“ TARI TRADISIONAL “
Disusun oleh :
Jihan Nasfaira
XII – IPA
BANDUNG
1
LEMBAR PENGESAHAN
Hari : Jum’at
Disetujui oleh :
Mengetahui,
2
KATA PENGANTAR
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun saya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.
3
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan 2
Kata Pengantar 3
Daftar Isi 4
BAB I (Pendahuluan) 5
1.1. Latar Belakang5
1.2. Tujuan dan Fungsi 5
BAB II (Landasan Teori) 7
2.1. Tari Daerah 7
2.2. Sejarah Perkembangan Tarian Daerah10
BAB III (Pembahasan) 11
3.1. Pengertian 11
3.2. Tari Tradisional 11
3.3. Jenis Tari Tradisional 12
3.4. Tari Tradisional di Nusantara 13
BAB IV (Simpulan dan Saran) 15
4.1. Simpulan 15
4.2. Saran 15
Daftar Pustaka 16
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tarian Daerah Indonesia dengan beraneka ragam jenis tarian indonesia seni tari
membuat indonesia kaya akan adat kebudayaan kesenian. Dengan mengenal lebih banyak
Tarian adat di seluruh provinsi di indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih mencintai
negeri kita ini. Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa
dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari
akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari
negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap
suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat
lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai
sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang
dijalankan pemerintah.
1. Sebagai Pertunjukkan
Tarian ini menonjolkan dari sisi koreografi artistik, konsep yang bagus dan ide yang
matang. Serta tema yang tertata sedemikian rupa sehingga tarian tersebut menjadi
menarik.
2. Bagian Upacara
Sebagian tarian merupakan adegan sakral dari suatu prosesi adat atau upacara. Tarian
ini bisa dilakukan hanya pada upacara adat maupun acara yang bernuansa keagamaan.
Tarian ini mengutamakan adanya ke khidmatan dan komunikasi pada Sang Pemilik
Alam.
3. Menghibur
Nah fungsi tarian berikutnya adalah menghibur. Gerakan tarinya juga bebas dari
berbagai macam nilai, tradisi, atau adat. Yang terpenting dari tarian ini adalah mampu
menghilangkan rasa jenuh para pendengar atau penonton.
4. Untuk Pergaulan
Mungkin Anda pernah mendengar battle dance yang dilakukan anak muda zaman
now. Ya, kira-kira seperti itulah tari pergaulan.
5
Tarian itu dimainkan untuk berinteraksi ke sesama saja. Tarian ini biasanya
digunakan untuk saling adu unjuk rasa dalam kesenian. Dalam gerakanganya juga
terlihat lincah dan memiliki sifat komunikatif. Sehingga mampu memberikan
interaksi atau timbal balik ke sesama.
5. Sebagai Seni
Tarian dilaksanakan untuk tujuan pelestarian budaya. Biasanya tarian ini bernuansa
tradisional. Karena menghargai warisan budaya penggilan nenek moyang pada zaman
dahulu. Tarian ini hanya dipentaskan pada saat hari atau momen kebudayaan saja.
Adapun manfaat tari bagi penonton adalah sebagai hiburan, menambah wawasan seni dan
sebagainya. Sedangkan untuk penari, manfaat tarian adalah untuk mengekspresikan emosi,
mengolah raga dan juga menghilangkan stress. Saat ini banyak jenis musik dan tarian yang
terlihat di televisi maupun internet. Nah, sebagian orang membuang suntuk dengan
melakukan tarian-tarian yang dia sukai.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Tari Daerah
Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk
melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolisasinya sebagai
ungkapan si pencipta. Elemen dasar tari adalah gerak tubuh manusia. Gerak secara
aktual tidak dapat dipisahkan dengan unsur ruang, tenaga, dan waktu. Oleh sebab itu,
tari secara umum merupakan bentuk penjabaran dari gerak, ruang, tenaga dan waktu
(Rahmida Setiawati dkk.19).
1.) Tari Primitif dikoreografi berorientasi pada segi artistik dengan digarap lebih
menekankan pada segi estetika seni. Tarian jenis ini secara umum berkembang di
masyarakat yang menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Ciri-ciri tari primitif
diantaranya adalah gerak dan iringan sangat sederhana, gerakan dilakukan untuk tujuan-
tujuan tertentu, memakai instrumen sangat sederhana, tata rias masih sederhana, tari ini
bersifat sakral, dan dasar geraknya adalah maksud atau kehendak hati dan
pernyataan kolektif.
