diajukan oleh :
Nadila Dwi As’ari
NIM. 201341046
TAHUN 2021
1
TARI EMPRAK DALAM RANGKA BULAN BUNG KARNO 2021
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mata kuliah Seni Pertunjukan Indonesia tahun
akademik 2020/2021
diajukan oleh :
Nadila Dwi As’ari
NIM. 201341046
TAHUN 2021
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tari Emprak Blitar
dalam Rangka Bulan Bung Karno 2021, Blitar, Jawa Timur” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pengamatan
seni pertunjukan, dalam mata kuliah Seni Pertunjukan Indonesia. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang yang saya
tekuni. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuanya sehingga saya dapat meyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................................2
KATA PENGANTAR...................................................................................................3
DAFTAR ISI..................................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 6
B. Tujuan.......................................................................................................... 7
C. Manfaat........................................................................................................ 7
BAB II PEMBAHASAN
A. Obyek Pertunjukan
1. Nama Obyek................................................................................................7
2. Asal-usul atau obyek...................................................................................7
B. Struktur Penyajian
1. Urutan Sajian..............................................................................................10
2. Gerak..........................................................................................................12
3. Rias Busana................................................................................................13
4. Musik Tari..................................................................................................14
5. Properti atau perlengkapan pertunjukan.....................................................17
6. Pola Lantai..................................................................................................18
C. Pendukung Sajian.............................................................................................19
D. Tempat Pertunjukan........................................................................................20
E. Tujuan Pertunjukan.........................................................................................20
F. Makna atau Simbol...........................................................................................20
1. Gerak..........................................................................................................20
2. Rias dan Busananya...................................................................................21
3. Properti......................................................................................................21
4
G. Perkembanganya.............................................................................................21
KEPUSTAKAAN
Daftar Pustaka................................................................................................23
Webtografi.....................................................................................................25
Discografi......................................................................................................27
Narasumber...................................................................................................27
5
BAB I
A. Latar Belakang
Seni pertunjukan, (“perfomance art”) merupakan hasil karya seni yang dilakukan
dalam setiap pementasan, dalam seni pertunjukan terdiri dari seni musik, seni tari,
seni drama atau teater, seni rupa, dan sastra. Seluruh bidang seni didalamnya saling
membutuhkan unsur seni lainya. Koentjaraningrat mengemukakan bahwa Kesenian
merupakan salah satu unsur kebudayaan dan merupakan kebutuhan manusia secara
universal yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak terlepas dari masyarakat.
Tari didalam kehidupan sosial masyarakat memiliki tiga fungsi utama yaitu tari
untuk kebutuhan upacara kepercayaan/religi yang biasa disebut tari upacara, tari
untuk kebutuhan hiburan atau kesenangan yang disebut tari hiburan atau tari
pergaulan dan tari untuk memberikan kesenangan pada pihak lain/penonton yang
disebut tari pertunjukan. (Suratman, 2008, hlm.20)
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua (1999:1087), kata
“pertunjukan” diartikan sebagai “sesuatu yang dipertunjukan; tontonan (bioskop,
wayang, dsb); pameran (barang-barang). Selain itu Seni Pertunjukan memiliki arti
kegiatan di luar kegiatan kerja sehari-hari. Seni adalah kegiatan di waktu yang
senggang yang berarti kegiatan di luar jam-jam kerja mencari nafkah. (Sumardjo, Seni
Pertunjukan Indonesia, 2001:2)
Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur, yang
berbatasan langsung dengan Kabupaten Malang, Kediri, dan Tulungagung. Blitar atau
Balitar, mendapat julukan Kota Patria atau Kota Proklamator, hal ini dikarenakan
Blitar merupakan tempat bersemayamnya makam Bapak Proklamator atau Presiden
Pertama Republik Indonesia, Ir, Soekarno. Selain iyu juga terdapat Perpustakaan yang
6
disebut dengan Perpustakaan Bung Karno. Pemerintah Kabupaten maupun Kota Blitar
terus berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM yang ada, sehingga sering diadakan
pelatihan-pelatihan guna meningkatkan skill, diantaranya Pelatihan Literasi, Pelatihan
Musik dan Tari, dan Pelatihan Vlog yang diadakan dalam rangka memperingati Bulan
Bung Karno pada bulan Juni setiap tahunya.
