Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

SENI KONTEMPORER

OLEH
MARISKA OLE

SMK N 1 RATAHAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seni kontemporer merupakan salah satu cabang dalam dunia seni. Dimana seni tersebut
terpengaruh oleh dampak kekinian. Untuk memperkaya dan menambah wawasan kita mengenai
seni rupa kontemporer, kita perlu mengkaji dan mencari referensi dari berbagai sumber. Tentu
saja sumber tersebut tidak hanya berasal dari dalam negeri, namun juga dari luar negeri. Untuk
itu, makalah ini disusun agar dapat menambah wawasan dalam mempelajari seni rupa
kontemporer.
Yang disebut seni sendiri memiliki cakupan yang luas. Sepanjang hal tersebut memiliki
nilai keindahan atau nilai estetika, maka hal tersebut bisa disebut sebagai seni. Bisa meliputi seni
lukis, seni tari, seni patung dan lain sebagainya. Pendapat lain mengatakan bahwa seni rupa
kontemporer adalah seni yang melawan tradisi modernisme Barat. Ini sebagai pengembangan
dari wacana pasca modern (postmodern art) dan pasca kolonialisme yang berusaha
membangkitkan wacana pemunculan indegenous art (seni pribumi). Atau khasanah seni lokal
yang menjadi tempat tinggal (negara) para seniman.

B. Rumusan Masalah
Adapun makalah yang kami buat ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian tentang seni kontemporer.
2. Untuk mengetahui perkembangan seni kontemporer di Indonesia.
3. Untuk mengetahui contoh jenis-jenis dan karya seni kontemporer.

C. Tujuan
Di dalam pembuatan makalah ini, tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Diantara tujuan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Memperluas pengetahuan mengenai seni kontemporer.
2. Memperkenalkan karya seni kontemporer.
3. Sebagai media belajar yang menyenangkan.
4. Untuk dijadikan sumber informasi di perpustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni Kontemporer
Indonesia memiliki sejarah yang tidak dapat dipisahkan dari kesenian. Di samping itu,
Indonesia memiliki beragam kekayaan berupa kebudayaan tradisional dan modern, yang tersebar
di seluruh wilayah Indonesia. Seni sendiri merupakan salah satu unsur budaya yang hidup di
dalam masyarakat. Sementara seni kontemporer merupakan bagian dari seni modern yang
sedang berkembang di Indonesia, yang mana terlihat dari banyaknya karya seni kontemporer
yang dihasilkan oleh para seniman dalam negeri. Contohnya adalah pagelaran instrument musik
kontemporer yang diberi judul “otot kawat balung wesi” dan “beringin kurung” karya Nyoman
Sadra. Nyoman Sadra menggunakan telur dan gergaji sebagai instrument musiknya.
Kontemporer itu sendiri artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu
yang terjadi di masa sekarang. Sehingga seni kontemporer merupakan seni yang tidak terikat
batas ruang dan waktu, tidak berpatokan pada suatu periodisasi seperti abad ke-20, abad ke-21
dan setelahnya. Seni Kontemporer merupakan istilah umum yang digunakan di Negara Barat
semenjak Perang Dunia II. Perkembangan Seni Kontemporer terpengaruh oleh dampak
modernisasi. Sementara di Indonesia sendiri, Seni Kontemporer berkembang seiring dengan
bertambahnya ragam teknik dan medium yang digunakan untuk menciptakan karya seni. Selain
itu, penyebab lain adalah karena adanya percampuran antara praktik dan disiplin ilmu yang
berbeda, pilihan artistik dan pilihan presentasi karya.
Menurut salah seorang pemerhati seni Yasraf Amir Piliang menyebutkan bahwa
pengertian seni kontemporer adalah seni yang dibuat lebih kepada masa kini atau bersifat
modern. Sedangkan dilihat dari etimologi atau sejarah katanya terdiri dari dua kata, yaitu co dan
tempo. Dimana co bermakna bersama dan tempo artinya waktu. Sehingga secara harfiah, seni
kontemporer dapat diartikan sebagai seni yang berjalan sebagai refleksi waktu yang sedang
dilakoni.

