Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI PERGURUAN TINGGI:

PENTINGKAH UNTUK SEMUA PROFESI?

Susilaningsih
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
Email: susi_uns@yahoo.com

Abstrak: Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi: Pentingkah untuk Semua


Profesi? Pendidikan kewirausahaan sudah dikembangkan hampir di semua perguruan
tinggi di Indonesia dengan proses yang sangat bervariasi yang bertujuan untuk
menciptakan wirausaha. Wirausaha adalah seseorang yang dengan kreativitasnya
menciptakan sesuatu yang memiliki values, baik dalam bentuk tangible maupun
intangible. Proses tersebut dapat dilakukan di dalam perusahaan yang diciptakan
sendiri maupun di dalam organisasi di mana seseorang bekerja. Tujuan artikel ini
adalah mengembangkan pemahaman tentang pentingnya pendidikan kewirausahaan
bagi semua profesi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Artikel ini ditulis
berdasarkan pada hasil-hasil penelitian tentang pendidikan kewirausahaan di
perguruan tinggi dan kajian literatur yang relevan. Artikel ini menyimpulkan bahwa
pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi diperlukan dalam bidang apapun tanpa
memperhatikan bidang yang ditekuni atau profesi seseorang.

Kata kunci: wirausaha, kreativitas, values.

Abstract: Entrepreneurship Education in Higher Education: Is that Important for All


Profession? Entrepreneurship education has been developed in almost all universities
in Indonesia. An entrepreneur is someone who exploits his/her creativity to create
something valuable either in the form of tangible or intangible. That process can be
carried out in his/her own company or in the organization where someone attached.
The purpose of this article is to develop an understanding of the importance of
entrepreneurship education for all professions. This study found that that
entrepreneurship education in higher education is required in any field of study.

Keywords: entrepreneurship, creativity, values

PENDAHULUAN organisasi bidang pendidikan dasar,


Kebijakan pemerintah yang berpihak pada menengah dan pendidikan tinggi, serta
pengembangan budaya kewirausahaan organisasi pemerintah dan swasta. Melalui
sudah dimulai sejak tahun 1995 dan terus gerakan ini diharapkan budaya
berkembang hingga kini. Di awal kebijakan kewirausahaan dapat menjadi bagian etos
tersebut Presiden RI saat itu kerja masyarakat dan bangsa Indonesia, yang
menginstruksikan kepada seluruh pada akhirnya dapat dilahirkan wirausaha-
masyarakat dan bangsa Indonesia untuk wirausaha baru yang handal, tangguh dan
mengembangkan program-program mandiri.
kewirausahaan. Sejak saat itu gerakan Pendidikan kewirausahaan di perguruan
pendidikan kewirausahaan mulai tinggi telah difasilitasi oleh Dikti sejak tahun
diprogramkan oleh berbagai organisasi, baik 1997 dengan adanya program

