuk
dalam gaya refresentatif adalah sebagai berikut .
a) Realisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kenyataan hidup. Perupa
yang beraliran realisme antara lain Trubus, Wardoyo, Tarmizi, Jan Mangkit, Dullah, Rembrandt
(Belanda).
Lukisan realisme
b) Naturalisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya alami atau sesuai dengan keadaan
alam. Pelukis beraliran naturalisme adalah Abdullah Suryosubroto, Basuki Abdullah, M. Pirngadi,
Wakidi, Claude, Rubens, Constable.
Lukisan naturalisme
c) Romantisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya mengandung cerita, baik cerita
binatang maupun manusia. Pelukis yang beraliran romantisme ini adalah Raden Saleh, F. Goya
(Spanyol), Turner (Inggris), Rubens (Belanda).
Lukisan romantisme
2) Gaya Deformatif
Pengertian deformatif adalah perubahan bentuk dari aslinya, sehingga menghasilkan bentuk baru
namun tidak meninggalkan bentuk dasar aslinya. Yang tergolong dalam gaya seni rupa ini adalah :
a) Impresionisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat objek
tersebut dilukis. Pelukis yang termasuk dalam aliran ini adalah Claude Monet, Edgar Degas, Aguste
Renoir, Georges Seurat, Paul Cezanne, Paul Gauguin, dan S. Sudjojono.
b) Ekspresionisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa sang
pelukis yang spontan pada saat melihat objek lukisannya. Pelukis yang beraliran ini antara lain Vincent
van Gogh dan Affandi.
Starry Night karya Van Gogh
c) Surealisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya melebih-lebihkan kenyataan. Pelukis
d) Kubisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya berupa bidang segi empat atau bentuk
dasar kubus. Bentuk dasar bidang seperti segitiga, segiempat, lingkaran, jajaran genjang, elips, dan
bentuk-bentuk bidang lainnya. Pelukis beraliran ini antara lain Pablo Picasso, But Mochtar, Srihadi,
Fajar Sidik, Mochtar Apin.
Lukisan kubisme “Friendship” karya Pablo Picasso
e) Futurisme, yaitu aliran seni lukis yang berusaha menampilkan kedinamisan dan
berusaha mengutarakan gerak dan khayalan masa yang akan datang. Pelukis yang menggunakan
aliran ini adalah Gialomo Balla, Umberto Bocciani, Carlo Carra dan Severin.
Lukisan futurisme
f) Dadaisme, yaitu aliran seni rupa yang penyajiannya dalam bentuk yang magic, seram, atau
mengerikan. Pelukis yang beraliran ini adalah Paul Klee, Paul Gauguin, dan Kurt Scwitter.
Karya seni rupa dadaisme
3) Gaya Abstraksionisme
Gaya abstraksionisme adalah suatu bentuk yang sulit untuk dikenali. Bentuk dasar dari gaya ini sudah
meninggalkan bentuk aslinya. Gaya yang tergolong dalam gaya abstrak adalah abstrak
ekspresionis adalah memandang bahwa ekspresi jiwa tidak dapat dihubungkan dengan objek apapun,
aliran ini berpendapat bahwa melukis adalah memadukan unsur-unsur gambar berupa garis, warna,
bidang dan tekstur dan abstrak geometris, aliran ini menonjolkan bidang yang diisi dengan warna dan
dipilah dengan garis-garis tegas. Pelukis yang beraliran ini adalah Wassily Kadinsky (tokoh abstrak
ekspresionis), Piet Mondrian, Van der Leek, Malevich (tokoh-tokoh abstrak geometris), Jackson
Pollock, Fajar Sidik, But Mochtar, Srihadi, Amry Yahya.