B. Sejarah Seni Kontemporer


Sebelum mengenal lebih jauh mengenai sejarah seni kontemporer, maka harus terlebih
dahulu menelusuri awal perubahan dari seni itu sendiri, dimana seni kontemporer merupakan
suatu pelepasan dari seni itu sendiri. Contohnya pada seni lukis. Seni lukis mulai
memperlihatkan “sikap anehnya” setelah fotografi ditemukan pada abad 19. Beberapa ahli
sejarah seni berpendapat bahwa penemuan fotografi telah mengakhiri otoritas seni lukis dalam
hal “meniru alam”. Konsep art imitating nature dengan sendirinya mendekati kepunahan. Tidak
ada seniman gila yang mau bersaing dengan fotografi dalam beberapa hal, seperti : kecepatan,
ketepatan, keakuratan dan kemiripan. Masa itu disebut sebagai masa krisis representasi realitas
atau awal penyebab kelahiran seni lukis modern.
Sejak itu seni lukis mengambil langkah baru untuk memapankan kembali otoritasnya,
yaitu menggambar realitas dengan cara yang tidak bisa dilakukan fotografi. Paul Cezanne (ini
biangnya seni lukis modern) termasuk orang pertama yang menerapkan langkah itu dengan
melukis efek pencerapan dari realitas. Dia menggambarkan pandangan subyektif dari realitas
dengan memasukkan unsur ketidakpastian di dalamnya. Artinya, persepsi kita terhadap suatu
objek, baik keragaman sudut pandang maupun keraguan yang kita lihat diakumulasikan ke
dalam kanvas sebagai konsep menggambar.
Seni lukis modern mengalami krisis pada awal tahun 1970. Penyebab terjadi krisis ini,
antara lain, adalah penciptaan karya seni lukis menjadi terlalu mudah. Setiap gaya dari sebuah
karya yang baru diciptakan seolah-olah telah ada sebelumnya. Karena penciptaan karya yang
terlalu mudah dan jenis karya seni lukis pun tidak terbatas jumlahnya, maka timbul kekaburan
batas-batas estetika. Sampai akhirnya ada seruan bahwa segala sesuatu telah sampai pada akhir.
Kalaupun praktek seni lukis masih berlanjut maka semata-mata hanya menampilkan kekosongan
makna. Di tengah kekacauan ini seni lukis kontemporer muncul. Kemunculan seni lukis
kontemporer ditandai dengan tidak ada lagi aturan atau kategori yang dipakai untuk
menghakimi sebuah karya yang tidak lazim. Aturan-aturan atau kategori-kategori adalah apa
yang dicari oleh karya seni itu sendiri. Seniman berkarya tanpa aturan untuk menemukan aturan
dari apa yang telah dilakukannya.
Seni lukis kontemporer tidak peduli dengan estetika atau bahkan membuang sama sekali
proses estetika. Sering kali karya-karya seni lukis ini hanya membuat syock penonton daripada
kesenangan estetik. Seni lukis ini terkadang tidak bisa lepas dari ideologi politik dan diperalat
untuk memperjuangkan kepentingan ideologi yang bersifat advokatif. Akibatnya, banyak karya-
karya lukis kontemporer yang hadir dengan penampilan radikal untuk menarik perhatian. Para
seniman seni lukis kontemporer yakin bahwa seni bisa digunakan sebagai salah satu alat untuk
perubahan sosial
Begitulah seni lukis berubah wajah dari waktu ke waktu hingga berwajah seperti sekarang ini.
Meskipun demikian ada saja yang mengapresiasi hingga karya tersebut dapat bertahan hidup. Di
sisi lain ada kekuatan yang bermodal besar yang melegitimasinya menjadi sebuah selera. Tentu
saja selera pasar. Mereka adalah para pedagang seni dan kolektor-kolektornya. Dengan
kreativitas “olah” mereka merubah karya seni menjadi komoditi yang layak dijual. Yang
mengejutkan seniman yang “anti pasar” sekalipun tidak mampu menolak karyanya dilegitimasi
sebagai komoditi.

C. Perkembangan Seni Kontemporer di Indonesia


Antara modern dan kontemporer secara umum tidak dapat dipilah berdasarkan waktu.
Hal ini mengakibatkan tidak jelasnya pemisah antara kedua istilah tersebut. Istilah modern dan
kontemporer dalam konteks seni rupa dijelaskan oleh Kramer dalam Dharsono sebagai berikut:
Pengertian “kontemporer” dibandingkan dengan istilah modern hanya sekedar sebagai sekat
munculnya perkembangan seni rupa sekitar tahun 70-an dengan menempatkan seniman-seniman
Amerika seperti David Smith dan Jackson Pollock sebagai tanda peralihan (Dharsono, 2004:
223).
Pengertian kontemporer dalam bidang arsitektur memiliki pengertian lain, hal ini
diungkapkan oleh Kultermann seorang pemikir asal Jerman, “Berdasarkan teori Udo, pengertian
kontemporer dekat dengan paham post-modern menjelang tahun 1970. Paham baru ini
menentang kerasionalan paham modern yang dingin dan berpihak pada simbolisme instink”
(Dharsono, 2004: 223). Dalam istilah seni pengertian ini ditafsirkan lebih lajut oleh Douglas
Davis, bahwa kontemporer sebagai kembalinya upaya mencari dan mengangkat nilai-nilai
budaya dan kemasyarakatan atau dalam istilah seni kembali ke konteks. Seperti telah kita
ketahui, seni kontemporer dalam bahasa Indonesia padanannya adalah “seni masa kini” atau
juga “seni mutakhir”. Dalam khazanah seni modern yang telah berusia ratusan tahun, kehadiran
seni kontemporer cukup rumit dan menimbulkan kontroversi yang berkepanjangan.
Istilah seni kontemporer justru banyak menimbulkan kebingungan. Istilah seni
kontemporer dalam arti seni masa kini sebenarnya sudah muncul sejak tahun 50-an. Pada waktu
itu, karya seni masa kini hanya menyangkut nama-nama Picasso, Matisse, Braque dan lain-lain.
Periode berikutnya adalah pendobrakan yang lengkap terhadap asas-asas seni rupa tradisi Barat.
Bahkan, akhirnya pendobrakan ini semakin beraneka ragam. Dipengaruhi oleh semangat
individualisme dengan jumlah pelukis yang semakin banyak maka seni kontemporer ini semakin
dipadati oleh seni individual di mana setiap seniman berusaha untuk saling berbeda satu sama
lain (Popo Iskandar, 2000:30).
Ditinjau dari sudut ini seni kontemporer bukanlah konsep tetap. Seni kontemporer adalah
dimensi waktu yang terus bergulir mengikuti perkembangan masyarakat dengan zamannya.
Kiranya hanya satu indikasi yang bisa dijadikan titik terang istilah seni kontemporer, yakni lahir
dan berkembang dalam khazanah dan ruang lingkup seni modern. Hal ini di pertegas dalam
buku AWAS! Recent art from Indonesia: Seni rupa kontemporer muncul setelah seni rupa
modern.Berlangsungnya perayaan ‘Boom seni lukis’ di akhir tahun 80-an dan awal akhir 90-an
seniman bergerak cepat menembus, melintas batas-batas tradisional negara yang membatasi
identitasnya. Kelangsungan seni rupa kontemporer tidak lagi mengusung semangat hebat,
pemberontakan dan penyangkalan seperti pendahulunya di tahun 70-an (seni modern) tetapi
melangsungkan negosiasi dengan berbagai senimanan baru, perubahan-perubahan yang serba
cepat, peluang dan tentunya juga gemerlapnya pasar (Rizki A Zaelani, 1999:92).
Setiawan Sabana, tokoh pendidik, perupa, yang juga seorang dekan FSRD (Fakultas Seni
Rupa dan Desain) ITB mengungkapkan, sesuai dengan hasil penelitiannya mengenai “Seni Rupa
Kontemporer Asia Tenggara” yang dilakukannya selama 4 tahun, bahwa yang membedakan
antara seni rupa modern dan kontemporer adalah sebagai berikut:
Seni Rupa Modern :
1. Memutuskan rantai dengan tradisi masa lalu, pada masa ini tradisi tidak menjadi
perhatian yang signifikan dan itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak perlu diotak-atik
lagi tapi cukup dalam musium saja.
2. Adanya high art dan low art ( kesenian dianggap adiluhung).
3. Tema-tema sosial cenderung ditolak.
4. Kurang memperhatikan budaya lokal.
Seni Rupa Kontemporer :
1. Tradisi diangkat kembali, misalnya tema lebih bebas dan media lebih bebas.
2. Tema-tema sosial dan politik menjadi hal yang lumrah dalam tema berkarya seni.
3. Berbaurnya karya seni adiluhung/ high art dan low art
4. Masa seni rupa modern kesenian itu abadi maka masa kontemporer kesenian dianggap
kesementaraan.
5. Dulu ada istilah menara gading sekarang kesenian merakyat, jadi tidak lagi sesuatu yang
perlu/ harus bertahan.
6. Budaya lokal mulai bahkan menjadi perhatian.

