Anda di halaman 1dari 15

K A T A P E N G A N T A R

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim


Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah swt. Atas Berkah dan
Rahmat-Nya sehingga penyusunan makalah Seni Budaya ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit masalah yang penyusun
dapatkan. Namun berkat kerjasama, do’a restu dan bantuan dari berbagai pihak
sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makanya dari itu
penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran sangat kami
harapkan dari pihak-pihak yang telah membacanya. Atas kritik dan sarannya,
penyusun mengucapkan banyak terima kasih.

Topoyo, 03 Mei 2018

Penyusun
D A F T A R I S I
HALAMAN SAMPUL.................................................................... -
HALAMAN JUDUL........................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................. 1
C. Tujuan Penulisan............................................... 2
D. Manfaat Penulisan............................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni Rupa Kontemporer................ 3
B. Ciri-Ciri Seni Rupa Kontemporer................... 4
C. Keunikan Gagasan dan Teknik Seni
Kontemporer...................................................... 5
D. Aliran-Aliran Seni Rupa Kontemporer........... 10
E. Apresiasi Karya Seni Rupa Kontemporer
Indonesia............................................................. 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................... 21
B. Saran................................................................... 23
NAMA-NAMA KELOMPOK I..................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berkembang dengan sangat
pesat. Seiring dengan hal tersebut, system pendidikan mengalami perkembangan dan
pembaharuan. Untuk memperlancar tujuan yang akan dicapai dalam pendidikan dan
untuk mendukung proses belajar mengajar diperlukan sarana dan prasarana yang
memedai. Salah satunya adalah perlu dikembangkannya pendidikan dalam Seni dan
Budaya. Hal ini dikarenakan Seni dan Budaya merupakan perluasan dan pendalaman
dalam bidang seni di Indonesia. Seni menjadi sumber gagasan masyarakat untuk
menghasilkan karya Seni dan Budaya yang beragam. Seni berkembang seiring
dengan kemajuan zaman yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memajukan
karya seni di Indonesia . Maka untuk mencapai tujuan tersebut, pemakalah akan
membahas tentang seni yang berkembang mengikuti zaman atau yang lebih dikenal
sebagai Seni Rupa Kontemporer.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Apa yang dimaksud dengan seni rupa kontemporer?
2) Bagaimana ciri-ciri seni rupa kontemporer?
3) Apa yang dimaksud dengan keunikan gagasan dan tekhnik seni kontemporer serta
macam-macamnya?
4) Bagaimana aliran-aliran seni rupa kontemporer?
5) Bagaimana apresiasi karya seni rupa kontemporer di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertain Seni Kontemporer
Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak
modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah
sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini; jadi seni
kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan
berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara
tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak
lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.
Kata “Kontemporer” yang berasal dari kata “co” (bersama) dan “tempo”
(waktu). Sehingga menegaskan bahwa seni kontemporer adalah karya yang secara
tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Atau pendapat yang
mengatakan bahwa “seni rupa kontemporer adalah seni yang melawan tradisi
