Anda di halaman 1dari 15

OBJEK PAJAK

BAB III
Pasal 4 s.d. 15 UU PPh
LOGO

OBJEK PAJAK

Penghasilan

 setiap tambahan kemampuan ekonomis


 yg diterima atau diperoleh WP
 baik yg berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia
 yg dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan WP yg bersangkutan
 dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

Konsep Penghasilan dalam arti luas

Ps.4(1) UU PPh
Contoh-Contoh Penghasilan

a. Penggantian atau termasuk gaji, upah, tunjangan,


imbalan berkenaan honorarium, komisi, bonus,
dengan pekerjaan gratifikasi, uang pensiun, atau
atau jasa yang imbalan dalam bentuk lainnya,
diterima atau kecuali ditentukan lain dalam UU
diperoleh PPh

b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan


penghargaan

c. laba usaha

Ps. 4(1) UU PPh

Contoh-Contoh Penghasilan
d. keuntungan karena penjualan atau
karena pengalihan harta
termasuk:

1. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,


persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal

2. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham,


sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan
badan lainnya

3. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,


pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi
dgn nama dan dalam bentuk apa pun

Ps. 4(1) UU PPh


Contoh-Contoh Penghasilan
d. keuntungan karena penjualan atau
karena pengalihan harta
termasuk:

4. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau


sumbangan, kecuali yg diberikan kpd keluarga sedarah dlm garis
keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan
pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang
pribadi yg menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan PMK (PMK No. 245/PMK.03/ 2008 tgl 31-12-
2008), sepanjang tidak ada hubungan dgn usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak ybs.

5. keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh


hak penambangan, tanda turut serta dlm pembiayaan, atau
permodalan dlm perusahaan pertambangan

Ps. 4(1) UU PPh

Contoh-Contoh Penghasilan

e. penerimaan kembali pembayaran pajak yg telah


dibebankan sbg biaya dan pembayaran
tambahan pengembalian pajak

f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan


karena jaminan pengembalian utang

g. dividen, dgn nama dan dalam bentuk apapun,


termasuk dividen dari perusahaan asuransi
kepada pemegang polis, dan pembagian SHU
koperasi

Ps. 4(1) UU PPh


Contoh-Contoh Penghasilan

h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak

i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dgn


penggunaan harta

j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala

k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali


sampai dgn jumlah tertentu yg ditetapkan dengan
PP (PP 130 Tahun 2000 tgl 15-12-2000)

Ps. 4(1) UU PPh

Pasal 1
Dalam PP ini, yg dimaksud dengan Utang Debitur Kecil adalah utang usaha
yg jumlahnya tidak lebih dari Rp 350.000.000,00, termasuk :
a. Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera (Kukesra), yaitu kredit lunak untuk
usaha ekonomi produktif ygdiberikan kepada Keluarga Prasejahtera dan
Keluarga Sejahtera I (alasan ekonomi hasil pendataan KS) yang telah
menjadi peserta Takesra dan tergabung dalam kegiatan kelompok
Prokesra-OPPKS;
b. Kredit Usaha Tani (KUT), yaitu kredit modal kerja yg diberikan oleh bank
kepada koperasi primer baik sebagai pelaksana (executing) maupun
penyalur (channeling) atau kepada LSM sebagai pelaksana pemberian
kredit, untuk keperluan petani yg tergabung dalam kelompok tani guna
membiayai usaha taninya dalam rangka intensifikasi padi, palawija dan
hortikultura;
c. Kredit Pemilikan Rumah Sangat Sederhana (KPRSS), yaitu kredit yg
diberikan oleh bank kepada masyarakat untuk pemilikan RSS;
d. Kredit Usaha Kecil (KUK), yaitu kredit yg diberikan kepada nasabah usaha
kecil; dan
e. Kredit kecil lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan Bank Indonesia
dalam mengembangkan usaha kecil dan koperasi.

