Anda di halaman 1dari 7

#3 TINJAUAN SENI

KONSEP ESTETIKA

Pengertian Estetika

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) estetika adalah cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan
serta tanggapan manusia terhadapanya. Estetika adalah hal yang mempelajari kualitas keindahan
dari obyek, maupun daya impuls dan pengalaman estetik pencipta dan pengamatannya.

Secara etimologis, istilah “estetika” berasal dari bahasa Latin “aestheticus” atau bahasa
Yunani “aestheticos” yang artinya merasa atau hal-hal yang dapat diserap oleh panca indera
manusia. Ada juga yang menyebutkan bahwa arti estetika ialah suatu cabang ilmu filsafat yang
membahas tentang keindahan dan biasanya terdapat didalam seni dan alam semesta.

Pengertian Estetika Menurut Para Ahli

Banyak yang menyebut estetika adalah keindahan. Selain dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), pengertian estetika ini juga dijelaskan oleh beberapa ahli.

1. Menurut Bruce Allsopp

Estetika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses dan aturan dalam
menciptakan suatu karya seni, yang diharapkan bisa menimbulkan perasaan positif bagi orang
yang melihat dan merasakannya.
#3 TINJAUAN SENI

2. Menurut J. W. Moris

J. W. Moris menyebutkan bahwa estetika adalah suatu objek seni “art”. Selanjutnya, J. W. Moris
juga menjelaskan bahwa pengertian estetika adalah sama dengan seni karena estetika dapat
dikenakan pada berbagai objek, baik yang indah maupun tidak.

3. Menurut Herbert Read

Menurut Herbert Read, estetika adalah kesatuan dan hubungan bentuk yang ada di antara
penserapan indrawi manusia, biasanya manusia menganggap estetika ialah seni atau seni akan
selalu mengandung nilai keindahan.

4. Menurut Dra. Artini Kusmiati

Pengertian estetika ialah suatu keadaan yang berhubungan dengan sensasi keindahan yang baru
bisa dirasakan seseorang jika terjalin perpaduan yang harmonis antar elemen yang ada dalam
suatu objek.

Sejarah Perkembangan Estetik

Sejarah perkembangan estetika didasarkan pada sejarah perkembangan estetika di Barat


yang dimulai dari filsafat Yunani Kuno. Hal ini dikarenakan estetika telah dibahas secara terperinci
berabad-abad lamanya dan dikembangkan dalam lingkungan Filsafat Barat. Hal ini bukan berarti
di Timur tidak ada pemikiran estetika. Secara garis besarnya, tingkatan/tahapan periodisasi
estetika disusun dalam tiga periode.

1. Estetika Pramodern
Pengertian seni rupa pra modern merupakan babakan sejarah dalam seni rupa sebelum
zaman industri. Dilihat dari arti kata pra modern yang berarti sebelum maju atau modern maka
seni rupa pra modern berarti seni rupa sebelum zaman modern. Seni rupa terus mengalami
perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan manusia, dan dapat kita lihat baik dari
aspek kesejarahan, aspek konseptual, maupun aspek kebentukan. Seni rupa pra modern dapat
dikelompokkan menjadi primitivisme, naturalisme, realisme, dan dekorativisme.
#3 TINJAUAN SENI

Anthony Ashley Cooper mengembangkan metafisika neoplatoistik yang memimpikan satu


dunia yang harmonis yang diciptakan oleh Tuhan. Aspek-aspek dari alam yang harmonis pada
manusia ini termasuk pengertian moral yang menilai aksi-aksi manusia, dan satu pengertian
tentang keindahan yang menilai dan menghargai seni dan alam. Keagungan, termasuk keindahan
merupakan kategori estetika yang terpenting.
David Hume lebih banyak menerima pendapat Anthony tetapi ia mempertahankan
bahwa keindahan bukan suatu kualitas yang objektif dari objek. Yang dikatakan baik atau bagus
ditentukan oleh konsistusi utama dari sifat dan keadaan manusia, termasuk adat dan kesenangan
pribadi manusia. Hume juga membuat konklusi, meskipun tak ada standar yang mutlak tentang
penilaian keindahan, selera dapat dibyektifkan oleh pengalaman yang luas, perhatian yang
cermat dan senstivitas pada kualitas-kualitas dari benda.
Immanuel Kant, seperti Hume, bertahan bahwa keindahan bukanlah kualitas objektif dari
objek. Sebuah benda dikatakan indah bila bentuknya menyebabkan saling mempengaruhi secara
harmonis, diantara imajinasi dan pengertian (pikiran). Penilaian selera maknanya subjektif dalam
arti ini.
Dari sini sekitar abad ke 19 muncul beberapa aliran diantaranya impresionisme
dan ekspresionisme. Yang mana pada dahulu kala para seniman sendiri ikut mengambil bagian
dalam merumuskan pandangan-pandangan mereka tentang ciri khas dan peranan kesenian
dalam perkembangan manusia maupun masyarakat.

