Anda di halaman 1dari 106

KULIAH KE-11 & 12

SENGKETA PAJAK
SENGKETA PAJAK
Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib
Pajak atau penanggung Pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat
dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan
Banding atau Gugatan kepada Pengadilan Pajak
berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk Gugatan atas
pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa.
(Pasal 1 angka 5 UU Pengadilan Pajak)

Catatan: Penyelesaian sengketa pajak hanya dilakukan melalui Banding atau


Gugatan di Pengadilan Pajak
SENGKETA PAJAK
Pembetulan suatu keputusan
Pengurangan atau penghapusan
sanksi administrasi Penyelesaian di
Direktorat Jenderal
Pengurangan atau pembatalan
Pajak “sebelum” ke
ketetapan pajak Pengadilan Pajak
Pengurangan/Pembatalan STP
Pembatalan hasil pemeriksaan
dan SKP-nya
Keberatan
Gugatan
Penyelesaian di
Banding Pengadilan Pajak
Penyelesaian di Mahkamah Agung,
“setelah” di Pengadilan Pajak
Peninjauan Kembali (PK)
Pasal 16 UU
KUP ayat (1) PEMBETULAN SUATU KEPUTUSAN
Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Direktur Jenderal Pajak dapat
membetulkan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi
Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan
Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat
Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, atau Surat Keputusan
Pemberian Imbalan Bunga, yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis,
kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam
peraturan perundang-undangan perpajakan.

yaitu kesalahan yaitu kekeliruan dalam penerapan tarif, yaitu antara lain
yang berasal dari kekeliruan penerapan persentase Norma kesalahan penulisan
penjumlahan dan Penghitungan Penghasilan Neto, nama, alamat, NPWP,
atau pengurangan kekeliruan penerapan sanksi administrasi, nomor ketetapan
dan atau perkalian kekeliruan Penghasilan Tidak Kena Pajak pajak, jenis pajak,
dan atau (PTKP), kekeliruan penghitungan PPh masa atau tahun
pembagian suatu dalam tahun berjalan, kekeliruan pajak dan tanggal
bilangan. pengkreditan pajak. jatuh tempo.
PEMBETULAN SUATU KEPUTUSAN

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal surat permohonan pembetulan diterima, harus memberi
keputusan atas permohonan pembetulan yang diajukan Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (Pasal 16 ayat 2)

Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah lewat,
tetapi Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan
pembetulan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan. (Pasal 16 ayat 3)

Apabila diminta oleh Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan
keterangan secara tertulis mengenai hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak
atau mengabulkan sebagian permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1). (Pasal 16 ayat 4)
PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat
mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan
kenaikan yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak
atau bukan karena kesalahannya;
(Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP)

Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak


paling banyak 2 (dua) kali. (Pasal 36 ayat 1a)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal permohonan diterima, harus memberi keputusan atas
permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak
tidak memberi suatu keputusan, permohonan WP dianggap dikabulkan.

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)
PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Sanksi administrasi yang dapat dikurangkan atau dihapuskan yang dikenakan


karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya meliputi
sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan/atau kenaikan, yang tercantum
dalam:
 Surat Tagihan Pajak;
 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB); atau
 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT).

Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi yang tercantum dalam SKPKB


atau SKPKBT, hanya dapat dilakukan dalam hal surat ketetapan pajak tersebut
(al):
A> tidak diajukan keberatan;
B> diajukan keberatan tetapi telah dicabut oleh Wajib Pajak; atau
C> diajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.03/2008 (dicabut) diganti


PMK No: 8/PMK.03/2013 tgl. 2 Jan 2013
PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb:


a) 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) STP, SKPKB atau SKPKBT;
b) Permohonan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;
c) Mengemukakan jumlah sanksi administrasi menurut WP dengan disertai
alasan;
d) Permohonan harus disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat WP
terdaftar;
e) WP telah melunasi pajak yang terutang; dan
f) Surat permohonan ditandatangani oleh WP, dan dalam hal surat
permohonan ditandatangani oleh bukan WP, surat permohonan tsb harus
dilampiri dgn surat kuasa khusus.

Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat dipertimbangkan

Dalam hal WP mengajukan permohonan kedua, permohonan tsb harus diajukan dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tgl keputusan Dirjen Pajak atas permohonan yang
pertama dikirim;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.03/2008 (dicabut) diganti
PMK No: 8/PMK.03/2013 tgl. 2 Jan 2013
PENGURANGAN / PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK
YANG TIDAK BENAR
Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat
mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar.
(Pasal 36 ayat 1 huruf b)

Permohonan hanya dapat diajukan


oleh Wajib Pajak paling banyak 2
(dua) kali. (Pasal 36 ayat 1a)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal permohonan diterima, harus memberi keputusan atas
permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak
tidak memberi suatu keputusan, permohonan WP dianggap dikabulkan.

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)
PENGURANGAN / PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK
YANG TIDAK BENAR
Permohonan dapat diajukan oleh Wajib Pajak dalam hal, al:
- Wajib Pajak tidak mengajukan keberatan;
- Wajib Pajak mengajukan keberatan tetapi kemudian mencabut pengajuan
keberatan tersebut; atau
- WP mengajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan.

Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb:

a) 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak;


b) Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;
c) Mengemukakan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut penghitungan WP
disertai dgn alasan yg mendukung permohonannya;
d) Disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar; dan
e) Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan WP surat permohonan harus
dilampiri dengan surat kuasa khusus.
Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat dipertimbangkan;
Dalam hal WP mengajukan permohonan kedua, permohonan tsb harus diajukan dlm jangka waktu
paling lama 3 (tiga) bulan sejak tgl keputusan Dirjen Pajak atas permohonan yg pertama dikirim;
PENGURANGAN / PEMBATALAN SURAT TAGIHAN PAJAK
Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat
mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 yang tidak benar.
(Pasal 36 ayat 1 huruf c)

Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 2 (dua) kali. (Pasal 36
ayat 1a)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
sejak tanggal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima,
harus memberi keputusan atas permohonan yang diajukan.
(Pasal 36 ayat 1c)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak
tidak memberi suatu keputusan, permohonan WP dianggap dikabulkan.

Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)
PENGURANGAN / PEMBATALAN SURAT TAGIHAN PAJAK
Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb:

> 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak;


> Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;
> Mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut penghitungan WP
disertai dgn alasan yg mendukung permohonannya;
> Disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar; dan
> Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan WP surat permohonan harus
dilampiri dengan surat kuasa khusus.

Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat


dipertimbangkan;

Dalam hal WP mengajukan permohonan kedua, permohonan tsb harus diajukan


dlm jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tgl keputusan Dirjen Pajak atas
permohonan yg pertama dikirim;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.03/2008 (dicabut) diganti


PMK No: 8/PMK.03/2013 tgl. 2 Jan 2013
PEMBATALAN HASIL PEMERIKSAAN DAN SKP

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat
membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak dari hasil
pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa: 1. penyampaian surat pemberitahuan hasil
pemeriksaan; atau 2. pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak.
(Pasal 36 ayat 1 huruf d)

Permohonan hanya dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 1 (satu) kali. (Pasal 36
ayat 1b)

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak
tanggal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima, harus memberi
keputusan atas permohonan yang diajukan. (Pasal 36 ayat 1c)

Apabila jangka waktu tersebut telah lewat tetapi Direktur Jenderal Pajak
tidak memberi suatu keputusan, permohonan WP dianggap dikabulkan.
Apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara
tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP sebagaimana dimaksud pada ayat (1c). (Pasal 36 ayat 1e)
PEMBATALAN HASIL PEMERIKSAAN DAN SKP

Permohonan dapat diajukan oleh Wajib Pajak dalam hal:


- tidak diajukan keberatan;
- diajukan keberatan tetapi telah dicabut oleh WP; atau
- diajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan.