8
Contoh-Contoh Penghasilan

l. keuntungan selisih kurs mata uang asing

m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva

n. premi asuransi

o. iuran yang diterima atau diperoleh


perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari
Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas

Ps. 4(1) UU PPh

Contoh-Contoh Penghasilan

p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari


penghasilan yang belum dikenakan pajak

q. penghasilan dari usaha berbasis syariah

r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam UU


KUP

s. surplus Bank Indonesia

Ps. 4(1) UU PPh


Aliran Tambahan
Kemampuan Ekonomis Penggunaan

dari pekerjaan dlm


hub kerja dan
pekerjaan bebas
P konsumsi
dari usaha dan E
kegiatan N
G
H
A
dari modal, yang
S
berupa harta gerak
I
ataupun harta tak
L
gerak
A menambah kekayaan
N Wajib Pajak

lain-lain
Penjelasan Ps.4(1) UU PPh

BAB IV

BUKAN OBJEK PAJAK


Pasal 4 (3) UU PPh

LOGO
Dikenakan Pajak dengan Tarif
Umum
Objek
P Pajak Dikenakan Pajak dengan
E Tarif Khusus dan Bersifat
N Final
G
H
A
S
I Tidak digabungkan
L dengan
A Bukan Penghasilan yang
N Objek dikenakan Pajak
Pajak dengan Tarif Umum

TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK


Pasal 4 ayat (3)

A1. BANTUAN ATAU SUMBANGAN, termasuk zakat atau sumbangan


wajib keagamaan bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang
diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah (Per-33/2011 jo Per-15/2012) dan yang diterima oleh
penerima sumbangan yang berhak
A2. HARTA HIBAHAN yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan,
badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang
menjalankan usaha mikro dan kecil, sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara
pihak‐pihak yang bersangkutan
B. WARISAN
14
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)

C. Harta, termasuk setoran tunai yg diterima oleh badan sbg


PENGGANTI SAHAM / PENYERTAAN MODAL

D. Penggantian/imbalan dlm BENTUK NATURA dan / atau


KENIKMATAN dari WP atau pemerintah

15

NATURA/KENIKMATAN

UMUM

BAGI KARYAWAN BAGI PEMBERI KERJA


PENGHASILAN PENGELUARAN
YANG BUKAN /BIAYA YG TIDAK
MERUPAKAN OBJEK BOLEH
PAJAK DIKURANGKAN

16
NATURA/KENIKMATAN
(83/PMK.03/2009)
KHUSUS

SECARA UMUM

PENYEDIAAN MAKAN BAGI


DI DAERAH TERTENTU SELURUH PEGAWAI
(KEPUTUSAN DARI DJP) KEHARUSAN DLM
PELAKSANAN KERJA
DEMI KEAMANAN/
KESELAMATAN

BAGI KARYAWAN BAGI PEMBERI KERJA


 PENGHASILAN YANG BUKAN  PENGELUARAN /BIAYA BOLEH
MERUPAKAN OBJEK PAJAK DIKURANGKAN

17

Pemberian Natura Dan Kenikmatan Yang Dapat


Dikurangkan
Bagi Pemberi Kerja Dan Bukan Penghasilan Bagi
Pegawai
(PMK No. 83/PMK.03/2009)

b. Pemberian natura dan kenikmatan yang merupakan


keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai
sarana keselamatan kerja atau karena sifat
pekerjaan tersebut mengharuskannya:
 meliputi pakaian dan peralatan untuk
keselamatan kerja, pakaian seragam petugas
keamanan (satpam), sarana antar jemput
Pegawai, serta penginapan untuk awak kapal, dan
yang sejenisnya.
Pemberian Natura Dan Kenikmatan Yang Dapat
Dikurangkan
Bagi Pemberi Kerja Dan Bukan Penghasilan Bagi
Pegawai
(PMK No. 83/PMK.03/2009)
c. Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan yang
diberikan berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan di daerah tertentu
dalam rangka menunjang kebijakan pemerintah untuk mendorong
pembangunan di daerah tersebut:
 sarana dan fasilitas di lokasi kerja untuk :
a. tempat tinggal, termasuk perumahan bagi Pegawai dan
keluarganya;
b. pelayanan kesehatan;
c. pendidikan bagi Pegawai dan keluarganya;
d. peribadatan;
e. pengangkutan bagi Pegawai dan keluarganya;
f. olahraga bagi Pegawai dan keluarganya tidak termasuk golf,
power boating, pacuan kuda, dan terbang layang,
sepanjang sarana dan fasilitas tersebut tidak tersedia, sehingga
pemberi kerja harus menyediakannya sendiri.
 Pengeluaran untuk pembangunan sarana dan fasilitas tsb di atas
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun disusutkan.

TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK


Pasal 4 ayat (3)

E. PEMBAYARAN DARI PERUSAHAAN ASURANSI


kepada orang pribadi sehub dg asuransi kesehatan /
kecelakaan / jiwa / dwiguna dan bea siswa
F. DIVIDEN / BAGIAN LABA yg diterima/diperoleh P.T.
SBG WP D.N., KOPERASI, BUMN/BUMD, dari
penyertaan modal pd badan usaha yg
didirikan/bertempat kedudukan di Indo, dg syarat
- dividen dari cadangan laba ditahan
- bagi PT, BUMN/D kepemilikan minimal 25%

20
DIVIDEN

PEMEGANG SAHAM

PERSEROAN PERSEROAN
KOPERASI TERBATAS D.N., TERBATAS D.N., W.P.
BUMN,BUMD BUMN,BUMD BADAN WAJIB
DALAM PAJAK
NEGERI LAIN
LAIN NYA
KEPEMILIKAN KEPEMILIKAN NYA
SAHAM 25% SAHAM < 25%
ATAU LEBIH.

BUKAN OBJEK PAJAK OBJEK PAJAK


21

TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK


Pasal 4 ayat (3)

G. IURAN yg diperoleh/diterima DANA PENSIUN yg sudah


disahkan Menkeu
H. Ph dr modal yg ditanamkan oleh dana pensiun sbgmana
dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu yg
ditetapkan dgn KMK
(PMK No. 234/PMK.03/2009 tgl 29 Des 2009)
Ph yg diterima atau diperoleh dana pensiun yg pendiriannya telah
disahkanMenteri Keuangan dari penanaman modal berupa:
a. bunga, diskonto, dan imbalan dari deposito, sertifikat deposito, dan tabungan,
pada bank di Indonesia yg melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, serta SBI;
b. bunga, diskonto, dan imbalan dari obligasi, obligasi syariah (sukuk), Surat
Berharga Syariah Negara, dan Surat Perbendaharaan Negara, yang
diperdagangkan dan/atau dilaporkan perdagangannya pada bursa efek di
Indonesia; atau
c. dividen dari saham pada perseroan terbatas yang tercatat pada bursa efek di
Indonesia,
22
dikecualikan dari objek Pajak Penghasilan.
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)

i. bagian laba yg diterima atau diperoleh anggota dari


perseroan komanditer yg modalnya tidak terbagi atas
saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak
investasi kolektif;

j. Dihapus;

k penghasilan yg diterima atau diperoleh perusahaan modal


ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yg
didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia,
dgn syarat badan pasangan usaha tersebut:
1. merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang
menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yg diatur
dgn atau berdasarkan PMK (KMK No. 250/KMK.04/1995 tgl
2 Juni 1995); dan
2. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Ind.; 23

TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK


Pasal 4 ayat (3)

KMK 250/KMK.04/1995

• Perusahaan kecil dan menengah pasangan usaha perusahaan


modal ventura adalah perusahaan yang penjualan bersihnya setahun
tidak melebihi Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

• Penyertaan modal perusahaan modal ventura pada setiap


perusahaan pasangan usaha dilakukan selama perusahaan
pasangan usaha tersebut belum menjual saham di bursa efek dan
untuk jangka waktu tidak melebihi 10 (sepuluh) tahun.

