Anda di halaman 1dari 11

Pengertian Kurikulum Etimologi

,Menurut UUD, Menurut para pakar


Dan macam macam kurikulum

Di susun oleh :
Nama : Wahyu Handayani
Ita Suryani
Sharah Thursina
Intan Rizkia
Siti Windi Masyitah
Fantona Gunawan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGAM STUDI BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS JABAL GHAFUR
2015/201
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses


pendidikan. Karna suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan
amburadur dan tidak teratur.Hal ini akan menimbulkan perubahan dalam
perkembangan kurikulum, khususnya di Indonesia.

Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan
sekaligus di gunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di
sekolah.

kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa,
akan di arahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan,
semua itu ditentukan dan di gambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Kurikulum

Secara etimologi, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa yunani, yaitu


curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Itu berarti
istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman yunani kuno di yunani,
yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus di tempuh oleh pelari dari garis
start sampai finish, kemudian di gunakan oleh dunia pendidikan.

Secara terminologi istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan,


yaitu sejumlah pengetahuan atau kemamapuan yang harus di tempuh atau di
selesaikan siswa guna mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dapat di
pertanggung jawabkan.

prinsip prinsip kurikulum

Adapun beberapa prinsip kurikulum menurut Oemar Hamalik(2001) :

1. Prinsip berorientasi pada tujuan


Pengembangan kurikulum di arahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang
bertitik tolak dari tujuan pendidikan nasional. Tujuan kurikulum merupakan
penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan
tertentu.tujuan kurikulum mengandung aspek pengetahuan ketrampilan sikap dan
nilai yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah lakunpeserta didik.
2. Prinsip relevansi (kesesuaian)
Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan pengembangan
pencapai harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa.

3. Prinsip efisiensi dan efektifitas


Perkembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dan pendaya
gunaan dana, waktu, tenaga dan sumber sumber yag tersedia agar mendapat hasil
yang optimal. Dana yang terbatas harus di gunakan sedemikian rupa dalam rangka
mendukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi siswa belajar di
sekolah juga terbatas sehingga harus di manfaatkan secara tepat sesuai dengan tata
ajaran dan bahan pembelajaran yang di perlukan. Tenaga di sekolah juga sangat
terbatas, baik dalam jumlah maupun dalam mutunya, hendaknya di daya gunakan
secara efesien untuk melaksanakan proses pembelajaran. Demikian juga keterbatasan
fasilitas ruangan peralatan dan sumber keterbacaan, harus digunakan secara tepat
oleh siswa demi meningkatkan efektifitas atau keberhasilan siswa.
4. Prinsip fleksibilitas
Kurikulum yang mudah di sesuaikan, di ubah, dilengkapi atau di kurangi
berdasarkan tuntutan dan keadaan kemampuan setempat, jadi tidak statis dan kaku.

5. Prinsip kontiunitas
Kurikulum di susun secara berkesinambungan, artinya bagian bagian, aspek
aspek, materi dan bahan kajian di susun secara beruruta, tidak terlepas lepas,
melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai
dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan
siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan di dalam kurikulum
tersebut sehingga mempermudah guru dan sisa melaksanakn proses pembelajaran.

6. Prinsip mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu, yang berarti
bahwa pelaksanaan pembelajaran yang bermutu di tentukan oleh derajat mutu guru,
kegiatan belajar mengajar,peralatan atau media yang bermutu.

Fungsi kurikulum
Menurut Hendyat soetopo wasty soemanto kurikulum memiliki fungsi sebagai
berikut:
1.Sebagai media untuk mencapai tujuan pendidikan.
2. Berfungsi bagi perkembangan siswa karna kurikulum berperan organisasi belajar.
3. Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar
siswa.
4. Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap tingkat perkembangan
siswa dalam menyerap sejumlah ilmu pengetahuan.

Fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek yaitu :

1.Fungsi penyesuaian

Bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa


agar memiliki sifat well adjusted yang mampu menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan, baik lingkungan fisik atau sosial.

2. Fungsi diferensiasi

kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan


terhadap perbedaan individu siswa.
3. Fungsi integrasi

Bermakna kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan


pribadi pribadi yang utuh

4. Fungsi persiapan

Bermakna kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan


siswa untuk melanjutkan study ke jenjang pendidikan berikutnya.

5. Fungsi pemilihan

Bermakna sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan


pada siswa untuk memilih program proggram belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan minat nya.