modernisme Barat”. Ini sebagai pengembangan dari wacana Pascamodern
(postmodern art) dan pascakolonialisme yang berusaha membangkitkan wacana
pemunculan Indegenous Art (seni pribumi). Atau khasanah seni lokal yang menjadi
tempat tinggal para seniman.
Menurut Yasraf Amir Piliang pengertian seni kontemporer adalah seni yang
dibuat masa kini, jadi berkaitan dengan waktu. Sedangkan seni postmodern adalah
seni yang mengumpulkan idiom-idiom baru. Lebih jelasnya dikatakan bahwa tidak
semua seni masa kini (kontemporer) itu bisa dikategorikan sebagai seni posmodern,
seni posmodern sendiri di satu sisi memberi pengertian, memungut masa lalu tetapi di
sisi lain juga melompat kedepan (bersifat futuris). Seni rupa kontemporer menentang
modernisme Barat.
Seni Kontemporer adalah perkembangan seni yang terpengaruh dampak
moderenisasi dan digunakan sebagai istilah umum sejak istilah Contemporary Art
berkembang di Barat sebagai produk seni yang dibuat sejak Perang Dunia II. Istilah
ini berkembang di Indinesia seiring beragamnya teknik dan medium yang digunakan
untuk memproduksi suatu karya seni, juga karena telah terjadi suatu percampuran
antar praktek suatu disiplin yang berbeda, pilihan artistic, dan pilihan presentasi karya
yang tidak terikat batas-batas ruang dan waktu.
B. Ciri-ciri Seni Rupa Kontemporer
Ciri-ciri seni kontemporer antara lain sebagai berikut:
1. Tiadanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni
lukis, patung, grafik, kriya, teater, musik, anarkis, omong kosong, hingga aksi politik.
2. Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi, tetapi jangkauan
penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
3. Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu dan aturan-aturan zaman dahulu, tetapi
berkembang sesuai zaman.
4. Mempunyai gairah dan nafsu moralistic yang brerkaitan dengan matra sosial dan
politik sebagai tesis.
5. Seni yang cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan
sebagai aktualitas berita yang fashionable.
6. Mengutamakan jenis seni media baru seperti instalasi, performance, fotografi, video,
seni serat dan menerima seni kriya dan seni popular.
7. Isu-isu yang diwacanakan seni rupa kontemporer misalnya : jender, HAM,
multikultural, budaya etnik, lingkungan hidup, buruh migran, diaspora, dan lain-lain
Tafsiran lain mengenai ciri praktek seni kontemporer di Indonesia yaitu sebagai
berikut:
1. Dihilangkannya sekat antara berbagai kecenderungan artistik yang ditandai dengan
meleburnya batas-batas antar seni visual, teater, tari dan musik.
2. Intervensi disiplin ilmu sains dan social, terutama yang dicetuskan sebagai
pengetahuan popular atau memanfaatkan teknologimutakhir.
Istilah ini dianggap bisa menyartai sebutan seni visual, music, tari dan teater.
Meskipun di Barat, istilah Contemporary Art biasa digunakan untuk menyebut
praktek seni visual yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan Museum maupun lembaga
pencetus nilai seperti Galeri Seni dan Balai Lelang.
C. Keunikan Gagasan dan Teknik Seni Kontemporer
Gagasan adalah ide kreatif dalam penciotaan suatu karya. Gagasan/ide dalam
seni rupa merupakan buah pikaran untuk menciptakan suatu karya seni rupa. Gagsan
untuk membuat suatu karya akan tercetus bika disebabkan karena kebutuhan jasmani
dan rohani. Keunikan gagasan berkarya seni rupa kontemporer adalah selalu
menggali inspirasi dan berkreasi/menciptakan sesuatu yang baru.
Kreativitas seni rupa kontemporer memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Unik (tidak memiliki persamaan dengan karya seni lainnya)
2. Individual (bersifat pribadi atau perseorangan)
