Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH SENI BUDAYA

PERGELARAN SENI TARI

NAMA : RIZQI RAHMAT TAHAJJUDIN

KELAS : XII MIA 3

SMA NEGERI 01 SEKADAU


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.

    Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sekadau, 27 Februari 2020


BAB I
PEMBAHASAN
1. Tari Kemilau Legong

Bengkel Tari AyuBulan, yang dipimpin


oleh maestro tari Bulantrisna Djelantik dan
didukung oleh Bakti Budaya Djarum
Foundation sukses menggelar pagelaran  tari
“Kemilau Legong”, pada hari Minggu 30
November 2014, di Goethe-Institut, Jakarta.
Menampilkan beberapa jenis tari Legong
kuno yang telah langka, pagelaran ini juga
menandai perjalanan 20 tahun Bengkel Tari
AyuBulan.

“Legong adalah puisi tari yang berakar tarian kuno Gambuh dan tarian sakral
Sanghyang. Ia telah menjelma menjadi salah satu tari klasik khas Bali yang memiliki
perbendaharaan gerak yang kompleks penuh getaran, bergantian lentur dan patah, halus
dan kuat, dan terikat dalam bingkai aturan (pakem) dengan landasan struktur tabuh
palegongan yang dinamis,” ungkap Bulantrisna Djelantik.

Melalui pagelaran ini Bengkel Tari AyuBulan ingin kembali memperkenalkan


keragaman dan keunikan Tari Legong pada masyarakat luas, khususnya pada generasi
muda, sebagai cara untuk menumbuhkan rasa cinta, apresiasi, dan bisikan untuk
semakin giat melestarikan pusaka budaya bangsa.

Dalam persembahan karya di peringatan dua dasawarsa berwujud “Kemilau Legong”


ini, tujuan akhir Bengkel Tari AyuBulan adalah ikut berperan menyumbangkan butiran
manik-manik dalam untaian seni pertunjukan Nusantara yang beraneka warna, untuk
terus membangun jati diri kita sebagai bangsa Indonesia yang mencintai budayanya.

Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama


generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan
sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita
terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya.  Cinta Budaya,
Cinta Indonesia.

2. Tari Tenun

Tari Tenun adalah salah satu tarian


khas Bali yang menggambarkan kegiatan sehari-
hari yang dilakukan wanita-wanita Bali pada
zaman dahulu. Gerakannya benar-benar
memperlihatkan proses-proses dalam menenun,
yaitu proses pembuatan kain dari persilangan dua
set benang dengan cara memasuk-masukkan benang secara melintang pada benang-benang
lain. Sebanyak dua ribu penari dari 50 banjar Desa Adat Kerobokan, Kabupaten Badung,
Bali memeragakan Tari Tenun di ajang "Petitenget Festival" sukses memecahkan rekor
Museum Rekor Indonesia (MURI).

Manager MURI Andre Purwandono disela penyerahan rekor MURI di Pantai Petitenget,
Bali, Minggu (16/9) malam, mengatakan penghargaan tersebut diraih karena para penari
mampu menarikan tari Tenun secara massal dengan jumlah dua ribu orang. Penghargaan
diberikan MURI atas rekor pagelaran Tari Tenun dengan jumlah penari terbanyak. Karena
itu layak mendapatkan penghargaan tersebut," ujarnya, sebagaimana dikutip Antara.

Para penari cantik yang berasal dari 50 banjar se-Desa Adat Kerobokan itu sejak tampil
awal terlihat begitu memukau. Bahkan ribuan penonton juga betah menyaksikan tarian
ciptaan seniman asal Banjar Campuhan, Kerobokan, yakni Nyoman Ridet pada 1957.

Pementasan Tari Tenun ini sekaligus menutup "Petitenget Festival" (Kerobokan Arts and
Spirit 2018) yang telah berlangsung selama tiga hari hingga Jumat (14/9) dan mampu
menyedot ribuan pengunjung, baik masyarakat lokal maupun wisatawan yang berlibur di
Pulau Dewata.

"Tari Tenun ini juga menjadi salah satu ikon Petitenget Festival selain ada Butho Ijo.
Kami juga apresiasi terhadap antusias pengunjung dan wisatawan yang membludak salah
satunya untuk menyaksikan Tari Tenun yang telah disiapkan sejak beberapa bulan lalu,"
kata Ketua Panitia Petitenget Festival, Bayu Joni Saputra.

- Faktor Penyebab Keberhasilan pergelaran tari tersebut yaitu :

A. Tari Kemilau Legong

- Dari sisi kepantiaan tari kemilau legong didukung oleh Bakti Budaya Djarum
Foundation yaitu organsasi nirlaba yang berdiri sejak tahun 1986, sudah pastinya
organisasi nirlaba tersebut sudah mempunyai pengalaman yang banyak dalam membuat
suatu pergelaran seni.

B. Tari Tenun

1. Dari sisi kepanitiaan, karena pergelaran tari tersebut sudah disiapkann sejak
beberapa bulan sebelum acara itu dimulai .
2. Dari sisi sumber dana yaitu dibantu oleh pemerintah Kabupaten Badung Bali .
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Sesuatu yang berhasil dan sukses berasal dari niat yang baik dan jujur. Maka suatu
pergelaran tari yang sukses juga seperti itu, dan tidak kalah penting perlu kekompakan
antara penyelenggara,sumber dana, dan panitia agar pergelaran tersebut sukses. Mari
kita bersama sama menjaga adat,seni,dan budaya yang pastinya tidak sedikit di
Indonesia agar tidak hilang dimakan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.djarumfoundation.org/aktivitas/detail_kegiatan/480/5/pagelaran-tari-kemilau-
legong
https://bobo.grid.id/read/08674637/tari-tenun-gambaran-keseharian-wanita-bali
https://id.wikipedia.org/wiki/Djarum_Foundation
https://elshinta.com/news/155788/2018/09/17/-tari-tenun-bali-sukses-pecahkan-rekor-muri

Anda mungkin juga menyukai