1
Jurnal Economia, Volume 11, Nomor 1, April 2015

pengembangan kewirausahaan di perguruan pendidikan kewirausahaan umumnya berisi


tinggi yang menawarkan berbagai kegiatan materi dan aktivitas yang berhubungan
yaitu Kuliah Kewirausahaan (KWU), Magang dengan membangun sikap mental
Kewirausahaan (MKU), Kuliah Kerja Usaha kewirausahaan, melatih keterampilan
(KKU), Konsultasi Bisnis dan Penempatan berkomunikasi, membangun jejaring dan
Kerja (KBPK), dan Inkubator Wirausaha Baru menyusun rencana bisnis yang berorientasi
(INWUB). Dalam perkembangannya Dikti pada keuntungan. Oleh karena itu tidaklah
menawarkan program yang dikemas sebagai mengherankan ketika suatu perguruan tinggi
program kreativitas mahasiswa (PKM) yang mewajibkan mata kuliah kewirausahaan bagi
memfasilitasi mahasiswa untuk berkreasi seluruh mahasiswanya, terdapat beberapa
dalam berbagai bidang meliputi bidang fakultas atau program studi yang menolak
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, atau kurang setuju dengan kebijakan
penerapan teknologi, artikel ilmiah, gagasan tersebut. Fakultas atau program studi yang
tertulis, karsa cipta, dan kewirausahaan. tidak setuju tersebut umumnya
Selanjutnya, sejak tahun 2009 Dikti mengemukakan alasan bahwa mereka tidak
menyediakan skim bagi mahasiswa yang mendidik mahasiswa atau lulusannya
berminat sebagai job creator melalui menjadi pengusaha, dan fakultas atau
program mahasiswa wirausaha (PMW). program studi yang paling sesuai
Semua kebijakan tersebut dilaksanakan mewajibkan mahasiswanya mengikuti mata
dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan kuliah kewirausahaan adalah fakultas
pendidikan tinggi dengan ekonomi. Apakah memang demikian?
mengimplementasikan kemampuan, Bagaimanapun Perguruan Tinggi
keahlian, sikap tanggungjawab, membangun menghasilkan lulusan dengan berbagai
kerjasama tim maupun mengembangkan profesi. Pendidikan tinggi bertujuan (1)
kemandirian dan mengembangkan usaha membentuk insan yang (a) beriman dan
melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
ilmu yang ditekuni. Hal ini sejalan dengan berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur;
Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 (b) sehat, berilmu, dan cakap; (c) kritis,
yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan
tinggi antara lain adalah membentuk insan berjiwa wirausaha; serta (d) toleran, peka
yang kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya sosial dan lingkungan, demokratis, dan
diri dan berjiwa wirausaha. bertanggung jawab dan (2) menghasilkan
Sejak dicanangkannya pendidikan produk-produk ilmu pengetahuan, teknologi,
kewirausahaan hingga saat ini, ketika seni, atau olahraga yang memberikan
mendiskusikan pendidikan kewirausahaan kemaslahatan bagi masyarakat, bangsa,
seringkali dikonotasikan dengan pendidikan negara, umat manusia, dan lingkungan
bisnis. Hal ini dapat dilihat dari kurikulum (Peraturan Pemerintah No. 17/2010: 61-62).
pendidikan kewirausahaan yang disiapkan Dengan demikian, perguruan tinggi
oleh sebagian besar penyelenggara menyiapkan lulusan dengan profesi apapun
pendidikan kewirausahaan. Kurikulum yang memiliki karakter sebagaimana diatur,

2
Pendidikan Kewirausahaan di YX ~Susilaningsih)

antara lain adalah berjiwa wirausaha. keuangan, psikis dan sosial, dan memperoleh
Mempertimbangkan tujuan perguruan tinggi hasil dalam bentuk keuangan, kepuasan
tersebut, pertanyaan yang perlu didiskusikan pribadi dan kebebasan. Kewirausahaan
adalah apakah pendidikan kewirausahaan di dapat terjadi pada semua bidang (Hisrich,
perguruan tinggi penting untuk semua Peters dan Shepherd, 2005).
profesi? Artikel ini bertujuan untuk Terinspirasi oleh pengertian wirausaha
mengembangkan pemahaman tentang yang ditulis oleh ekonom Perancis, Jean-
pentingnya pendidikan kewirausahaan bagi Baptiste pada tahun 1800, Drucker
semua profesi yang dihasilkan oleh menyatakan bahwa entrepreneur ^shifts
perguruan tinggi. Artikel ini ditulis resources from areas of low productivity and
berdasarkan pada hasil-hasil penelitian yield to areas of higher productivity and
tentang pendidikan kewirausahaan di yield_U š µ Á]Œ µ• Z u Œµ Z •µu Œ-
perguruan tinggi dan kajian literatur yang sumber ekonomi dari area yang
relevan. produktivitasnya dan hasilnya rendah
menuju area dengan produktivitas yang lebih
PEMBAHASAN tinggi dan dengan hasil yang lebih besar
Kewirausahaan didefinisikan sebagai (Drucker, 2007: 25). Kewirausahaan
semangat, perilaku, dan kemampuan merupakan suatu ciri yang dapat diamati
seseorang dalam menangani usaha dan atau dalam tindakan seseorang atau institusi.
kegiatan yang mengarah pada upaya Wirausaha dalam bidang kesehatan,
mencari, menciptakan, menerapkan cara pendidikan dan bisnis pada dasarnya bekerja
kerja, teknologi dan produk baru dengan dengan cara yang sama, mereka bekerja
meningkatkan efisiensi dalam rangka lebih baik, mereka melakukannya berbeda
pelayanan yang lebih baik dan atau dari yang lain (Drucker, 2007).
memperoleh keuntungan yang lebih besar Merujuk pendapat Drucker, maka
(INPRES No. 4 Tahun 1995). Karena seseorang dapat dikategorikan sebagai
kewirausahaan adalah semangat, perilaku wirausaha atau bukan, itu dapat diamati dari
dan kemampuan seseorang, maka tindakan orang tersebut. Seseorang yang
kewirausahaan melibatkan perilaku selalu bekerja dengan lebih baik dan berbeda
wirausaha yaitu: mengambil inisiatif; dari yang lain, maka orang itu adalah
mengorganisir dan mereorganisir wirausaha, apapun bidang pekerjaannya
mekanisme sosial dan ekonomi untuk (Drucker, 2007). Wirausaha adalah inovator
merubah sumberdaya dan situasi menjadi (Schumpeter dalam de Klerk dan Kruger,
lebih bermanfaat dan menguntungkan; dan 2002), oleh karena itu kewirausahaan
mengambil risiko dan kegagalan. meliputi serangkaian perilaku, keterampilan
Kewirausahaan merupakan proses dinamis dan sifat yang mendukung pengembangan
dalam menciptakan kekayaan, dan proses inovasi dan kreativitas (Hisrich and Peters,
menciptakan sesuatu yang baru yang 1992).
memiliki value dengan mencurahkan waktu Kewirausahaan sebagai perilaku dapat
dan usaha yang diperlukan, mengambil risiko ditunjukkan melalui tanggapan/respon yang