3. Universal (diperuntuk semua orang atau masyarakat luas)
4. Ekspresif (ungkapan perasaan atau curahan jiwa)
5. Survival (berlangsung sepanjang zaman/abadi)
Teknik adalah cara yang digunakan untuk mengolah suatu media dalam
penciptaan suatu karya. Teknik berkarya seni rupa kontemporer sangat dipengaruhi
oleh bahan dan alat yang digunakan membuat karya seni. Teknik berkarya seni rupa
kontemporer dapat juga dipengaruhi oleh kreativitas seseorang dalam proses
pengerjaan, sehingga terjadilah keunikan teknik berkarya.
Beragam keunikan dan teknik dalam melukis atau membuat suatu karya seni
rupa kontemporer. Namun hal itu tidak terlepas dari ciri dan gaya masing-masimg
pekaryanya. Dari beragam keunikan dan teknik tersebut dapat dijalaskan sebagai
berikut:
1. Anamorphisme
Anamorphosme berarti penyajian perspektif atau proyeksi yang tradisional.
Lebih khusus istilah ini mengacu kepada imajinasi yang terdistorsi sedemikian rupa
hingga hanya akan terlihat normal jika dilihat dari sudut tertentu. Hans Holbein the
Younger adalah salah satu contoh pengguna trik anamorfisme dalam karyanya.
Kubah dan rangka langit-langit dari Gereja St. Ignazio di Roma.
2. Sotto In Su
Sotto In su berarti terlihat dari bawah (di sotto in su) merupakan teknik
ilusionistis yang biasanya yang digunakan pada lukisan langit-langit untuk
memberikan persepsi perspektif. Setiap elemen yang dilihat oleh pemirsa disusun
agar memberikan ilusi yang tepat. Teknik ini banyak digunakan pada masa Barok
untuk lukisan fresko. Diperkirakan teknik ini pertama kali digunakann oleh Andrea
Mantegna dalam Camera Degli Sposi (Mantus). Selain itu juga terdapat nama-nama
Antonio de Corregio dalam Duomo Parma, Pietro de Cortona dengan karyanya
Allegory of Divine Providence and Barberini di Palazzo Barberini, dan Andrea Pozzo
dengan karyanya Apotheosis of St. Ignatius.
3. Hatching
Hatching (hachure dalam bahasa Prancis) dan juga cross-hatching adalah
teknik dalam lukisan dan karya grafis yang digunakan untuk memberikan efek warna
maupun bayangan dengan membuat garis-garis paralel. Jika garis-garis parallel ini
ditimpa dengan garis-garis parallel lain yang saling berpotongan, maka teknik ini
dinamakan cross hatching. Teknik sangat populer pada masa Renaissance Awal.
4. Impasto
Impasto adalah teknik lukisan di mana cat dilapiskan dengan sangat tebal di
atas kanvas sehingga arah goresan mudah terlihat. Teknik impasto akan menghasilkan
tekstur yang jelas, sehingga kesan kehadiran objek lebih terasa. Cat minyak sangat
cocok dengan eknik ini, sebab ketebalannya sangat tepat, proses pengeringan lama,
dan sifat opacity-nya buruk. Impasto memberikan dua efek, pertama memberikan
kesan pantulan cahaya berbeda dibandingkan dengan goresan kuas biasa. Yang
kedua, memberikan kesan ekspesi yang lebih kuat.
5. Trompe I’oeil
Secara istilah, trompe I’oeil teknik lukisan yang melibatkan teknik dan
perhitungan tinggi untuk menyajikan objek-objek di dalam lukisan yang mampu
menghasilkan ilusi optis untuk menipu persepsi otak terhadap imaji. Contoh-contoh
yang klise dari trompe I’oeil adalah jendela, pintu, atau koridor tiruan yang
dimkasudkan menciptakan ilusi ruangan yang luas. Trompe I’oeil juga bisa
ditemukan di berbagai furniture, seperti meja atau kursi, seperti kartu permainan yang
bisa terlihat sangat nyata di atas meja.teknik diperkenalkan kembali di Amerika
Serikat pada abad 19 oleh pelukis William Harnett. Pada abad 20, Richard Haas
membuat mural dengan pemanfaatan teknik trompe I’oeil di kota-kota Amerika.
6. Sfumato
Sfumato adalah istilah yang digunakan dan dipopulerkan Leonardo da Vinci
untuk merujuk pada lukisannya yang melapiskan warna-warna yang berdekatan untuk