Salah satu kesenian Coke-an di daerah Blitar, sering disebut dengan Emprak.
Emprak dapat dijumpai di Desa Maron Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Edi
Sedyawati dalam bukunya menyebutkan Emprak merupakan suatu bentuk Tari
Rakyat yang hidup dan berkembang di daerah Nganjuk, Kediri, Lamongan,
Bojonegoro, Blitar dan Malang. Penarinya terdiri dari beberaoa wanita atau laki-laki
yang berbusana wanita (Sedyawati, 1981:35)
B. Tujuan
1. Menganalisis salah satu pertunjukan kesenian di Blitar, yaitu Tari Emprak
2. Pengamatan dan pengaplikasian materi mata kuliah Seni Pertunjukan Indonesia
dalam kehidupan sehari hari di suatu pertunjukan daerah.
3. Upaya untuk melestarikan dan menumbuhkan rasa cinta budaya Indonesia.
C. Manfaat
1. Mengetahui pengaplikasian materi mata kuliah Seni Pertunjukan Indonesia dalam
salah satu kesenian daerah yang ada di Kabupaten Blitar.
2. Memahami unsur-unsur seni pertunjukan dalam Pertunjukan Tari Emprak dalam
rangka Bulan Bumi Bung Karno
3. Menambah wawasan mengenai budaya daerah khususnya di Kabupaten Blitar.
4. Menumbuhkan literasi membaca dan melestarikan serta rasa cinta budaya
Indonesia.
7
BAB II
A. Obyek Pertunjukan
1. Nama Obyek
2. Asal-usul Obyek
Tari Emprak merupakan tari garapan baru yang bersumber dan terinspirasi
dari kesenian Emprak. Kesenian Emprak merupakan kesenian barangan yang hidup
di daerah Blitar sampai tahun 1980. Tari Emprak merupakan tari kelompok sebagai
tari penyambutan tamu yang memiliki fungsi sebagai hiburan. Tari Emprak kini
dikenal di daerah Blitar dan sekitarnya melalui lembaga formal dan nonformal.
Kesenian Emprak salah satu kesenian rakyat yang mewarnai kesenian yang
pernah hidup dan berkembang di daerah Blitar. Nama Emprak memiliki arti yakni
pating klemprak atau berserakan dan nglemprak atau mengamen sehingga masyarakat
menyebut dengan sebutan Emprak. Emprak seringkali dijumpai di daerah Blitar,
Nglegok, Srengat dan Udanawu. Persebarann ini dipengaruhi oleh kebiasaan para
pelaku seni Emprak yang berpindah-pindah daerah untuk menjajakan kesenianya.
Emprak dilakukan 7 sampai 10 orang yang terdiri dari 5 sampai 7 para wiyaga laki-
laki dan 2 sampai 3 orang pesinden perempuan. Biasanya mereka berasal dari satu
kampung yang sama terkadang mereka satu keluarga atau saudara.
Tari Emprak merupakan tari garapan baru yang bersumber dan terinspirasi
dari kesenian Emprak. Kesenian Emprak merupakan kesenian barangan yang hidup
di daerah Blitar sampai tahun 1980. Tari Emprak merupakan tari kelompok sebagai
tari penyambutan tamu yang memiliki fungsi sebagai hiburan. Tari Emprak kini
dikenal di daerah Blitar dan sekitarnya melalui lembaga formal dan nonformal.
8
Setiap pertunjukan pelaku Emprak memainkan 2 sampai 4 gendhing antara
lain gendhing Tayuban, gendhing Dolanan, dan gendhing Jaranan. Pertunjukan yang
dilakukan dengan sesuka hati pelakunya sambil menanti berkumpulnya masyarakat
untuk menyaksikan kesenian Emprak. Terkadang suara Gamelan, membawa
masyarakat untuk menuju ke sumber suara itu berasal. Pelaku Emprak tidak menolak
saat ditanggap oleh masyarkat. Pesinden melakukan tarian sesuai keinginan dan
bergerak senyaman mungkindalam bergerak dengan memainkan sampur,
menggerakkan tangan dengan lembehan dan menggerakan pinggul dengan egolan.