Permohonan harus memenuhi persyaratan sbb:

> 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak;


> diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;
> mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut penghitungan WP
disertai dgn alasan yg mendukung permohonannya;
> Disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar; dan
> Dalam hal surat permohonan ditandatangani oleh bukan WP surat permohonan harus
dilampiri dengan surat kuasa khusus.

Pembahasan akhir hasil pemeriksaan dianggap telah dilaksanakan apabila pemeriksa pajak
telah memberikan kesempatan untuk hadir kepada WP dlm rangka pembahasan akhir dan
WP tidak menggunakan hak tersebut sesuai dengan batas waktu yang ditentukan;

Permohonan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dapat dipertimbangkan;


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.03/2008 (dicabut) diganti
PMK No: 8/PMK.03/2013 tgl. 2 Jan 2013
Pasal 25 ayat 1 UU KUP KEBERATAN
Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal
Pajak atas suatu:
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar;
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil;
e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan
peraturan perundangan-undangan perpajakan.

Yang dimaksud DALAM HAL Penjelasan UU KUP


dengan "suatu"
adalah 1 (satu) Apabila Wajib Pajak berpendapat bahwa jumlah rugi, jumlah
pajak, dan pemotongan atau pemungutan pajak tidak
keberatan harus sebagaimana mestinya.
diajukan terhadap 1
(satu) jenis pajak Keberatan yang diajukan adalah mengenai materi atau isi dari
dan 1 (satu) Masa ketetapan pajak, yaitu jumlah rugi berdasarkan ketentuan
Pajak atau Tahun peraturan perundang-undangan perpajakan, jumlah besarnya
pajak, atau pemotongan atau pemungutan pajak.
Pajak.

Keberatan diajukan oleh Wajib Pajak dengan menyampaikan


surat keberatan. (PMK 194/2007)
Pasal 25 UU KUP SYARAT PENGAJUAN KEBERATAN
Keberatan diajukan atas suatu SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN, Pemotongan atau
pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.(ayat 1)
Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak
yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut
penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan-alasan yang jelas. (ayat 2)

Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan
pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kecuali apabila WP dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena
keadaan di luar kekuasaannya. (ayat 3)

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak,
Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit
sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan, sebelum surat keberatan disampaikan. (ayat 3a)
Catatan: Jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak ditambah sanksi
administrasi, berlaku utk Tahun Pajak 2008 dan seterusnya
Surat keberatan ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan WP surat
keberatan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus. (PMK 194/2007)

Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan di atas tidak dianggap sebagai surat
keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan. (ayat 4)
Hak WP lainnya berkaitan dengan pengajuan keberatan
Apabila diminta oleh Wajib Pajak untuk keperluan pengajuan keberatan, Direktur
Jenderal Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi
dasar pengenaan pajak, penghitungan rugi, atau pemotongan atau pemungutan
pajak.(Pasal 25 ayat 6 UU KUP)
Dirjen Pajak wajib memberi keterangan yang diminta oleh WP dalam jangka waktu paling
lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak surat permintaan WP diterima.

Dalam hal surat keberatan yang disampaikan oleh WP belum memenuhi


persyaratan, WP dapat menyampaikan perbaikan surat keberatan dengan
melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi sebelum jangka waktu 3 bulan
terlampaui.
Dalam hal WP menyampaikan perbaikan surat keberatan, tanggal penyampaian perbaikan
surat keberatan merupakan tanggal surat keberatan diterima.
Sebelum surat keputusan diterbitkan, Wajib Pajak dapat menyampaikan alasan
tambahan atau penjelasan tertulis. (Pasal 26 ayat 2 UU KUP)
Sebelum menerbitkan Surat Keputusan Keberatan, Dirjen Pajak harus
menyampaikan Surat Pemberitahuan Untuk Hadir kpd WP guna memberi
keterangan atau memperoleh penjelasan mengenai keberatannya.
WP dapat mencabut pengajuan keberatan yang telah disampaikan sepanjang Surat
Pemberitahuan Untuk Hadir belum disampaikan kepada WP.

WP tidak dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan skp yang tidak
benar. . (PMK 194/2007, dicabut diganti NOMOR 9/PMK.03/2013 Tgl 2 Jan 2013)
JANGKA WAKTU PELUNASAN PAJAK AKIBAT
PENGAJUAN KEBERATAN
Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan DIUBAH
penagihan pajak. (Pasal 25 ayat 7)

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan, jangka waktu pelunasan pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) atau ayat (3a) atas jumlah pajak yang belum dibayar pada
saat pengajuan keberatan, tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal
penerbitan Surat Keputusan Keberatan. (Pasal 25 ayat 7 UU KUP (baru))

Satu bulan sejak tanggal diterbitkan Sanksi administrasi berupa bunga 2% per
SKPKB atau SKPKBT bulan (Pasal 19) tidak diberlakukan.

Dalam hal keberatan WP ditolak atau dikabulkan sebagian, WP dikenai sanksi administrasi
berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan
keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.
(Pasal 25 ayat 9 UU KUP (baru))

Dalam hal WP mengajukan permohonan banding, sanksi administrasi berupa denda sebesar 50% (lima
puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (9) tidak dikenakan. (Pasal 25 ayat 10 KUP (baru))
Contoh:
Setelah dilakukan pemeriksaan atas SPT PPh badan tahun 2008 atas nama
PT ABC diterbitkan SKPKB tertanggal 10 Oktober 2009 dengan rincian sbb:
Jumlah Pokok Pajak Rp120.000.000,00
Jumlah kredit pajak Rp100.000.000,00
Jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak Rp 20.000.000,00
Besarnya sanksi administrasi (2% x 10 bulan) Rp 4.000.000,00
Jumlah pajak yang masih harus dibayar Rp 24.000.000,00

Misalkan dalam pembahasan akhir, PT ABC hanya menyetujui jumlah kekurangan


pembayaran pokok pajak sebesar Rp5.000.000,00.
Dalam hal PT ABC mengajukan keberatan maka PT ABC wajib melunasi pajak yang
masih harus dibayar yang telah disetujui yaitu sebesar Rp6juta {Rp5juta + (20% x
Rp5juta)} sebelum surat keberatan disampaikan. Jumlah pajak yang belum dibayar
pada saat mengajukan keberatan yaitu sebesar Rp18juta, tertangguh sampai
dengan 1 bulan sejak tanggal penerbitan SK Keberatan.

Sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan (Pasal 19) atas jumlah Rp18juta
tidak diberlakukan.
Misalkan keberatan PT ABC ditolak dengan SK Keberatan tanggal 20 Februari 2010,
maka atas jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak
yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan yaitu Rp18juta dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 50% atau Rp9juta.

Jatuh tempo tanggal 19 Maret 2010


PEMBUKTIAN DALAM KEBERATAN

Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data, informasi, atau


keterangan lain dalam proses keberatan yang tidak diberikan pada saat
pemeriksaan, selain data dan informasi yang pada saat pemeriksaan belum
diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data, informasi,
atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian
keberatannya. (Pasal 26A ayat 4 UU KUP)

Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b dan huruf d, Wajib Pajak
yang bersangkutan harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan pajak
tersebut. (Pasal 26 ayat 4 UU KUP)

Atas SKPKB yang diterbitkan karena SPT tidak disampaikan dalam jangka
waktunya dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan sebagaimana
ditentukan dalam Surat Teguran dan SKPKB yang diterbitkan karena kewajiban
pembukuan (Pasal 28) dan kewajiban ketika dilakukan pemeriksaan (Pasal 29)
tidak dipenuhi.
PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN
Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap surat
ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang
diajukan oleh Wajib Pajak.

Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas
keberatan yang diajukan. (Pasal 26 ayat 1 UU KUP)

Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas keberatan dapat berupa


mengabulkan seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya
jumlah pajak yang masih harus dibayar. (Pasal 26 ayat 3 UU KUP)

Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah


terlampaui dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan,
keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan. (Pasal 26 ayat 5 UU
KUP)

Dirjen Pajak wajib menerbitkan Surat Keputusan Keberatan sesuai


dengan keberatan Wajib Pajak.
BANDING
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak
atas Surat Keputusan Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1).
{Pasal 27 ayat 1}

Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia dengan alasan yang jelas paling lama 3 (tiga) bulan sejak Surat Keputusan
Keberatan diterima dan dilampiri dengan salinan Surat Keputusan Keberatan tersebut.
{Pasal 27 ayat 3}
JANGKA WAKTU PELUNASAN PAJAK AKIBAT
PENGAJUAN BANDING
Pengajuan permohonan banding tidak menunda kewajiban membayar pajak dan
pelaksanaan penagihan pajak.
(Pasal 27 ayat 5)
DIHAPUS

Dalam hal WP mengajukan banding, jangka waktu pelunasan pajak sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3), ayat (3a), atau Pasal 25 ayat (7), atas jumlah pajak yang
belum dibayar pada saat pengajuan keberatan, tertangguh sampai dengan 1 (satu)
bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.
(Pasal 27 ayat 5a UU KUP (baru))

Jangka waktu 1 bulan Tertangguh 1 (satu) bulan Sanksi administrasi berupa denda
sejak terbit SKPKB, sejak tanggal penerbitan 2% per bulan (Pasal 19) tidak
SKPKBT. Surat Keputusan Keberatan diberlakukan.

Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, WP dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan
Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum
mengajukan keberatan.
(Pasal 27 ayat 5d UU KUP (baru))
Contoh:
Misalkan PT ABC pada contoh sebelumnya mengajukan banding,
maka kekurangan pembayaran pajak (Rp18juta), tertangguh
sampai dengan 1 bulan sejak tanggal penerbitan Putusan
Banding.

Sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan (Pasal 19) atas jumlah Rp18juta
tidak diberlakukan.

Misalkan permohonan banding PT ABC ditolak dengan Putusan Banding tanggal


20 Agustus 2010, maka atas jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi
dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan yaitu Rp18juta
dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% atau Rp18juta.

Jatuh tempo tanggal 19 September 2010


PUTUSAN BANDING
Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat
Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.(Pasal 1 angka 35 UU KUP)

Putusan badan peradilan pajak bukan merupakan


keputusan tata usaha negara.
{Pasal 27 ayat 2 UU KUP (lama)}

DIUBAH

Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan pengadilan khusus di lingkungan


peradilan tata usaha negara.
{Pasal 27 ayat 2 UU KUP (baru)}

Catatan: Sesuai dengan UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, dalam
penjelasan Pasal 15 ayat 1 yang menyatakan bahwa: “Yang dimaksud dengan “pengadilan
khusus” dalam ketentuan ini antara lain … pengadilan pajak di lingkungan peradilan tata
usaha negara.”
Pasal 23 UU KUP GUGATAN
Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap :
a. pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau
Pengumuman Lelang;
b. keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak;
c. keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan,
selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26;
d. penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang
dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak

Termasuk SK Pembetulan yang berkaitan dengan STP


Selain keputusan dan SK Pengurangan Sanksi Administrasi atau
berupa SKPKB,
Penghapusan Sanksi Administrasi yang berkaitan
SKPKBT, SKPLB,
SKPN dan SK dengan STP yang sebelumnya diatur dalam ayat
Keberatan tersendiri.
Selesai….
Tambahan terkait….
PEMBERLAKUAN UU 28 TAHUN 2007

1 Januari
2008

UU 28/2007 Hak & kewajiban 2001-2007 yang


Pengecualian: Pasal II Peralihan belum diselesaikan
 UU 16/2000

Hak & kewajiban 2001-2007 yang Pengecualian untuk 13 hal


belum diselesaikan diberlakukan UU 28 tahun 2007 dan
 UU 16/2000 PP 74 Tahun 2011

Daluwarsa penetapan paling


lama akhir 2013

MEMBACA PEMBERLAKUAN DAN KETENTUAN PERALIHAN


UU 28 TAHUN 2007
HAK & KEWAJIBAN TERTENTU YANG BERLAKU
UU 28 TAHUN 2007 & PP 74 TAHUN 2011

Penyelesaian permohonan penghapusan NPWP &


pencabutan pengukuhan PKP

penyelesaian permohonan pengembalian


kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya
tidak terutang melalui verifikasi Untuk permohonan
yang diterima
setelah
batas waktu bagi Dirjen Pajak untuk
31 Desember 2007
menerbitkan SK Pembetulan

proses penyelesaian keberatan sebagaimana


dimaksud dalam Ps. 26 & 26A UU KUP

Pasal 64
HAK & KEWAJIBAN TERTENTU YANG BERLAKU
UU 28 TAHUN 2007 & PP 74 TAHUN 2011

pembetulan terhadap SKPIB Untuk penerbitan SKPIB setelah


31 Desember 2007

Tata cara pemeriksaan & permohonan


Untuk pemeriksaan yg dimulai
pembatalan pemeriksaan
setelah 31 Desember 2007
(Ps. 31 & 36 (1) huruf d)
pengajuan gugatan terhadap penerbitan Untuk pemeriksaan yg dimulai
skp yg tidak sesuai prosedur setelah 31 Desember 2007

pengajuan gugatan terhadap penerbitan Untuk pengajuan keberatan yg


SK Keberatan yg penerbitannya tidak diterima setelah
sesuai prosedur 31 Desember 2007

Persyaratan & prosedur pembetulan SPT untuk pembetulan SPT yg


disampaikan setelah tanggal
Ps. 8 (1), (1a), & (6) UU KUP
31 Desember 2011

Pasal 64
HAK & KEWAJIBAN TERTENTU YANG BERLAKU
UU 28 TAHUN 2007 & PP 74 TAHUN 2011

untuk pengungkapan
persyaratan & prosedur pengungkapan ketidakbenaran perbuatan yg
ketidakbenaran perbuatan Ps. 7 PP 74/2011 disampaikan setelah
31 Desember 2011

persyaratan & prosedur pengungkapan untuk pengungkapan


ketidakbenaran pengisian SPT yg
ketidakbenaran pengisian SPT disampaikan setelah 31
(Ps. 8 (4) UU KUP) Desember 2011
permohonan pengurangan/penghapusan sanksi
administrasi, permohonan pengurangan/ untuk Tahun Pajak 2007 &
pembatalan skp, permohonan pengurangan / sebelumnya yg diajukan setelah
31 Desember 2011
pembatalan STP

permintaan keterangan / bukti kepada pihak -3


yg mempunyai hubungan dgn WP yg dilakukan yg dilakukan setelah
Pemeriksaan/ Pemeriksaan Bukper/ 31 Desember 2011
Penyidikan/ penagihan pajak / proses
keberatan (Ps. 55 PP 74 2011)
Pasal 64
Fase timbulnya Fase self Fase Fase Sengketa Fase
hak dan assessment Pengawasan Penyelesaian
kewajiban Sengketa
Ber-NPWP Pengadilan Pajak
Berlakunya & PKP Pemeriksaan
UU Keberatan

Pembukuan S
BANDING
E
Penetapan
L
Pembayaran Ketetapan Surat Kep. E
Hak dan Pajak Keberatan S
kewajiban Menyampai- A
kan SPT PUTUSAN I
Setuju? Setuju? BANDING
Diperiksa ?
Tidak Tidak
5 Th Ya Ya
Ya
Tidak
UPAYA PENYELESAIAN
DI DJP

PEMBETULAN (Ps 16)

KEBERATAN (Ps 25)

PENGURANGAN/PENGHAPUSAN/
PEMBATALAN (Ps 36)
PEMBETULAN

35
CONTOH

o PT ‘X’ diterbitkan SKPKB PPN Masa Pajak Februari 2012, dengan rincian
sebagai berikut:
Pajak Keluaran Rp 100.000.000,-
Pajak Masukan Rp 75.000.000,-
o Dari Pajak Masukan tersebut terdapat 1 Faktur Pajak sebesar Rp 7.500.000,-
terdapat kekeliruan dalam penghitungan PM pada saat pemeriksaan menjadi
sebesar Rp 5.700.000,-

Bagaimana kalau ada ada Faktur Pajak yang tidak diperhitungkan sebagai PM
pada surat ketetapan pajak?