menciptakan ilusi kedalaman, volume dan bentuk. Sebagai hasil akhir, perpindahan
warna tersebut tidak lagi terlihat jelas. Dalam bahasa Italia,sfumato berarti
berasap,tetapi dibedakan dengan istilah fumo yang berarti asap. Leonardo sendiri
mendeskripsikan sfumato sebagai “tanpa outline”, dalam pengertian berkabut atau
detail yang tidak dihasilkan oleh penggunaan garis secara disengaja.
7. Cyclorama
Cyclorama adalah lukisan yang didesain dalam media silinder dengan maksud
pemirsa akan berada di tengah silinder tersebut, dan bisa menikmati pemandangan
selebar 360 derajat. Biasanya teknik ini digunakan untuk menampilkan pemandangan
alam yang mengagumkan. Karya cyclorama sangat populer di abad 19. Yang paling
populer adalah yang menampilkan perjalan dari kota ke kota seperti sebuah film
modern. Ada ratusan karya cyclorama yang dibuat pada masa kejayaannya. Tetapi
hanya 30 yang masih terawat dan bisa dinikmati.
Contoh karya:
a. Atlanta cyclorama, menggambarkan battle of Atlanta saat perang saudara Amerika,
dipamerkan di Atlanta.
b. Behalt cyclorama, meggambarkan keturunan orang-orang amish Mennonite.
c. Gettysburg cyclorama, menggambarkan battle of Gettysburg saat perang saudara
Amerika dipamerkan di Gettysburg National Military Park.
d. Cyclorama of Jerusalem, menggambarkan penyaliban jesus Christ dipamerkan di
Quebec, Kanada.
e. Waterloo cyclorama, menggambarkan kisah Battle of waterloo dipamerkan di Belgia
di dekat kota Waterloo.
8. Chiaroscuro
Chiaroscuro berasal dari bahasa Italia yang berarti gelap-terang yang bisa juga
diartikan menjadi kontras yang sangat kuat antara cahaya dan bayangan di dalam
suatu karya seni.
a. Ciri khas chiaroscuro
Hal yang mejadi ciri khas chiaroscuro adalah pengaplikasian cahaya pada
objek lukisan yang memberikan kesan trimatra sangat jelas akibat pengaplikasian
highlight dan bayangan. Teknik ini membutuhkan pemahaman mendalam tentang
perspektif, raeksi permukaan benda terhadap pantulan cahaya, dan proses
pembentukan bayangan. Berbeda dengan gambar dari zaman modern, kesan trimatra
tidak dihasilkan olek kontur goresan kuas, tetapi hanya dari gradasi warna terang ke
gelap.
b. Sejarah chiaroscuro
Teknik ini mulai diperkenalkan pada abad ke 15 oleh pelukis Italia dan
Flender (Belgia utara). Tetapi pemanfaatannya secara luas baru terjadi pada abad ke
16, pada periode Mannerisme dan barok. Objek yang cenderung berwarna gelap
diberikan pencahayaan secara dramatis oleh sumber cahaya dan terkadang tidak
terlihat didalam lukisan itu sendiri. Sebagai contoh pengusung teknik ini adalah Ugo
da carpi (1455-1523), Giovanni baglione (1566-1643), dan Caravaggio (1573-1610).
Teknik ini kemudian merambah seni cetak pada abad ke 18, yang sering dipakai
dalam karya aquantint, xylogaraf, dan gambar-gambar dengan tinta cina lainnya.
c. Aplikasi di luar lukisan
Teknik chiaroscuro dalam karya cetak sedikit berbeda dengan dengan teknik
Camaieu Germany, dimana efek grafis terlihat berbeda jelas dalam pembentukan efek
pantulan pelastik, dan lebih sering menggunakan medium kertas berwarna. Di dalam
dunia sinema, Sin city adalah contoh film yang mengaplikasinkan teknik ini.
d. Tenebris
Salah satu teknik yang berhubungan dekat dengan chiaroscuro adalah
tenebrisme. Dalam bahasa Italia, kata tenebroso berarti berpendar (bisa pula diartikan
pencahayaan dramatis). Lukisan dengan teknik ini menggunakan kontras yang sangat
kasar dalam gradasi gelap ke terang, yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari
chiaroscuro. Bedanya, posisi sumber cahaya terlihat jelas di dalam lukisan. Contoh