2.) Tari Tradisional adalah tari yang secara koreografis telah mengalami proses garap yang
sudah baku. Tarian tradisional telah mengalami proses kulturasi atau pewarisan budaya
yang cukup lama. Jenis tarian ini bertumpu pada pola-pola tradisi atau kebiasaan yang
sudah ada dari nenek moyang, garapan tari bersifat pewarisan kultur budaya yang
disampaikan secara turun-temurun. Contoh tari tradisional diantaranya yaitu Tari
Gruda (Bali), Tari Gamyong (Jawa Tengah), Tari Baladewa (Surakarta), Bedoyo
(Yogya-Surakarta).
7
a. Tari Rakyat merupakan tarian yang berorientasi pada koreografi yang
berkembang di masyarakat. Tari rakyat merupakan tari yang hidup dan berkembang
pada masyarakat tertentu sejak jaman primitf sampai sekarang. Konsep
koreografi yang dibawakan juga sederhana, berpola pada tradisi yang sudah
lama diakui sebagai bagian kehidupan masyarakat sekitar dan warisan budaya
yang sudah ada.
b. Tari Klasik (istana), lahir dan berkembang di lingkungan istana atau kalangan
priyayi. Tari ini telah mengalami proses kristalisasi melalui tatap garap secara
artistik yang tinggi. Garapan tarian telah menempuh perjalanan sejarah yang cukup
lama. Konsep penataan telah terbentuk setelah mengalami perubahan yang
matang. Contoh jenis tarian ini diantaranya yaitu Tari Bedoyo (dari
Surakarta/Jawa Tengah, Yogyakarta), Tari Legong (Bali), Tari Klana Cirebon
(Jawa Barat)
3.) Tari Kreasi Baru (Modern) atau biasa disebut juga tari non-tradisional adalah tarian
yang tidak berpijak pada pola tradisi dan aturan yang sudah baku. Tarian ini merupakan
bentuk ekspresi diri yang memiliki aturan yang lebih bebas, tari-tari secara konseptual tetap
mempunyai aturan. Contohnya tari-tari karya Bagong Kusudiardjo (Tari Yapong, Tari
Wira Periwi, dan sebagainya), Tari Cantik (karya Wiwik Widyastuti), Tari Gitek Balen
(karya Abdul Rochim), Tari Nandak Ganjen (karya Entong Sukirman) dan masih
banyak yang lainnya.
1. Tari Upacara, merupakan tarian yang digunakan untuk keperluan upacara, dan
berkembang pada daerah tertentu di Indonesia. Ciri utama tari upacara
diantaranya hidup dan berkembang dalam tradisi yang kuat, sarana memuja dewa
(keagamaan), serta kegiatan atau prosesi tradisi yang menjadi simbol masyarakat
maka tarian jenis ini berkembang subur dan diwariskan. Yang termasuk tari-
tarian upacara adalah sebuah tari yang mempunyai kekuatan magis yang
digunakan untuk mempengaruhi alam. Tarian ini banyak terdapat di pedalaman
Irian Jaya, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara dan Bali. Contohnya adalah Tari
Ndi (dari Irian Jaya), Abhisekharama (tari penobatan/ulang tahun penobatan raja)
dan masih banyak lagi.
8
3. Tari Religi/Agama, biasanya pada saat dipertunjukkan banyak terkait
dengan acara-acara prosesi upacara tertentu. Bentuk-bentuk upacara yang digelar
meliputi arak pengentin, kelahiran, penyambutan tamu agung, injak telur,
kematian, potong rambut, dan beberapa acara prosesi lain yang selalu dipelihara
oleh masyarakat di lingkungan dimana tarian tersebut difungsikan.
Dengan demikian pada pertunjukkannya selalu dikatitkan dan disatukan ke dalam
ritual atau prosesi upacara yang dilaksanakan. Kesatuan tari dengan prosesi upacara
sangat dekat dengan mode pertunjukkannya. Oleh sebab itu, tarian tertentu dan
prosesinya selalu digelarkan secara menyatu dalam satu pertunjukkan. Contohnya
adalah Tari Kecak (Bali), Tari Tabot (Bengkulu) dan Tari Rejang.