6. Fungsi diagnostik

Bermakna kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan


mengarahkan untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan
kelemahan yang di miliki nya.

Pengertian kurikulum menurut pakar pakar


Para ahli mengartikan kurikulum itu yaitu :
1. Hilda taba (1962)

sebuah rancangan atau sebuah sistem yang tersusun secara beratur dari
sebuah pembelajaran dengan mempertimbangkn segala hal yang baik dari proses
pembelajaran serta mengenai perkembangn individu.sesuatu yang direncanakan
(secara beralur)dipelajari oleh siswa yang memuat rencana untuk peserta didik.

2. george A. Beaucham (1976)

Dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang di ajarkan


kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran pilihan disiplin ilmu,rumusan
masalah dalm kehidupan sehari hari.
3. Neagley dan Evans (1967)

Semua pengalaman yang telah di rancang oleh pihak sekolah untuk menolong
para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik

4. Good V Charter (1973)

Kelompok pengajaran yang sistematis atau urutan subjeck yang di


persyaratkan untuk lulus

5. Saylor J Gallen dan William N. Alexander

Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar yang berlangsung di


kelas, di halaman aupun di luar sekolah.

6. B Ragan

kurikulum adalah semua pengalaman anak di bawah tanggung jawab sekolah

7. Nasution
Suatu rencana yang di susun untuk melancarkan proses belajar mengajar di
bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf
pengajarannya.

8. Harsono (2005)

kurikulum adalah gagasan pendidikan yang di ekspresikan dalam praktik.

9. Romine

kurikulum yaitu bagian dari pendidikan yang mencakup pembelajaran,


aktifitas belajar dan juga pengalaman yang di ikuti oleh para peserta didik dengan
bantuan berupa arahan dari pihak sekolah, baik di dalm maupun di luar kelas.

10. Crow and Crow

Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang di susun secara sistematis


untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.
Jadi, kurikulum itu merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir untuk
menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa di bawah tanggung jawab sekolah
atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.

MACAM MACAM KURIKULUM

Di indonesia dari jaman pasca kemerdekaan mengalami banyak perubahan


kurikulum , namun hal ini tidak lain demi penyempurnaan pendidikan di indonesia
agar semakin berkembang dan dapat mengikuti perkembangan jaman , bisa
menghasilkan generasi indonesia baru yang mampu bersaing dalam lingkup nasional
maupun internasional. Perubahan kurikulum demi kurikulum pasca kemerdekaan
adalah sebagai berikut:

1). Kurikulum 1947

Kurikulum pertama pada masa kemerdekaan namanya rencana pelajaran


1947.Kurikulum ini sangat sederhana karena hanya memuat dua hal pokok yaitu
daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya serta garis garis besar pengajarannya.
Kurikulum 1947 lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan
bermasyarakat.

2). Kurikulum 1952

Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut rencana
pelajaran teruarai 1952. Silabus mata pelajarannya jelas sekali. Seorang guru
mengajar satu mata pelajaran. Pendidikan dasar lebih ke pengetahuan dan fungsional
praktis. Seperti kecerdasan,ketrampilan,moral.

3). Kurikulum 1968

Kelahiran kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti rencana pendidikan


1964 yang di citrakan sebagai produk orde lama. Kurikulum 1968 menekankan
pendekatan organisasi materi pelajaran, kelompok pembinaan pancasila, pengetahuan
dasar dan kecakapan khusus dan hanya memuat mata pelajaran pokok pokok saja.

4). Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan , agar pendidikan lebih efesien dan
efektif. Kurikulum 1975 banyak di kritik. Guru di bikin sibuk menulis rincian apa
yang akan di capai dari setiap kegiatan pembelajaran.

5). Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 mengusung process skill aproach. Meski mengutamakan


pendekatan proses , tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering di
sebut kurikulum 1975 yang di sempurnalkan. Model kurikulum 1984 disebut dengan
belajar siswa aktif karena posisi siswa ditempat kan sebagai subjek belajar. Dari
mengamati sesuatu , mengelompokkan, mendiskusikan hingga melaporkan.

6). Kurikulum 1994

Kurikulum ini bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum kurikulum


sebelumnya. Jiwanya ingin mengkombinasikan antara kurikulum 1975 dan
kurikulum 1984. Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat.

7). Kurikulum 2004

Kurikulum 2004 biasa di sebut kurikulum berwasis kompetensi (KBK ).


Setiap pelajaran di urai berdasarkan kompetensi apakah yang mesti di capai siswa.