3
Jurnal Economia, Volume 11, Nomor 1, April 2015

dinamis, mengandung risiko, kreatif dan ada secara kreatif (perubahan konstruktif)
berorientasi pada pertumbuhan yang agar menjadi lebih baik, memiliki nilai yang
merupakan suatu proses inovasi. lebih besar dari sebelumnya.
Selanjutnya, proses inovasi tersebut dapat Perguruan tinggi pada umumnya terdiri
menghasilkan peluang-peluang baru di mana dari beberapa fakultas atau himpunan
peluang tersebut diciptakan menggunakan sumber daya pendukung, yang dapat
kombinasi-kombinasi yang tidak umum, yang dikelompokkan menurut jurusan, yang
tidak lazim (unusual combinations) sehingga menyelenggarakan dan mengelola
mampu menghasilkan produk, baik tangible pendidikan akademik, vokasi, atau profesi
maupun intangible, yang unik, berbeda dari dalam satu rumpun disiplin ilmu
yang sudah ada, dan sesuai dengan pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olah
kebutuhan pengguna produk. Hanya para raga (PP No. 17, 2010). Setiap fakultas atau
wirausahalah yang mampu melaksanakan jurusan dapat menghasilkan lulusan yang
kepemimpinan dan berani mengambil risiko dapat menekuni berbagai profesi sesuai
semacam itu. Dengan demikian dengan bidang ilmu yang dipelajari. Profesi
kewirausahaan tidak hanya berkaitan yang dihasilkan perguruan tinggi antara lain
dengan penciptaan produk baru namun guru, dosen, peneliti, akuntan, bankir, ahli
dimulai dari mengumpulkan sumber-sumber ekonomi, ahli hukum, ahli telekomunikasi,
baru dan menggali serta mengelola bakat pengacara, teknokrat, arsitek, dokter,
dan kemampuan sampai dapat dihasilkan psikolog, dan profesi-profesi lainnya.
suatu produk yang memiliki value, yang Saat ini beberapa perguruan tinggi, salah
mungkin merupakan produk baru dan unik satunya Universitas Sebelas Maret Solo,
yang akan menunjang keberhasilan di bidang menyediakan mata kuliah kewirausahaan
yang ditekuni. sebagai mata kuliah wajib yang harus diikuti
Schumpeter mengatakan bahwa oleh semua mahasiswa dari semua fakultas
wirausaha adalah seseorang yang yang ada di universitas. Tentunya universitas
berhubungan dengan kegiatan creative menyadari bahwa lulusan dari setiap
destruction (Schumpeter, 1934 dalam de jurusan/fakultas akan memiliki profesi yang
Klerk & Kruger, 2002), karena wirausaha sangat bervariasi. Namun demikian, semua
secara terus menerus mengembangkan mahasiswa diwajibkan menempuh mata
metode yang ada dan produk-produk lama kuliah kewirausahaan apapun bidang ilmu
melalui pengenalan inovasi-inovasi baru yang ditekuninya.
(Morris, Lewis & Sexton, 1994). Wirausaha Perguruan tinggi yang demikian itu
adalah posisi sementara bagi seseorang, memiliki pemahaman bahwa pendidikan
kecuali orang tersebut inovatif (Schumpeter, kewirausahaan bukanlah pendidikan usaha,
1934 dalam de Klerk & Kruger, 2002). Semua sehingga dapat dipelajari oleh semua
ini berarti bahwa seseorang tidak dapat mahasiswa dari berbagai bidang ilmu.
dikatakan sebagai wirausaha apabila tidak Pendidikan kewirausahaan merupakan
inovatif, tidak mampu melakukan pendidikan dan pelatihan yang
‰ Œµ Z vU Zu Œµ• l[ l}v ]•] Ç vP •µ Z memungkinkan mahasiswa untuk

4
Pendidikan Kewirausahaan di YX ~Susilaningsih)

mengembangkan dan menggunakan atau gagasan-gagasan menjadi kenyataan


kreativitas mereka, mengambil inisiatif, yang menguntungkan, di mana karena ia
tanggung jawab dan risiko. Dengan berada di dalam perusahaan atau organisasi,
demikian, pendidikan kewirausahaan bukan maka keuntungan tersebut pada hakikatnya
pendidikan usaha (enterprise education) diperuntukkan bagi perusahaan. Sedangkan
sehingga pendidikan kewirausahaan tidak entrepreneur yang memainkan peran yang
hanya berfokus pada bisnis (UNESCO, 2008). sama dengan intrapreneur tetapi karena
Pendidikan kewirausahaan di Perguruan mereka berada pada organisasi/usaha yang
Tinggi bukan berarti pendidikan untuk dikembangkannya sendiri, maka keuntungan
membuka usaha (bisnis), melainkan harus yang diperoleh dari penciptaan
dimaknai sebagai pendidikan untuk gagasan/produk baru tersebut akan
membangun karakter wirausaha, pola pikir diperuntukkan bagi perusahaannya sendiri.
wirausaha, dan perilaku wirausaha. Luaran Pendidikan kewirausahaan di perguruan
pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi di Indonesia sangat bervariasi,
tinggi dapat menjadi entrepreneur atau demikian juga pendidikan kewirausahaan di
business entrepreneur dan intrapreneur perguruan tinggi-perguruan tinggi di
sebagai academic entrepreneur, corporate beberapa negara. Pendidikan kewirausahaan
entrepreneur maupun social entrepreneur. di Singapore dikembangkan dalam
Oleh karena wirausaha dapat ditemukan menghadapi globalisasi knowledge economy,
pada berbagai bidang/profesi, maka dengan menggunakan strategi knowledge-
seseorang yang memiliki perilaku wirausaha based pada pertumbuhan ekonominya.
dapat berada pada perusahaan yang Melalui strategi ini terjadilah transisi dari
didirikan dan dikelola sendiri, sebagai investment-driven economy menuju
entrepreneur, atau pada innovation-driven economy, dengan
perusahaan/organisasi lainnya, sebagai menekankan pada pembangunan intellectual
intrapreneur. Intrapreneur adalah mereka capital dan komersialisasinya untuk
yang bertanggungjawab untuk melakukan menciptakan value dan pekerjaan. Pada
inovasi dalam organisasi (Manion, 2001). masa transformasi ekonomi ini peran
Seseorang yang bertindak sebagai perguruan tinggi semakin nyata dalam
wirausaha, yang melakukan inovasi dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi melalui
kreativitas di dalam organisasi disebut penelitian yang relevan dengan kebutuhan
sebagai intrapreneur. Intrapreneur membuat industri, komersialisasi teknologi,
keputusan berisiko dengan menggunakan mengembangkan high-tech, menarik
sumber daya perusahaan, sedangkan individu berbakat dari luar negeri, dan
entrepreneur membuat keputusan berisiko menanamkan mindset kewirausahaan
dengan menggunakan sumber daya mereka kepada para sarjana (Wong, Ho and Singh,
sendiri (Antoncic dan Hisrich, 2003). Seorang 2007).
intrapreneur dapat berperan sebagai National University of Singapore (NUS)
pencetus (creator) atau penemu (inventor) pada akhir tahun 1990an menerapkan model
yang berupaya merealisasikan segala ide entrepreneurial university, dan agar

5
Jurnal Economia, Volume 11, Nomor 1, April 2015

universitas menjadi lebih entrepreneurial NUS Overseas College pada tahun 2001
maka didirikanlah NUS Enterprise. NUS berinisiatif untuk menggabungkan dimensi
Enterprise berinistiatif untuk mereformasi globalisasi dan kewirausahaan dengan
kebijakan-kebijakan komersialisasi teknologi, mengirimkan mahasiswa S1 terbaiknya ke 5
dan menanamkan elemen kewirausahaan (lima) pusat kewirausahaan di dunia untuk
yang kuat pada pendidikan dan penelitian. magang pada high-tech start-up companies
Pendidikan kewirausahaan yang dilakukan selama 1 (satu) tahun. Program ini tidak
oleh NUS Entrepreneurship Center mengharapkan mahasiswa langsung dapat
mengembangkan kuliah kewirausahaan bagi membuka usaha setelah mereka lulus, tetapi
semua mahasiswa, khususnya mahasiswa utamanya adalah menanamkan sikap mental
bidang teknik, komputer dan science. kewirausahaan agar mereka memiliki
Program minor technopreneurship juga orientasi bagi penelitian-penelitiannya di
disediakan dan dapat ditempuh oleh masa mendatang untuk dapat
mahasiswa S1 dari bidang apapun. dikomersialkan dan inovatif serta agar dapat
Sedangkan bagi mahasiswa pasca sarjana, memengaruhi pilihan karier mereka untuk
Master dan PhD yang ingin lebih entrepreneurial dan inovatif.
mengkomersialisasikan temuannya, Berbeda dengan pendidikan
disediakan matakuliah pilihan new venture kewirausahaan di Singapore, di China
creation. Selain itu untuk meningkatkan pendidikan kewirausahaan di perguruan
kesadaran dan minat kewirausahaan bagi tinggi lebih ditekankan pada penciptaan
mahasiswa dan fakultas, NEC business entrepreneur. Setiap tahun secara
menyelenggarakan kompetisi business plan bergantian universitas-universitas
tingkat nasional dan internasional setiap menyelenggarakan kompetisi Business Plan
tahun, memfasilitasi pengembangan Nasional yang diikuti oleh mahasiswa dari
masyarakat kewirausahaan mahasiswa di hampir semua perguruan tinggi di China.
kampus, dan secara reguler Beberapa universitas memiliki inkubator
menyelenggarakan ^š Zv}-À všµŒ (}Œµu•_ untuk memfasilitasi mahasiswa yang
dengan pembicara wirausaha dan venture memulai usaha. Di setiap kota, tersedia
profesional terkenal. NEC juga membangun inkubator yang disediakan untuk wirausaha-
network dengan wirausaha, venture wirausaha muda. Inkubator-inkubator ini
capitalists, dan angel investors untuk didirikan oleh organisasi-organisasi
mengembangkan perusahaan-perusahaan pemerintah dan memberikan pelayanan
baru untuk komersialisasi HAKI dengan kepada wirausaha dengan harga yang layak.
bimbingan praktisi dan akses pada Beberapa perusahaan menengah
pendanaan ventura di luar kampus. memfasilitasi kegiatan-kegiatan wirausaha.
NUS juga menekankan pada pendidikan China memiliki lingkungan
global dengan menarik mahasiswa- kewirausahaan yang mendukung. Para orang
mahasiswa top dari luar negeri dan tua memiliki pemikiran yang luas, mereka
meningkatkan kompetisi fakultas dengan mendukung anak-anak mereka untuk
universitas terkenal di dunia. Selanjutnya, membuka usaha, mereka memberi bantuan

6
Pendidikan Kewirausahaan di YX ~Susilaningsih)

keuangan, berbagi pengalaman bisnis dan kreativitas. Dengan demikian pembelajaran


network. Bahkan, ketika anak-anak mereka kewirausahaan tidak hanya difokuskan pada
tidak berhasil pada kesempatan pertamanya, fenomena corporate entrepreneurship,
para orang tua masih berpikir bahwa itu tetapi juga memotivasi mahasiswa untuk
adalah pengalaman yang baik yang akan merefleksikan dirinya dengan berperilaku
membantu masa depan karier anak-anaknya. seperti wirausaha.
Semua ini menimbulkan adanya kebutuhan Mencermati praktik pendidikan
terhadap pendidikan kewirausahaan yang kewirausahaan di tiga perguruan tinggi di
baik di perguruan tinggi (Lyan, 2009). Singapore, China, dan Finland, tampak
Pendidikan kewirausahaan di Turku perbedaan di antara ketiganya. Model
School of Economics, Turku, Finland pendidikan kewirausahaan di NUS diawali
menggunakan pendekatan entrepreneurial dengan menanamkan sikap mental
directed. Pendekatan ini memberi kewirausahaan dilanjutkan dengan aktivitas
pengalaman konstruktif, mendidik dan inovasi dan kreatif dalam penelitian, serta
bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen. komersialisasi hasil penelitian. Melalui
Dalam membelajarkan kewirausahaan model ini NUS dapat menciptakan academic
diperlukan pengembangan pedagogis dan entrepreneur, social entrepreneur sekaligus
pendekatan inovatif dalam mengajar. Kuliah business entrepreneur berbasis teknologi.
di universitas menghadapi tantangan untuk Model pendidikan kewirausahaan di China
membelajarkan kepada mahasiswa tentang lebih menekankan pada pembentukan
konsep teoretis dan menerapkannya dalam business entrepreneur. Peran pemerintah
praktik, serta mempraktikkan proses dan orang tua sangat besar dalam
entrepreneurial dan merefleksikannya, pendidikan kewirausahaan. Pemerintah
dalam rangka meningkatkan performance menyediakan program kompetisi business
personal mahasiswa. Permasalahannya plan, inkubator bisnis yang didirikan di
adalah tidak hanya terletak pada substansi perguruan tinggi maupun di kota-kota,
dan isi, tetapi juga pada cara menyediakan modal awal serta memberi
penyampaiannya. Metode mengajar insentif kepada mahasiswa wirausaha
tradisional seperti metode ceramah, review berupa pengurangan pajak dan dukungan
literature dan ujian tidak dapat mengaktifkan keuangan lainnya. Sedangkan orang tua
mahasiswa, dan perlu dilengkapi dengan mahasiswa menyediakan bantuan keuangan,
pendekatan entrepreneurial yang lebih berbagi pengalaman bisnis dan network. Di
banyak agar dapat menarik mahasiswa untuk Turku University Finland pendidikan
aktif dalam proses belajar. Pendekatan ini kewirausahaan dilakukan untuk menyiapkan
lebih ditujukan pada pembentukan mahasiswa menjadi corporate entrepreneur
mahasiswa untuk menjadi entrepreneur dan yaitu wirausaha yang berada di dalam suatu
corporate entrepreneur yang memiliki korporasi. Mahasiswa dilatih melalui
atribut sebagai berikut: pendekatan inovatif beberapa tahap mulai dari tahap pemicu,
untuk pemecahan masalah, kesiapan yang tahap pemberian pengetahuan tentang
tinggi untuk berubah, percaya diri dan kewirausahaan sampai tahap keterampilan

7
Jurnal Economia, Volume 11, Nomor 1, April 2015

berperilaku entrepreneurially di dalam suatu peluang dan berani mengambil risiko.


