Anda di halaman 1dari 26

KONSEP DASAR PAJAK

INTERNASIONAL

KELOMPOK 6:
OETARI ANDARI PRAKOSO
REFINIA WIDIASTUTY
RIZKE WILIYANTI
YUTRI NURMALASARI
Latar Belakang

 Perkembangan transaksi perdagangan barang dan jasa


lintas negara
 Pemberlakukan hukum pajak di masing-masing negara
tujuan.
 Menghindari terjadinya pajak berganda atas
perdagangan
lintas negara.

2 Perpajakan Internasional
Definisi Hukum Pajak International

Ottmar Buhrer :
 Dalam arti Sempit
Kaidah-kaidah norma perselisihan yang didasarkan pada
hukum antar bangsa (Hukum Internasional)
 Dalam arti luas
Kaidah-kaidah hukum antar bangsa ditambah peraturan
nasional yang mempunyai obyek hukum perselisihan ,
khususnya tentang perpajakan.

3 Perpajakan Internasional
Cont..
P.J.A. Adriani
 Hukum Pajak Internasional adalah Keseluruhan peraturan
yang mengatur tata tertib hukum dan mengatur soal
penyedotan daya beli itu di masing-masing negara.
 Hukum Pajak Internasional merupakan pengertian yang lebih
luas dari pada pajak berganda, dan hukum pajak nasional itu
termasuk hukum pajak Internasional.
 Hukum Pajak Internasional diatur dalam hukum nasional
mengenai persoalan :
a. Pengenaan pajak terhadap orang-orang luar negeri;
b. Peraturan-peraturan nasional untuk menghindarkan
pajak berganda; dan
c. Traktat-traktat

4 Perpajakan Internasional
Cont..
Menurut negara-negara anglo saxon bahwa Hukum
Pajak Internasional dibagi menjadi :
a. Hukum nasional mengatur hukum pajak luar negeri (national
external tax law) – Pengenaan pajak yang ada unsur asingnya
baik karena objeknya maupun subjeknya.
b. Hukum Pajak Luar Negeri (foreign tax law) – Keseluruhan
paraturan perundang-undangan yang mengenai pajak dari
negara-negara di seluruh dunia.
c. Hukum pajak internasional (international tax law) – dalam
arti sempit dan dalam arti luas.

5 Perpajakan Internasional
Pajak Internasional

 Pajak Internasional merupakan kesepakatan


perpajakan yang berlaku di antara negara yang
mempunyai P3B dan pelaksanaannya dilakukan
dengan niat baik sesuai dengan Konvensi Wina
(Pacta Sunservanda).
 Peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia
terhadap badan atau orang asing menjadi tidak
berlaku bila terdapat perjanjian bilateral tentang
P3B.

6 Perpajakan Internasional
Cont..

Ketentuan Pajak Internasional


Suatu Negara Meliputi

Pemajakan
Pemajakan
terhadap wajib
terhadap wajib
pajak luar negri
pajak dalam
(WPLN) atas
negeri (WPDN)
penghasilan dari
atas penghasilan
dalam
dari luar negri
negeri(domestik).
7 Perpajakan Internasional
Tujuan Kebijakan Perpajakan
Internasional

memajukan perdagangan antar negara,


mendorong laju investasi di masing-masing
negara, pemerintah berusaha untuk
meminimalkan pajak yang menghambat
perdagangan dan investasi tersebut. Salah upaya
untuk meminimalkan beban tersebut adalah
dengan melakukan penghindaraan pajak
berganda internasional

8 Perpajakan Internasional
Prinsip-Prinsip yang Harus Dipahami
dalam Perpajakan Internasional
3 unsur netralitas yang harus dipenuhi dalam
kebijakan pemajakan internasional:
Capital Export Neutrality (Netralitas Pasar
Domestik)  kemanapun kita berinvestasi, beban
pajak yang dibayar haruslah sama.
Capital Import Neutrality (Netralitas Pasar
Internasional)  Darimanapun investasi berasal,
dikenakan pajak yang sama.
National Neutrality  Setiap negara, mempunyai
bagian pajak atas penghasilan yang sama

9 Perpajakan Internasional
KONSEP JURIDICAL VERSUS ECONOMIC
DOUBLE TAXATION
Dalam komentar atas Pasal 23 A
dan 23 B OECD model

pajak berganda
Pajak berganda yuridis
ekonomis terjadi
terjadi apabila atas
apabila dua orang yang
penghasilan yang sama
berbeda (secara
yang diterima oleh
hukum) dikenakan
orang yang sama
pajak atas suatu
dikenakan pajak oleh
penghasilan yang sama
lebih dari satu negara
(atau identik).

10
Perpajakan Internasional
Cont..

Usaha untuk menghilangkan dampak pemajakan


berganda :
a. Pembebasan/pengecualian (exemption)
 Subject exemption, ditentukan dlm Psl 3 UU PPh
 Objectt, income exemption atau full exemption,
pajak luar negeri tidak perlu dikenakan pajak
lagi
 Pembebasan pajak (tax exemption) atau exemption
with progression, kerugian dari luar negeri
diperhitungkan untuk mengurangi pajak dlam
negeri.
11 Perpajakan Internasional
Cont..

b. Kredit pajak (tax credit)


Menghitung kembali penghasilan dari luar negeri dan pajak
terutang di negera domisili. Pajak yang telah di bayar diluar
negeri dapat mengurangkan pajak terutang di negara domisili.
Metode ini dibagi dalam 3 macam :
 Kredit penuh (full credit) – Tidak digunakan di Indonesia
 Kredit terbatas (ordinari atau normal credit) – pengurangan
atau paling tinggi sebesar pajak terutang dalam negeri.
 Kredit fiktif – Dibuatkan kredit fiktif di negera sumber untuk
mendorong investor di negara sumber. Metode ini tidak
digunakan di Indonesia

12 Perpajakan Internasional
Cont..
c. Metode Lainnya
 Pembagian pajak (tax sharing) – membagi pajak terutang
antara negara sumber dg negara domisili
 Pembagian hak pemajakan (division of taxing power) –
Penentuan tarif maksimum yang diperoleh wajib pajak LN.
 Pengurangan tarif (reduction of the rate) – Pengurangan tarif
atas penghasilan luar negeri, sehingga tarif pajak terutang
dalam negeri dengan tarif umum, dan pajak terutang luar
negeri tarifnya dikurangi misal pengurangan tarifnya 25%
atau 50%.
 Pengurangan pajak (reduction of the tax) – Pengurangan
jumlah pajak luar negeri.
 Pemajakan dg jumlah tetap (lumpsum or forfait taxation)

13 Perpajakan Internasional
Sumber Hukum Pajak Internasional di
Indonesia
a. Kaidah hukum pajak nasional yang mengandung unsur asing :
1. Psl 32 A UU PPh mengenai P3B;
2. Psl 2 UU PPh tentang Subjek Pajak LN dan BUT;
3. Psl 3 UU PPh mengenai “tidak termasuk subjek pajak”
4. Psl 5 (2) UU PPh “Biaya2 yg boleh dikurangkan dari penghasilan BUT”.
5. Psl 18 UU PPh “Hubungan Istimewa bilamana terdapat ketidakwajaran
dalam perpajakan.
6. Psl 24 UU PPh “Kredit Pajak Luar Negeri.
7. Psl 26 UU PPh “Pemotongan pajak atas SP LN yang
memperoleh penghasilan di Indonesia.
b. Kaidah-kaidah tax treaty, yaitu perjanjian bilateral (P3B) dan perjanjian
multilateral (Konvensi Wina 1961 & 1963).
c. Putusan hakim Pengadilan Nasional maupun internasional

14 Perpajakan Internasional
KONSEP ANTI TAX AVOIDANCE
Istilah tax avoidance biasanya diartikan “sebagai suatu skema
transaksi yang ditujukan untuk meminimalkan beban pajak dengan
memanfaatkan kelemahan-kelemahan (loophole) ketentuan
perpajakan suatu negara.”

Tax planning adalah “upaya Wajib Pajak untuk meminimalkan


pajak yang terutang melalui skema yang memang telah jelas diatur
dalam peraturan perundang-undangan perpajakan dan sifatnya
tidak menimbulkan dispute antara Wajib Pajak dan otoritas pajak.

tax evasion diartikan sebagai suatu skema memperkecil pajak


yang terutang dengan cara melanggar ketentuan perpajakan
(illegal)

15 Perpajakan Internasional
Cont... Formal tax planning
Melakukan penghindaran pajak dengan
cara tetap mempertahankan substansi
dalam melakukan ekonomi dari suatu transaksi dengan cara
penghematan memilih berbagai bentuk formal jenis
pajak, Wajib Pajak transaksi yang memberikan beban pajak
dapat menjalankan yang paling rendah.
dalam bentuk:
Substantive tax plan
Memindahkan subjek pajak ke
negara-negara yang dikategorikan
sebagai tax haven
Memindahkan objek pajak ke
negara-negara yang dikategorikan
sebagai tax haven
Memindahkan subjek pajak dan
objek pajak kenegara-negara yang
dikategorikan sebagai tax haven
16 Perpajakan Internasional
Cont..

Skema yang biasa dilakukan oleh PMA untuk


melakukan penghematan pajak yaitu dengan
skema seperti:
transfer pricing
thin capitalization,
treaty shopping,
controlled foreign corporation (CFC).

17 Perpajakan Internasional
Perjanjian Perpajakan Internasional

 Perjanjian Internasional diatur dalam UU 24 Tahun 2000.


 Ratifikasi Perjanjian Perpajakan Internasional cukup
melalui Keputusan Presiden.
 Bentuk Perjanjian Perpajakan Internasional meliputi :
a. Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (tax treaty)
b. Cara Penerapan (mode of application) – Aturan pelaksanaan
dari tax treaty
c. Tata Cara Persetujuan Bersama (Mutual Agreement
Procedure/MAP) – Penyelesaian sengketa/kasus pengenaan
pajak yang tidak sesuai dg maksud P3B.

18 Perpajakan Internasional
PERSETUJUAN PENGHINDARAN
PAJAK BERGANDA
 P3B adalah Persetujuan pajak antara dua negara yang mengatur
mengenai pembagian hak pemajakan atas penghasilan yang
diperoleh atau diterima oleh penduduk dari salah satu both
contracting states.
 Tujuan P3B adalah :
a. Mencegah terjadinya pajak perganda;
b. Meningkatkan investasi yang saling menguntungkan;
c. Pertukaran informasi guna mencegah pengelakan pajak;
d. Memberikan kepastian;
e. Penyelesaian sengketa di dalam penerapan P3B;
f. Non diskriminasi; dan
g. Bantuan dalam penegihan pajak;

19 Perpajakan Internasional
Asas Pengenaan Pajak Internasional
a. Asas domisili atau asas kependudukan (domicilie/residence
princilpe)
b. Asas sumber (source principle)
c. Asas Nasionalitas atau kewarganegaraan (nationality/citizenship
principle)
 Ketiga asas di atas diterapkan di Indonesia.
 Asas domisili dalam Psl 2 UU PPh, Asas nasionalitas
dengan NPWP dimanapun berada,
 Asas sumber tehadap penduduk asing yang memperoleh
penghasilan di Indonesia dengan mekanisme pemotongan
pajak (withholding tax)

20 Perpajakan Internasional
MODEL P3B

a. Model OECD (Organization for economic


cooperation and development)
Untuk negara-negara maju dan diidirikan di Paris 14
Desember 1960.
Teridiri dari 24 negara termasuk jepang 1998.
Model ini lebih mengedepankan pada
asas domisili yang memberikan jasa atau
menanamkan modal.
Hak pemajakan berada pada negara domisili.

21 Perpajakan Internasional
Lanjutan...
Model UN (United Nations)
 Model P3B untuk negara-negara berkembang.
 Lebih mengedepankan asas sumber penghasilan
yang umumnya yang menggunakan jasa dan yang
menrima modal dari luar negeri.
 Hak pemajakan berasal dari negara yang
memberi penghasilan.

Model OECD atau UN tidak berdiri sendiri tergantung


pada kesepakatan kedua negara (both contracting states)

22 Perpajakan Internasional
Struktur P3B

23 Perpajakan Internasional
Cont..

24 Perpajakan Internasional
CONTOH TAX TREATY DENGAN INDONESIA
NO NEGARA TAHUN NO NEGARA TAHUN
1 Aljazair 2001 10 China 2004
2 Amerika Serikat 1997 11 Denmark 1987
3 Australia 1993 12 Finlandia 1990
4 Austria 1989 13 Hungaria 1994
5 Bangladesh 2007 14 India 1988
6 Belanda 2004 15 Inggris 1995
7 Belgia 2002 16 Iran 2011
Brunei
8 2003 17 Italia 1996
Darussalam
199 Bukg a r i a
P erp aja ka nI nte rn a sional
1993 18 Jepang 1983

25 Perpajakan Internasional
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai