“ PERSEKUTUAN FIRMA “
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................ i
Prakata ....................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Persekutuan Firma ............................................................. 3
2.1.1 Pengertian Persekutuan Firma Menurut Para Ahli .....................
2.2 Karakteristik Badan Usaha Persekutuan Firma.................................... 4
2.3 Sifat Sifat Persekutuan Firma .............................................................. 4
2.4 Jenis – Jenis Persekutuan Firma dan Contohnya.................................. 5
2.5 Investasi Awal Persekutuan ................................................................. 6
2.6 Tambahan Investasi dan Pengambilan ................................................. 6
2.7 Kegiatan Usaha Persekutuan ............................................................... 7
2.8 Pembagian Laba Rugi Dalam Persekutuan Firma ............................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 15
3.2 Saran .................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kedua metode di atas akan menghasilkan laporan keuangan yang sama pada
persekutuan baru.
Contoh 3 :
Naura, Ahmad, Zaky bersepakat untuk mendirikan sebuah persekutuan dengan
nama Firma “NAZ” Tn. Zaky telah memiliki perusahaan perseorangan yang telah
bejalan, sedangkan Sdri. Naura menyerahkan uang tunai sebesar Rp 50.000.0000,
Tn. Ahmad menyerahkan bangunan seharga Rp 50.000.000, penilaian kembali
telah dilakukan dan disetujui dengan nilai wajar sebesar Rp 65.000.000.
Persediaan BD Rp 2.000.000
Kendaraan Rp 35.000.000
a. Akun Modal :
Setiap sekutu memliki satu akun modal, yang dicatat pada sisi kredit. Namun dalam
keadaan tertentu, akun modal seorang sekutu juga dapat bersaldo debit yang disebut
juga dengan defisiensi atau defisit, hal ini terjadi karena kerugian dan penarikan
modal seorang sekutu yang melebihi dari kontribusi modal yang diberikan dan
melebihi pembagian keuntungan. Saldo pada akun modal mempelihatkan bagian aset
neto seorang sekutu dalam persekutuan.
Contoh Jurnal :
Kas Rp 20.000.000
Modal Rina Rp 20.000.000
b. Akun Prive (Penarikan) :
Untuk mengantisipasi keuntungan biasanya para sekutu melakukan penarikan aset
sepanjang tahun. Akun penarikan yang terpisah digunakan untuk mencatat penarikan
periodik dan kemudian ditutup ke akun modal sekutu pada akhir periode. Jika terjadi
penarikan non kas maka harus dinilai berdasarkan nilai pasar pada tanggal penarikan,
namun beberapa sekutu mencatat penarikan persediaan pada biaya perolehan,
sehingga hal ini menyebabkan tidak tercatatnya keuntungan atau kerugian atas
penarikan ini.
Contoh Jurnal :
Prive Rina Rp 10.000
Kas Rp 10.000
Pada akhir tahun akun ini ditutup dengan mengambil modal sekutu yang bersangkutan
dengan jurnal sebagain berikut :
Modal Rina Rp 10.000
Prive Rina Rp 10.000
c. Akun Pinjaman :
Persekutuan dapat meminta modal tambahan dengan cara pinjaman kepada seorang
ekutu, yang harus dilengkai dengan dokumen yang memadai seperti surat perjanjian
utang(promisary note). Tanpa semua sekutu menyetujui, persekutuan diwajibkn untuk
membayar bunga pinjaman kepada sekutu yang meminjamkannya. Jika dalam
perjanjian persekutuan menyatakan bahwa bunga modal haru dibayar. Utang
pinjaman dari sekutu dilaporkan dalam laporan posisi keuangan persekutuan.
Pinjaman dari sekutu merupakan transaksi yang terkait dengan para pihak yang
membutuhkan catatan kaki yang terpiah, dan harus dilaporkan sebagai pos laporan
posisi keuangan tersendiri
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa Firma merupakan
sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih
dengan memakai nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk
memperluas usahanya. Unsure-unsur yang berkaitan dengan Persekutuan Firma itu
sendiri adalah: Persekutuan Perdata (pasal 1618 BW), Menjalankan Perusahaan (pasal
16 KUHD), Dengan nama bersama atau Firma (pasal 26 KUHD) dan Tanggung jawab
sekutu bersifat pribadi untuk keseluruhan (pasal 18 KUHD). Kemudian daripada itu,
Firma sendiri memiliki beberapa kebaikan dan beberapa keburukan. Kebaikan Firma
dapat disimpulkan bahwa modalnya yang didapat dari usaha perorangan lebih besar
sehingga mempunyai kemampuan finansial yang lebih besar pula. Bahkan prosedur
pendiriannya mudah untuk dilakukan. Tetapi keburukannya yang merugikan yaitu
karena tanggung jawab nya ditanggung bersama, maka jika ada utang semua harus
ikut bertanggung jawab, bahkan mudah terjadi perselisihan akibat pemimpin lebih
dari satu orang dan jika salah satu Firmant keluar maka Firma akan dibubarkan.
Berdasarkan pengertian Firma itu sendiri, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
Persekutuan Firma itu anggotanya biasanya sudah saling mengenal dan saling
percaya, memakai nama bersama untuk membentuk usahanya, tanggung jawab dan
resikonya ditanggung bersama, setiap anggotanya punya hak untuk memimpin bahkan
membubarkan. Semua mengenai Firma itu sudah diatur dalam KUHD dalam Pasal 16
– 35. Dalam Mendirikan Persekutuan Firma harus didirikan dengan akta otentik dan
dibuat oleh/di depan Notaris. Akta pendirian tersebut harus sesuai dengan Isi ikhtisar
resmi. Kemudian Firma harus didaftarkan kepada Panitera Pengadilan Negeri dan
harus diumumkan dalam Berita Negara Rakyat Indonesia (BNRI) atau Tambahan
Berita Negara. Jika tidak, maka pendirian Firma hanya dianggap sebagai persekutuan
umum, didirikan tanpa batas, dianggap tidak ada sekutu yang dikecualikan bertindak
atas nama bahkan tiap sekutu berhak menandatangani dan berbuat perbuatan hukum
bagi persekutuannya. Hubungan Firma sendiri dengan tanggung jawabnya itu terbagi
dua, yaitu Hubungan Hukum antara sekutu Firma dan Hubungan hukum antara sekutu
Firma dengan Pihak Ketiga. Persekutuan Firma dapat bubar karena berakhirnya
jangka waktu yang telah di tetapkan dalam akta pendirian, bisa pula akibat
pengunduran diri/pemberhentian sekutu dan bisa juga karena terjadi bangkrut. Cara
pembubarannya hampir mirip dengan pendiriannya yaitu harus dengan akta otentik,
didaftarkan di ke Paniteraan Pengadilan Negri dan harus diumumkan di Tambahan
Berita Negara. Jika tidak maka pembubaran, pengunduran diri, dan perubahan
terhadap pihak ketiga tidak berlaku.
DAFTAR ISI
https://www.scribd.com/document/372230363/Tambahan-Investasi-Dan-Pengambilan
https://www.scribd.com/doc/310700333/Investasi-Awal-Pada-Persekutuan
https://id.scribd.com/document/249143780/88217667-Makalah-Firma
https://osf.io/8azvd/download/?format=pdf