Penonton pun kadang ikut terlarut dan menari dipertengahan gendhing yang
dimainkan disamping itu mereka juga menyawer atau memberikan uang kepada
pesindhen.
Setiap pementasan pelaku Emprak tidak pernah mematok upah yang didapat,
akan tetapi mereka menanti keikhlasan dari penonton yang menyaksikan pertunjukan
dan yang menanggap. Biasanya masyarakat memberikan upah lebih, ketika
menanggap kesenian Emprak. Biasanya pelaku Emprak mendapatkan upah 500 atau
1000 rupiah, bahkan lebih dari penonton yang ingin memberikan upah saat
menyaksikan pertunjukan. Tradisi barangan dari satu tempat ke tempat lainya,
membuat pelaku Emprak jarang kembali kerumah dengan hari yang sama.
Pertunjukan Emprak bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku Emprak
atau mencari rezeki untuk menunggu saat musim panen dan menggarap sawah.
9
pengetahuanya tentang Emprakkarena rasa takut mereka. Ketika pemerintah mulai
stabil kembali karena pergantian orde dan sistem pemerintahan telah dimulai, mereka
memberanikan diri untuk mencari rezeki melalui Emprak pada tahun 1980.
Keberanian ini dilakukan karena faktor ekonomi dan usia yang masih mampu
melakukan kegiatan kesenian Emprak. Bentuk sajian Emprak tidak mengalami
perubahan, pelaku yang berusia lanjut tetao menyajikan seperti yang mereka ingat.
Usia pelaku Emprak yang telah lanjut tetap berusaha mempertahankan kesenian
Emprak, dengan mengajak anak cucu pelaku Emprak lebih menyukai kesenian yang
berkembang. Pada saat sekarang seperti dangdut, campursari atau kesenian lainya.
Pada tahun 1988 kesenian Emprak betul-betul tidak dapat dijumpai lagi
sehingga membuat Dimas Pramuka Admaji untuk membuat sebuah karya tari garapan
baru yang terinspirasi dari kesenian Emprak yang pernah hidup di Desa Maron
Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.
B. Persiapan Pertunjukan
Dalam tari Emprak ada beberapa persiapan yang harus dilakukan untuk
menampilkan tari Emprak, yaitu latihan yang harus dipersiapkan dengan matang, tata rias
dan busana, tata panggung dan tata cahaya, kemudian pola lantai dan juga musik,
penanggung jawab acara, peserta, pelaku, dan juga penonton acara.
C. Struktur Penyajian
1. Urutan Sajian
Urutan sajian tari Emprak dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu tari bagian
awal, tari bagian pokok dan tari bagian akhir. Tarian bagian awal ini dapat
disamakan dengan tari tradisi pada bagian maju beksan. Tari bagian akhir daoat
disebut dengan tarian mundur beksan dalam tari tradisi. Unit gerak pada tari
bagian awal terdapat beberapa sub-sub unit gerak sebagai berikut :
1.1 Ragam A
- Egol kepel sampur
- Kebyok entrok kanan-kiri
10
- Ngegol-singget A (penghubung)
- Laku papat lamba-rangkep
- Keter-singget B (penghubung)
- Lembehan
- Seblakan egol
- Sanggah lenggut
1.2 Ragam B
- Srisig pentang, iket (penghubung)
- Kepatan sampur, tawing sirig, ogek lambung
- Laku kecat ngolong sampur, uncal sampur sirig
- Ulap-ulap gebes, tawing kencron
- Ogek lambung edrek
- Tatasan lamba, rangkep, tawing sirig, ogek lambung
1.3 Ragam C
- Ompak, tanjak
- Tatasan kanan-kiri, seblak, ledhekan, seblak, iket (penghubung)
- Lembehan Srimpet, kencrong, seblak kepel sampur, ngantang
ogok, iket (penghubung)