Selanjutnya ia menyimpulkannya bahwa fenomena seni rupa kontemporer Indonesia


merupakan suatu refleksi, pencerminan evaluasi kembali, sikap evaluatif dan pencarian akan
potensi-potensi kultural yang baru di negeri ini dan merupakan bentuk kesadaran baru dalam
era global.
Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika Gregorius
Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk menamai pameran seni patung pada waktu itu.
Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, berpendapat bahwa seni rupa kontemporer
pada konsep dasar adalah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian yang sudah baku
atau mungkin dianggap usang. Konsep modernisasi telah merambah semua bidang seni ke arah
kontemporer ini. Paling menyolok terlihat di bidang tari dan seni lukis. Seni tari tradisional
mulai tersisih dari acara-acara televisi dan hanya ada di acara yang bersifat upacara atau
seremonial saja.
Lukisan kontemporer semakin melejit seiring dengan meningkatnya konsep hunian
minimalis, terutama di kota-kota besar. Seperti diungkapkan oleh seniman lukis kontemporer
Saptoadi Nugroho dari galeri Tujuh Bintang Art Space Yogyakarta, “Lukisan kontemporer
semakin diminati seiring dengan merebaknya konsep perumahan minimalis terutama di kota-
kota besar. Akan sulit diterima bila kita memasang lukisan pemandangan, misalnya sedangkan
interior ruangannya berkonsep modern.”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, Seni Kontemporer dapat diartikan sebagai salah satu cabang seni
yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih
tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi seni
kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang
sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan
situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance.
Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.
Dan Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika Gregorius
Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk menamai pameran seni patung pada waktu itu.
Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, berpendapat bahwa seni rupa kontemporer
pada konsep dasar adalah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian yang sudah baku
atau mungkin dianggap usang.

B. Saran
Saran kami untuk penyajian makalah yang mencakup seni rupa kontemporer dimana seharusnya
materi yang disajikan lebih lengkap. Namun hal tersebut dikarenakan kurangnya materi yang
ada di media-media dan semoga dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui segalah
sesuatu yang ada di dalam makalah ini .

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/uploadMdocument?archive_doc=244943822&escape=false&metadata=
%7B%22context%22%3A%22archive%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action
%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22w
eb%22%7D diakses tanggal 17 September 2018 Pukul 06.00 wita

Anda mungkin juga menyukai