8). Kurikulum 2006

Awal 2006 uji coba KBK dihentikan. Muncullah kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat, tinjauan dari segi isi dan proses
pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah
banayak perbedaan dengan kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol dari
kurikulum KTSP 2006 yaitu guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan
pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah
berada.

HUBUNGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Kurikulum adalah program belajar bagi siswa yang di susun secara sistematis
dan logis, diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan


sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Kurikulum dan pembelajaran ialah dua hal yang tidak terpisahkan, meski berada
pada posisi yang berbeda. Tanpa kurikulum sebagai rencana, maka pembelajaran
atau pengajaran tidak akan efektif, juga sebaliknya tanpa pembelajaran dan
pengajaran sebagai sebuah rencana, maka kurikulum tidak akan memiliki arti apa
apa. Pembelajaran tanpa kurikulum sebagai rencana tidak akan efektif atau bahkan
bisa keluar dari tujuan yang telah di rumuskan. Olivia (1992) menyatakan bahwa
kurikulum berkaitan dengan apa yang harus diajarkan, sementara pengajaran
mengacu pada bagaimana cara mengerjakannya
TUJUAN KURIKULUM PENDIDIKAN

Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program


pendidikan yang di berikan kepada anak didik, karena kurikulum merupakan alat
untuk mencapai tujuan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum
pendidikan. Dalam sistem pendidikan di indonesia tujuan pendidikan bersumber
pada falsasah bahasa indonesia.

Di indonesia ada empat tujuan utama pendidikan:

1). Tujuan nasional

Dalam UUD No 2 tahun 1980 tentang sistem pendidikan nasional, rumusan


tujuan pendidikan nasional disebut pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap TUHAN yang maha esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pngetahuan dan ketrampilan.

2). Tujuan Institusional

Yaitu tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, umpamanya
MTs, SD, SMP,SMA dan sebagainya. Artinya apa yang harus dimiliki anak didik
setelah menamatkan lembaga tersebut. Rumusan tujuan institusional harus
merupakan penjabaran dan tujuan umum (rasional), harus memiliki kesinambungan
antara satu jenjang pendidikan tinggi dengan jenjang lainnya. Tujuan institusional
juga harus memperhatikan fungsi dan karakter dari lembaga pendidikannya, seperti
lembaga pendidikan umum, pendidikan guru dan sebagainya.

3). Tujuan kurikuler

Tujuan kurikuler adalah penjabaran dan tujuan kelembagaan pendidikan (


tujuan institusional). Tujuan kurikuler adalah tujuan di bidang studi atau mata
pelajaran sehingga mencerminkan hakikat keilmuwan yang ada didalamnya.

4). Tujuan instruksional

Dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini adalah tujuan yang langsung
dihadapkan kepada anak didik sebab harus dicapai oleh mereka setelah menempuh
proses belajar mengajar. Oleh karena itu, tujuan instruksional dirumuskan sebagai
kemampuan yang di harapkan dapat di miliki oleh anak didik setelah mereka
menyelesaikan proses belajar mengajar.
Ada dua jenis tujuan instruksional:

1. Tujuan instruksional umum


Tujuan tersebut sifatnya lebih luas dan mendalam .
2. Tujuan instruksional khusus
Yaitu sifatnya terbatas dan harus dapat di ukur pada saat berlangsungnya
proses belajar mengajar.

Perbedaan kedua tujuan tersebut terletak dalam hal kemapuan yang


diharapkan di kuasai anak didik
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Kurikulum adalah sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan


belajar yang di desain untuk siswa dengan petunjuk institusi pendidikan yang
berupa proses yang statis ataupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki.
Kurikulum adalah seluruh pengalaman di bawah bimbingan dan arahan dari institusi
pendidikan yang membawa ke dalam kondisi belajar,

Kurikulum memiliki prinsip prinsip dan juga tujuan, serta memiliki hubungan
dengan pembelajaran. Seiring berjalannya waktu kurikulum mengalami perubahan
sesuai dengan perubahan zaman dari masa ke masa, sehingga menghasilkan macam
macam kurikulum.

SARAN

Kebutuhan pendidikan kini semakin kompleks dan juga semakin


berkembang, maka disarankan tiap lembaga pendidikan menerapkan suatu sistem
kurikulum yang sesuai dengan keadaan lingkungan sekolahnya, yaitu harus
disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik dan perkembangan yang ada
di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai