Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

‫الر ِحيم‬
‫الرحْ َم ِن ه‬ ‫بِس ِْم ه‬
‫َّللاِ ه‬

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya beserta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “ PENGERTIAN, TUJUAN, dan FUNGSI AL QUR’AN”
dengan tepat waktu. Demikian pula, sholawat dan salam senantiasa tercurahkan
kepada baginda Rasulullah SAW beserta keluarga dan para sahabat yang selalu
setia bersama beliau dan selalu berada di jalan Allah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini
masih tergolong jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
berbagai saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca agar
kiranya akan dapat menjadi bahan masukan dan referensi bagi penulis.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulis juga


merupakan manusia biasa dimana tempatnya kesalahan dan kekhilafan, karena
kebenaran dan kesempurnaan yang sesungguhnya hanyalah milik Allah SWT
semata. Semoga apapun yang ditulis dalam makalah ini dapat menjadi amalan
yang baik dan mendatangkan pahala bagi si penulis, serta mendapatkan balasan
yang terbaik dari Allah SWT. Akhir kata mohon maaf atas kesalahan dan
kekurangan, serta kekhilafan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Medan, 14 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................…
1.3 Tujuan……………………………………………………………………..

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ragam Bahasa.......................................................................
2.2 Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku.....................................................
2.3 Contoh Ragam Bahasa............................................................................
.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah salah satu bagian terpenting dari kehidupan manusia. Bahasa
dan manusia ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan, dengan bahasa,
manusia bisa menciptakan pesan, tanda, makna, arti, maksud dan pengertian.
Dengan bahasa juga, manusia dapat berkomunikasi, berinteraksi dan
bermasyarakat. Bahasa menjadi media untuk melahirkan pengertian dan
terbangunnya saling memahami.

Bahasa Indonesia wajib dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak


hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib
mempelajari bahasa Indonesia. Dalam bahasan bahasa Indonesia dimana ragam
bahasa yaitu variasi bahasa Indonesia yang digunakannya berbeda-beda. Ada
ragam bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih
ditekankan adalah ragam bahasa lisan , karena lebih banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Misalkan ngobrol, puisi, pidato,ceramah,dll.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa?

2. Apa saja macam-macam ragam bahasa?

3. Bagaimana cara menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar?

4 Apa faktor penyebab timbulnya ragam bahasa

iii
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian ragam bahasa

2. Untuk mengetahui macam-macam ragam bahasa

3. Untuk mengetahui cara menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar

4. Untuk mengetahui faktor penyebab timbulnya ragam bahasa

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Bahasa

A. Pengertian ragam bahasa

Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda


menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, lawan bicara, dan
orang yang dibicarakan, serta media pembicaraan.

Penggunaan bahasa akan menjadi kajian di dalam ragam bahasa, sehingga


penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar tidak ditafsirkan sebagai
penggunaan bahasa baku dalam segala situasi.

Ada tiga kriteria yang perlu diperhatikan, jika kita berbicara mengenai ragam
bahasa. Yaitu

1) Media yang digunakan

2) Latar belakang penuturnya

3) Pokok persoalan yang dibicarakan.

2.3 Sebab Terjadinya Ragam Bahasa


Ragam bahasa timbul seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu
berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannnya. Agar banyaknya
variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien,
dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk
keperluan tertentu yang disebut ragam standar.

1
2.4 Macam-Macam Ragam Bahasa

1. Ragam bahasa berdasarkan cara berkomunikasi

A. Ragam Ragam Lisan

Ragam bahasa indonesia lisan berbeda dengan ragam bahasa indonesia tulisan.
Ada yang berpendapat bahwa ragam lisan adalah pengalihan ragam lisan ke dalam
ragam tulisan.

Ciri-ciri ragam lisan:

a) Memerlukan orang kedua/teman bicara;


b) Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c) Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta
bahasa tubuh.
d) Berlangsung cepat;
e) Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f) Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g) Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
h) Di pengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
i) Berlangsung cepat;
j) Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
k) Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
l) Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
m) Di pengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.

Penggunaan Kosa Kata

- Alzeta bilang kalau kita harus belajar.

- Kita harus bikin karya tulis.


- Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu.

2
Penggunaan Struktur Kalimat

- Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Direktur.


- Dalam “Asah Terampil” ini dihadiri juga oleh Gubernur Jakarta

B. Ragam tulis
Ragam bahasa tulis adalah ragam yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan, penulis menyampaikan gagasan atau ide-idenya lewat tulisan,
sehingga jika terdapat struktur kalimat yang kurang baik akan dapat
mengganggu pembaca.
Ragam tulis dapat juga dibedakan ada yang ragam tulis standar maupun
nonstandar. Ragam tulis yang standar dapat ditemukan dalam buku-buku
teks pelajaran, pidato maupun naskah-naskah resmi dan sebagainya.
Sedangkan ragam tulis nonstandar dapat ditemukan dalam iklan, poster
dan sebagainya.

Ciri-ciri ragam tulis :

1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara.


2. Bersifat objektif.
3. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu.
4. Mengemban konsep makna yang jelas.
5. Harus memperhatikan unsur gramatikal.
6. Berlangsung lambat.
7. Jelas struktur bahasanya, susunan kalimatnya juga jeas, dan runtut.
8. Selalu memakai alat bantu.
9. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
10. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya
terbantu dengan tanda baca.

Ketentuan-ketentuan ragam tulis :

1. Memakai ejaan resmi.


2. Menghindari unsur kedaerahan.
3. Memakai fungsi gramatikal secara eksplisit.
3
4. Pemakaian partikel secara konsisten.
5. Menghindari unsur leksikal yang terpengaruh bahasa daerah.

Kelebihan ragam bahasa tulis :

1. Informasi yang disajikan bisa pilih untuk dikemas sebagai media


atau materi yang menarik dan menyenangkan.
2. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan
masyarakat.
3. Sebagai sarana memperkaya kosakata.
4. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan
informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu
mencanggihkan wawasan pembaca.

Kelemahan ragam bahasa tulis :

1. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan


tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
2. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika
harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cendrung
miskin daya pikat dan nilai jual.
3. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat
diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan
keseksamaan yang lebih besar.
4. Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’
5. Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis
(berdasarkan tata bahasa dan kosa kata)

4
Tata Bahasa

(Bentuk kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat, Kosa Kata)

a. Ragam bahasa lisan:

- Nia sedang baca surat kabar

- Ari mau nulis surat

b. Ragam bahasa tulis:

- Nia sedang membaca surat kabar.

- Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.

- Mereka bertempat tinggal di Menteng

- Akan saya tanyakan soal itu.

Kosa kata

Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata:

a. Ragam Lisan

- Ariani bilang kalau kita harus belajar

- Kita harus bikin karya tulis

- Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak

b. Ragam Tulis

- Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar

- Kita harus membuat karya tulis.

5
- Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak.

Adapun perbedaan ragam bahasa lisan dengan ragam tulis yaitu:


1) Ragam tulis mengharuskan adanya orang kedua yang berperan sebagai teman
bicara sedangkan ragam tulis tak mengharuskan adanya hal tersebut.
2) Di dalam ragam tulis unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat
dan objek tidak selalu dinyatakan. Bahkan terkadang unsur-unsur tersebut
dapat ditinggalkan. Alasannya, karena bahasa yang digunakan tersebut dapat
diganti dengan gerak, mimik, pandangan, anggukan atau intonasi. Berbeda
dengan ragam tulis, tidak dapat diganti. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata,
karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada didepan
pembicara. Kelengkapan unsur-unsur fungsi gramatikal bertujuan agar orang
yang diajak berbicara mengerti akan isi tulisan.
3) Ragam lisan sangat terikat dengan kondisi, situasi, ruang dan waktu. Apa
yang dibicarakan dalam ruang kuliah, hanya akan dipahami dan berlaku
dalam waktu itu saja. Sedangkan ragam tulis tidak terikat dengan kondisi,
situasi, ruang dan waktu. Misalnya ketika kita membaca buku yang
diterbitkan tahun 1990, ketika dibaca saat ini masih dapat memahami dan
mengerti apa yang dituangkan penulis di dalam bukunya.
4) Ragam lisan faktor pendukungnya adalah suara, baik dari sisi tinggi-
rendahnya dan panjang-pendeknya suara. Sedangkan ragam tulisan, faktor
pendukungnya adalah tanda baca, hururf besar dan huruf miring.

