PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Apa yang dimaksud dengan seni rupa kontemporer?
2) Bagaimana ciri-ciri seni rupa kontemporer?
3) Apa yang dimaksud dengan keunikan gagasan dan tekhnik seni
kontemporer serta macam-macamnya?
C. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui maksud dari seni rupa kontemporer.
2) Untuk mengetahui ciri-ciri seni rupa kontemporer.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
berkembang di Barat sebagai produk seni yang dibuat sejak Perang Dunia
II. Istilah ini berkembang di Indinesia seiring beragamnya teknik dan medium
yang digunakan untuk memproduksi suatu karya seni, juga karena telah terjadi
suatu percampuran antar praktek suatu disiplin yang berbeda, pilihan artistic, dan
pilihan presentasi karya yang tidak terikat batas-batas ruang dan waktu.
3
Istilah ini dianggap bisa menyartai sebutan seni visual, music, tari dan
teater. Meskipun di Barat, istilah Contemporary Art biasa digunakan untuk
menyebut praktek seni visual yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan Museum
maupun lembaga pencetus nilai seperti Galeri Seni dan Balai Lelang.
4
Hans Holbein the Younger adalah salah satu contoh pengguna trik anamorfisme
dalam karyanya. Kubah dan rangka langit-langit dari Gereja St. Ignazio di Roma.
2. Sotto In Su
Sotto In su berarti terlihat dari bawah (di sotto in su) merupakan teknik
ilusionistis yang biasanya yang digunakan pada lukisan langit-langit untuk
memberikan persepsi perspektif. Setiap elemen yang dilihat oleh pemirsa disusun
agar memberikan ilusi yang tepat. Teknik ini banyak digunakan pada masa Barok
untuk lukisan fresko. Diperkirakan teknik ini pertama kali digunakann oleh
Andrea Mantegna dalam Camera Degli Sposi (Mantus). Selain itu juga terdapat
nama-nama Antonio de Corregio dalam Duomo Parma, Pietro de Cortona dengan
karyanya Allegory of Divine Providence and Barberini di Palazzo Barberini, dan
Andrea Pozzo dengan karyanya Apotheosis of St. Ignatius.
3. Hatching
Hatching (hachure dalam bahasa Prancis) dan juga cross-hatching adalah
teknik dalam lukisan dan karya grafis yang digunakan untuk memberikan efek
warna maupun bayangan dengan membuat garis-garis paralel. Jika garis-garis
parallel ini ditimpa dengan garis-garis parallel lain yang saling berpotongan, maka
teknik ini dinamakan cross hatching. Teknik sangat populer pada masa
Renaissance Awal.
4. Impasto
Impasto adalah teknik lukisan di mana cat dilapiskan dengan sangat tebal
di atas kanvas sehingga arah goresan mudah terlihat. Teknik impasto akan
menghasilkan tekstur yang jelas, sehingga kesan kehadiran objek lebih terasa. Cat
minyak sangat cocok dengan eknik ini, sebab ketebalannya sangat tepat, proses
pengeringan lama, dan sifat opacity-nya buruk. Impasto memberikan dua efek,
pertama memberikan kesan pantulan cahaya berbeda dibandingkan dengan
goresan kuas biasa. Yang kedua, memberikan kesan ekspesi yang lebih kuat.
5. Trompe I’oeil
Secara istilah, trompe I’oeil teknik lukisan yang melibatkan teknik dan
perhitungan tinggi untuk menyajikan objek-objek di dalam lukisan yang mampu
5
menghasilkan ilusi optis untuk menipu persepsi otak terhadap imaji. Contoh-
contoh yang klise dari trompe I’oeil adalah jendela, pintu, atau koridor tiruan yang
dimkasudkan menciptakan ilusi ruangan yang luas. Trompe I’oeil juga bisa
ditemukan di berbagai furniture, seperti meja atau kursi, seperti kartu permainan
yang bisa terlihat sangat nyata di atas meja.teknik diperkenalkan kembali di
Amerika Serikat pada abad 19 oleh pelukis William Harnett. Pada abad 20,
Richard Haas membuat mural dengan pemanfaatan teknik trompe I’oeil di kota-
kota Amerika.
6. Sfumato
Sfumato adalah istilah yang digunakan dan dipopulerkan Leonardo da
Vinci untuk merujuk pada lukisannya yang melapiskan warna-warna yang
berdekatan untuk menciptakan ilusi kedalaman, volume dan bentuk. Sebagai hasil
akhir, perpindahan warna tersebut tidak lagi terlihat jelas. Dalam bahasa
Italia,sfumato berarti berasap,tetapi dibedakan dengan istilah fumo yang berarti
asap. Leonardo sendiri mendeskripsikan sfumato sebagai “tanpa outline”, dalam
pengertian berkabut atau detail yang tidak dihasilkan oleh penggunaan garis
secara disengaja.
7. Cyclorama
Cyclorama adalah lukisan yang didesain dalam media silinder dengan
maksud pemirsa akan berada di tengah silinder tersebut, dan bisa menikmati
pemandangan selebar 360 derajat. Biasanya teknik ini digunakan untuk
menampilkan pemandangan alam yang mengagumkan. Karya cyclorama sangat
populer di abad 19. Yang paling populer adalah yang menampilkan perjalan dari
kota ke kota seperti sebuah film modern. Ada ratusan karya cyclorama yang
dibuat pada masa kejayaannya. Tetapi hanya 30 yang masih terawat dan bisa
dinikmati.
