Anda di halaman 1dari 8

Sumber ;

http://zahraa02.blogspot.com/2014/06/makalahanalisis-kesalahan-berbahasa.html

Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Semesta Alam yang telah
memberikan kita berbagai macam nikmat, khususnya nikmat kesehatan serta kesempatan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak
lupa kami haturkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW.
Selanjutnya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen yang telah memberikan
kepercayaan kepada kelompok kami untuk menyelesaikan makalah yang berjudul Bahasa
Indonesia yang Baik dan Benar Serta Ciri-Ciri Bahasa Baku ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu kami
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami
selanjutnya.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih dan semoga Allah senantiasa meridhoi segala
usaha kita. Amin..
Makassar, 28 November 2013
Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................ i

Daftar isi.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Bahasa Indonesia yang Baik danBenar................................................ 3
B. Bahasa Baku........................................................................................... 6
C. Ciri-Ciri Bahasa Baku............................................................................. 7

BAB III PENUTUP


A. Simpulan.................................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................ 9

Daftar Pustaka....................................................................................... 10

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penigkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia perlu dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan karena perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat akan mempengaruhi
perilaku masyarakat dalam berbahasa. Peningkatan mutu itu mencakup penggunaan bahasa tulis
dan bahasa lisan. Kedua jenis penggunaan bahasa itu tidak dapat dipisahkan dan ukuran
kemampuan seseorang dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar. Bahkan kemampuan
berpikir dan bernalar seseorang akan tampak pada penggunaan bahasa tulis ataupun lisan.
Demi peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia tersebut diperlukan pengajaran
mengenai bahasa yang baik dan benar sehingga masyarakat tidak lagi melakukan kesalahan.
Masyarakat perlu mengetahui bahasa yang baik dan benar agar mereka mampu mengurangi

penggunaan kata atau kalimat yang kurang tepat. Selain itu, masyarakat dapat mengetahui kapan
dan dimana bahasa yang baik dan benar itu digunakan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian bahasa yang baik dan benar?
2. Apa pengertian bahasa baku?
3. Apa ciri-ciri bahasa baku?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bahasa yang baik dan benar.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bahasa baku.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri bahasa baku.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar


Bahasa Indonesia ialah bahasa yang dalam Sumpah pemuda secara resmi ditetapkan sebagai
bahasa persatuan bangsa Indonesia dan di dalam Undang-Undang Dasar 1945 secara resmi
ditetapkan sebagai bahasa negara.
Bahasa yang Baik
Bahasa Indonesia yang baik. Sebutan baik atau tepat di sini berkaitan dengan keserasian
atau kesesuaian yaitu serasi atau sesuai dengan situasi pemakai. Bahasa Indonesia yang baik adalah
bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di pasar, di tempat arisan, dan lainlain,hendaklah menggunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu terikat oleh
patokan. Dalam situasi resmi dan formal, seperti dalam kuliah, dalam seminar, dalam sidang DPR, dan
dalam pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal, yang selalu
memperhatikan norma bahasa.
Bahasa yang Benar

Bahasa

Indonesia

yang

benar.

Sebutan

benar

di

sini

berhubungan

denganmasalah keserasian dengan kaidah. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah
penggunaan bahasa Indonesia yang menaati kaidah tata bahasa. Sedang maksud kaidah di sini
adalah kaidah bahasa Indonesia baku. Maksudnya adalah bahasa yang telah distandardisasikan
berdasarkan hukum berupa keputusan pejabat pemerintah atau sudah diterima berdasarkan
kesepakatan umum yang wujudnya ada pada praktik pelajaran bahasa pada khayalak.
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan
atau kaidah bahas Indoneia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi kaidah ejaan, kaidah
pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan
penalaran. Jika kaidah ejaan digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata ditaati dengan
konsisten, pemakaian bahasa Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah bahasa itu
kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar/tidak baku.
Oleh karena itu, kaidah yang mengatur pemakaian bahasa itu meliputi kaidah pembentukan
kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat, pembentukan paragraf, penataan penalran, serta penerapan
ejaan yang disempurnakan.
Bahasa yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesusai
dengan norma kemasyarakatan yang berlaku dalam masyarakat dan sesuai dengan kaidah-kaidah
bahasa Indonesia yang berlaku.

Jika bahasa diibaratkan pakaian, kita akan menggunakan pakaian renang pada saat akan
berenang di kolam renang sambil membimbing anak-anak belajar berenang. Akan tetapi, tentu kita
akan mengenakan pakaian yang disetrika rapi, sepatu yang mengkilat, dan seorang laki-laki mungkin
akan menambahkan dasi yang bagus pada saat ia menghadiri suatu pertemuan resmi, pada saat
menghadiri pesta perkawinan rekan sejawat, atau pada saat menghadiri sidang DPR.
Akan sangat ganjil bukan, jika pakaian yang disetrika, sepatu mengkilap, dasi, dan sebagainya
itu digunakan untuk berenang. Demikian juga kita akan dinilai sebagai orang yang kurang adab jika
menghadiri acara dengar pendapat di DPR dengan pakaian renang karena di sana ada ketentuan yang
sudah disepakati bahwa siapa pun yang akan menghadiri acara resmi di DPR harus berpakaian rapi.
Kalau contoh itu dianalogikan dengan pemakaian bahasa, betapa ganjilnya percakapan seorang
suami dengan istrinya jika berlangsung seperti berikut:
Suami: "Bu, bolehkan Bapak bertanya, apakah Ibu sudah menyiapakan hidangan untuk makan siang hari ini?"
Istri

: "Ya tentu saja. Saya sudah masak nasi lengkap dengan sayur kesenangan Bapak, dan sekarang
silakan Bapak menikmati hidangan itu. Silakan Bapak menikmati hidangan yang sudah disiapkan".

Suami: "Mari Bapak cicipi makanan ini. Oh, menurut hemat Bapak, seandainya Ibu menambahkan sedikit
garam ke dalam sayur ini, pasti sayur tersebut akan lebih lezat."
Istri : "Mudah-mudahan pada kesempaan lain Ibu dapat membuat sayur yang lebih enak sesuai dengan saran
Bapak."
Sebaliknya, bagaimana pendapat Anda jika seorang mahasiswa (pembicara) bertanya kepada
seorang dosen (pendengar) tentang materi kuliah yang diberikan dosen (objek), pada saat kuliah
(waktu),

di

kampus

(tempat),

"Maaf Mas, gue kepengen usul,

dalam

situasi

belajar-mengajar

coba jelasin dulu dong garis

besar

(resmi)
kuliah

sebagai

berikiut:

kita, apa dah sesuai

kurikulum universitas kita?"


Kedua contoh rekaan itu dapat dikatakan tidak tepat. Contoh pertama sangat menggelikan
karena pada situasi santai digunakan bahasa yang resmi sehingga terasa kaku; kasus kedua juga
sangat tidak tepat karena pada situasi formal digunkan kata-kata, dialek dan struktur yang tidak
baku (dicetak miring) sehingga mirip percakapan di taman. Kedua contoh itu tidak baik dan tidak
benar karena bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan situasi pemakaian, lagi pula tidak sesuai
dengan kaidah bahasa.