1. Ragam bahasa berdasarkan situasi.


a. Ragam bahasa resmi
Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi
(misalnya dalam surat dinas, dalam sidang pengadilan dan sebagainya).
Ciri-ciri bahasa resmi di antaranya, yaitu:
1) Digunakan dalam situasi resmi.
2) Nada bicara yang cenderung datar
3) Kalimat yang digunakan adalah kalimat lengkap.
b. Ragam bahasa tidak resmi

6
Ragam bahasa tidak resmi adalah ragam bahasa yang biasa digunakan dalam
suasana tidak resmi, misalnya surat pribadi dan surat untuk keluarga atau yang
bentuk lisan, contohnya dalam percakapan sehari-hari. Ciri-ciri ragam bahasa
tidak resmi diantaranya adalah:
1) Digunakan dalam situasi tidak resmi
2) Sering menggunakan kalimat-kalimat tidak lengkap.

2. Ragam bahasa berdasarkan bidang pemakaian


Dalam kehidupan sehari-hari banyak masalah-masalah yang dibicarakan.
Biasanya persoalan yang dibicarakan berbeda-beda topoknya, sehingga
menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam
bahasa agama berbeda dengan ragam bahasa hukum, begitu juga bila
membicarakan topik yang berkaitan dengan masalah lingkungan, ekonomi,
kesehatan dan sebagainya.

2.4.2 Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur

Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa dibagi menjadi empat,


yaitu: Ragam Dialek, Ragam Terpelajar, Ragam Resmi, dan Ragam Takresmi.

a. Ragam Dialek

Ragam daerah/dialek adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok


banhasawan ditempat tertentu(lihat Kridalaksana, 1993:42). Dalam istilah lama
disebut dengan logat.logat yang paling menonjol yang mudah diamati ialah lafal
(lihat Sugono, 1999:11). Logat bahasa Indonesia orang Jawa tampak dalam
pelafalan /b/pada posisi awal nama-nama kota, seperti mBandung,
mBayuwangi,atau realisai pelafalan kata seperti pendidi’an, tabra’an, kenai’an,
gera’an. Logat daerah paling kentara karena tata bunyinya. Logat indonesia yang
dilafalkan oleh seorang Tapanuli dapat dikenali, misalnya, karena tekanan kata
yang amat jelas; logat indonesia orang bali dan jawa, karena pelaksanaan bunyi /t/
dan /d/-nya. Ciri-ciri khas yang

7
meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan panjang pendeknya bunyi bahasa
membangun aksen yang berbeda-beda.

b. Ragam Terpelajar

Tingkat pendidikan penutur bahasa indonesia juga mewarnai penggunaan


bahasa indonesia. Bahasa indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur
berpendidikan tampak jelas perbedeaannya dengan yang digunakan oleh
kelompok penutur yang tidak berpendidikan. Terutama dalam pelafalan kata yang
berasal dari bahasa asing, seperti contoh dalam tabel berikut.

Tidak Terpelajar Terpelajar


Pidio Video
Pilem Film
Komplek Kompleks
Pajar Fajar
Pitamin Vitamin

c. Ragam Resmi dan Tak Resmi

Kedua ragam bahasa tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.

1. Ragam resmi

Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, seperti
pertemuan-pertemuan, peraturan-peraturan, dan undangan-undangan.

Ciri-ciri ragam bahasa resmi :

a. Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten;

b. Menggunakan imbuhan secara lengkap;

c. Menggunakan kata ganti resmi;

15
d. Menggunakan kata baku;

e. Menggunakan EYD;

f. Menghindari unsur kedaerahan.