Contoh karya:
a. Atlanta cyclorama, menggambarkan battle of Atlanta saat perang saudara
Amerika, dipamerkan di Atlanta.
b. Behalt cyclorama, meggambarkan keturunan orang-orang amish
Mennonite.
6
c. Gettysburg cyclorama, menggambarkan battle of Gettysburg saat perang
saudara Amerika dipamerkan di Gettysburg National Military Park.
d. Cyclorama of Jerusalem, menggambarkan penyaliban jesus Christ
dipamerkan di Quebec, Kanada.
e. Waterloo cyclorama, menggambarkan kisah Battle of waterloo
dipamerkan di Belgia di dekat kota Waterloo.
8. Chiaroscuro
Chiaroscuro berasal dari bahasa Italia yang berarti gelap-terang yang bisa
juga diartikan menjadi kontras yang sangat kuat antara cahaya dan bayangan di
dalam suatu karya seni.
a. Ciri khas chiaroscuro
Hal yang mejadi ciri khas chiaroscuro adalah pengaplikasian cahaya pada
objek lukisan yang memberikan kesan trimatra sangat jelas akibat pengaplikasian
highlight dan bayangan. Teknik ini membutuhkan pemahaman mendalam tentang
perspektif, raeksi permukaan benda terhadap pantulan cahaya, dan proses
pembentukan bayangan. Berbeda dengan gambar dari zaman modern, kesan
trimatra tidak dihasilkan olek kontur goresan kuas, tetapi hanya dari gradasi warna
terang ke gelap.
b. Sejarah chiaroscuro
Teknik ini mulai diperkenalkan pada abad ke 15 oleh pelukis Italia dan
Flender (Belgia utara). Tetapi pemanfaatannya secara luas baru terjadi pada abad
ke 16, pada periode Mannerisme dan barok. Objek yang cenderung berwarna
gelap diberikan pencahayaan secara dramatis oleh sumber cahaya dan terkadang
tidak terlihat didalam lukisan itu sendiri. Sebagai contoh pengusung teknik ini
adalah Ugo da carpi (1455-1523), Giovanni baglione (1566-1643), dan
Caravaggio (1573-1610). Teknik ini kemudian merambah seni cetak pada abad ke
18, yang sering dipakai dalam karya aquantint, xylogaraf, dan gambar-gambar
dengan tinta cina lainnya.
c. Aplikasi di luar lukisan
Teknik chiaroscuro dalam karya cetak sedikit berbeda dengan dengan
teknik Camaieu Germany, dimana efek grafis terlihat berbeda jelas dalam
7
pembentukan efek pantulan pelastik, dan lebih sering menggunakan medium
kertas berwarna. Di dalam dunia sinema, Sin city adalah contoh film yang
mengaplikasinkan teknik ini.
d. Tenebris
Salah satu teknik yang berhubungan dekat dengan chiaroscuro adalah
tenebrisme. Dalam bahasa Italia, kata tenebroso berarti berpendar (bisa pula
diartikan pencahayaan dramatis). Lukisan dengan teknik ini menggunakan kontras
yang sangat kasar dalam gradasi gelap ke terang, yang merupakan perkembangan
lebih lanjut dari chiaroscuro. Bedanya, posisi sumber cahaya terlihat jelas di
dalam lukisan. Contoh perupa yang menggunakan teknik tenebrisme adalah
Caravaggio, George De La Tour, dan Rembrant.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari isi pembahasan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak
modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya
adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini,
jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan
zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang.
2. Menurut Yasraf Amir Piliang pengertian seni kontemporer adalah seni
yang dibuat masa kini, jadi berkaitan dengan waktu.
3. Ciri-ciri seni kontemporer antara lain sebagai berikut:
Tiadanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-
batas antara seni lukis, patung, grafik, kriya, teater, musik, anarkis,
omong kosong, hingga aksi politik.
Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi, tetapi
jangkauan penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu dan aturan-aturan zaman
dahulu, tetapi berkembang s zaman.
Mempunyai gairah dan nafsu moralistic yang brerkaitan dengan matra
sosial dan politik sebagai tesis.
Seni yang cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas
pewacanaan sebagai aktualitas berita yang fashionable.
Mengutamakan jenis seni media baru seperti instalasi, performance,
fotografi, video, seni serat dan menerima seni kriya dan seni popular.
Isu-isu yang diwacanakan seni rupa kontemporer misalnya : jender,
HAM, multikultural, budaya etnik, lingkungan hidup, buruh migran,
diaspora, dan lain-lain
9
B. Saran
Adapun saran-saran dari penyusun adalah sebagai berikut:
1. Marilah kita mempelajari seni agar menjadi sumber gagasan masyarakat
untuk menghasilkan karya seni dan budaya yang lebih beragam.
2. Marilah kita menjadikan seni kontemporer (seni yang berkembang seiring
dengan kemajuan zaman) dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
memajukan karya seni di Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA
11