Impresionisme adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang dimulai dari paris pada tahun
1860 an. Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet, “Impression, Sunrise”
(“Impression, Soleil Levant”). Sebenarnya kata “Impresionisme” pada permulaan dipakai sebagai
suatu sindiran atau penghinaan terhadap mereka yang kurang patuh kepada praturan-peraturan
dan patokan-patokan yang dianggap perlu diindahkan agar suatu karya seni dapat terlaksana.
Pokoknya pelukis ingin mengabadikan kesan-kesannya “Impression” dan memperlihatkannya
kepada si penonton lukisannya. Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya
goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang
mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan
pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut
pandang yang tidak biasa. Pengarang impresionistis melahirkan kembali kesan atau sesuatu
yang dilihatnya. Kesan itu biasanya kesan sepintas lalu pengarang tak kan melukiskannya sampai
detail, sampai kepada yang sekecil-kecilnya seperti dalam aliran realisme atau naturalisme,
supaya ketegasan, sepontanitas penglihatan, dan perasaan mula pertama tetap tak hilang.
Lukisan seperti itulah lukisan beraliran impresionisme.

Ekspresionisme adalah suatu aliran dalam seni rupa yang melukiskan suasana kesedihan,
kekerasan, kebahagiaan, atau keceriaan dalam ungkapan rupa yang emosional dan ekspresif.
Salah seorang pelukis yang beraliran ekspresionisme adalah Fincent Van Gogh (1853-1890).
Lukisan-lukisannya penuh dengan ekspresi gejolak jiwa yang diakibatkan oleh penderitaan dan
kegagalan dalam hidup. Aliran ekspresionisme lebih terbatas pada beberapa tokoh saja.
Karya mereka memang tidak terlepas sama sekali dari apa yang mereka lihat dan apa yang
kiranya telah menjadi alasan mengapa mau melukis.Hasrat untuk mengucapkan dan seakan-akan
#3 TINJAUAN SENI

mewujudkan apa yang ada dalam pengalaman dan hati mereka (ekspresion) menandai dan
mewarnai karya seni yang bersangkutan.

2. Estetika Modern
Bennedotte Croce mengemukakan teori estetikanya dalam sebuah system filosofis dari
idealisme. Segala sesuatu adalah ideal yang merupakan aktivitas pikiran. Aktivitas pikiran dibagi
menjadi dua yaitu yang teoritis (logika dan estetika), dan yang praktis (ekonomi dan etika).
Menurut Croce, estetika adalah wilayah pengetahuan intutif. Suatu intuisi merupakan sebuah
imajinasi yang berada dalam pikiran seniman. Teori ini menyamakan seni dengan intuisi. Hal ini
jelas menggolongkan seni sebagai satu jenis pengetahuan yang berada dalam pikiran, satu cara
menolong penciptaan kembali seni di alam pikiran apresiator.
Filsuf Amerika, George Santayana, mengemukakan sebuah estetika naturalistis.
Keindahan disamakan dengan kesenangan rasa, ketika indera mencerap obyek-obyek seni.
Clive Bell memperkenalkan lukisan-lukisan Paul Cezanne dan seniman modern lainnya kepada
publik Inggris. Menurut pendapatnya, bentuk sangat penting dan merupakan unsur karya seni
yang bisa menjadikan karya itu bernilai atau tidak.
Lukisan Van Gogh, menekankan isi (ungkapan rasa, ekspresi)