4. Tari Pergaulan adalah tari yang mengisyaratkan pergaulan antara muda dan mudi.
Tarian ini biasanya dilakukan pada saat bulan purnama sebagai tari pergaulan
muda mudi/kaum remajayang merupakan tari sosial yang memiliki latar
belakang cerita. Tarian ini merupakan wujud suka cita warga desa dalam
menyambut panen, bersih desa, atau acara lainnya yang berhubungan dengan
berlangsungnya pertemuan antara kaum muda/laki-laki dan mudi/putri. Ciri-ciri tari
ini diantarnya adalah gerak tari dilakukan secara bebas, sering dilakukan saat
bulan purnama dan digunakan sebagai sarana untuk komunikasi atau pergaulan
antara laki-laki/perempuan, anak, remaja dan orang tua atau kegiatan yang
berhubungan dengan hajad orang banyak di suatu desa. Contohnya adalah Tari
Lenso, Tari Serampang Dua Belas, Tari Joget, Tari Gandrung, Tari Tayub dan
lainnya.
5. Tari Teatrikal merupakan bentuk pertunjukkan yang dikemas secara lengkap antara
unsur seni rupa, musik teater, dan tari. Pertunjukkan digarap komunikasi
dengan penonton, sehingga kesan teatrikal nampak. Contohnya adalah Tari
Topeng Betawi, Tari Topeng Gong, Tari Kebyar Kebeng, Tari Reog Polodero
dan masih banyak yang lainnya. Setiap diadakannya pagelaran budaya Indonesia
di luar negeri, khususnya tarian daerah, membuat decak kagum para
penontonnya. Mereka mengakui, pagelaran semacam itu tak pernah mereka
temui di negeri manapun. Negeri Indonesia mempunyai beragam tari-tarian.
Masing-masing daerah, mulai dari ujung barat (Sabang) sampai ujung timur
(Merauke), memiliki tarian tersendiri. Misalkan di daerah Jawa saja, ada berpuluh-
puluh macam tarian.
Masing-masing tarian daerah memiliki makna, ada yang merupakan ungkapan rasa
syukur karena panen berhasil, ekspresi suka cita karena menang dalam perang, sebagai
wujud kebersamaan, atau menggambarkan hubungan antara manusia dan Tuhannya.
Secara umum, tari sebagai bentuk kesenian merupakan ekspresi yang diungkapkan
melalui gerak tubuh yang berirama. Setiap gerakannya selaras dengan musik (gending)yang
mengiringinya. Dalam bahasa Jawa, tari juga disebut beksa yang merupakan gabungan dari
kata ambeg dan esa. Beksa memiliki pengertian bahwa setiap orang yang menari harus
menyatukan jiwanya dalam suatu gerak menuju satu tujuan.
9
2. Sejarah Perkembangan Tarian Daerah
Setiap wilayah etnik di Indonesia belum tentu telah mengalami tahapan tersebut,
bahkan dalam wilayah-wilayah tertentu mungkin masih dalam tahapan pertama. Jika
ditinjau sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka tahapan
perkembangan tari tersebut terkait dengan perubahan struktur masyarakatnya.
10
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tari tradisional adalah tari yang telah melampaui perjalanan perkembangannya cukup
lama, dan senantiasa berfikir pada pola-pola yang telah mentradisi.
B. Tari Tradisional
Sebelum bersentuhan dengan pengaruh asing, suku bangsa di kepulauan Indonesia sudah
mengembangkan seni tarinya tersendiri, hal ini tampak pada berbagai suku bangsa yang
bertahan dari pengaruh luar dan memilih hidup sederhana di pedalaman, misalnya di Sumatra
(Suku Batak, Nias, Mentawai), di Kalimantan (Dayak, Punan, Iban), di Jawa (Badui),
Sulawesi (Toraja, Minahasa), Kepulauan Maluku dan Papua (Dani, Asmat, Amungme).
Banyak ahli antropologi percaya bahwa tarian di Indonesia berawal dari gerakan ritual
dan upacara keagamaan. Tarian semacam ini biasanya berawal dari ritual, seperti tari perang,
tarian dukun untuk menyembuhkan atau mengusir penyakit, tarian untuk memanggil hujan,
dan berbagai jenis tarian yang berkaitan dengan pertanian seperti tari Hudoq suku Dayak.