B. Bahasa Baku
Bahasa Indonesia terdiri atas berbagai ragam, tiap-tiap ragam itu memiliki
kekhasan. Namun, terdapat ragam yang dianggap sebagai patokan bagi pemakaian ragam yang

lain. Dengan adanya standar ini orang dapat mengetahui mana pemakaian bahasa yang benar dan
mana yang tidak benar. Ragam bahasa yang mengemban fungsi sebagai tolok semacam itu
disebut dengan bahasa baku atau bahasa standar. Dengan demikian, bahasa Indonesia baku
merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai tolok ukur bagi pemakaian
ragam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia baku disebut juga bahasa Indonesia yang formal,
yaitu bahasa Indonesia yang dituturkan dalam situasi resmi.
Secara lebih rinci, ragam bahsa Indonesia baku dipakai dalam situasi berbahasa sebagai
berikut:
1. Untuk komunikasi resmi, seperti dalam upacara-upacara kenegaraan, rapat-rapat dinas, suratmenyurat resmi,dan sebagainya.
2. Untuk wacana teknis, seperti laporan kegiatan, usulan proyek, lamaran pekerjaan, karya
ilmiah,dan sebagainya.
3. Pembicaraan di depan umum, misalnya pidato, ceramah, khotbah, pengajaran di sekolah,dan
sebagainya.
4. Berbicara dengan orang yang patut dihormati misalnya guru, pejabat pemerintahan, atasan, atau
orang yang belum atau baru saja dikenal.
C. Ciri-Ciri Bahasa Baku
Bahasa Indonesia baku biasa juga disebut bahasa Indonesia standar, memiliki ciri-ciri
atau karakteristik antara lain:
1. Kalimat aktif yang kata kerjanya menjadi sebutan atau predikat menggunakan awalan atau
prefiks me- atau ber-. Contoh: Ibu membeli ikan di pasar.
2. Menggunakan urutan kata yang tepat S+P+O+Pel. Contoh: Ayah memancing ikan di sungai.
3. Menggunakan susunan sintetik. Contoh: Perbuatannya memalukan.
4. Menggunakan fungsi gramatikal secara jelas. Contoh: Ibu ke rumah nenek(salah). Ibu pergi ke
rumah nenek(benar).
5. Menggunakan

konjungsi

yang

tepat.

Contoh:

Udara

dingin

menyebabkan

hidung

tersumbat(salah). Udara yang dingin menyebabkan hidung tersumbat(benar).


6. Menggunakan partikel kah atau lah. Contoh: Buanglah sampah pada tempatnya!
7. Menggunakan preposisi yang tepat. Contoh: Saya berasal daripadaMedan(salah). Saya
berasal dari Medan(benar).
8. Menggunakan kata yang menyatakan jumlah secara tepat. Contoh: Banyak surat-surat yang
masuk ke kantor redaksi(salah). Banyak suratyang masuk ke kantor redaksi(benar).

9. Tidak menggunakan struktur atau pola bahasa asing/bahasa daerah. Contoh: Ini hari(salah). Hari
ini(benar).

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam urainan diatas dapat dismpulkan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar
adalah bahasa Indonesia yang dalam penggunaannya sesuai dengan situasi dan kaidah tata
bahasa yang berlaku. Kaidah bahasa yaitu kaidah bahasa Indonesia baku atau yang danggap
baku. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia dianjurkan menggunakan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam situasi resmi maupun kehidupan
sehari-hari. Namun masih minimnya pengetahuan tentang bagaiman bahasa Indonesia yang baik
dan benar,sehingga masih banyak yang tidak menggunakannya secara tidak tepat
B. Saran
Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak bahkan lebih lengkap mengenai
pembahasan Analisis Kesalahan Berbahasa, pembaca dapat membaca dan mempelajari bukubuku dari berbagai pengarang, karena di dalam makalah ini penulis hanya membahas
mengenai Bahasa yang Baik dan Benar serta Bahasa Baku.

Di sini kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan makalahmakalah selanjutnya sangat diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal & Farid Hadi. 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Akademika Pressindo, 2009

Diposkan oleh Zahraa Kanzakie Hungvien di 20.49


Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
Label: Analisis Kesalahan Berbahasa, BAHASA INDONESIA BAKU, Bahasa Indonesia yang Baik dan
Benar, CIRI-CIRI BAHASA INDONESIA BAKU

Anda mungkin juga menyukai