• Apabila perusahaan pasangan usaha menjual sahamnya di bursa


efek, perusahaan modal ventura harus menjual sahamnya pada
perusahaan pasangan usaha selambat-lambatnya 36 (tiga puluh
enam) bulan sejak perusahaan pasangan usaha tersebut diizinkan
oleh Badan Pengawas Pasar Modal menjual sahamnya di bursa
efek.
24
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
Pasal 4 ayat (3)

l. beasiswa yg memenuhi persyaratan ttt yg ketentuannya diatur


lebih lanjut dgn atau berdasarkan PMK

(PMK no.246/ PMK.03/2008 tgl 31-12-2008 stdd PMK


no.154/PMK.03/2009 tgl 30-09-2009);

• Atas Ph berupa beasiswa yg diterima atau diperoleh WNI dari WP


pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan formal
dan/atau pendididikan nonformal yg dilaksanakan di DN dan/atau di
LN dikecualikan dari objek PPh.

• Ketentuan di atas tidak berlaku apabila penerima beasiswa


mempunyai hubungan istimewa dengan Pemilik, Komisaris, Direksi
atau Pengurus dari Wajib Pajak pemberi beasiswa.

25

Penghasilan yg Dikecualikan dari Objek Pajak


m. sisa lebih yg diterima atau diperoleh badan atau lembaga
nirlaba yg bergerak dlm bidang pendidikan dan/atau bidang
penelitian dan pengembangan, yg telah terdaftar pada
instansi yg membidanginya,
 yg ditanamkan kembali dlm bentuk sarana dan prasarana
kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan,
 dlm jk wkt paling lama 4 th sejak diperolehnya sisa lebih
tsb.,
yg ketentuannya diatur lebih lanjut dgn atau berdasarkan
PMK (PMK no. 80/PMK.03/2009 tgl 22-04-2009);
n. bantuan atau santunan yg dibayarkan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial kpd WP ttt, yg ketentuannya
diatur lebih lanjut dgn atau berdasarkan PMK (PMK No.
247/PMK.03/2008 tgl 31-12-2008).
PMK No. 247/PMK.03/2008
Pasal 1
Bantuan atau santunan yg dibayarkan oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu dikecualikan dari Objek
PPh.
Pasal 2
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sdd Pasal 1 meliputi :
a. Perusahaan Perseroan (Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK);
b. Perusahaan Perseroan (Persero) Tabungan dan Asuransi Pegawai
Negeri (TASPEN);
c. Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Sosial Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI);
d. Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia
(ASKES); dan/atau
e. badan hukum lainnya yang dibentuk untuk menyelenggarakan
Program Jaminan Sosial.

PMK No. 247/PMK.03/2008


Pasal 3
Wajib Pajak tertentu sdd Pasal 1 adalah :
a. Wajib Pajak atau anggota masyarakat yang tidak mampu;
b. Wajib Pajak atau anggota masyarakat yang sedang mengalami
bencana alam; dan/atau
c. Wajib Pajak atau anggota masyarakat yang tertimpa musibah.
SOAL KASUS

1. PT Laris Sukses pada tahun 2012 membagikan dividen sebesar


Rp 2 milyar. Pemegang saham pada tahun 2012 adalah :
- H. Samsudin (20%)
- Koperasi Arta Prima (10%)
- PT Sukses Abadi (10%)
- PT Sukses Subur (30%)
- CV Boga Arta (30%)

2. PT Laris Sukses menerima pembayaran dividen dari sebuah


perusahaan di Australia (kepemilikan 35%). Dividen tsb sudah
dipotong pajak di Australia

3. Yanto menerima hibah sebuah mobil Mercedes Benz dari


kakeknya

4. Yanti menerima pembayaran dari PT Lippo Life atas asuransi jiwa


suaminya yang baru meninggal.

5. Bagong bekerja pada PT Metro TV menerima imbalan berupa gaji


per bulan Rp 3 juta, tunjangan transpor Rp 1 juta, beras 20 kg,
mobil dinas APV, iuran pensiun dibayar pemberi kerja Rp 150 ribu.29

JAMSOSTEK

JKK JKM JPK JHT

= =

ASURANSI IPEN-DP (MK)

KARYAWAN KARYAWAN
PEMBERI KERJA

PENGHASIL PENGENA
AN AN PPh NYA
BOLEH DIKURANGKAN DITANGGUH
OBJEK
PPh 21 KAN
30

Anda mungkin juga menyukai