Tarian lain diilhami oleh alam, misalnya Tari Merak dari Jawa Barat. Tarian jenis purba ini
biasanya menampilkan gerakan berulang-ulang seperti tari Tor-Tor suku Batak dari Sumatra
Utara. Tarian ini juga bermaksud untuk membangkitkan roh atau jiwa yang tersembunyi
dalam diri manusia, juga dimaksudkan untuk menenangkan dan menyenangkan roh-roh
tersebut. Beberapa tarian melibatkan kondisi mental seperti kesurupan yang dianggap sebagai
penyaluran roh ke dalam tubuh penari yang menari dan bergerak di luar kesadarannya. Tari
Sanghyang Dedari adalah suci tarian istimewa di Bali, dimana gadis yang belum beranjak
dewasa menari dalam kondisi mental tidak sadar yang dipercaya dirasuki roh suci. Tarian ini
bermaksud mengusir roh-roh jahat dari sekitar desa. Tari Kuda Lumping dan tari keris juga
melibatkan kondisi kesurupan.
11
berlanggam tradisional mungkin baru diciptakan kurang dari satu dekade yang lalu.
Penciptaan tari dengan koreografi baru, tetapi masih di dalam kerangka disiplin tradisi tari
tertentu masih dimungkinkan. Sebagai hasilnya, munculah beberapa tari kreasi baru. Tari
kreasi baru ini dapat merupakan penggalian kembali akar-akar budaya yang telah sirna,
penafsiran baru, inspirasi atau eksplorasi seni baru atas seni tari tradisional.
1. Tari Keraton
Tari keraton adalah tari yang semula berkembang dikalangan kerajaan dan bangsawan.
Tarian di Indonesia mencerminkan sejarah panjang Indonesia. Beberapa keluarga
bangsawan; berbagai istana dan keraton yang hingga kini masih bertahan di berbagai bagian
Indonesia menjadi benteng pelindung dan pelestari budaya istana. Perbedaan paling jelas
antara tarian istana dengan tarian rakyat tampak dalam tradisi tari Jawa. Strata masyarakat
Jawa yang berlapis-lapis dan bertingkat tercermin dalam budayanya. Jika golongan
bangsawan kelas atas lebih memperhatikan pada kehalusan, unsur spiritual, keluhuran, dan
keadiluhungan. Masyarakat kebanyakan lebih memperhatikan unsur hiburan dan sosial dari
tarian. Sebagai akibatnya tarian istana lebih ketat dan memiliki seperangkat aturan dan
disiplin yang dipertahankan dari generasi ke generasi, sementara tari rakyat lebih bebas, dan
terbuka atas berbagai pengaruh.
Perlindungan kerajaan atas seni dan budaya istana umumnya digalakkan oleh pranata
kerajaan sebagai penjaga dan pelindung tradisi mereka. Misalnya para Sultan dan Sunan dari
Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta terkenal sebagai pencipta berbagai tarian keraton
lengkap dengan komposisi gamelan pengiring tarian tersebut. Tarian istana juga terdapat
dalam tradisi istana Bali dan Melayu. Seperti di Jawa juga menekankan pada kehalusan,
keagungan dan gengsi. Tarian Istana Sumatra seperti bekas Kesultanan Aceh, Kesultanan
Deli di Sumatra Utara, Kesultanan Melayu Riau, dan Kesultanan Palembang di Sumatra
Selatan lebih dipengaruhi budaya Islam, sementara Jawa dan Bali lebih kental akan warisan
budaya Hindu-Buddhanya.
2. Tari Rakyat
Tari Rakyat merupakan tari yang hidup dan berkembang dikalangan rakyat. Tarian
Indonesia menunjukkan kompleksitas sosial dan pelapisan tingkatan sosial dari
masyarakyatnya, yang juga menunjukkan kelas sosial dan derajat kehalusannya. Berdasarkan
pelindung dan pendukungya, tari tradisional adalah tari yang dikembangkan dan didukung
oleh rakyat kebanyakan, baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Dibandingkan dengan tari istana (keraton) yang dikembangkan dan dilindungi oleh pihak
istana. Tari rakyat Indonesia relatif lebih bebas dari aturan yang ketat dan disiplin tertentu,
12
meskipun demikian beberapa langgam gerakan atau sikap tubuh yang khas seringkali tetap
dipertahankan. Tari rakyat lebih memperhatikan fungsi hiburan dan sosial pergaulannya
daropada fungsi ritual.
