Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
Namun ada kalanya Wajib Pajak tetap tidak patuh terhadap kewajiban
perpajakannya meskipun telah dilakukan berbagai tidakan penagihan secara
aktif oleh fiskus. Oleh karena itu diperlukan suatu mekanisme khusus yang
mengatur mengenai penagihan pajak yang ditujukan kepada Wajib Pajak
yang berpotensi untuk melarikan diri dari kewajiban perpajakannya.
Mekanisme tersebut diperlukan untuk menahan agar tidak ada tindakan
penghindaran lebih lanjut dari Wajib Pajak sehingga fiskus tidak kehilangan
basis pajaknya. Mekanisme penagihan aktif yang dimaksud adalah
penyampaian surat teguran, penyampaian surat paksa, penyitaan, dan diakhiri
dengan proses lelang.
PEMBAHASAN
Dasar Hukum dari hak mendahulu utang pajak adalah sebagai berikut:
Karena biaya perkara dan biaya eksekusi merupakan tindakan pertama sekali
yang harus dilakukan untuk bisa menyelamatkan harta kekayaan debitur atau
Wajib Pajak.
2.3. Saat Hilangnya Hak Mendahulu Utang Pajak
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Apabila Wajib Pajak/ Penanggung Pajak pada saat yang sama di samping
mempunyai utang-utang pribadi (perdata), juga mempunyai utang terhadap
Negara (fiskus), di mana harta kekayaan dari Wajib Pajak / Penanggung
Pajak tidak mencukupi untuk melunasi semua utang-utangnya, maka negara
memiliki hak mendahului atas tagihan pajak tersebut sesuai dengan bunyi
Pasal 21 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983, jo. Undang-Undang Nomor
9 Tahun 1994 jo. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Ilyas, Wiran B. dan Burton, Richard. 2013. Hukum Pajak: Teori, Analisis, dan
Perkembangannya. Jakarta: Salemba Empat