organisasi. Dengan kata lain, mahasiswa Menghadapi tantangan masa depan yang
disiapkan untuk dapat bekerja di suatu sangat kompetitif, maka perilaku
organisasi menjadi karyawan yang kewirausahaan diperlukan bagi semua
berperilaku wirausaha. Selain bidang pekerjaan atau profesi. Oleh karena
mempersiapkan mahasiswa sebagai itu pendidikan kewirausahaan dapat
corporate entrepreneur atau intrapreneur, dilaksanakan di perguruan tinggi dan
perguruan tinggi juga menyiapkan diberlakukan kepada semua mahasiswa
mahasiswa sebagai entrepreneur. tanpa memandang bidang ilmu yang
Pendidikan kewirausahaan diawali dipelajari, karena pendidikan kewirausahaan
dengan pembentukan pola pikir wirausaha bukan pendidikan bisnis.
dilanjutkan dengan pembentukan perilaku
kreatif dan inovatif agar dapat berkreasi. DAFTAR PUSTAKA
Kreasi-kreasi yang dapat dihasilkan Antoncic, B. & Hisrich, R.D. (2003) Clarifying
wirausaha meliputi creation of wealth, the Intrapreneurship Concept. Journal of
enterprise, innovation, change, employment, Small Business and Enterprise
value dan growth (Morris, Lewis dan Sexton, Development, 10(1), 7-24.
1994:22). Melalui kemampuan menghasilkan De Klerk, G.J. & Kruger, S. (2002) The driving
kreasi-kreasi tersebut, maka seseorang force behind entrepreneurship: An
dapat disebut sebagai wirausaha dalam exploratory perspective. (Online)
(http://www.kmu.unisg.ch/recontres/bo
bidang apapun. Sebagai contoh, seorang
nd 2002/F_04_deKlerl. pdf diakses 11
business entrepreneur dituntut untuk Maret 2010).
mampu menciptakan creation of wealth,
Drucker, P.F. (2007) Innovation and
enterprise, innovation, employment, value Entrepreneurship: Practice and
dan growth; sedangkan seorang Principles. Oxford: Butterworth-
intrapreneur sebaiknya memiliki Heinemann.
kemampuan creation of innovation, change, Hisrich, R.D., & Peters, M.P. (1992)
value yang secara tidak langsung akan Entrepreneurship: Starting, Developing,
menumbuhkan creation of wealth, and Managing a New Enterprise. Second
Edition. Homewood, IL: Irwin.
enterprise, innovation, change, employment,
value dan growth bagi organisasi di mana Hisrich, R.D, Peters, M.P., & Sheperd, D.A.
(2005) Entrepreneurship 6 ed. Boston,
seseorang tersebut bergabung/bekerja.
MA: McGraw-Hill Irwin.
Instruksi Presiden. (1994) Instruksi Presiden
SIMPULAN
Nomor 4 tahun 1995 Tentang Gerakan
Pendidikan kewirausahaan di perguruan Nasional Memasyarakatkan Dan
tinggi berkaitan dengan membangun Membudayakan Kewirausahaan.
karakter wirausaha, pola pikir wirausaha, Manion, Jo. (2001) Enhancing Career
dan perilaku wirausaha yang selalu kreatif Marketability through Intrapreneurship.
dan inovatif, menciptakan nilai tambah atau Nurs Admin Q., 25(2), 5-10.
nilai-nilai baik (values), memanfaatkan

8
Pendidikan Kewirausahaan di YX ~Susilaningsih)

Morris, M.H, Lewis, P.S. & Sexton, D.L. (1994) UNESCO (2008) Inter-Regional Seminar on
Reconceptualizing Entrepreneurship: An Promoting Entrepreneurship Education in
Input-Output Perspective. Sam Advanced Secondary School. Thailand: UNESCO.
Management Journal, Winter, 21-31. Wong, Poh-Kam, Ho, Yuen-Ping, Singh,
Peraturan Pemerintah (2010) Peraturan Annette. (2007) Towards an
Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 ^ všŒ ‰Œ v µŒ] o hv]À Œ•]šÇ_ D} o š}
Tentang Pengelolaan Dan Support Knowledge-Based Economic
Penyelenggaraan Pendidikan. Development: The Case of the National
University of Singapore. World
Development, 35(6), 941-958.

Anda mungkin juga menyukai