3. Estetika Postmodern
Secara sementara diungkapkan sebagai suatu istilah untuk menggambarkan sesuatu yang
telah ditinggalkan (yaitu modernism). Secara lebih mudah dapat dipahami melalui gejala
kekaryaan seni rupa Postmodernisme, bahwa gejala tersebut merambah pada kreativitas
seniman dalam melahirkan karya seni rupa yang memperlihatkan beberapa kecenderungan
sebagai suatu gejala pada umumnya.
Dalam karya seni rupa tampak tidak memperdulikan lagi persoalan isme-isme dalam
aliran Modernisme sebelumnya. Kreativitas tidak diartikan mencari yang orisinal dari proses
penggalian yang progresif, tetapi pencarian jati diri (identitas) yang lama/ latar budaya/ tradisi
etnik/ nilai spiritual (yang berlawanan dengan nilai rasionalnya Modernisme). Penggalian konsep-
konsep kuno atau shock of the old dari Mariani (pelukis Italia yang menggali tema mitologi
Yunani) ini untuk melawan semboyan kaum Modernis shock of the new Marchel Duchamp.
Obsesi pembaruan kaum Modernis yang menuntut inovasi terus-menerus berbeda dengan kaum
Postmodern yang memperkenalkan prinsip-prinsip eklektik. Jika decade 70-an dunia seni
kotemporer dipenuhi inovasi yang gencar happening, performance, instalansi, maka pada decade
80-an para seniman kembali melukis tema-tema naratif. Postmodernisme menghilangkan batas
seni tinggi dan seni rendah. Tampaknya sudah tidak ada batas yang tegas dalam berbagai
klasifikasi seni. Postmodernisme menolak konveksi seni modern, anti kemapanan. Rosalind
Krauss berpendapat bahwa penolakan itu didasari oleh ketidaksetujuan para seniman terhadap
pranata seni modern yang memperlakukan seni sebagai obyek dan komoditi. Oleh karena itu,
seniman banyak membuat karya yang tidak memungkinkan subordinasi seni di bawah
kepentingan museum atau galeri, yaitu berupa karya bongkar-pasang yang diabadikan melalui
foto seperti Running Frence Christo, Spiral Jetty (1970) Smithson dan Double Negative (1969)
Heizer yang berupa galian tanah yang besar. Bagi Jencks, kategori Krauss tersebut tidak tepat
karena para seniman masuk ke dalam masa Late Modern atau modern akhir. Maka dapat
#3 TINJAUAN SENI

dipahami jika idiom seni instalansi dalam Postmodernisme bukanlah idiom yang dominan, karena
idiom instalansi masih ada kedekatan dengan prinsip shock of the new modernisme.
Andy Warhol pernah berkata “When you do something exactly wrong, you always turn
up something”. Dalam perkataannya ini, dapat dilihat bahwa ia memang ingin mendobrak karya-
karya modernisme dengan karya-karyanya yang hanya melibatkan objek sehari-hari. Tidak
seperti karya modernisme, mereka menggunakan dewa / Tuhan sebagai objek utama dalam
karya mereka. Karya yang terkenal lainnya adalah Sup Campbell. Ia hanya mengulang gambar
kaleng sup 100x dalam karyanya. Ia bilang ia menciptakan karya tersebut karena ia suka dan
sering memakan sup tersebut, dan akhirnya ia membuat karya tentang hal yang ia suka makan.

Kesimpulan
Kata estetika berasal dari kata Yunani aestheis yang berarti perasaan, selera atau taste.
Dalam prosesnya Munro mengatakan bahwa estetika adalah cara merespon terhadap stimuli,
terutama lewat persepsi indera, tetapi juga dikaitkan dengan proses kejiwaan, seperti asosiasi,
pamahaman, imajinasi dan emosi. Perkembangan pemikiran estetika terbagi dalam tiga periode
yaitu periode pra modern, modern dan postmodern. Estetika Pramodern: ekspresi yang
cenderung otonom. Modern lebih mengedepankan fungsi dan rasionalitas. bersifat objektivitif
dan positivism akhirnya cenderung menjadikan manusia seolah objek juga. Postmodern adalah
aliran yang menentang modernism, pada era ini terjadi pluralism. Seniman menghasilkan karya
yang beragam dari adanya peran teknologi.

Sejarah Estetika di Indonesia

Yuswadi Saliya (1999) menyatakan adanya empat ciri arsitektur tradisional di Indonesia,
yaitu pertama, semuanya sarat dengan makna simbolik, kedua, rumah menjadi simpul generasi
masa lalu dengan generasi masa datang, ketiga pemenuhan kebutuhan spiritual lebih
diutamakan daripadda kebutuhan badani, keempat, dikenalnya konsep teritorialitas dan
kemudian mengejawantah menjadi batas.