TIDAK DAPAT DILAKUKAN PEMBETULAN

Ps 34 PP 74/2011
PEMBETULAN
surat SKPKB SKPKBT
ketetapan kesalahan
pajak SKPN SKPLB tulis Karena Jabatan

STP SKPPKP SKPIB

SK Keberatan SK Pembetulan
kesalahan Dapat
hitung dibetulkan
SK Pengurangan Sanksi Administrasi
DIRJEN PAJAK
SK Penghapusan Sanksi Administrasi

SK Pengurangan Ketetapan Pajak kekeliruan


(atas skp dan STP) Atas
penerapan Permohonan
SK Pembatalan Ketetapan Pajak ketentuan
(atas skp dan STP)

SPPT SKP PBB STP PBB


Pembetulan terkait pengkreditan PM PPN,
SK Pemberian Pengurangan PBB terbatas:
• Perbedaan PM yang menjadi kredit pajak
SK Pengurangan Denda PBB • PM tidak mengandung sengketa
YangPEMBETULAN SUATU KEPUTUSAN
dapat dibetulkan termasuk

Termasuk pembetulan
• SPPT
• skp (PBB)
• STP PBB
• SK Pemberian Pengurangan PBB
• SK Pengurangan Denda Administrasi PBB

Penjelasan Ps 34 ayat (1) PP 74/2011

38
Kesalahan tulis

Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak, nomor


surat ketetapan pajak, jenis pajak, Masa Pajak atau
Tahun Pajak, tanggal jatuh tempo,
Meliputi:
Kesalahan penulisan
kesalahan tulis lainnya yang tidak mempengaruhi
jumlah pajak terutang
Kesalahan Hitung

kesalahan yang berasal dari penjumlahan


dan/atau pengurangan dan/atau perkalian
dan/atau pembagian suatu bilangan
1

kesalahan hitung yang diakibatkan oleh


adanya penerbitan surat ketetapan pajak,
2 Surat Tagihan Pajak, surat keputusan yang
terkait dengan bidang perpajakan, Putusan
Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali
Kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan
perundang-undangan perpajakan

kekeliruan dalam pengkreditan kekeliruan dalam penerapan


pajak tarif

6 1

2
5
kekeliruan penerapan
kekeliruan penghitungan Pajak persentase Norma
Penghasilan dalam tahun Penghitungan Penghasilan Neto
berjalan

4 3 kekeliruan penerapan sanksi


kekeliruan Penghasilan Tidak Kena administrasi
Pajak
SYARAT PERMOHONAN PEMBETULAN

WAJIB DIRJEN
PAJAK PAJAK

Harus memenuhi
persyaratan:
diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia
mengemukakan alasan permohonan
1 permohonan untuk 1 skp, STP, atau surat keputusan lain yang
terkait dengan bidang perpajakan
ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh
bukan WP, dilampiri surat kuasa khusus
SK PEMBETULAN SECARA JABATAN

a.kesalahan hitung dalam skp akibat hasil MAP


WP dapat
jika skp tersebut tidak diajukan keberatan atau Pasal 36
mengajukan
Diterbitkan apabila terdapat :

(1) ayat huruf b


Keberatan
3 bulan sejak
tanggal dikirim SK
Pembetulan
b.kesalahan hitung dalam SK Keberatan akibat
hasil MAP
jika SK Keberatan tersebut tidak diajukan banding
atau Wajib Pajak mengajukan banding tetapi dicabut.
Mengubah
jumlah pajak
yang masih
harus dibayar

c.kesalahan tulis, kesalahan hitung, atau


kekeliruan penerapan ketentuan tertentu yang
diketahui oleh Direktur Jenderal Pajak Tidak mengubah
jika belum diajukan permohonan pembetulan oleh WP. jumlah pajak
yang masih
harus dibayar
KEPUTUSAN PEMBETULAN DAN CARA PENYAMPAIAN

PROSES PENYELESAIAN PERMOHONAN PEMBETULAN


6 bulan
Tanggal terima Dirjen Pajak dapat
Permohonan meminta data, berdasarkan tanggal diterbitkan
pembetulan informasi, dan/atau hasil penelitian SK Pembetulan
keterangan yang
diperlukan  mengabulkan permohonan
dengan menbetulkan
kesalahan atau kekeliruan
 menolak

Permohonan pembetulan
dianggap dikabulkan apabila
jasa ekspedisi atau
POS secara langsung dalam 6 bln:
jasa kurir
a. Dirjen Pajak tidak
Bukti Pengiriman Bukti Tanda Bukti Pengiriman memberi keputusan; dan
Surat Terima Surat b. Permohonan tidak
dikembalikan.

Dalam hal skp diajukan permohonan


pembetulan dan keberatan, SK Pembetulan
WAJIB PAJAK diterbitkan secara terpisah dengan SK
Keberatan
KETENTUAN KHUSUS

Dirjen Pajak dapat a. SK Keberatan tersebut nyata-nyata tidak


menerbitkan benar sebagai akibat adanya kesalahan
dalam penghitungan pajak yang terutang
SK Pembetulan atau pajak yang masih harus dibayar;
secara jabatan b. SK Keberatan tersebut terkait Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak 2007
atas dan sebelumnya; dan
c. SK Keberatan tersebut tidak dapat diajukan
SK Keberatan Banding atau diajukan banding dengan
apabila
putusan tidak dapat diterima
KEBERATAN

46
KEBERATAN

WAJIB PAJAK DIRJEN


PAJAK
Pengajuan Keberatan
Terdapat alasan keberatan
atas suatu hanya terbatas
selain
materi atau isi skp/pot/put
materi atau isi skp/pot/put

SKPKB SKPKBT DIPERTIMBANGKAN TIDAK DIPERTIMBANGKAN


(Kec SKPKB 13A) DALAM PENYELESAIAN DALAM PENYELESAIAN
KEBERATAN KEBERATAN
SKPLB SKPN

Pot/put oleh pihak ketiga

surat yang diajukan oleh Wajib Pajak kepada Dirjen Pajak


Surat Keberatan mengenai keberatan terhadap suatu:
1. surat ketetapan pajak; atau
2. pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga
47
Persyaratan formal Permohonan Keberatan

Tahun 2007 dan sebelumnya Tahun 2008 dan sesudahnya

1. Ditulis dalam bahasa Indonesia 1. Ditulis dalam bahasa Indonesia


2. Mengemukakan jumlah pajak 2. Mengemukakan jumlah pajak
terutang/jumlah rugi/jumlah terutang/jumlah rugi/jumlah
dipotong-dipungut dipotong-dipungut
3. Disertai alasan yang jelas 3. Disertai alasan yang jelas
4. Ditandatangani oleh WP atau 4. Ditandatangani oleh WP atau
kuasanya (Pasal 32 KUP) kuasanya (Pasal 32 KUP)
5. Diajukan < 3 bulan sejak 5. Diajukan < 3 bulan sejak
tanggal skp atau tanggal bukti tanggal dikirim skp atau
potong/pemungutan tanggal bukti potong/
pemungutan
6. Melunasi pajak YMH dibayar
minimal sejumlah yang disetujui
dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan

48
KEADAAN DI LUAR KEKUASAAN WAJIB PAJAK

Kecuali terdapat keadaan diluar kekuasaan:


1. bencana alam
2. kebakaran
3. huru-hara/kerusuhan massal
Dalam jangka waktu 4. diterbitkan SK Pembetulan secara jabatan yang
3 bulan mengakibatkan jumlah pajak yang masih harus dibayar
Sejak yang tertera dalam skp berubah, kecuali SK
1. skp dikirim; atau Pembetulan yang diterbitkan akibat hasil Persetujuan
Bersama
WP 2. Potput pajak
5. keadaan lain berdasarkan pertimbangan Dirjen Pajak
Keberatan
Dalam jangka waktu
3 bulan
sejak tanggal Syarat:
dikirim SK belum mengajukan keberatan atas surat ketetapan
Pembetulan pajak

setelah WP mengajukan keberatan terdapat penerbitan SK Pembetulan oleh Dirjen Pajak secara jabatan yang
mengakibatkan jumlah pajak bertambah, proses penyelesaian keberatan tetap dilanjutkan oleh Dirjen Pajak.
50
KEBERATAN

mengabulkan sebagian SANKSI


DENDA
Jumlah pajak dalam
SK Keberatan - pajak
KEPUTUSAN menolak yang telah dibayar
KEBERATAN sebelum mengajukan

50%
keberatan

menambah
PENCABUTAN PENGAJUAN KEBERATAN

DIRJEN PAJAK
SURAT
SPUH SK KEBERATAN
KEBERATAN

WAJIB PAJAK Dapat mencabut


pengajuan keberatan

SURAT PERMOHONAN surat persetujuan/


PENCABUTAN
diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia surat penolakan
beserta alasan
ditandatangani oleh WP, dan dalam hal
ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri surat kuasa • Tidak dapat mengajukan
khusus permohonan Pasal 36 ayat (1) huruf
disampaikan ke KPP terdaftar dengan tembusan b UU KUP
Dirjen Pajak dan Kepala Kanwil DJP atasan Kepala • Masa/Bagian Tahun/Tahun Pajak
KPP 2008 dan sesudahnya
SKPKB/SKPKBT yg tidak disetujui
menjadi UTANG PAJAK

12 bulan

52
KEBERATAN

WP Keberatan

tidak dipertimbangkan
Dirjen Pajak
WP dapat mencabut
pengajuan keberatan
Sejak pengajuan
keberatan SPUH SKPKB & SKPKBT
diterima oleh
12 bulan menjadi utang pajak
Dirjen Pajak s.d.
&
tgl SK Keberatan
tidak dikenai denda 50%
diterbitkan
SK
KEBERATAN

menambah ditolak dikabulkan sebagian dikabulkan

denda sebesar 50% (lima puluh persen)


Pasal 31 & 33
PERLAKUAN ATAS DOKUMEN DALAM PROSES PENYELESAIAN
KEBERATAN

TIDAK
DIPERTIMBANGKAN
yang diminta pada saat pemeriksaan tetapi tidak diberikan oleh Wajib Pajak

DIPERTIMBANGKAN
buku, catatan,
data, informasi, yang diminta pada saat pemeriksaan tetapi tidak diberikan oleh WP karena
berada di pihak ketiga dan belum diperoleh Wajib Pajak pada saat pemeriksaan
atau keterangan
lain yang skp yang Ph Kena Pajaknya dihitung secara jabatan terbatas pada:
diterima/diperoleh 1. dokumen yang terkait dengan penghitungan peredaran usaha atau
penghasilan bruto dalam rangka penghitungan penghasilan neto secara
pada proses jabatan; dan
penyelesaian 2. dokumen kredit pajak sebagai pengurang PPh.
keberatan
DAPAT
DIPERTIMBANGKAN
yang tidak diminta pada saat pemeriksaan dan keberatan tetapi diberikan oleh
Wajib Pajak

yang tidak diminta pada saat pemeriksaan tetapi diperlukan dan diminta oleh
Dirjen Pajak serta diberikan oleh WP
54
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN

KEBERATAN
12 BULAN

SEJAK PERMOHONAN
DITERIMA

Apabila jangka waktu tersebut terlampaui dan Dirjen Pajak tidak memberikan suatu
keputusan, Keberatan WP dianggap dikabulkan.

WP mengajukan keberatan juga mengajukan pembetulan atas


skp, SK Pembetulan diterbitkan secara terpisah dengan SK
Keberatan
Keputusan Keberatan

Sebelum Keb SK Keberatan Denda 50% Pajak YMHD


Menerima
seluruhnya 0 0
100.000.000
Menerima 50% x
sebagian 500.000.000: 750.000.000
SKPKB Dibayar 600.000.000 250.000.000
1.000.000.000 100.000.000 50% x
Menolak
900.000.000: 1.350.000.000
1.000.000.000
450.000.000
50% x
Menambah
1.100.000.000: 1.650.000.000
1.200.000.000
550.000.000
mengajukan keberatan pada tanggal 11 April 2013

Wajib Pajak KPP

 Diterbitkan SKPKB PPh Badan Tahun Pajak


2007 & 2008 pada tanggal 10 Januari 2013
 WP tidak setuju semua atas hasil koreksi pada saat closing
conference
 SKPKB dikirim ke WP tanggal 13 Januari 2013
APAKAH PERMOHONAN KEBERATAN WAJIB PAJAK DAPAT DIPROSES
LEBIH LANJUT?
PENGURANGAN, PENGHAPUSAN, ATAU PEMBATALAN
BERDASARKAN PERMOHONAN WAJIB PAJAK

WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK

DAPAT

Mengurangkan/menghapuskan sanksi administrasi berupa


bunga, denda, dan kenaikan dikenakan karena kekhilafan
WP atau bukan karena kesalahannya

Mengurangkan/membatalkan skp tidak benar

Mengurangkan/membatalkan STP Pasal 14 KUP yang tidak


benar

membatalkan skp hasil pemeriksaan/verifikasi yang


dilaksanakan tanpa:
1. penyampaian SPHP atau surat SPHV
2. PAHP atau PAHV dengan WP
58
PENGURANGAN /PENGHAPUSAN
SANKSI ADMINISTRASI

59
PENGURANGAN/PENGHAPUSAN
SANKSI ADMINISTRASI
Dirjen Pajak karena jabatan atau atas permohonan WP dapat
mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi

Berdasarkan bunga, denda, & kenaikan


Pasal 36 ayat (1)
huruf a
dalam hal
UU KUP

Sanksi dikenakan karena kekhilafan WP atau bukan karena


kesalahannya
KETENTUAN PERMOHONAN PENGURANGAN/PENGHAPUSAN
SANKSI ADMINISTRASI

WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK

skp STP terkait skp STP

dengan ketentuan skp tersebut: dengan ketentuan STP tersebut:

tidak diajukan keberatan tidak diajukan permohonan pengurangan /pembatalan


STP yang tidak benar; atau diajukan tetapi dicabut
diajukan keberatan, tetapi dicabut oleh WP dan Dirjen
Pajak telah menyetujui permohonan pencabutan

diajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan

tidak diajukan permohonan pengurangan/pembatalan skp


yang tidak benar atau diajukan tetapi dicabut

tidak sedang diajukan permohonan pembatalan skp hasil


pemeriksaan/verifikasi atau diajukan tetapi dicabut oleh
WP/ditolak Dirjen Pajak

61
PERSYARATAN PERMOHONAN PENGURANGAN/PENGHAPUSAN
SANKSI ADMINISTRASI

WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK

dapat diajukan paling banyak 2 kali

1 permohonan untuk 1 skp/STP, kecuali STP Pasal 19 ayat (1) KUP, sepanjang terkait
dengan skp yg sama maka 1 permohonan dapat diajukan untuk lebih dari satu STP

diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia

mengemukakan jumlah sanksi administrasi menurut WP dengan disertai alasan

Syarat disampaikan ke KPP terdaftar


Permohonan ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri surat
kuasa khusus
dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak SK Dirjen Pajak atas
Syarat permohonan pertama dikirim, kecuali terdapat keadaan di luar
Tambahan kekuasaan WP
Permohonan
tetap diajukan terhadap skp/STP yang telah diterbitkan SK Dirjen Pajak
Ke-2
terhadap permohonan yg pertama
62
PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI

sanksi administrasi
PS. 8 (2) & (2a) dapat diberikan
UU KUP pengurangan/
Permohonan penghapusan sanksi
atas administrasi sehingga
sanksi >24 bln besarnya sanksi
sanksi administrasi untuk permohonan yg
Ps. 9 (2a) & (2b) administrasi sebesar 2%
diajukan oleh WP
UU KUP atau /bln dikenakan untuk
setelah 31 Des 2011
Ps. 19 (1) UU KUP paling lama 24 bln
s.d. 31 Des 2013

yang diajukan keberatan, banding,


Mengurangkan/ peninjauan kembali, pengurangan/
secara membatalkan pembatalan skp dan telah diterbitkan SK
jabatan sanksi administrasi skp Keberatan, Putusan Banding, Putusan PK,
dalam STP SK Pengurangan atau Pembatalan skp

Pasal 36
PENGURANGAN/PENGHAPUSAN
SANKSI ADMINISTRASI YANG LEBIH DARI 24 BULAN

permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi

dalam STP berdasarkan Pasal 19


dalam STP berdasarkan Pasal 9 ayat ayat (1) KUP berasal dari
dalam STP berdasarkan Pasal 8 ayat (2) (2a) atau Pasal 9 ayat (2b) KUP 1/beberapa STP untuk dasar
atau Pasal 8 ayat (2a) KUP penagihan pajak yang sama
diajukan setelah tgl 31 Desember 2011 s.d. tgl 31 Desember 2013

sanksi administrasi tersebut melebihi jangka waktu 24 bulan

dengan ketentuan:
diberikan pengurangan
menjadi 24 bulan
sanksi administrasi belum dibayar atau belum dilunasi oleh WP

jumlah pajak yang terutang atau kekurangan pembayaran pajak yang


terutang yang menjadi dasar penerbitan STP telah dilunasi oleh WP

64
PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI
MENJADI <24 BLN

pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi


menjadi <24 bln
dengan ketentuan:
sanksi administrasi tersebut belum dibayar atau belum dilunasi oleh WP
jumlah kekurangan pembayaran pajak yang menjadi dasar pengenaan sanksi
administrasi yang tercantum dalam skp atau STP telah dilunasi oleh WP
memenuhi kriteria yang dapat berupa:

WP dikenai sanksi administrasi karena kesalahan DJP selain yang tercakup Pasal 16 KUP

WP dikenai sanksi administrasi karena keadaan yang disebabkan oleh pihak ke-3 dan
bukan karena kesalahan WP

WP yang dikenai sanksi administrasi terkena bencana alam, kebakaran, huru-


hara/kerusuhan massal, atau kejadian luar biasa lainnya
WP mengalami kesulitan likuiditas sehingga mempengaruhi kelangsungan usahanya

65
PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN
SURAT KETETAPAN PAJAK YANG TIDAK
BENAR

66
PENGURANGAN/PEMBATALAN skp

Dirjen Pajak karena jabatan atau atas permohonan


Berdasarkan WP dapat mengurangkan / membatalkan skp yang
Pasal 36 ayat (1) tidak benar
huruf b

67
KETENTUAN PERMOHONAN PENGURANGAN/PEMBATALAN
SKP YANG TIDAK BENAR

Surat Permohonan
WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK

Dengan ketentuan

tidak diajukan keberatan

terhadap diajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan


skp tidak diajukan permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi atau
tersebut: diajukan tetapi dicabut
tidak sedang diajukan permohonan pembatalan surat ketetapan pajak hasil pemeriksaan
atau verifikasi atau diajukan tetapi dicabut/ditolak

tidak dapat diajukan dalam hal surat ketetapan pajak tersebut diajukan keberatan, tetapi dicabut
oleh Wajib Pajak

68
PERSYARATAN PERMOHONAN PENGURANGAN/PEMBATALAN
SKP YANG TIDAK BENAR

WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK

dapat diajukan paling banyak 2 kali

1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak

diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia

mengemukakan jumlah pajak yang terutang menurut WP dengan disertai alasan

disampaikan ke KPP terdaftar


Syarat
Permohonan ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri surat
kuasa khusus
dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak SK Dirjen Pajak atas
Syarat permohonan pertama dikirim, kecuali terdapat keadaan di luar
Tambahan kekuasaan WP
Permohonan
tetap diajukan terhadap skp yang telah diterbitkan SK Dirjen Pajak
Ke-2
terhadap permohonan yg pertama
69
PENGURANGAN/PEMBATALAN SKP

WAJIB PAJAK
tidak diajukan keberatan
telah diajukan keberatan,
tetapi tidak dipertimbangkan
Permohonan Pengurangan/Pembatalan skp
tidak dapat diajukan jika
Buku, catatan, mengajukan keberatan &
atau dokumen dicabut

dipertimbangkan Dirjen Pajak

Tidak dapat diajukan


GUGATAN

SK Pengurangan/
Pembatalan skp
Pasal 35
PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN
SURAT TAGIHAN PAJAK YANG TIDAK
BENAR

71
PENGURANGAN/PEMBATALAN STP

Dirjen Pajak karena jabatan atau atas permohonan WP


Berdasarkan dapat mengurangkan / membatalkan STP yang tidak benar
Pasal 36 ayat (1)
huruf c
UU KUP Sanksi dikenakan karena kekhilafan WP atau bukan karena
kesalahannya

72
KETENTUAN PERMOHONAN PENGURANGAN/PEMBATALAN
STP YANG TIDAK BENAR

Surat Permohonan
WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK

STP yang tidak benar yang terkait dengan STP yang tidak benar selain STP yang terkait
penerbitan skp dengan penerbitan skp

dengan ketentuan dengan ketentuan


tidak diajukan keberatan atau diajukan tidak diajukan permohonan pengurangan
terhadap
tetapi dicabut/tidak dipertimbangkan atau penghapusan sanksi administrasi atau
STP
tidak diajukan permohonan tersebut: diajukan tetapi dicabut
terhadap pengurangan/pembatalan surat ketetapan
skp pajak yang tidak benar atau diajukan tetapi
tersebut: dicabut
tidak sedang diajukan permohonan
pembatalan surat ketetapan pajak hasil
pemeriksaan atau verifikasi atau diajukan
tetapi dicabut/ditolak

terhadap tidak diajukan permohonan pengurangan


STP atau penghapusan sanksi administrasi atau
tersebut: diajukan tetapi dicabut 73
PERSYARATAN PERMOHONAN PENGURANGAN/PEMBATALAN
STP YANG TIDAK BENAR

WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK

dapat diajukan paling banyak 2 kali

1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) Surat Tagihan Pajak

diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia

mengemukakan jumlah tagihan pajak/sanksi administrasi dalam STP menurut WP dengan


disertai alasan

Syarat disampaikan ke KPP terdaftar


Permohonan ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri surat
kuasa khusus
dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak SK Dirjen Pajak atas
Syarat permohonan pertama dikirim, kecuali terdapat keadaan di luar
Tambahan kekuasaan WP
Permohonan
tetap diajukan terhadap STP yang telah diterbitkan SK Dirjen Pajak
Ke-2
terhadap permohonan yg pertama
74
PEMBATALAN SURAT KETETAPAN
PAJAK DARI HASIL PEMERIKSAAN
ATAU VERIFIKASI

75
PEMBATALAN HASIL PEMERIKSAAN atau SKP
HASIL PEMERIKSAAN
Dirjen Pajak karena jabatan atau atas permohonan WP
dapat membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau skp dari
hasil pemeriksaan atau verifikasi yang dilaksanakan tanpa:
Berdasarkan
Pasal 36 ayat (1)
huruf d 1 penyampaian SPHP atau SPHV
UU KUP
pembahasan akhir hasil pemeriksaan/ verifikasi
2
dengan WP
KETENTUAN PERMOHONAN PEMBATALAN SKP
DARI HASIL PEMERIKSAAN ATAU VERIFIKASI

Surat Permohonan
WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK
dengan ketentuan

dapat diajukan dalam hal terhadap skp


tidak dapat diajukan dalam hal skp tersebut
tersebut:

tidak diajukan keberatan diajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan

tidak diajukan permohonan pengurangan atau


penghapusan sanksi administrasi atau diajukan
diajukan keberatan, tetapi dicabut oleh WP
tetapi dicabut

tidak diajukan permohonan


pengurangan/pembatalan skp yang tidak benar atau
diajukan tetapi dicabut

77
PERSYARATAN PERMOHONAN PEMBATALAN SKP
DARI HASIL PEMERIKSAAN ATAU VERIFIKASI

WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAK

dapat diajukan paling banyak 1


kali

1 permohonan untuk 1 skp

diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia

menguraikan tentang tidak disampaikannya SPHP/SPHV dan/atau


Syarat tidak dilaksanakannya PAHP/PAHV
Permohonan
disampaikan ke KPP terdaftar

ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan


WP, dilampiri surat kuasa khusus

78
PEMBATALAN SKP

skp yg berdasarkan Pemeriksaan/ Verifikasi


yg dilaksanakan tanpa prosedur
penyampaian SPHP atau SPHV
PAHP atau PAHV

dibatalkan Dirjen Pajak dgn Ps. 36 (1) d UU KUP

dilanjutkan dgn melaksanakan prosedur yg belum dilaksanakan

Catatan:
Untuk pemeriksaan dlm rangka restitusi Ps. 17B (1) UU KUP dilanjutkan dgn
penerbitan:
1. skp sesuai PAHP apabila jangka waktu 12 bulan belum terlewati.
2. SKPLB sesuai SPT apabila jangka waktu 12 bulan terlewati.

Pasal 13
BENTUK KEPUTUSAN YANG DAPAT DIBERIKAN

Pengurangan/Penghapusan
Sanksi Administrasi
mengabulkan seluruhnya
atau sebagian
Pengurangan/Pembatalan
Ketetapan Pajak

menolak
Pembatalan Hasil
Pemeriksaan atau skp Hasil
Pemeriksaan

Wajib Pajak dapat meminta secara tertulis kepada Dirjen Pajak mengenai alasan yang
menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian permohonan WP
PENGAJUAN PERMOHONAN

Pengurangan/Penghapusan
Sanksi Administrasi Maksimal 2 kali
(permohonan ke-2
Pengurangan/Pembatalan skp paling lama 3 bulan
sejak tgl SK
Pengurangan/Pembatalan STP pertama

Pembatalan skp Hasil


Pemeriksaan 1 kali

81
PENCABUTAN PERMOHONAN WAJIB PAJAK

Permohonan 6 bulan
diterima Surat Keputusan

WAJIB PAJAK dapat MENCABUT SURAT


PERMOHONAN
pengurangan/penghapusan sanksi administrasi
pengurangan/pembatalan skp tidak benar
Dengan Syarat
pengurangan/pembatalan STP yang tidak benar
diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia dan dapat mencantumkan alasan pembatalan skp hasil pemeriksaan/verifikasi yang
pencabutan dilaksanakan tanpa:
disampaikan ke KPP terdaftar 1. penyampaian SPHP atau SPHV
2. PAHP atau PAHV
ditandatangani oleh WP, dan dalam hal
ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri
surat kuasa khusus

Dalam hal WP melakukan pencabutan terhadap surat permohonan, WP tidak berhak untuk
mengajukan kembali permohonan yang sama dengan jenis permohonan yang dicabut
82
KEALPAAN PERTAMA KALI

isinya tidak benar atau Dapat


tidak lengkap menimbulkan
menyampaikan
kerugian pada
SPT melampirkan pendapatan
keterangan yg isinya negara SKPKB
WP tidak benar Ps. 13A
kealpaan UU KUP
tidak
pertama kali
menyampaikan
SPT tidak dikenai
sanksi pidana

Wajib Pajak tidak dapat mengajukan


1. keberatan;
2. Pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi; dan
3. Pengurangan/ pembatalan skp yg tidak benar.

Pasal 29
BANDING DAN
GUGATAN

UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK


DI PENGADILAN PAJAK
Badan peradilan yang
melaksanakan kekuasaan
kehakiman bagi WP atau
Penanggung Pajak yang
mencari keadilan terhadap
sengketa pajak Pembinaan Teknis
oleh Mahkamah Agung

Pembinaan organisasai,
administrasi & keuangan
oleh Kementerian
Keuangan
UPAYA PENYELESAIAN
DI PENGADILAN PAJAK

BANDING
Pasal 1 angka 6 UUPP

upaya hukum yang dapat dilakukan oleh WP atau penanggung Pajak terhadap suatu
keputusan yang dapat diajukan Banding, berdasarkan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku
Persyaratan Banding
1)Diajukan dalam bahasa Indonesia ke Pengadilan
Pajak
2)Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak
tanggal diterima Keputusan yg diajukan banding
3)1 keputusan diajukan 1 surat banding
4)Diajukan dengan disertai alasan yg jelas dan
dicantumkan tanggal terima SK yang dibanding
5)Pada surat banding dilampirkan salinan SK yang
dibanding
6)Jumlah pajak yang terutang telah dibayar
sebesar 50%
UPAYA PENYELESAIAN DI PENGADILAN PAJAK

HAL-HAL
sehubungan dengan pengajuan BANDING

1 WP dapat meminta keterangan secara tertulis mengenai dasar keputusan

Jumlah pajak yang belum dibayar tertangguh hingga 1 bulan sejak tanggal
2
Putusan Banding

Jumlah pajak yang diajukan banding belum merupakan utang pajak sehingga
3
tidak ditagih dengan surat paksa
PEMBUKTIAN
Alat bukti di Pengadilan Pajak
1)Surat atau tulisan
2)Keterangan ahli
3)Keterangan para saksi
4)Pengakuan para pihak, dan/atau
5)Pengetahuan hakim

Keadaan yang telah diketahui oleh umum tidak


perlu dibuktikan
Alat bukti surat/ tulisan terdiri dari:
1) Akta autentik: surat yang dibuat oleh atau di
hadapan seorang pejabat umum, yang menurut
peraturan perUUan berwenang membuat surat itu
dengan maksud untuk dipergunakan sebagai alat
bukti tentang peristiwa hukum yang tercantum di
dalamnya
2) Akta di bawah tangan: surat yang dibuat &
ditandatangani oleh pihak-pihak yang bersangkutan
dengan mauksud untuk dipergunakan sebagai alat
bukti tentang peristiwa hukum yang tercantum di
dalamnya
3) Surat keputusan atau surat ketetapan yang
diterbitkan oleh Pejabat yang berwenang
4) Surat lain atau tulisan yang tidak termasuk di atas,
yang ada kaitannya dengan banding atau Gugatan
 Menganut prinsip pembuktian bebas
 Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan,
beban pembuktian serta penilaian pembuktian,
tidak terbatas pada fakta & hal-hal yang diajukan
oleh para pihak.

MENCARI KEBENARAN MATERIAL


PUTUSAN BANDING

mengabulkan sebagian
Dari
menambah pajak yg harus
[jumlah pajak bdsk
dibayar
Putusan Banding]
membetulkan kesalahan tulis denda
-/-
dan/atau kesalahan hitung yg sebesar [pembayaran pajak yg
menambah pajak yg masih 100% telah dibayar sebelum
harus dibayar mengajukan keberatan]
Putusan
Banding menolak

Tidak dikenai SK Keberatan


denda menjadi utang
tidak dapat diterima sebesar 100% pajak sejak
tetapi denda tanggal
50% penerbitan SK
Keberatan

Pasal 32
GUGATAN

Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh


Wajib Pajak atau penanggung Pajak
terhadap pelaksanaan penagihan pajak
atau terhadap keputusan yang dapat
diajukan Gugatan berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang
berlaku.
(Pasal 1 angka 7 UU Pengadilan Pajak)
GUGATAN

Selain:
Pelaksanaan Surat Paksa, SPMP, atau 1. Skp yg penerbitannya telah sesuai
Pengumuman Lelang
dengan prosedur/ tata cara
penerbitan;
Keputusan pencegahan 2. SK Pembetulan;
3. SK Keberatan yg penerbitannya telah
sesuai prosedur/ tata cara
keputusan yang berkaitan dengan penerbitan;
pelaksanaan keputusan perpajakan,
4. SK Pengurangan Sanksi Administrasi;
selain SK-Keberatan
5. SK Penghapusan Sanksi Administrasi;
Penerbitan skp atau SK-Keberatan 6. SK Pengurangan Ketetapan Pajak;
yang penerbitannya tidak sesuai 7. SK Pembatalan Ketetapan Pajak; dan
prosedur yg berlaku 8. SKPPKP

94
Persyaratan Gugatan
(Ps 40 & 41)

1) Diajukan secara tertulis


2) Dalam Bahasa Indonesia
3) Ditujukan kepada Pengadilan Pajak
4) Dalam jangka waktu 14 hari sejak tanggal pelaksanaan
penagihan
5) Dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal diterima
keputusan yang digugat
6) Satu surat gugatan untuk satu keputusan yang digugat
7) Diajukan oleh Penggugat, ahli waris, pengurus atau
kuasa hukumnya
8) Disertai alasan yang jelas dan dicantumkan tanggal
surat keputusan yang di gugat
9) Dilampirkan surat keputusan yang di gugat
GUGATAN
Kapan skp dan SK Keberatan dianggap Tidak Sesuai Prosedur ?

skp
1. tidak didasarkan pada hasil: Verifikasi;
Pemeriksaan;
2. Masa Pajak, Bagian Tahun Pemeriksaan ulang;
Pajak atau Tahun Pajak tidak Pemeriksaan Bukper SKPKB (Ps. 13A UU KUP)
sesuai dengan hasil:

SK Keberatan
Tidak didahului dengan penyampaian surat pemberitahuan untuk hadir kepada
Wajib Pajak.

Pasal 38 & 39
GUGATAN
Tindak Lanjut atas Putusan Gugatan

skp
menerbitkan kembali skp sesuai dengan prosedur atau tata cara penerbitan, kecuali:
Pasal 17B ayat (1)
1. apabila jangka waktu 12 bulan (Pasal 17B (1) UU KUP) belum terlewati, skp
diterbitkan sesuai dengan prosedur atau tata cara yang sesuai.
2. apabila jangka waktu 12 bulan (Pasal 17B (1) UU KUP) terlewati, SKPLB diterbitkan
sesuai dengan SPT.

SK Keberatan
menerbitkan kembali SK Keberatan sesuai dengan prosedur atau tata cara penerbitan
Dirjen Pajak menyelesaikan keberatan yg diajukan oleh WP paling lama 12 bulan
dihitung sejak Putusan Gugatan diterima oleh Dirjen Pajak

Pasal 40 & 41
- dlm jangka waktu 30 hr sjk tgl putusan diucapkan
- dlm jangka waktu 7 hr sjk tgl putusan sela diucapkan

Pemohon Banding/
Dikirim dgn surat Penggugat
Sekretaris PP PARA
PIHAK
Salinan putusan/ Terbanding/
penetapan Tergugat
(DJP)
dlm jangka waktu
30 hr sjk tgl
diterima putusan

Pejabat harus melaksanakan putusan


Pejabat tidak melaksanakan putusan dlm
jangka waktu yg ditentukan, dikenakan sanksi
sesuai ketentuan kepegawaian yg berlaku
Putusan Pengadilan Pajak dapat berupa:
1) Menolak
2) Mengabulkan sebagian/ seluruhnya
3) Menambah pajak yang harus dibayar
4) Tidak dapat diterima
5) Membetulkan kesalahan tulis/ hitung, dan/atau
6) Membatalkan

TIDAK DAPAT DIAJUKAN:


 GUGATAN ke Peradilan Umum, PTUN, atau peradilan
lainnya, kecuali putusan “Tidak Dapat Diterima” yang
menyangkut kewenangan/ kompetensi
 BANDING
 KASASI
Putusan Pengadilan Pajak merupakan
putusan akhir dan mempunyai kekuatan
hukum tetap

pihak-pihak yang bersengketa


dapat mengajukan peninjauan
kembali atas putusan Pengadilan
Pajak kepada Mahkamah Agung
UPAYA HUKUM LUAR BIASA

PENINJAUAN KEMBALI
PENINJAUAN KEMBALI

 hanya dapat diajukan 1 kali kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan


Pajak
 tidak menangguhkan atau menghentikan pelaksanaan putusan Pengadilan
Pajak
 dapat dicabut sebelum diputus, dan dalam hal sudah dicabut, permohonan
peninjauan kembali tersebut tidak dapat diajukan lagi
 Hukum acara yang berlaku pada pemeriksaan peninjauan kembali adalah
hukum acara pemeriksaan peninjauan kembali sebagaimana dimaksud
dalam UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, kecuali yang
diatur secara khusus dalam Undang-undang ini
ALASAN PENGAJUAN PENINJAUAN KEMBALI
& JANGKA WAKTU PENGAJUAN

No Alasan PK Jangka Waktu


1. Putusan didasarkan pada Paling lambat 3 bulan terhitung sejak
kebohongan/ tipu muslihat pihak diketahuinya kebohongan/ tipu muslihat
lawan yg diketahui setelah atau sejak putusan Hakim pengadilan
perkaranya diputus atau pidana memperoleh kekuatan hukum
didasarkan pada bukti yang tetap
kemudian oleh Hakim Pidanan
dinyatakan palsu
2. Terdapat bukti tertulis baru yang Paling lambat 3 bulan terhitung sejak
penting & bersifat menentukan, ditemukan surat-surat bukti yg hari &
yg apabila diketahui pada saat tanggal ditemukannya harus dinyatakan
persidangan akan menghasilkan di bawah sumpah & disahkan oleh
putusan yang berbeda pejabat yg berwenang
No Alasan PK Jangka Waktu
3. Telah dikabulkan suatu hal yg Paling lambat 3 bulan sejak putusan
tidak dituntut atau lebih dari pada dikirim
yg dituntut
4. Suatu bagian dari tuntutan belum Paling lambat 3 bulan sejak putusan
diputus tanpa dipertimbangkan dikirim
sebab-sebabnya
5. Terdapat suatu putusan yang Paling lambat 3 bulan sejak putusan
nyata-nyata tidak sesuai dgn dikirim
ketentuan peraturan perUUan
yang berlaku
PELAKSANAAN PUTUSAN BANDING, GUGATAN, DAN PK

Putusan surat pelaksanaan


Banding Putusan Banding

Putusan Dirjen surat pelaksanaan


Gugatan Pajak Putusan Gugatan
Putusan surat pelaksanaan
Peninjauan Putusan Peninjauan
Kembali Kembali

Pasal 42
OK, sampai disini dulu

Anda mungkin juga menyukai