2. Ragam tak resmi

Ragam takresmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi takresmi,


seperti dalam pergaulan, dan percakapan pribadi, seperti dalam pergaulan, dan
percakapan pribadi (lihat Keraf,1991:6). Ciri- ciri ragam bahasa tidak resmi
kebalikan dari ragam bahasa resmi. Ragam

bahasa bahasa tidak resmi ini digunakan ketika kita berada dalam situasi yang
tidak normal.

Ragam bahasa resmi atau takresmi ditentukan oleh tingkat keformalan


bahasa yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, derarti
semakin resmi bahas yang digunakan. Sebaliknya semakin rendah pula tingkat
keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan-
(lihat Sugono, 1998:12-13). Contoh: Bahasa yang digunakan oleh bawahan
kepada atasan adalah bahas resmi sedangkan bahasa yang digunakan oleh anak

muda adalah ragam bahasa santai/takresmi.

2.4.3 Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan.

Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa dibagi menjadi: ragam


politik, ragam hukum, ragam pendidikan, ragam jurnalistik, dan Ragam sastra dan
sebagainya. Kelima jenis ragam bahasa tersebut akan dijelaskan secara rinci
sebagai berikut.

a. Ragam politik

Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka
menata dan mengatur kehidupan masyarakat. dengan sendirinya penguasa

15
merupakan salah satu sumber penutur bahasa yang mempunyai pengaruh yang
besar dalam pengembangan bahasa di masyarakat.

b. Ragam hukum

Salah satu ciri khas dari bahasa hukum adalah penggunaan kalimat yang
panjang dengan pola kalimat luas. Diakui bahwa bahasa hukum Indonesia tidak
terlalu memperhatikan sifat dan ciri khas bahasa Indonesia dalam strukturnya. Hal
ini disebabkan karena hukum Indonesia pada umumnya didasarkan pada hukum
yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis dalam bahasa Belanda.
Namun, terkadang sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam bahasa
hukum karena dalam bahasa hukum kejelasan norma-norma dan aturan terkadang
membutuhkan penjelasan yang lebar, jelas kriterianya, keadaan, serta situasi yang
dimaksud.
c. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional

Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian


norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakantan bersama dalam lingkungan
sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan
bahasa berdasarkan hubungan orang misalnya berbahasa dengan keluarga, teman
akrab dan atau sebaya, serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara.
Ragam sosial ini juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam lisan. Sebagai
contoh orang takkan sama dalam menyebut lawan bicara jika berbicara dengan
teman dan orang yang punya kedudukan sosial yang lebih tinggi. Pembicara dapat
menyebut “kamu” pada lawan bicara yang merupakan teman tetapi takkan
melakukan itu jika berbicara dengan orang dengan status sosial yang lebih tinggi
atau kepada orang tua.

Ragam fungsioanal, sering juga disebut ragam professional merupakan


ragam bahasa yang diakitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau
kegiatan tertentu lainnya. Sebagai contoh yaitu adanya ragam keagamaan, ragam
kedokteran, ragam teknologi dll. Kesemuaan ragam ini memiliki fungsi pada
dunia mereka sendiri.

15
d. Ragam jurnalistik

Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia


persurat-kabaran (dunia pers = media massa cetak). Dalam perkembangan lebih
lanjut, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media
massa. Termasuk media massa audio (radio), audio visual (televisi) dan
multimedia (internet). Hingga bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa,
yang dibentuk karena spesifikasi materi yang disampaikannya. Ragam khusus
jurnalistik termasuk dalam ragam bahasa ringkas.

Ragam ringkas mempunyai sifat-sifat umum sebagai berikut.

ü Bahasanya padat

ü Selalu berpusat pada hal yang dibicarakan

ü Banyak sifat objektifnya daripada subjektifnya

ü Lebih banyak unsure pikiran daripada perasaan

ü Lebih bersifat memberitahukan daripada menggerakkan emosi

Tujuan utama ialah supaya pendengar/pembaca tahu atau mengerti. Oleh


karena itu, yang diutamakan ialah jelas dan seksamanya. Kalimat-kalimatnya
disusun selogis-logisnya.

Bahasa jurnalistik ditujukan kepada umum, tidak membedakan tingkat


kecerdasan,

kedudukan, keyakinan, dan pengetahuan.