Ciri pertama dan kedua menunjukkan adanya kosmologi dan orientasi non badaniah, dan
karena spiritual-lah yang diutamakan, maka kebutuhan badaniah cenderung akan dikorbankan
demi kepentingan spiritual. Dalam hal ini manusia merupakan pihak yang harus melakukan
penyesuaian diri terhadap bentukan arsitektur (Soemardjan, 1983). Orientasi terhadap
kosmologi ini masih banyak dijumpai di Indonesia hingga masa kini, terutama pada arsitektur
tradisional.

Hal ini bukan berarti bahwa semua arsitektur di Indonesia berorientasi pada kosmologi.
Indonesia tidak terlepas dari pengaruh globalisasi. Pemikiran akan universalitas dan objektivitas
Arsitektur Modern juga melanda arsitektur Indonesia. Seperti juga di Barat, fenomena arsitektur
yang polos, tanpa ornamen dan tanpa konteks juga terjadi di Indonesia.

Seperti juga arus modernisme, arus Postmodernisme juga melanda Indonesia. Sebagai
akibatnya, terjadi kesadaran akan konteks dan perlunya identitas. Hadirnya Arsitektur Modern
dan Postmodern secara bersamaan dengan (masih) hadirnya arsitektur tradisional menunjukkan
#3 TINJAUAN SENI

adanya dualisme dalam arsitektur Indonesia. Arsitektur Modern dan Postmodern menunjukkan
arsitektur yang berorientas pada kebutuhan badaniah manusia, sementara arsitektur tradisional
Indonesia berorientasi kepada kosmologi dan spiritual.

Unsur-unsur Estetika

Estetika adalah cabang ilmu filsafat yang menelaah tentang keindahan yang tentunya memiliki
unsur-unsur. Setelah menelaah tentang pengertian estetika secara umum maupun menurut para
ahli, berikut ini unsur-unsur estetika yang perlu dipahami.

- Unsur Bentuk

Unsur estetika yang pertama yakni adalah unsur bentuk. Bentuk “shape” sangat berpengaruh
pada daya tarik suatu objek, secara umum bentuk objek terdiri dari dua jenis yaitu dua dimensi
dan tiga dimensi.

Objek dua dimensi tidak memiliki volume dan bentuknya datar, misalnya lukisan, foto, hiasan
dinding dan lainnya. Objek tiga dimensi memiliki volume, kedalaman, dan ruang. Misalnya
patung, pakaian, tas dan lainnya.

Bentuk juga dapat meningkatkan nilai estetika suatu benda. Seseorang bisa menyebut suatu
benda mengandung nilai estetika juga apabila bentuknya unik dan indah.

- Unsur Warna

Estetika adalah keindahan, yang dimana pengertian ini cukup sering diutarakan oleh banyak
orang. Warna sangat berpengaruh untuk meningkatkan keindahan pada benda ataupun objek
lainnya. Keindahan suatu objek juga sangat dipengaruhi oleh unsur warna, umumnya pilihan
warna objek akan disesuaikan oleh orang yang akan menggunakannya.

- Unsur Tema

Unsur estetika berikutnya yakni adalah unsur tema. Unsur tema yang dimaksud disini adalah ide
atau gagasan yang ini disampaikan oleh pembuat objek atau karya seni kepada orang lain.
Biasanya tema suatu karya akan dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya letak geografis, adat
istiadat, budaya dan lainnya.

- Unsur Motif Hias

Unsur estetika yang selanjutnya yakni adalah unsur motif hias. Motif hias ialah pola atau gambar
yang menjadi hiasanya pada suatu objek atau produk. Tujuan menambahkan motif hias pada
suatu objek ialah untuk menambah nilai keindahan/estetika pada objek atau produk tersebut.
#3 TINJAUAN SENI

Kerjakan soal di bawah ini dengan tepat!

KETENTUAN:
- Jawaban boleh ditulis di buku atau diketik menggunakan word.
- Tuliskan nama, kelas, dan no.absen
- Kumpulkan tugas di Google Classroom, lebih cepat lebih baik!

SOAL

1. Estetika adalah…..
2. Jelaskan secara singkat perkembangan estetika dalam tiga periode!
3. Sebutkan unsur-unsur estetika!

YUK LANGSUNG KERJAKAN!

Anda mungkin juga menyukai