OLEH : KELOMPOK 5
NAMA : NIM :
Jamaluddin 072001005
Anggun Nur Cahyani 072001014
KELAS : A
Dalam penulisan makalah ini kami mengalami banyak hambatan, terutama dari diri
kami sendiri. Namun atas bantuan dari berbagai pihak, akhirnya kami berhasil menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Kami sangat berterimakasih kepada:
1. Dewi sartika, Spd ,M,pd selaku dosen pengampu mata kuliah bahasa indonesia yang telah
memberikan bimbingan sehinga makalah ini dapat menjadi lebih baik
2. Orang tua kami yang selalu memberikan semangat dan dukungan di saat kami mulai malas
untuk mengerjakan makalah ini.
Demikian makalah ini kami sajikan, semoga dengan makalah ini wawasan kita
mengenai Bahasa Nasional kita sendiri bisa bertambah. Karena Bangsa yang hebat adalah
Bangsa yang bangga dengan kebudayaannya sendiri.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul...........................................................................................................................
Kata Pengantar..............................................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................................
Bab I Pendahuluan........................................................................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................................................
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan..........................................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk sosial tidak pernah terlepas dari interaksi antara sesama
manusia. Untuk dapat tercapainya tujuan dari suatu interaksi maka diperlukan suatu media untuk
menyampaikan tujuan tersebut. Media dari penyampaian tujuan tersebut dinamakan bahasa.
Bahasa adalah sarana penyampaina ekspresi diri sehingga lawan bicara dapat memahami makna
dan tujuan dari interaksi yang kita lakukan dengannya.
Bahasa dibentuk dari kaidah serta pola yang tidak bisa diganggu sehingga komunikasi
dapat berjalan dengan baik dan lancar. Baik pengirim maupun penerima haruslah menguasai
bahasa yang digunakan, sehingga tidak terjadi kesalah fahaman yang sering kali menimbulkan
konflik.
Kehidupan manusia memiliki banyak sekali corak yang mengakibatkan bahasa dari
suatuwilayah terlihat tidak seragama, oleh karena itu kami tertarik untuk mencari tahu lebih
banyak lagi mengenai ragam dan laras bahasa yang terdapat didalam kehidupan masyarakat.
Ketika bahasa itu berada pada tataran fungsi bahasa ekspresi diri dan fungsi bahasa
komunikasi, bahasa yang digunakan masuk kedalam ragam bahasa dan laras bahasa.Pada saat
digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi
pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya. Dalam hal
ini kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras komik, laras sastra,
yang masih dapat dibagi atas laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya. Setiap laras
memiliki cirinya sendiri dan memiliki gaya tersendiri. Setiap laras dapat disampaikan secara
lisan atau tulis dan dalam bentuk standar, semi standar, atau nonstandar.Berdasarkan fungsi
pemakaiannya, bahasa dibedakan menjadi beberapa bentuk laras bahasa diantaranya adalah laras
bahasa iklan,laras bahasa ilmiah, laras populer dan lain-lain. Namun, sebelumnya tahukan Anda
apa yang dimaksud dengan laras bahasa?.
Bahasa lisan dalam situasi tidak resmi/santai, pembicara biasanya menggunakan kata-kata
tidak baku karena kecenderungan pembicara membahas masalah-masalah umum. Karena itu,
pilihan kata yang digunakan pun merupakan kata-kata umum atau yang disebut kata populer.
Bahasa lisan dalam suasana resmi seperti kuliah, diskusi, seminar, dan ujian lisan pemakai
bahasa diharapkan lebih banyak menggunakan kata-kata baku di samping kata tidak baku. Hal
ini dimungkinkan karena dalam suasana resmi sekalipun, ragam bahasa lisan mengizinkan
pemakaian seperti itu, mengingat komunikasi berlangsung cepat dan spontan. Oleh karena itu
larah yang digunakanpun berbeda dengan saat berbicara biasa.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaiannya, topik yang dibicarakan,
hubungan pembicara, kawan bicara, serta medium pembicaraan.
Sedangkan laras bahasa adalah suatu kesesuaian antara bahasa itu sendiri dengan
pemakaiannya, yaitu penggunaan tata bahasa dari pengguna harus sesuai dengan kondisi di mana
bahasa itu digunakan.
1) Ragam formal
Ragam formal digunakan pada situasi sangat resmi. Ragam formal disebut juga ragam baku
karena pengunaan kata-kata baku sangat diharuskan pada situasi yang sangat resmi seperti
komunikasi resmi, wacana teknis, pembicaraan di depan khalayak ramai, dan pembicaraan
dengan orang yang dihormati.
2) Ragam semiformal
Ragam semiformal memiliki keunikan tersendiri karena berciri mengikuti kaidah dan aturan
yang tetap, tetapi tidak dilakukan secara konsisten, karena seringkali terselip kata-kata yang
biasa kita gunakan sehari hari. Sebagai contohnya pada bahasa jurnalistik, dimana biasanya
pembaca berita, membacakan beritanya dengan bahasa baku, akan tetapi ditengah-tengah
pembicaraan sring kali sang pembaca berita mengunakan kata-kata santai dengan lawan bicara
saat membahas suatu topik.