15
e. Ragam sastra

Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif,
kreatif dan inovatif. Dalam bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata, cara-
cara penuturan, dan ungkapan-ungkapan yang khusus, yang kurang lazim atau tak
dikenal dalam bahasa umum. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk
menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran, fantasi dan lukisan angan-angan,
penghayatan batin dan lahir, peristiwa dan khayalan, dengan bentuk istimewa.
Istimewa karena kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan istimewa cara
penuturannya. Bahasa dalam ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian
di samping alat komunikasi. Untuk memperbesar efek penuturan dikerahkan
segala kemampuan yang ada pada bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan,
suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi kata, sajak, asonansi, posisi kata,
ulangan kata/kalimat dimana perlu dikerahkan untuk mempertinggi efek.
Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan bahasa dalam karangan
umum.

Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak


mengunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya
melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai
dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam
imajinasi pembaca.

Jika ditelusuri lebih jauh, ragam berdasarkan cara pandang penutur dapat
dirinci lagi berdasarkan ciri (1) kedaerahan, (2) pendidikan, dan (3) Sikap
penutur sehingga di samping ragam yang tertera diatas, terdapat pula ragam
menurut daerah, ragam menurut pendidikan, dan ragan menurut sikap penutur.
Ragam menurut daerah akan muncul jika para penutur dan mitra komunikasinya
berasal sari suku/etnik yang sama. Pilihan ragam akan beralih jika para pelakunya
multietnik atau suasana berubah, misalnya dari takresmi menjadi resmi.

Penetapan ragam yang dipakai bergantung pada situasi, kondisi, topik


pembicaraan, serta bentuk hubungan antar pelaku. Berbagai faktor tadi akan

16
mempengaruhi cara pandang penutur untuk menetapkan salah satu ragam yang
digunakan (dialeg, terpelajar, resmi, takresmi).

Dalam praktek pemakaian seluruh ragam yang dibahas diatas


sering memiliki kesamaan satu sama lain dalam hal pemakaian kata. Ragam lisan
(sehari-hari) cenderung sama dengan ragam dialek, dan ragam
takresmi, sedangkan ragam tulis (formal) cenderung sama dengan ragam resmi
dan ragam terpelajar. Selanjutnya, ragam terpelajar tentu mirip dengan ragam
ilmu.

16
Dibawah ini akan diberikan contuh ragam-ragam tersebut. Ragam ilmu
sengaja dipertentangkan dengan ragam nonilmu demi kejelasan ragam ilmu itu
sendiri.

Ragam Contoh

a.Lisan Sudah saya baca buku itu.

b.Tulis Saya sudah membaca buku itu.

c.Dialek Gue udah baca itu buku.

d.Terpelajar Saya sudah membaca buku itu

e.Resmi Saya sudah membaca buku itu

f.Takresmi Sudah saya baca buku itu.

Ragam

Nonilmu (nonilmiah) Ilmu (ilmiah)

- Ayan bukan penyakit - Epilepsi bukan penyakit


menular. menular.

- Polisi -
bertugas menanyai tersangka Polisi bertugas menginterogasi
.
tersangka.
- Setiap agen
- Setiap agen akan
akan mendapatkan potongan
mendapatkan rabat.
- Jalan cerita sinetron
- Alur cerita sinetron itu
itu membosankan.
membosankan

19
Ciri-ciri ragam ilmiah:

1. Bahasa Indonesia ragam baku;


2. Penggunaan kalimat efektif;
3. Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda;
4. Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari
pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias;
5. Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas
isi tulisan;
6. Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea.
Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:
1. Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum)
2. Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam
bisnis)
3. Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra)
4. Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
5. Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam
psikologi).

19
2.3 cara menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar

Dalam buku cermat Berbahasa Indonesia, dijelaskan bahwa yang dimaksud


dengan bahasa yang benar adalah bahasa yang menyerapkan kaidah dengan
konsisten, sedangkan yang dimaksud dengan bahasa yang baik adalah bahasa
yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaiannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, penggunaan bahasa yang benar berkaitan


dengan kaidah bahasa. Kaidah bahasa sendiri meliputi beberapa aspek, yaitu:

1. Tata bunyi atau Fonologi

Contoh yang umum digunakan ihwal tata bunyi mengenai bunyi /f/, /v/,
dan /z/. Oleh karena itu, kata-kata yang benar dan layak disebutkan dengan
menggunakan huruf yang tepat.

2. Tata bahasa

Dari segi kalimat juga bagian dari hal yang layak diperhatikan. Kaidah
kalimat yang benar adalah jika ada subjek dan predikat atau dan objek
/keterangan/. Jika ingin membentuknya menjadi kalimat yang benar, maka pada
salah satu kata tersebut dihapus atau ditiadakan sehingga kata awalnya dan
menempati posisi sebagai subjek atau bisa juga diubah menjadi terlihat agar kata:
bahwa dan seterusnya menjadi subjek.

3. Kosakata dan Istilah

Dalam peristilahan, istilah dampak (impact), keluaran (output), dan pajak


tanah (land tax) dipilih sebagai istilah yang benar daripada istilah pengaruh,
pelabuhan udara, hasil, dan pajak bumi.

4. Ejaan

Dari segi ejaan, penulisan yang benar adalah analisis, hakikat, objek, jadwal,
kualitas, dan hierarki.

19
5. Makna

Dari segi makna, penggunaan bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan
menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya dalam bahasa
ilmu tidak tepat jika digunakan kata yang bermakna konotatif atau kiasan.

Sedangkan penggunaan bahasa yang bertalian dengan ketepatan memilih


ragam bahasa yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi. Yaitu, topik yang
dibicarakan koma, orang yang diajak berbicara, dan tempat pembicaraan. Selain
itu, bahasa yang baik juga bertalian dengan penalaran. Artinya, bahasa yang
digunakan harus logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat.

2.4 Faktor penyebab timbulnya Ragam Bahasa

Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa


seperti faktor budaya, faktor sejarah, dan faktor perbedaan demografi. Di bawah
ini penjelasan dari faktor-faktor tersebut:

1. Faktor Budaya

Setiap daerah mempunyai perbedaan bahasa atau daerah hidup yang berbeda,
seperti wilayah Sumatera, Bali, Kalimantan, Jawa, dan beberapa wilayah di
Indonesia lainnya.

2. Faktor Sejarah

Di setiap daerah atau wilayah di Indonesia mempunyai kebiasaan dari nenek


moyang yang berbeda-beda.

3. Faktor Perbedaan Demografi

Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda seperti wilayah di daerah


pantai, pegunungan yang biasanya cenderung menggunakan bahasa yang
singkat, jelas, dan dengan intonasi volume suara yang besar. Berbeda dengan

19
pada pemukiman padat penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang
panjang lebar dikarenakan lokasinya yang saling berdekatan dengan intonasi
volume suara yang kecil.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

19
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-
beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Dalam konteks
ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan bahasa baku tulis.

Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu


menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan
bahasa yang telah Disempurnakan (EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan
diharapkan para warga negara Indonesia mampu mengucapkan dan memakai
bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan sebagaimana pedoman
yang ada.

3.2 Saran
Sebaiknya kita atau siapa pun penduduk di Indonesia menggunakan ragam
bahasa yang baik dan benar sehingga keberadaan ragam bahasa itu sendiri tidak
punah dengan adanya bahasa-bahasa yang terkadang jauh dari aturan bahasa yang
ada di Indonesia bahkan bertentangan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa.


NTT: Nusa Indah.

Rahardi, Kunjawa. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta : Penerbit Erlangga

http://pendidikanmatematika2011.blogspot.com/2012/04/reski-andika-
saing.html (Jum’at 21 November, 11.05)

http://merrycmerry.blogspot.com/2011/10/makalah-bahasa-indonesia-ragam-
bahasa.html(Jum’at 21 November, 11.17)
http://irfanisprayudhi.wordpress.com/2013/09/30/arti-fungsi-dan-ragam-
bahasa (Jum’at 21 November, 11.17)

17
14
7
13
19

Anda mungkin juga menyukai