Tarian bagian akhir adalah gerakan untuk mengakhiri sebuah tari. Pada
akhir tarian seringkali digunakan untuk meninggalkan kesan pada
penikmatnya. Pada tari Emprak digunakan gerakan yang :
1.4 Ragam D
- Srisig kepel sampur, uncal
- Pentang tatasan, ulap-ulap
- Srisig, ngongak bolo, lembehan
- Laku egol rancang, singget A (penghubung)
- Ego kerep, ngrawit, singget A (penghubung)
- Laku papat lombo, rangkep, tancep
11
- Seblak kepel sampur
- Srisig
- Ayam alas (keluar pentas)
2. Gerak
Pada tari Emprak gerakan tidak lepas dari kebiasaan tari Emprak
dengan gerakan ledhekan, ngemprak, dan egol yang dikembangakan disertai
distorsi dan stilisasi. Penari Emprak biasanya mengekspresikan mimik wajah
yang senang agar muncul kesan ramah. Berikut gerakan yang menciri khaskan
tari Emprak :
d. Seblakan Egol dan seblakan sampur merupakan gerakan pada tari Emprak
yang menekankan pada gerak ditempat dengan berjalan yang
12
menggerakkan seluruh badan naik bagian atas dengan tolehan ke kanan
dan ke kiri. Perbedaan ppada seblakan egolan dan seblakan sampur yakni
pada seblakkan egolan bagian pinggul digerakkan dua kaki setelah jalan
ditempat dan posisi tangan malangkerik sedangkan seblakan smapur
dilakukan dengan jalan ditempat dan egol diakibatkan oleh gerakan jalan
ditempat dengan menggunakan properti sampur untuk dikibaskan ke kanan
dan ke kiri tolehan mengikuti arah tangan
13
b. Busana pada Tari Emprak
Busana dalam seni pertunjukan adalah bukan sekedar berguna sebagai
penutup tubuh, tetapi berupa pendukung desain ruangan yang melekat pada
tubuh penari (Murgiyanto, 1992:109). Busana pada Tari Emprak tidak
meninggalkan busana tradisi pada kesenian Emprak. Busana yang
digunakandalam tari Emprak antara lain:
14
terlihat anggun dan lembut yang biasannya ditampakkan
oleh perempuan saat menari.
15
- Bunga buatan : bunga yang terbuat dari kain berwarna
merah yang ditata seperti mahkota bunga. Diberi hiasan
monte-monte dengan memiliki ukuran yang berbeda
berwarna merah dan bulu yang berwarna merah
ditempelkan pada kelopak bunga yang mekar, dipasang
pada sisi kanan dan kiri sanggul. Bunga pada sanggul
penari bisa menggunakan bunga mawar asli. Penggunaan
bunga buat ini dipengaruhi karena seringnya pentas diluar
kota yang menyulitkan koreografer mencari atau membeli
bunga mawar.
16
asesoris.
4. Musik
5. Properti
17
Properti yang digunakan dalam tari Emprak ialah Sampur
6. Cerita
Tari Emprak merupakan tari garapan baru yang bersumber
dari kesenian Tayub dan Jaranan yang berkembang di daerah
Blitar dan sekitarnya. Tari ini juga berangkat dari kesenian
Emprak yang berjaja dari rumah kerumah, namun digarap
sedemikian rupa sehingga menjadi tari lepas sebagai tari selamat
datang atau tari penyambut tamu yang biasa ditarikan diawal
acara-acara resmi.
7. Pola Lantai
E C D
G B F
Keterangan :
18
B. Panggung tengah depan
D. Pendukung Sajian
Pendukung sajian dalam Tari Emprak Blitar ialah faktor dari Rias dan
Busana, Tata Panggung seperti sound system, tata lampu, Pola Lantai,
apresiasi masyarakat/ adanya penonton.
E. Tempat Pertunjukan
19
Tempat pentas merupakan lokasi dimana sebuah tarian itu
dipentaskan. Menurut Maryono bentuk panggung dibedakan
menjadi dua yakni panggung tertutup dan panggung terbuka.
