Dosen Pengampu
Disusun oleh :
201341046/ 2B
TUGAS
1. Artikel 1
Soal ini saya belum punya jawabannya. Namun sepanjang riuh-rendah percakapan
soal bahasa, di bulan bahasa ini saya mencatat setidaknya ada enam hal kesalahan
berbahasa yang tanpa sadar justru sering dilakukan oleh para pengguna bahasa
Indonesia.
Banyak yang menyangka bahwa rubah adalah semacam kata dasar dalam bahasa
Indonesia yang berarti 'tukar' atau 'ganti'. Karena itu, bentuk kata berimbuhan
merubah dianggap benar. Namun faktanya tidak demikian. Pemakaian yang benar
adalah mengubah. Adapun rubah yang berarti 'hewan sejenis anjing, bermoncong
panjang, makanannya daging, dsb'--seperti diungkapkan Seno Gumira Ajidarma--
tidak dikenal masyarakat Indonesia karena rubah bukanlah hewan asli Indonesia.
2. Di mana atau dimana
Banyak pula yang tidak bisa membedakan kapan "di" harus disambung dan harus
dipisah. Misalnya, menuliskan di kantor atau dikantor. Padahal ada cara mudah
untuk membedakannya, yakni mengetahui kelas kata "di" yang dipakai, apakah dia
sebagai kata depan ataukah kata sambung. Misalnya "di" sebagai kata depan yang
menunjukkan tempat, maka penggunaannya dipisah. Sementara jika "di" sebagai
kata sambung atau imbuhan, seperti pada kata "dimakan", maka penggunaannya
harus dilekatkan pada kata dasarnya. Selain itu, cara lainnya adalah dengan
menempelkan awalan "me-" pada kata dasar. Prinsipnya, setiap kata yang bisa
menempel pada awalan "-me", maka tentu bisa menempel pula pada awalan "di-".
Misalnya ada kata memuja, maka ada kata dipuja yang harus ditulis serangkai
pula.
Orang yang bercinta lazim kita kenal sebagai pecinta. Tapi tunggu dulu, mari kita
cek. Ternyata Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-IV menyatakan pencinta
sebagai bentuk yang benar. Nah, kenapa bisa begitu? Rupanya pencinta diturunkan
dari kata dasar mencinta, dan bukannya cinta.Hal yang sama dengan kata
pencandu yang ternyata bentuk baku dari pecandu, yang berarti 'pemadat'
Dalam sebuah berita kita sering membaca ada kalimat: pelayat yang datang merasa
haru biru melihat kejadian yang menyedihkan itu. Sehingga dalam bayangan kita,
haru biru adalah suatu kejadian yang membuat sedih dan menyayat hati. Padahal
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-IV disebutkan bahwa haru biru
bermakna 'kerusuhan; keributan; kekacauan; huru-hara'.Nah, cek lagi penggunaan
haru biru dalam artikel Anda. Sudah tepatkah Anda memakainya?
Ada sebuah foto yang bagus yang dimuat di surat kabar nasional. Di bawahnya
tertera "warga tengah berjalan kaki di jalur pedestrian menikmati suasana kota."
Namun jika kita membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-IV, pedestrian
bermakna 'pejalan kaki'. Nah, jadi berdasarkan pengertian itu, maka orang yang
berjalan di jalur khusus pejalan kaki itulah yang disebut pedestrian.
Fadjriah Nurdiarsih
Sumber : https://m.liputan6.com/citizen6/read/2631255/kolom-bahasa-6-
kesalahan-dalam-penggunaan-bahasa-indonesia?
utm_source=Mobile&utm_medium=copylink&utm_campaign=copylink
2. Artikel 2
Masih banyak kata-kata yang masih sering salah tulis. Termasuk kata-kata yang
banyak digunakan dalam bulan Ramadan. Nah, berikut ini ada beberapa kata yang
masih sering salah tulis, khusus edisi Ramadan. Kamu coba cek, ya, kata-kata ini
masih sering salah atau sudah benar?
