Anda di halaman 1dari 13

Proposal

Pembuatan Kerajinan Dengan Bahan Baku Limbah

“Kerajinan Dengan Bahan Baku Ranting Pohon”

Oleh

Widya Hastuti

XI.MIPA.4

29
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, saya
panjatkan puja dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyalesaikan proposal kewirausahaan tentang
produk kerajinan bahan dasar limbah ranting pohon.
Adapun proposal kerajinan bahan keras ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehinggga dapat memperlancar pembuatan proposal ini.
Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam pembuatan proposal ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekuarangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki proposal ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari proposal ini dapat diambil hikmah dan
manfaat sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Magelang, 8 Januari 2020


Oleh

Widya Hastuti
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG


Permasalahan pohon di Indonesia bukan lagi rahasia umum. Belakangan ini
permasalahan pohon yang ditebang secara liar semakin banyak yang sudah menjadi topik
perbincangan yang cukup menyedot perhatian setiap kalangan. Permasalahan penebangan pohon
secara liar sudah menjadi santapan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia. Berbagai jenis pohon
telah mewarnai setiap sudut pandang kita. Sampah merupakan hal yang serius yang harus
ditangani segera. Bisa dibayangkan sekian banyak pohon yang ditebangi oleh PT industri. Dan
mau tidak mau kita harus mengakui bahwa bangsa Indonesia ini masih kurang memahami
tentang penghijauan alam. Berbagai cara telah ditempuh oleh Pemerintah dan sebagian
masyarakat untuk mengurangi penebangan secara liar di Indonesia. Namun tetap saja masih
banyak yang melakukannya membuat ketidaknyamanan bagi masyarakat sekitar. Oleh karena
itu, sebagai jalan alternatif sayanmencoba untuk memanfaatkan dari sisa-sisa penebangan itu
untuk membuat suatu kerajinan tangan yang sederhana membuat tempat pensil yang serba guna
dan menari. Ini juga bermanfaat untuk kalangan anak sekolah maupun mahasiswa.
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan
dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan
berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan
peluang.
Kerajinan merupakan produk hasil kreasi tangan manusia yang diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan peralatan kehidupan sehari-hari dengan tidak melupakan pertimbangan
artistik atau keindahan.
Di Indonesia banyak sekali macam kerajinan, diantaranya kerajinan bahan baru dan
kerajinan bahan limbah. Kerajinan bahan baru yaitu kerajinan yang terbuat dari bahan dasar yang
baru (bukan bahan bekas), jadi bahan digunakan untuk pertama kalinya. Sedangkan kerajinan
bahan limbah merupakan kerajinan yang terbuat dari bahan dasar limbah berupa bahan bekas
(bahan yang sudah pernah digunakan) yang tidak berguna lagi.
Kerajinan bahan limbah merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar
yang memanfaatkan bahan bekas. Beberapa bahan yang digunakan dalam pembuatan produk
kerajinan dapat dibagi menjadi dua yaitu, bahan limbah organik dan bahan limbah anorganik.
Bahan limbah organik adalah kerajinan yang bahan baku pembuatannya masih berasal dari
bahan alami (dapat diuraikan kembali), contohnya : kayu, biji-bijian, bambu, kerang, tulang,
rotan, daun, rami, dll. Sedangkan bahan limbah anorganik adalah kerajinan yang bahannya tidak
dapat diuraikan kembali (bahan buatan), contohnya : kaca, logam, besi, kaleng, kaset, plastik, dll.
Dari kerajinan bahan limbah ini dapat dijadikan kerajinan – kerajinan unik yang tentunya sangat
bermanfaat dan memiliki nilai jual di pasaran.
Dalam hal ini kita akan mempelajari kerajinan bahan limbah yang mana kerajinan
bahan limbah sudah banyak di produksi di indonesia. Kita sebagai pelajar atau generasi penerus
bangsa harus bisa mempelajari atau bahkan mempraktekkan cara pembuatan kerajinan serta
diharap mampu memasarkan produk dan mengetahui faktor kegagalan dan keberhasilan usaha
tersebut. Dengan ini, kita sebagai generasi penerus dapat melestarikan produk bangsa kita.

1.2  RUMUSAN MASALAH


1. Apa nama produk yang dibuat ?
2. Mengapa produk tersebut dibuat ?
3. Apa saja bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pembuatan produk tersebut ?
4. Bagaimana cara pembuatan dari produk tersebut ?
5. Apa yang dilakukan agar keselamatan dan kesehatan kerja tetap terjaga ?
6. Berapa biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan produk tersebut ?
7. Bagaimana sebaiknya memasarkan produk tersebut dan berapa harga jualnya?
8. Bagaimana ruang lingkup kewirausahaannya?
9. Bagaimana keberhasilan dan kegagalan wirausaha?

1.3  TUJUAN
Tujuan kami memilih kayu karna kayu bisa saja kita dapatkan dari berbagai tempat tanpa
harus mengurangi kegunaannya di alam kita ini. Tujuan dari pembuatan kerajinan kayu I ini atau
yang tidak terpakai ini adalah memanfaatkan kayu apa adanya menjadi nilai jual yang tinggi
serta menambah nilai ekonomis dari barang yang sudah tidak terpakai atau terbuang. Hasil yang
saya harapkan dari temapt pensil ini adalah untuk mengurangi jumlah volume sampah yang
seringkali menimbun dimana-mana dan bisa mencemarkan tanah serta meningkatkan kreatifitas
anak bangsa agar dapat berpartisipasi dalam menyelamatkan bumi kita yang tercinta ini.

Mengubah barang dengan nilai rendah menjadi barang yang bermanfaat, indah, dan
mempunyai nilai ekonomis tinggi. Serta melestarikan produk kayu dari Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 NAMA BARANG


Hiasan Rumah “Ranting Hias”

2.2 ALASAN PEMBUATAN


Mengenalkan kepada masyarakat bahwa tidak hanya ranting pohon besar yang dapat di
olah dengan fungsi ergonomis maupun estetika. Namun, ranting pohon yang kecil juga dapat
dimanfaatkan dengan benda berfungsi ergonomis serta estetika karena keunikannya. Juga untuk
mengubah pola pikir masyarakat bahwa limbah tidak sepenuhnya tidak berguna. Jadi dengan
kata lain mengajak masyarakat untuk cinta lingkungan dengan pemanfaatan limbah (barang
bekas yang telah dibuang) dapat diubah menjadi barang yang lebih bermanfaat dan memiliki
nilai jual yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
2.3 BAHAN DAN ALAT
Alat :
Lem UHU / Lem tembak
Jarum
Gunting
Kuas mini
Bahan :
Beberapa ranting kayu yang bercabang banyak
Kain perca sewarna untuk bunga (hiasan)
Manik-manik buat hiasan
Benang jahit
Cat acrylic atau pilok
Vas bunga
Batu untuk pemberat vas
Koran buat alas ketika ngecat
Isi lem tembak

2.4 CARA PEMBUATAN


1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu!
2. Carilah ranting pohon yang memiliki banyak cabang agar lebih menarik dan indah
dipandang mata! (Juga agar lebih indah ketika dihias)

3. Cuci ranting tersebut dengan hati-hati sampai kotoran hilang dengan sikat dan sabun
cair! (Karena mudah patah jangan terlalu dipaksakan ketika mencucinya, jangan lupa
potong ranting yang tidak berguna atau terlalu panjang!)
4. Jemur ranting sampai kering agar tidak berjamur dan lapuk!
5. Siapkan cat acrylic (cat anti air), terapkan pada ranting secara merata menggunakan
kuas mini! (Perwarnaan bisa satu warna atau gradasi sesuai selera atau kebutuhan)

6. Ketika mengecat, beri alas pada lantai atau meja menggunakan koran agar tidak
mengotori! Ketika sudah selesai, jemur ranting sampai kering!
7. Beri manik-manik dengan ukuran sedang pada setiap ujung ranting!
Agar tidak lepas dan kuat, beri manik-manik yang menempel pada ujung ranting
dengan lem tembak disetiap ujungnya!

8. Setelah itu, buat hiasan bunga menggunakan kain perca! (Sebaiknya warna kain perca
yang digunakan cocok dengan ranting dan manik-maniknya, agar lebih serasi dan
tidak wagu!)

