SIKLUS PERPAJAKAN
(Kerangka UU KUP)
PENETAPAN
RESTITUSI
PENAGIHAN
Metode Penyelesaian
Internal DJP:
Keberatan; Pengurangan atau Pembatalan atas Ketetapan Pajak; Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi; dan Pembetulan;
Pengadilan Pajak
Banding Gugatan
Keberatan
Dapat diajukan atas: Jumlah rugi yang ditetapkan oleh fiskus; Jumlah besarnya pajak ; Pemotongan atau pemungutan pajak. Adapun WP dapat mengajukan keberatan atas: SKBKB; SKPKBT SKPLB; SKPN; Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Keberatan
Adapun hak-hak WP berkenaan dengan pengajuan surat keberatan ini adalah : Meminta tanda terima penyampaian surat dari Ditjen Pajak; Meminta keterangan secara tertulis kepada Ditjen Pajak; Menyampaikan alasan tambahan/penjelasan tertulis; Menerima kelebihan pembayaran pajak dan imbalan bunga apabila permohonannya dikabulkan.
Proses Keberatan
Penerimaan permohonan keberatan Pemenuhan persyaratan formal Permintaan bukti/dokumen Pembahasan sengketa perpajakan Pemberitahuan hasil penelitian keberatan Pembahasan akhir Penerbitan Surat Keputusan keberatan
Keberatan PBB
Alasan: SPPT/SKP tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya
Luas objek Klasifikasi Penetapan
Keberatan PBB
Persyaratan Formal: 3 bulan sejak diterimanya SKP/SPPT Pembuktian force majeur 3 bulan Tertulis dalam Bahasa Indonesia Kepada Kepala KPP yang menerbitkan SPPT/SKP Surat Kuasa bila dikuasakan Persyaratan Material: Satu Surat Keberatan untuk Satu SKP/SPPT, kecuali kolektif Alasan jelas dan jumlah pajak menurut WP
Keberatan PBB
Keputusan: Menolak Menerima seluruhnya Menerima sebagian Tidak dapat menerima (formal) Menambah
Keberatan BPHTB
Persyaratan Formal: 3 bulan sejak diterimanya SKBKB/SKBKBT/SKBLB/SKBN Pembuktian force majeur 3 bulan Tertulis dalam Bahasa Indonesia
Persyaratan Material: Satu Surat Keberatan untuk Satu SKP/SPPT, kecuali kolektif Alasan jelas Menyebutkan jumlah pajak menurut WP
Jangka waktu penyelesaian: 12 bulan sejak diterimanya surat keberatan
PENINJAUAN KEMBALI
Pasal 16 dan 36 UU KUP Proses penyelesaian masalah penetapan pajak MENYANGKUT
KESALAHAN TULIS antara lain kesalahan yang dapat berupa nama, alamat, NPWP, nomor surat ketetapan pajak, Jenis Pajak, Masa atau Tahun Pajak, dan tanggal jatuh tempo KESALAHAN HITUNG kesalahan yang berasal dari penjumlahan dan atau pengurangan dan atau perkalian dan atau pembagian suatu bilangan KEKELIRUAN PENERAPAN KETENTUAN PERPAJAKAN kekeliruan dalam penerapan tarif, kekeliruan penerapan persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto; kekeliruan penerapan sanksi administrasi; kekeliruan Penghasilan Tidak Kena Pajak; kekeliruan penghitungan Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan; dan kekeliruan dalam pengkreditan
PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP Direktur Jenderal Pajak
DAPAT
mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa BUNGA, DENDA, dan KENAIKAN
DALAM HAL Diterapkan kepada WP karena adanya: kekhilafan/ketidaktahuan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya
PERSYARATAN PERMOHONAN PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP jo KMK No. 542/KMK.04/2000
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI SYARAT
Tertulis dan dalam bahasa Indonesia Menyampaikan alasan yang jelas dan meuyakinkan Disampaikan kepada Dirjen Pajak melalui KPP penerbit sanksi Tidak melebihi jangka waktu 3 bulan sejak tanggal penerbitan ketetapan (STP/SKPKB/SKPKBT) kecuali ada force mayeur WP tidak mengajukan keberatan atas ketetapan (pokok) pajaknya
DIRJEN PAJAK harus memberikan keputusan dalam 6 bulan sejak tanggal permohonan diterima JIKA TIDAK permohonan dianggap diterima. Diajukan paling banyak 2 kali.
PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK YANG TIDAK BENAR Pasal 36 ayat (1) huruf b, c, d UU KUP Direktur Jenderal Pajak KARENA JABATAN DAPAT Mengurangkan atau membatalkan Ketetapan Pajak yang tidak benar Mengurangkan atau membatalkan STP Pasal 14 yang tidak benar (2X) Membatalkan hasil pemeriksaan atau skp tanpa SPHP & pembahasan akhir (1X) DEMI KEADILAN
PERSYARATAN PERMOHONAN PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK YANG TIDAK BENAR
PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK YANG TIDAK BENAR SYARAT PERMOHONAN Tertulis dalam bahasa Indonesia Satu permohonan untuk satu surat ketetapan pajak Menyebutkan jumlah pajak menurut perhitungan WP
Atas keputusan permohonan Pengurangan Atau Pembatalan Ketetapan Pajak Yang Tidak Benar, Wajib Pajak tidak dapat melakukan banding ke Pengadilan Pajak melainkan Peninjauan Kembali ke DJP
Pengadilan Pajak
Pengadilan Pajak adalah badan peradilan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi Wajib Pajak atau penanggung Pajak yang mencari keadilan terhadap Sengketa Pajak (Pasal 2 UU No. 14 Tahun 2002) Banding Gugatan
Pengadilan Pajak
Struktur
Ketua Pengadilan Wakil Ketua I Wakil Ketua II Wakil Ketua III Wakil Ketua IV Wakil Ketua V
Sekretaris, Wakil Sekretaris, Sekretaris Pengganti Panitera, Wakil Panitera, Panitera Pengganti
Hakim
Hakim
Hakim
Hakim
Hakim
Pengadilan Pajak
Hakim Pengadilan Pajak: Pejabat negara yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman di bidang Sengketa Pajak Syarat: warga negara Indonesia; berumur paling rendah 45 (empat puluh lima) tahun; bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; tidak pernah terlibat dalam kegiatan yang mengkhianati NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 atau terlibat organisasi terlarang; mempunyai keahlian di bidang perpajakan dan berijazah sarjana hukum atau sarjana lain; berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan baik; tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan; dan sehat jasmani dan rohani.
Kuasa Hukum
Para pihak yang bersengketa di Pengadilan Pajak masing-masing dapat didampingi atau diwakili oleh satu atau lebih kuasa hukum dengan Surat Kuasa Khusus Syarat: WNI Mempunyai pengetahuan luas dan keahlian di bid pajak Berijazah Sarjana/ DIV Kelakuan Baik NPWP Izin Kuasa HUkum; 12 Bulan
BANDING
Pasal 27 UU KUP dan Pasal 35 & 36 UU PP
Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh WP atau Penanggung Pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan banding. Keputusan yang dapat diajukan banding adalah keputusan atas keberatan yang diajukan oleh WP, yaitu SK Keberatan. Atas keputusan lainnya dapat pula diajukan banding sepanjang diatur oleh undang-undang.
BANDING
Pasal 27 UU KUP dan Pasal 35 & 36 UU PP Wajib Pajak dapat mengajukan BANDING kepada BADAN PERADILAN PAJAK / PENGADILAN PAJAK ATAS Surat Keputusan Keberatan
SYARAT Diajukan dengan Surat Banding dalam Bahasa Indonesia Dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal diterima Keputusan yang dibanding kecuali terdapat force mayeur Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding Memuat alasan-alasan yang jelas Melampirkan salinan Keputusan yang dibanding Membayar 50% dari jumlah pajak yang terhutang yang dibanding
Persidangan Banding di PP 12 bulan Eksekusi Putusan Banding Oleh Fiskus 30 hari Sekretaris PP Mengirim Salinan Putusan ke WP Dan Fiskus 30 hari
Putusan Banding
BANDING
Pasal 27 UU KUP dan Pasal 35 & 36 UU PP
BANDING
Pasal 27 UU KUP dan Pasal 35 & 36 UU PP
Alat Bukti: Surat atau tulisan Keterangan ahli Keterangan saksi Pengakuan para pihak Pengetahuan Hakim
BANDING
Pasal 27 UU KUP dan Pasal 35 & 36 UU PP
Putusan: Menolak Mengabulkan seluruhnya Mengabulkan sebagian Menambah Membetulkan kesalahan tulis/hitung Membatalkan Tidak dapat diterima
Mengajukan Banding (Tidak ada syarat harus membayar) Putusan Banding, SKPKB menjadi Pajak Kurang Dibayar (65.000.000 - 30.000.000) Sanksi Denda (100% X Rp35.000.000) Harus Dilunasi = = = = Rp Rp Rp Rp 65.000.000,00 35.000.000,00 35.000.000,00 70.000.000,00
GUGATAN
Pasal 27 UU KUP dan Pasal 40 UU PP Wajib Pajak dapat mengajukan GUGATAN kepada BADAN PERADILAN PAJAK / PENGADILAN PAJAK ATAS Surat Keputusan Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administrasi Pelaksanaan penagihan pajak
SYARAT
Diajukan tertulis dalam Bahasa Indonesia Dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal diterima Keputusan yang digugat untuk SK Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi atau dalam jangka waktu 14 hari sejak tanggal pelaksanaan penagihan untuk gugatan atas penagihan pajak Terhadap 1 (satu) Keputusan atau 1 (satu) pelaksanaan penagihan diajukan 1 (satu) Surat Gugatan
GUGATAN
Pasal 27 UU KUP dan Pasal 40 UU PP
Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh WP atau Penanggung Pajak terhadap pelaksanaan penagihan pajak atau terhadap keputusan yang dapat diajukan gugatan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Yang Dapat Mengajukan Gugatan: Penggugat (WP atau Penanggung Pajak).