Panggung tertutup terdiri dari proscenium, pendapa, dan
panggung keliling sedangkan panggung terbuka dapat berbentuk
halaman yang bersifat alami untuktarian rakyat, lapangan untuk
jenis tarian kolosal, dan jalanan untuk tarian yang bersifat
karnaval (2012:67). Salah satu tempat pentas yakni pendapa
dimana biasanya pendopo sering digunakan untuk acara sakral di
pendapa keraton, acara masyarakat, acara hiburan dan acara-acara
resmi yang biasannya diadakan diacara instansi.
F. Tujuan Pertunjukan
1. Gerak
Pada tari Emprak gerakan tidak lepas dari
kebiasaan tari Emprak dengan gerakan ledhekan,
ngemprak, dan egol yang dikembangakan disertai distorsi
dan stilisasi. Penari Emprak biasanya mengekspresikan
mimik wajah yang senang agar muncul kesan
ramah.Kebaya berwarna merah, memiliki kesan meriah
dan berani, juga dipadankan dengan manik-manik yang
membuat kostum lebih menarik.
2. Rias Busana
20
Batik Tulungagung merupakan salah satu batik
yang memiliki motif yang khas yang menampakkan kesan
asal tarian Emprak karya Dimas Pramuka Admaji.
Pemilihan motif dengan menggunakan motif bunga yang
identik karena terlihat anggun dan lembut yang biasannya
ditampakkan oleh perempuan saat menari.
3. Properti
Properti sampur yang digunakan pada Tari
Emprak bermakna sebagai keindahan dari sebuah tarian.
H. Perkembanganya
Jika pada zaman dahulu kesenian Emprak digunakan sebagai mata
pencaharian, kini tari Emprak sudah dimodifikasi dengan gaya yang lebih
modern dan estetik tanpa meninggalkan unsur atau ciri khas dari tari Emprak
pada zaman dahulu. Jika dahulu Emprak sudah jarang ditemui, maka saat ini
sudah banyak seniman yang melestarikan tari Emprak, selain diajarkan kepada
seniman yang lebih muda, eksistensi tari Emprak saat ini juga sudah sangat
pesat, dimana tari Emprak sudah biasa ditampilkan dalam acara-acara resmi
sebagai tari hiburan, sambutan kepada tamu-tamu yang telah hadir.
BAB III
21
KESIMPULAN
Dalam upaya meningkatkan mutu SDM di Blitar, Jawa Timur serta melestarikan
budaya Blitar. Pemerintah terus berupaya untuk melakukan dan menampung aspirasi seniman
dan budayawan yang ada. Memang dikala pandemi seperti ini kita diharuskan untuk bersabar
dan terus berdoa supaya semua cepat membaik. Tidak hanya aktifitas sekolah saja, namun
aktifitas berkesenian juga ikut menjadi korban, namun beberapa solusi mau tidak mau
menjadi pilihan diantaranya, melakukan pertunjukan virtual, pertunjukan yang dihadiri tidak
lebih dari setengah kuota penonton, dan masih banyak lagi.
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Blitar yaitu Peringatan Bulan
Bung Karno yang seharusnya dilaksanakanya festival dan Grebek Pancasila, namun kali ini
berbeda yaitu dengan mengadakan seminar dan pelatihan penunjang skill, dalam acara
pembukaan kesenian yang juga menjadi salah satu icon di Blitar, tari Emprak juga ikut
bergabung sebagai tari sambutan kepada tamu undangan yang telah hadir.Tari Emprak
merupakan tari garapan baru yang terinspirasi dari kesenian Emprak Blitar yang hilang dari
perhatian masyarakat yang membuat kesenian ini tidak dijumpai lagi di Desa Maron
Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Penggarapan tari Emprak bertujuan menarik minat
masyarakat dalam berkesenian dan melestarikan kesenian rakyat dengan mengangkat kembali
kesenian yang sudah tidak dijumpai lagi. Baik dengan melestarikan kesenian tersebut atau
dengan menciptakan sesuatu garapan baru yang terinspirasi dari kesenian rakyat agar
kesenian tersebut tetap hidup atau dikenal oleh masyarakat.