Azan
Kata Azan yang berarti seruan untuk mengajak melakukan salat berjamaah. Azan
ini dikumandangkan oleh seorang muazin setiap memasuki waktu salat. Nah,
penulisan yang sesuai dengan KBBI adalah azan, yaa
Infak
Infak berarti pemberian (sumbangan) harta dan sebagainya (selain zakat wajib)
untuk kebaikan. Infak dan sedekah termasuk ibadah sosial yang diperintahkan
dalam Islam. Orang-orang yang berinfak dan bersedekah dijanjikan pahala besar di
sisi Allah SWT
Makrifat
Makrifat bisa diartikan pengetahuan dan juga tingkat penyerahan diri kepada
Tuhan, yang naik setingkat demi setingkat sehingga sampai ke tingkat keyakinan
yang kuat
Syafaat
Perantaraan (pertolongan) untuk menyampaikan permohonan (kepada Allah).
Istilah syafaat terkenal di kalangan ahli kalam, yang berarti pertolongan yang
diberikan Nabi SAW kepada umatnya di hari kiamat untuk mendapatkan
keringanan atau kebebasan dari hukuman Allah SWT. Syafaat itu hanya akan
berhasil apabila Allah SWT memberikannya akan mengizinkannya
Wudu
Wudu dapat diartikan menyucikan diri (sebelum salat) dengan membasuh muka,
tangan, kepala, dan kaki. Pelaksanaan wudu wajib dilakukan oleh umat Muslim,
ketika hendak melakukan ibadah
Ustaz
Ustaz diartikan seorang guru agama atau guru besar (laki-laki).
salah tulis. Semoga bermanfaat yaa. Yuk, bagikan ke teman-teman kamu biar pada
tahu
Bagikan ke Sekitarmu!
Share List
Kata yang Sering Salah Tulis edisi Ramadan
Sumber : https://blog.mizanstore.com/kata-yang-sering-salah-tulis-edisi-
ramadan/amp/
3. Artikel 3
Namun, sangat disayangkan. Tak sedikit rakyat Indonesia sendiri, yang lahir dan
dibesarkan di Bumi Ibu Pertiwi tak menjaga bahasa Indonesia. Menggunakan
bahasa Indonesia seenaknya dan tidak sesuai kaidah-kaidah yang berlaku,
mengganti kosa kata baku dengan yang tidak baku, atau mencampur adukkan
antara bahasa asing dan bahasa Indonesia. Akibatnya, muncul berbagai kesalahan
dalam berbahasa Indonesia yang sudah ditoleransi oleh masyarakat. Sudah
dianggap biasa, atau bahkan sedikit sekali orang yang tahu kalau kebiasaan
tersebut salah.
2. Kata "oke"
4. Imbuhan "-ir"
Ehh besok gua ada kerja kelompok sama Meli. Lu mau nemenin gak? Sekalian Lu
pdkt sama dia
Melihat kalimat di atas, rasanya ingin menangis. Begitu kacau bahasa Indonesia
yang digunakan. Banyak kata yang tidak sesuai dengan bahasa Indonesia yang
baku, bahasa yang sesuai dengan EYD. Memang banyak yang perlu dikoreksi.
Tapi, kali ini saya akan membahas kata "gua". Untuk kalangan millenials, sudah
tak asing bagi mereka kata "gua" sebagai kata ganti orang pertama. Padahal, dalam
KBBI, kata "gua" adalah sebuah terowongan di bawah tanah. Contohnya saja Gua
Belanda, Gua Jepang, Gua Hira dll. Tak ada kata "gua" sebagai kata ganti orang
pertama.
Sumber : https://www.idntimes.com/life/education/razib/5-kesalahan-berbahasa-
indonesia-yang-dianggap-benar-di-masyarakat-c1c2