perupa yang menggunakan teknik tenebrisme adalah Caravaggio, George De La
Tour, dan Rembrant.
D. Aliran-Aliran Seni Rupa Kontemporer
Berikut ini adalah beberapa aliran dalam seni rupa kontemporer yaitu:
1. Aliran Neo-Klasik
Pecahnya revolusi Prancis pada tahun 1789,merupakan titik akhir dari dari
kekuasaan feodalisme di Prancis yang pengaruhnya terasa juga ke bagian-bagian
dunia lainnya. Revolusi ini tidak hanya perubahan tata politik dan tata social, tetapi
juga menyangkut kehidupan seni. Para seniman menjadi bebas dalam
memperturutkan panggilan hati masing-masing, di mana mereka berkarya bukan
karena adanya pesanan, melainkan semata-mata ingin melukis saja.
Maka dengan demikian mulailah riwayat seni lukis modern dalam sejarah
yang ditandai dengan individualisasi dan isolasi diri. Jacques Louis David adalah
pelukis pertama dalam seni rupa modern. Pada tahun 1784, David melakukan
’’sumpah Horatii”. Lukisan ini menggambarkan Horatius, bapak yang berdiri di
tengah ruangan sedang mengangkat sumpah tiga anak laki-lakinya yang bergerombol
di kiri, sementara anak perempuannya menangis di sebelah kanan. Lukisan ini tidak
digunakan untuk kenikmatan, melainkan untuk mendidik, menanamkan kesadaran
anggota masyarakat atas tanggung jawabnya terhadap negara.
J.L. David merupakan pelopor aliran Neo-klasik, dimana lukisan neo-klasik
bersifat rasional, objektif, penuh dengan disiplin dan beraturan serta bersifat klasik.
2. Aliran Romantisme
Aliran romantisme merupakan pemberontakan terhadap aliran neo-klasik,
dimana Jean Jacques Rousseau mengajak kembali pada alam, sebagai manusia yang
tidak hanya memiliki pikiran tetapi juga memiliki perasaan dan emosi. Lukisan-
lukisan romantic cenderung menampilkan
 Hal yang berhubungan dengan perasaan seseorang (sangat ditentang dalam aliran Neo-
klasik).
 Eksotik, kerinduan pada masa lalu.
 Digunakan untuk menggugah perasaan dari penontonnya.
 Kecantikan dan ketampanan selalu dilukiskan.
3. Aliran Realisme
Realisme merupakan aliran yang memandang dunia tanpa ilusi, mereka
menggunakan penghayatan untuk menemukan dunia. Salah seorang tokoh realism
yang bernama “Courbet” dari Perancis mengatakan,” tunjukanlah kepadaku malikat,
maka aku akan melukisnya”, artinya dia tidak akan melukis sesuatu yang tidak
ditunjukan kepadanya. Aliran realism selalu melukiskan apa saja yang dijumpainya
tanpa pandang bulu dan tanpa adanidealisasi, distorsi atau pengolahan-pengolahan
lainnya. Gustave Courbet (1819-1877) memandang bahwa lukisan itu pada dasarnya
seni yang kongkrit. Lukisan-lukisan Courbet selalu menampilkan kenyataan hidup
yang pahit.
4. Aliran Naturalisme
Aliran naturalism adalah aliran yang mencintai dan memuja alam dengan
segenap isinya. Penganut aliran ini berusaha untuk melukiskan keadaan alam,
khusunya dari aspek yang menarik, sehingga lukisan naturalism selalu bertemakan
keindahan alam dan isinya. Monet meruapakan salah satu tokoh pelukis naturalism,
tetapi terkadang lukisannya mendekati realisme. Meskipun lukisan monet medekati
realism, tetapi sangat berbeda dengan lukisan Gustave Courbet sebagai tokoh
realisme.
Realisme Courbet bersifat sosialistik dengan moralitas cukup tinggi, sedangkan
realism Monet adalah ”seni untuk kepentingan seni, bukan untuk apapun”. Para
pelukis naturalism sering dijuluki sebagai pelukis pemandangan.
5. Aliran Impresionisme
Apabila ada orang yang mendengar istilah impresionisme, maka asosia
mereka bias any tertuju pada lukisan-lukisan yang impresif, yaitu lukisan yang agak
kabur dan tidak mendetail. Claud Monet bukan tokoh impresionisme, tetapi aliran
impresionisme banyak di ilhami oleh penemuan-penemuan Claud Monet dalam
lukisannya.