GUGATAN
Pasal 27 UU KUP dan Pasal 40 UU PP
Yang Dapat Diajukan Gugatan pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman Lelang; keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak; keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26; atau penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan Yang Dapat Mengajukan Gugatan: Penggugat (WP atau Penanggung Pajak).
GUGATAN
Pasal 27 UU KUP dan Pasal 40 UU PP
Ketentuan Gugatan Diajukan secara tertulis kepada Pengadilan Pajak dalam Bahasa Indonesia dengan dicantumkan tanggal diterima pelaksanaan penagihan atau Keputusan yang digugat; Dalam hal gugatan dilakukan atas pelaksanaan penagihan pajak, diajukan dalam jangka waktu 14 hari sejak tanggal pelaksanaan penagihan; Dalam hal gugatan dilakukan terhadap suatu Keputusan, diajukan dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal diterima keputusan yang digugat; Dalam hal terdapat keadaan yang memaksa (force majeure), maka jangka waktu di atas diperpanjang sampai 14 hari sejak berakhirnya keadaan memaksa tersebut; Satu gugatan adalah untuk satu Keputusan atau satu pelaksanaan penagihan; Dilampirkan salinan dokumen yang digugat.
GUGATAN
Pasal 27 UU KUP dan Pasal 40 UU PP
Pencabutan Gugatan penetapan Ketua Pengadilan dalam hal surat pernyataan pencabutan diajukan sebelum sidang (belum dilakukan pemeriksaan oleh Majelis Hakim); putusan Majelis Hakim melalui pemeriksaan dalam hal surat pernyataan pencabutan diajukan setelah sidang (saat sidang gugatan sudah dimulai/berjalan dan sedang dilakukan pemeriksaan) atas persetujuan tergugat .
Peninjauan Kembali
Alasan PK Apabila putusan Pengadilan Pajak didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu; Apabila terdapat bukti tertulis baru yang penting dan bersifat menentukan, yang apabila diketahui pada tahap persidangan di Pengadilan Pajak akan menghasilkan putusan yang berbeda; Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari pada yang dituntut, kecuali yang diputus berdasarkan Pasal 80 ayat (1) huruf b dan c UU Pengadilan Pajak (dengan putusan berupa menambah pajak yang harus dibayar atau putusan mengabulkan sebagian atau seluruhnya); Apabila mengenai suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebab-sebabnya; Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peninjauan Kembali
Jangka Waktu Permohonan PK 3 bulan sejak: Diketahuinya kebohongan atau tipu muslihat atau sejak putusan hakim pidana yang memiliki kekuatan hukum tetap ; atau Ditemukannya surat-surat bukti. Tanggal penemuan surat-surat bukti tersebut harus dinyatakan di bawah sumpah dan disahkan oleh pejabat yang berwenang ; atau Putusan dikirim untuk PK yang diajukan atas dasar butir c), d), atau e) di atas. .
Peninjauan Kembali
Jangka Waktu Pengambilan Putusan PK 6 bulan sejak permohonan PK diterima oleh MA, dalam hal putusan Pengadilan Pajak diambil melalui pemeriksaan acara biasa ; atau 1 bulan sejak permohonan PK diterima oleh MA, dalam hal putusan Pengadilan Pajak diambil melalui pemeriksaan acara cepat
Thank You!