3) Ragam nonformal
Pada situasi seperti ini, penggunaan kata-kata baku tidak mutlak harus digunakan atau tidak
sesuai dengan kaidah yang tetap contohnya pada pembicaraan santai dengan teman.
Ragam bahasa lisan merupakan bahasa yang diungkapkan melalui media suara, serta terikat
ruang dan waktu, sehingga situasi dan ekspresi dapat membantu pemahaman. Ragam bahasa
baku lisan didukung oleh situasi pemakaiannya.
d) Berlangsung cepat.;
Kelebihan dari bahasa lisan ini adalah pengunaannya yang dapat disesuaikan dengan situasi
dan kondisi serta ekspresi diri dari penguna bahasa lisan juga lebih terlihat secara jelas. Namun
bahasa lisan juga memiliki kekurangan, yaitu terbatas pada ruang dan waktu sehingga membuat
pengguna bahasa lisan tidak dapat melakukan komunikasi kapan pun dan di mana pun tanpa alat
bantu, dan juga terkadang teman bicara bisa saja tidak mengerti dengan maksud pembicara.
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang diungkapkan melalui penulisan simbol-simbol yang
telah disepakati dengan memperhatikan tanda baca dan ejaan secara benar. karena tidak ada batas
ruang dan waktu maka ketepatan pemilihan kata, ejaan, struktur kalimat, dan kelengkapan unsur-
unsur bahasa di dalam kalimat serta ketepatan peletakan tanda baca sangat diperhatikan.
Ciri-ciri ragam bahasa tulis antara lain:
d) Berlangsung lambat;
Ragam bahasa tulis dapat bersifat formal, semiformal, maupun nonformal. Bahasa tulis
formal biasanya digunakan pada penulisan skripsi dan makalah seminar. Dan pada perkuliahan
dan sekolah biasanya mengunakan bahasa tulis semiformal. Sedangkan untuk bahasa tulis
nonformal digunakan pada kehidupan sehari hari seperti pesan singkat dan surat kepada teman
ataupun pacar.
· Informasi yang disajikan dapat dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan
menyenangkan.
Selama ini laras bahasa sering dikacaukan dengan ragam bahasa. Bahasa yang sering
dipakai dalam karya ilmiah disebut ragam ilmiah, bahasa yang berciri khas yang difungsikan
dalam bidang kedokteran disebut ragam kedokteran. Akibatnya, ragam bahasa menjadi banyak
jumlahnya. Ternyata penggolongannya kurang tepat. Yang lebih tepat adalah, lalras bahasa lah
yang lebih banyak jumlahnya, sedangkan ragam bahasa jumlahnya hanya ada lima saja, seusai
dengan bagan di atas.
Secara umum ada dua macam laras bahasa yang biasa ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu:
Secara umum fungsi ragam dan laras bahasa terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain :
Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya dapat dipahami dan sesuai
dengan situasi pemakainya serta tidak menyimpang dari kaidah yang telah dilakukan.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa
yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa baku. Ungkapan
“bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi
persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Jadi, bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya dapat dipahami dan
sesuai dengan situasi pemakaiannya serta tidak menyimpang dari kaidah bahasa baku. Yang
perlu di pertimbangkan oleh pemakai bahasa adalah situasi dan kondisi aktual sebelum
menetapkan pilihan ragam bahasa yang dipakai. Selanjutnya, ragam bahasa akan
mengindikasikan bahasa Anda tergolong baik saja, benar saja atau baik dan juga benar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ragam bahasa adalah berbagai variasi bahasa yang terjadi karena baeberapa faktor yang
terdapat di dalam masyarakat seperti, pemakai bahasa, topik yang dibahas, hubungan
antara pembicara, teman bicara, serta medium yang digunakan. Sedangkan laras bahasa
adalah keselarasan/kesesuaian antara penggunaan bahasa dengan tempat pemakaiannya.
2. Ragam bahasa ditinjau dari situasi pemakaiannya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
ragam bahasa formal, semi formal, dan nonformal. Sedangan jika ditinjau dari media
penyampaiannya ragam bahasa dibedakan menjadi dua raitu ragam bahasa lisan dan tulis.
Sedangkan laras bahasa yang biasanya ditemukan di dalam kehidupan masyarak adalah
laras bahasa biasa dan khusus.
B. Saran
Kita sebagai warga negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, hendaklah
mempelajari dan memperdalam pemahaman kita mengenai Bahasa Nasional kita sendiri.
jangan hanya bangga ketika kita mampu mengiuasai bahasa asing, tapi berbangga dirilah
ketika kita mampu mengunakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia – untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta. Akademika Pressindo.
Lubis, Winaria dan Dadi Waras Suhardjono. 2019. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Sahabat Pena. ISBN 978-623-7440-11-6