Tari Ronggeng dan tari Jaipongan suku Sunda adalah contoh yang baik mengenai tradisi
tari rakyat. Keduanya adalah tari pergaulan yang lebih bersifat hiburan. Seringkali tarian ini
menampilkan gerakan yang dianggap kurang pantas jika ditinjau dari sudut pandang tari
istana, akibatnya tari rakyat ini seringkali disalahartikan terlalu erotis atau terlalu kasar dalam
standar istana. Meskipun demikian tarian ini tetap berkembang subur dalam tradisi rakyat
Indonesia karena didukung oleh masyarakatnya. Beberapa tari rakyat tradisional telah
dikembangkan menjadi tarian massal dengan gerakan sederhana yang tersusun rapi, seperti
tari Poco-poco dari Minahasa Sulawesi Utara, dan tari Sajojo dari Papua.
13
Tari Papua
Tarian Daerah Provinsi Kalimantan 1.) Tari Perang
Selatan 2.) Tari Suanggi
1.) Tari Babujugan
2.) Tari Radap Rahayu Tarian Daerah Propinsi Sulawesi
Selatan
Tarian Daerah Provinsi Kalimantan 1.) Tari Bosara
Tengah 2.) Tari Kipas
1.) Tari Dadas dan Bawo 3.) Tari Pakarena
2.) Tari Giring-Giring
Tarian Daerah Propinsi Sulawesi
Tarian Daerah Provinsi Kalimantan Tengah
Timur 1.) Tari patuddu
1.) Tari Gong 2.) Tari Dero Poso
3.) Tari Lumense
Tarian Daerah Kepulauan Riau 4.) Tari Pamonte
1.) Tari Tandak, 5.) Tari Peule Cinde
2.) Tori Joged Lambak 6.) Tari Torompio
14
Tarian Daerah Propinsi Sumatra 1.) Tari Serampang Dua Belas
Utara 2.) Tari Tor Tor
BAB IV
A. SIMPULAN
Tari tradisional adalah tari yang telah melampaui perjalanan perkembangannya cukup
lama, dan senantiasa berfikir pada pola-pola yang telah mentradisi. Para ahli antropologi
percaya bahwa tarian di Indonesia berawal dari gerakan ritual dan upacara keagamaan dan
juga alam.
1. Tari keraton adalah tari yang semula berkembang dikalangan kerajaan dan
bangsawan.
2. Tari Rakyat merupakan tari yang hidup dan berkembang dikalangan rakyat.
B. SARAN
Tari Tradisional belum tentu bernilsi klasik, sebab tari klasik selain mempunyai ciri
tradisional harus pula memiliki nilai artistik yang tinggi. Dengan mengenal lebih banyak
Tarian adat di seluruh provinsi di indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih mencintai
negeri kita ini.
Sekolah seni tertentu di Indonesia seperti Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) di
Bandung, Institut Kesenian Jakarta (IKJ) di Jakarta, Institut Seni Indonesia (ISI) yang
tersebar di Denpasar, Yogyakarta, dan Surakarta kesemuanya mendukung dan menggalakkan
siswanya untuk mengeksplorasi dan mengembangkan seni tari tradisional di Indonesia.
Beberapa festival tertentu seperti Festival Kesenian Bali dikenal sebagai ajang ternama bagi
seniman tari Bali untuk menampilkan tari kreasi baru karya mereka.
15
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, Fred. (1981). Mengenal Tari Klasik Gaya Yogyakarta. Yogyakarta ; Liberty.
https://studylibid.com/doc/716432/9-bab-ii-landasan-teori-2.1-tari-daerah-tari-adalah-
ekspresi#:~:text=Elemen%20dasar%20tari%20adalah%20gerak%20tubuh
%20manusia.&text=Tarian%20tradisional%20telah%20mengalami%20proses,budaya
%20yang%20disampaikan%20secara%20turuntemurun.
16