Disusun oleh :
Davin Afghani
XI IPS 2
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan
media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan
ini diciptakan dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk,
volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Seni
rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu seni rupa
murni dan seni rupa terapan, proses penciptaan seni rupa murni lebih
menitik beratkan pada ekspresi jiwa semata misalnya lukisan,
sedangkan seni rupa terapan proses pembuatannya memiliki tujuan
dan fungsi tertentu misalnya seni kriya.
Sedangkan, jika ditinjau dari segi wujud dan bentuknya, seni
rupa terbagi 2 yaitu seni rupa 2 dimensi yang hanya memiliki panjang
dan lebar saja dan seni rupa 3 dimensi yang memiliki panjang lebar
serta ruang. Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa
Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni
modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni
rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan
kriya ke dalam bahasan visual arts. Seni rupa terbagi menjadi dua
bagian yakni seni rupa murni dan seni rupa terapan.
Seni Kontemporer adalah perkembangan seni yang terpengaruh
dampak modernisasi dan digunakan sebagai istilah umum sejak istilah
Contemporary Art berkembang di Barat sebagai produk seni yang
dibuat sejak Perang Dunia II. Istilah ini berkembang di Indonesia
seiring makin beragamnya teknik dan medium yang digunakan untuk
memproduksi suatu karya seni, juga karena telah terjadi suatu
percampuran antara praktik dari disiplin yang berbeda, pilihan artistik,
dan pilihan presentasi karya yang tidak terikat batas-batas ruang dan
waktu. Istilah ini dianggap bisa menyertai sebutan seni visual, musik,
tari, dan teater. Meskipun di Barat, istilah Contemporary Art jamak
digunakan untuk menyebut praktik seni visual sesuai kebutuhan
kegiatan museum maupun lembaga pencetus nilai seperti galeri seni
dan balai lelang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas di dalam makalah tentang Fenomena Seni Rupa ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana seni rupa pramodern?
2. Bagaimana seni rupa modern?
3. Bagaimana seni rupa posmodern?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Fenomena Seni
Rupa ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seni rupa pramodern.
2. Untuk mengetahui seni rupa modern.
3. Untuk mengetahui rupa posmodern.
BAB II
PEMBAHASAN
sumber : Wikimedia,
Pendapat : dari gambar tersebut, Perupa yang dipandang
menghasilkan karya primitivisme antara lain Gauguin, Pablo Picasso,
Brancusi, dan Paul Klee. Seorang pelukis otodidak Perancis yang
karyanya digolongkan sebagai pelukis Primitivisme adalah Henri
Rousseau dengan karyanya yang berjudul “Mimpi”. Di Indonesia,
corak karya seperti yang dihasilkan oleh Henri Rousseau kadangkala
disebut sebagai corak “dekorativisme” yang ditandai pada upaya
penggayaan bentuk dari pelukisnya.
2. Naturalisme
Naturalisme adalah corak karya seni rupa yang teknik
pelukisannya berpedoman pada peniruan alam untuk menghasilkan
karya seni. Sehingga seniman terikat sekali pada hukum proporsi,
anatomi, perspektif, dan teknik pewarnaan untuk mencapai kemiripan
sesuai dengan perwujudan objek yang dicerap mata. Tokoh-tokohnya
antara lain Abdullah SR, Wakidi, Pirngadi, Basoeki Abdullah,
Trubus, Dullah, Rustamadji, Wahdi, dan lain-lain.
sumber : dunialukisan-
javadesindo.blogspot.com, Rustamadji
Pendapat : dari gambar tersebut menceritakan peristiwa G-30 PKI
yang menewaskan enam jenderal dan satu kapten yang dibunuh dan
dikubur di lubang buaya, Jakarta.