Gerak pada tari Emprak mengacu pada kesenian Emprak, Tayuban, Jaranan dan gerak
Jawa Timuran yang ditata dan diperhalus untuk menciptakan tari yang sesuai dengan
keinginan koreografer untuk mengungkapkan pesan atau kesan dalam pertunjukan. Musik tari
Emprak menggunakan pola musik yang sudah ada dengan menggarap pola Tayuban dan pola
Jaranan selain kesan meriah yang ingin ditonjolkan pada penataan musik juga bertujuan
untuk melestarikan dan mengembangkan kesenian yang telah ada di Kabupaten Blitar
khususnya.
Tata rias pada tari Emprak menggunakan rias yang ditata agar memperlihatkan
kecantikan pada penarinya hal ini dilakukan untuk mendukung pertunjukan agar penonton
tertarik, sedangkan busananya menggunakan busana khas kesenian Emprak dengan
memasukkan model kostum yang telah dikembangkan atau dimodifikasi sehingga menjadi
22
warna baru yang menarik, tetapi tidak meningggalkan ciri khas ebog dan jarik batik
Tulungagungan. Keunikan pada tari Emprak terlihat dari iringan yang digunakan dengan
menunjukkan identitas dari tarian itu berasal, selain itu iringan digunakan sebagai desain
dramatik agar terdapat klimak pada setiap pertunjukan klimak ini bertujuan supaya penonton
dapat menerima dan mengapresi pertunjukan tari.
KEPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Murgiyanto, Sal. 1993. Ketika Cahaya Merah Memudar, sebuah kritik tari.
23
Jakarta: Deviri Ganan.
WEBTOGRAFI
24
Maron,Gito. 2011. “Tari Emprak Dimas Pramuka Admaji”
http://gitomaron.blogspot.com/2011/01/tari-emprak-karya-
dimas-pramuka-admaji.html, diakses pada 21 Juni 2021
Soedarsono, RM. 1998, Seni Pertunjukan Indonesia di Era
Globalisasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
https://onesearch.id/Author/Home?author=R.+M.
+Soedarsono , diakses pada 20 Juni 2021
Anggraini, Ekaningtyas Dyah. 2015, “Dimas Pramuka Admaji
Seorang Tokoh Seni Tari Jawa Timur” ( Skripsi ). Surabaya;
UNNESA Press. https://www.google.com/search?
client=firefox-b-d&q=Anggraini%2C+Ekaningtyas+Dyah.
+2015%2C+
%E2%80%9CDimas+Pramuka+Admaji+Seorang+Tokoh+Se
ni+Tari+Jawa+Timur%E2%80%9D+%28+Skripsi+
%29.+Surabaya%3B+UNNESA+Press. Diakses pada 20 Juni
2021
25
Ratnowati, Yayuk. 2013, “Tari Tayub Dalam Upacara Sedekah Laut
Longkrangan di Desa Munjungan kabupaten Trenggalek” ( Skripsi ).
Surakarta; ISI Surakarta Press. https://www.google.com/search?
client=firefox-b-d&q=Ratnowati%2C+Yayuk.+2013%2C+
%E2%80%9CTari+Tayub+Dalam+Upacara+Sedekah+Laut+Longkr
angan+di+Desa+Munjungan+kabupaten+Trenggalek%E2%80%9D+
%28+Skripsi+%29.+Surakarta%3B+ISI+Surakarta+Press. Diakses
pada 18 Juni 2021
DISCOGRAFI
26
Meidian Dona Doni.2019. “Tari Emprak” Pertunjukan tari dalam
rangka Hari Jadi Kota Blitar, tanggal 7 April 2019, di Aloon-
aloon Kota Blitar, Jawa Timur, koleksi penulis.
Gitomaron Art Performa.2016. “Tari Emprak Gitomaron pada
Festival Makanan khas Prov.Jatim 2016, Surabaya, Jawa
Timur.
Nikola Panji.2021.”Tari Emprak peringatan Bulan Bung Karno”
dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno,
Perpustakaan Bung Karno, Blitar, Jawa Timur.Koleksi
penulis.
NARASUMBER
Jumali, 62 tahun sebagai pelaku seni di Desa Ponggok. Blitar
27