E. Apresiasi Karya Seni Kontemporer Indonesia
Karya seni rupa kontemporer Indonesia memiliki beragam bentuk, jenis dan
corak, antara lain berupa karya seni rupa dua dimensi yaitu seni lukis, grafik, batik
dan lain-lain. Adapun tiga dimensi yaitu seni patung, keramik, seni instalasi, dan lain-
lain. Dengan kreativitas masing-masing, para seniman Indonesia mampu menciptakan
suatu karya seni rupa sebagai perwujudan ekspresi jiwanya.
Kreativitas para seniman Indonesia telah meramaikan perkembangan seni
rupa di Indonesia. Munculnya berbagai karya seni rupa menyebabkan terjadinya
komunikasi apresiasi untuk memahami makna yang tersirat di baik karya-karya para
seniman Indonesia tersebut. Apresiasi adalah penghargaan atau penilaian. Apresiasi
seni rupa adalah kegiatan dalam menilai atau memberi penghargaan terhadap karya-
karya seni rupa. Apresiasi terhadap karya-karya seni rupa dapat ditunjukkan dengan
sikap empati berupa ungkapan kata-kata atau tanggapan secara lisan/tertulis.
Beberapa seniman mengkomunikasikan pesa-pesan melalui hasil karyanya dengan
cara vulgar dan mudah dipahami, akan tetapi adapula yang mengkomunikasikan
karyanya melalui simbol-simbol yang mengandung makna tertentu.
Kegiatan apresiasi dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1. Apresiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu karya berdasarkan
pengamatan (kasat mata), seperti suka atau tidak suka.
2. Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai estetik yang
tersirat dalam suatu karya, seperti ada perasaan kagum atau terharu.
3. Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu karya dengan
mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa, dan kaidah-kaidah komposisi
seni rupa.
Pendekatan/metode dalam melakukan apresiasi karya seni rupa yaitu:
1. Deskriptif (paparan secara obyektif)
2. Analitis (paparan berdasarkan kaidah-kaidah estetika)
3. Interpretatif (paparan berdasarkan sudut pandang pengamat)
4. Penilaian (paparan dengan pengukuran nilai)
5. Interdisiplin (berbagai disiplin keilmuan)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari isi pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak
modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah
sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini, jadi seni
kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan
berkembang sesuai zaman sekarang.
2. Menurut Yasraf Amir Piliang pengertian seni kontemporer adalah seni yang dibuat
masa kini, jadi berkaitan dengan waktu.
3. Ciri-ciri seni kontemporer antara lain sebagai berikut:
 Tiadanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni
lukis, patung, grafik, kriya, teater, musik, anarkis, omong kosong, hingga aksi politik.
 Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi, tetapi jangkauan
penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
 Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu dan aturan-aturan zaman dahulu, tetapi
berkembang s zaman.

B. Saran
Adapun saran-saran dari penyusun adalah sebagai berikut:
1. Marilah kita mempelajari seni agar menjadi sumber gagasan masyarakat untuk
menghasilkan karya seni dan budaya yang lebih beragam.
2. Marilah kita menjadikan seni kontemporer (seni yang berkembang seiring dengan
kemajuan zaman) dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memajukan karya seni
di Indonesia .
NAMA–NAMA KELOMPOK I

ANDI MUHAMMAD KHADAFI


AKBAR IDRUS
FERI FADLI
HERMAN
IWAN
ASRIADI
AYYUBKAN
AWALUDDIN. R
AFIKATUL ASWAN
BASO AJIS PARIWARA PUTRA

DAFTAR PUSTAKA

Google search @2012


Tim Edukatif HTS. Modul Seni Rupa. Surakarta: CV Hayati Tumbuh Subur.
VV

Anda mungkin juga menyukai