9. Saran :
Agar lebih menarik, buat hiasan rumbai-rumbai pada vasnya yang terbuat dari manik-
manik!
(Ikat satu per satu rumbai manik-manik tersebut mengitari vas dan ikat hingga kuat
agar tidak lepas! pemasangan harus rata)

10. Tempelkan atau ikatkan hiasan bunga dari kain perca pada setiap cabang ranting
secara merata! (Pemasangan bunga kain perca diikat kemudian di lem agar tetap kuat)
Nb :
 Untuk menambah keindahan dari ranting yang telah dihias bunga, dapat
ditambahkan hiasan daun plastik agar ranting hias menjadi lebih luwes dan
menarik ! (Penambahan daun plastik juga dapat menambah nilai estetika dan
ekonomis karena ranting menjadi lebih indah dipandang mata).
11. Taruh ranting yang sudah dihias pada vas!
Supaya tidak jatuh atau jomplang, isi vas dengan batu (sebagai pemberat vas) agar
lebih indah batu yang diisikan yaitu: batu putih, batu warna-warni, atau batu
aquarium (batu hias)

2.5 KESELAMATAN KESEHATAN KERJA


 Gunakan sarung tangan saat memotong ranting, agar serpihan ranting kecil tidak menyusup
ke tangan dan melukai tangan.
 Gunakan masker saat mengecat produk agar tidak terganggu dengan bau catnya.
 Gunakan sarung tangan saat mengecat agar cat tidak terkena tangan, karena catnya akan
susah dihilangkan.
 Alasi dengan koran saat mengecat produk, agar cat tidak kemana-mana.

2.6 PERHITUNGAN BIAYA


 Alat dan Bahan
No Nama Jenis Barang Harga
.
Alat :
1. Gunting (Sudah Punya)
2. Lem Tembak (Sudah Punya)
3. Jarum Jahit (Sudah Punya)
4. Kuas Mini Rp3.000,00
Bahan :
1. Ranting Pohon (Gratis)
2. Kain Perca (Gratis)
3. Koran (Gratis)
4. Manik-Manik Rp5.000,00
5. Cat Acrylic Rp20.000,00
6. Vas Rp12.000,00
7. Benang Jahit Rp2.000,00
8. Isi Lem Tembak Rp3.000,00
9. Batu Rp5.000,00
Total Biaya (Awal) : Rp50.000,00

 Biaya Tenaga atau Pembuatan (Penanganan) / Jasa Pembuatan


Rp20.000,00

Jadi :
Total Biaya (Akhir) :
 Total biaya awal (alat dan bahan) + biaya penanganan (jasa pembuatan)
= Rp50.000,00 + Rp20.000,00
= Rp70.000,00

 Harga jual (harga bersih) penjualan “Ranting Hias” yaitu


= Rp70.000,00

 BEP Produksi = Total Biaya / Harga Penjualan


= Rp50.000,00 / Rp70.000,00
= 0,71

 BEP Harga = Total Biaya / Total Produksi


= Rp50.000,00 / 1
= Rp50.000,00

 Laba atau Untung = Harga Jual – Total Biaya (Awal)


= Rp70.000,00 – Rp50.000,00
= Rp20.000,00

2.7 PEMASARAN
Dipasarkan ke toko-toko kerajinan tangan atau secara online shoop. Karena
diperuntukkan sebagai fungsi estetika yaitu sebagai penghias ruangan. Produk ini diharapkan
akan digemari para pencinta kerajinan tangan terutama pecinta kerajinan barang bekas (ramah
lingkungan), karena keunikan dan keindahan produk ini.
Jika dijual, produk ini akan dijual dengan harga Rp70.000,00 (Tujuh puluh ribu rupiah)
per biji atau per “Ranting Hias”.

2.8 RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN PRODUK


1. Lapangan perindustrian dan kerajinan
 Industri besar
 Industri menengah
 Industri kecil
 Pengrajin (Pengolahan hasil kehutanan)

2. Lapangan perdagangan
 Sebagai pedagang besar
 Sebagai pedagang menengah
 Sebagai pedagang kecil

3. Lapangan pemberi
 Sebagai produsen

2.9 KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN WIRAUSAHAAN


A.  Keberhasilan Kewirausahaan
Kerja keras. Dalam menjalankan usaha kita perlu menyadari bahwa setiap orang
yang menekuni bidang usaha, usaha apapun itu, dituntut untuk memiliki pemikiran
untuk selalu bekerja keras dan tekun.
Kerja sama dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial, yang mau tidak mau kita
musti bergantung kepada orang lain, maka dari itu semestinyalah kita belajar
bergaul dan membawa diri pada orang lain.
Penampilan yang baik. Penampilan adalah cerminan kebersihan hati dan perilaku
seseorang, oleh karena itu, untuk menunjang usaha yang kita lakukan maka
penampilan juga sangat berperan.
Yakin, keyakinan. Segala sesuatu yang dilakukan wujudkan dalam diri kita bahwa
kita bisa
Pandai membuat keputusan.
Mau menambah pengetahuan. Seorang wirausahawan dituntut untuk selalu belajar
dari sekelilingnya, lingkungan sekitarnya dan dari produk-produk yang dibuat.
Pandai berkomunikasi. Belajarlah mengeluarkan kalimat yang baik (sesuai).

B.   Kegagalan Kewirausahaan


Kurangnya dana untuk modal. Tidak semua kegagalan disebabkan karena modal
yang tidak ada, akan tetapi sebagian besar kegagalan itu ada karena kurangnya dana.
Kurangnya pengalaman dalam bidang bisnis. Berikan suatu jabatan kepada ahlinya,
dengan kata lain tempatkan sesuatu pada tempatnya.
Tidak adanya perencanaan yang tepat dan matang. Dalam berwirausaha,
merencanakan sesuatu, atau menyusun sesuatu perlu disiapkan sebelumnya.
Tidak cocoknya minat terhadap bidang usaha yang sedang digeluti (diteliti).

C.   Sebab – sebab Kegagalan Menjalankan Usaha


 Kurang ulet dan cepat putus asa, sedangkan kita harus dituntut untuk rajin, tekun,
sabar, dan jangan putus asa
 Kurang tekun dan teliti
 Kurangnya pengawasan
 Pelayanan yang kurang baik
 Tidak jujur dan kurang cekatan
 Kekeliruan dalam memilih lapangan usaha
 Menyamakan perusahaan sebagai badan sosial, karena salah satu ciri-ciri kalau
orang berbisnis harus kikir, kalau badan sosial, ikhlas beramal, karena apabila
perusahaan jadi kikir maka ia jelas irit

 Banyak pemborosan dan penyimpangan


 Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen
 Sulit memisahkan antara harta pribadi dengan harta perusahaan
 Mengambil kredit tanpa pertimbangan yang matang
 Memulai usaha tanpa pengalaman dan modal pinjaman
BAB III
PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN
Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukanusaha / kegiatan sendiri
dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap
mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha / kegiatan. Kewirausahaan
dilihat dari sumber daya yang ada di dalamnya adalah seseorang yang membawa sumber daya
berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai
yang lebih besar daripada sebelumnya dan juga dilekatkan padaorang yang membawa perubahan,
inovasi, dan aturan baru.
Kerajinan dari bahan bekas (ranting pohon) banyak sekali manfaatnya dari bahan baku
nya juga dapat menggunakan bahan dari bahan bekas. Hasil dari bahan keras bernilai tinggi dan
layak jual. Kerajinan produk ini, selain memiliki unsur estetika juga bisa menghasilkan unsur
ekonomis yang tinggi jika berada di tangan pengrajin. Ranting pohon saat ini tidak bernilai di
masyarakat, banyak masyarakat yg hanya menjadikannya bahan bakar dan ada juga yang hanya
membuangnya padahal ranting pohon ini bernilai ekonomis tinggi jika dikelola seperti yang saya
jelaskan diatas.

3.2 SARAN
Jika kita mau berusaha untuk lebih kreatif lagi, kita dapat memanfaatkan barang yang
kurang bernilai dan kurang terkenal menjadi barang yang bernilai estetika sekaligus bernilai
ekonomis yang tinggi.
Dan menjadi seorang wirausaha harus memperhatikan aspek sosial dan aspek ekonomi
agar berguna bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai