Anda di halaman 1dari 15

Nama : Anisa Kautsar juniardi

NIM : F0311016

Kelas : B

Pusat Laba

Ketika tanggungjawab pelaksanaan keuangan pusat diukur dalam bentuk laba ( selisih

antara pendapatan dengan beban), pusat tersebut lah yang disebut sebagai pusat laba.

Organisasi fungsional merupakan satu-satunya yang setiap penerapan produksi atau

fungsi pasarnya diubah menjadi satu-satunya yang mana setiap unit utama

bertanggungjawab atas produksi dan pemasaran, prose tersebut disebut sebagai

divisionalisasi. Karena dianggap sebagai peraturan, berbagai perusahaan menciptakan

sebuah unit bisnis karena mereka memutuskan untuk mendelegasikan wewenang

pada para manajer operasional/pelaksana. Meskipun tingkat delegasi berbeda dari

perusahaan satu terhadap perusahaan lainnya, seluruh wewenang tersebut berguna

untuk menghasilkan laba yang tidak pernah didelegasikan pada hanya satu segmen

saja dalam perusahaan.

Kondisi dalam Mendelegasikan Tanggungjawab laba

Banyak keputusan manajemen melibatkan berbagai usul untuk menaikkan beban

dengan harapan agar pendapatan penjualan lebih meningkat lagi. Keputusan tersebut,
melibatkan beban/pendapatan. Ketika perusahaan mendelegasikan pada manajer yang

tingkatnya lebih rendah, maka mereka harus mengenal dua kondisi dibawah ini :

1. Manajer harus memiliki akses untuk menghubungkan informasi yang

diperlukan agar dapat dibuatnya keputusan yang nantinya akan diambil oleh

perusahaan.

2. Harus ada berbagai cara untuk mengukur keefektifan trade-off yang dibuat

oleh manajer.

Setiap langkah yang dibuat dalam menciptakan pusat laba adalah untuk menentukan

poin terendah dalam organisasi dimana dua kondisi diatas berlaku.

Keuntungan Pusat Laba

Kualitas keputusan yang diambil mungkin akan memperbaiki karena

keputusan-keputusan tersebut dibuat oleh manajer yang dianggap paling

mendekati poin keputusan.

Kecepatan dalam menjalankan keputusan mungkin akan ditingkatkan karena

keputusan-keputusan tersebut tidak dapat mengarahkan perusahaan pusat.

Manajemen pusat, bebas dari hari ke hari dalam membuat keputusan sehingga

dapat berkonsentrasi pada permasalahan-permasalahan utama.

Karena pusat laba sama dengan perusahaan independen (berdiri sendiri),

mereka memberikan pelatihan pekerjaan yang mengasah kemampuan

manajemen umum. Para manajer mereka memperoleh pengalaman dalam


mengatur seluruh area fungsional, dan manajemen yang paling bawah

memperoleh kesempatan untuk mengevaluasi potensi mereka demi

mendapatkan tingkat pekerjaan yang lebih baik lagi.

Naiknya laba disebabkan karena para manajer yang bertanggungjawab pada

laba secara terus-menerus akan mencari berbagai cara untuk menaikkan laba-

laba tersebut.

Pusat laba memberikan manajemen tingkat atas yang siap membuat informasi

mengenai profitabilitas pada berbagai komponen individu dalam perusahaan.

Karena output mereka sudah siap diukur, maka pusat laba bergantian untuk

menekan hingga memperbaiki pelaksanaan persaingan mereka.

Kesulitan dalam Pusat Laba

Keputusan yang dibuat secara desentralisasi akan mendorong manajemen

untuk lebih mengandalkan laporan dari manajemen pengendalian

dibandingkan dengan pengetahuan tiap individu dalam pelaksanaannya,

hingga akhirnya kehilangan berbagai pengendalian.

Jika manajemen pusat lebih mampu atau menginformasikan lebih baik

dibandingkan rata-rata manajer pusat laba pada umumnya, maka kualitas

dalam membuat keputusan di tingkat unit bisnis mungkin akan berkurang.


Perselisihan mungkin akan meningkat karena berbagai alasan yang melebihi

transfer harga yang dianggap sudah tepat, penempatan pada kepentingan

biaya, dan kredit pada pendapatan yang dihasilkan secara gabungan dari dua

atau lebih unit bisnis yang bekerja bersama-sama.

Unit organisasi yang bekerja sama sebagai unit fungsional mungkin sedang

bersaing dengan satu sama lain. Naiknya laba bagi satu manajer mungkin

berarti sebagai sebuah penurunan untuk manajer yang lainnnya.

Divisionalisasi mungkin menjatuhkan biaya tambahan karena penambahan

manajemen, personil staff, dan catatan yang terus dibutuhkan, dan mungkin

akan memastikan setiap kelebihan tugas oada setiap pusat laba.

Kemampuan manajer umum mungkin tidak terdapat pada organisasi

fungsional karena di sana tidak cukup ada kesempatan bagi mereka untuk

mengembangkan kemampuan manajemen.

Tidak terdapat sistem pekerjaan yang menyeluruh untuk memastikan bahwa

mengoptimalkan laba setiap pusat laba individu akan mengoptimalkan laba

perusahaan secara menyeluruh.

Unit Bisnis sebagai Pusat Laba

Hampir seluruh unit bisnis membuat pusat laba karena manajer bertanggungjawab

atas unit-unit yang mengendalikan pengembangan produk, produksi, pemasaran

sumberdaya. Para manajer dalam posisi seperti itu berfungsi untuk mempengaruhi
pendapatan dan biaya serta agar dapat bertanggungjawab secara akuntabel bagi

lapisan/ tingkat bawah. Untuk mengakui seluruh keuntungan dari konsep pusat

laba, manajer unit bisnis harus menjadi otonom yang dianggap sebagai kepala

perusahaan independen. Jika perusahaan memutuskan untuk melengkapi seluruh unit

independen, maka perusahaan akan kehilangan keuntungan yang melibatkan ukuran

dan sinergi (timbal balik). Lebih lagi, dalam pendelegasian wewenang kepada seluruh

manajemen unit bisnis dari kepala direksi yang diberikan pada CEO, maka

manajemen tingkat atas menurunkan tanggungjawabnya. Akibat yang ditanggung

adalah, struktur unit bisnis menggambarkan trade-off antara otonomi unit bisnis yang

secara luas bergantung pada bagaimana seluruh trade-off tersebut dibuat. Penting

untuk dicatat bahwa dalam mengatur pusat laba memerlukan pengendalian dengan 3

jenis keputusan yakni :

1. Keputusan produk ( Apakah barang atau jasa yang akan diproduksi atau

dijual)

2. Keputusan pasar (bagaimana, dimana, dan seberapa banyak barang atau jasa

dijual?), dan

3. Keputusan usaha atau sumberdaya (bagaimana cara memperoleh atau

memproduksi barang atau jasa).

Jika manajemen pengendalian unit bisnis memiliki tiga aktifitas diatas, maka

biasanya tidak akan menemui kesulitan dalam mendelegasikan tanggungjawab laba

dan mengukur pelaksanaan.


Paksaan yang dijatuhkan oleh manajemen badan usaha dapat dikelompokkan ke

dalam tiga jenis, yakni :

1) Paksaan tersebut berasal dari pertimbangan strategi

2) Paksaan tersebut diakibatkan karena keseragaman yang dibutuhkan, dan

3) Paksaan yang ditimbulkan dari ekonomi terpusat

Berbagai perusahaan menjatuhkan beberapa paksaan terhadap unit bisnis mereka

karena kebutuhan akan keseragaman. Satu paksaan adalah unit bisnis harus

menyesuaikan diri terhadap akuntansi perusahaan dan sistem pengendalian

manajemen. Paksaan tersebut secara khusus menjadi ancaman atau masalah bagi

beberapa unit yang diperoleh dari perusahaan lain dan telah terbiasa dalam

menggunakan sistem yang berbeda. Pada umumnya, paksaan perusahaan tidak

menyebabkan berbagai masalah dalam struktur yang sudah terdesentralisasi selama

mereka membaginya secara tegas, manajemen unit bisnis akan menerima mereka

dengan amat baik. Permasalahan utama adalah untuk memutar atau membuat rotasi

pada berbagai aktifitas pelayanan perusahaan. Seringnya unit bisnis percaya bahwa

mereka dapat memperoleh pelayanan dengan biaya yang minim yang berasal dari

sumber daya luar.


Pusat Laba Lain

Unit Fungsional

Perusahaan multibisnis biasanya dibagi ke dalam dua unit bisnis, setiap dari unit

bisnis tersebut diperlakukan sebagai laba independen (laba yang dihasilkan sendiri-

sendiri) yang dihasilkan oleh tiap unit.

Pemasaran

Aktifitas pemasaran dapat diubah ke dalam pusat laba dengan cara mengendalikannya

menggunakan biaya dari penjualan produk. Pengantian harga diputuskan manajer

pemasaran dengan disertai informasi yang memiliki keterkaitan agar dapat

menciptakan pendapatan atau biaya trade off yang maksimum, serta standar harga

yang berasal dari pengukuran manajer pusat laba oleh profitabilitas pusat yang

memberikan pengawasan seberapa baik trade off tersebut dibuat. Pergantian harga

dijalankan oleh pusat laba yang didasarkan pada standar harga dibandingkan dengan

biaya aktual sehingga produk lebih mudah terjual. Menggunakan biaya standar berarti

memisahkan pelaksanaan biaya pemasaran dari pelaksanaan biaya produksi yang

dipengaruhi oleh perubahan tingkat efisiensi yang melebihi pengendalian manajer

pemasaran. Kapan aktifitas pemasaran menjadi tanggungjawab laba? Ketika manajer

pemasaran dalam posisi yang terkendali untuk menciptakan biaya yang akan

ditetapkan atau pendapatan trade off. Hal ini sering terjadi ketika kondisi yang

berbeda berada dalam area grafik yang berbeda pula.


Produksi

Aktifitas produksi biasanya menjadi pusat beban, dengan manajemen yang dinilai

pelaksanaannya versus biaya standar dan anggaran untuk pengeluaran (overhead).

Pengukuran ini dapat menimbulkan berbagai masalah seperti, akan tetapi karena

pengukuran tersebut tidak membutuhkan indikasi seberapa baik manajer

melaksanakan seluruh aspek pekerjaannya. Contohnya :

Manajer mungkin tidak begitu tertuju pada kualitas pengendalian, pengantaran

produk supaya memperoleh kredit biaya standar.

Manajer mungkin enggan untuk mengotak-atik jadwal produksi agar

mendapatkan banyak pesanan hingga menampung pelanggan.

Manajer yang mengukurnya bertentangan dengan standar yang ada mungkin

akan kurang insentif untuk menghasilkan produk yang sulit untuk diproduksi

atau untuk memperbaiki standar mereka.

Oleh karena itu, dimana pelaksanaan yang melibatkan proses produksi dalam

pengukurannya bertentangan dengan biaya standar, maka sebaiknya dibuat pemisahan

evaluasi pada beberapa aktifitas seperti pengendalian kualitas, jadwal produksi, dan

membuat atau membeli keputusan. Satu-satunya cara untuk mengukur aktifitas

produksi organisasi secara keseluruhan ke dalam pusat laba dan memberikan kredit

pada harga penjualan produk dikurangi estimasi beban pemasaran. Namun, bebarapa

perusahaan menciptakan pusat laba bagi beberapa unit, karena mereka percaya hal

tersebut akan dapat berjalan dengan baik jika didesain dengan baik pula.
Unit Pelayanan dan Dukungan

Unit yang digunakan untuk mempertahankan teknologi informasi, transportasi,

mesin, konsultasi, layanan konsumen, dan berbagai hal yang sama dengan aktifitas

pendukung dapat dibuat ke dalam pusat laba. Banyak yang dijalankan oleh

perusahaan pusat dan divisi pelayanan pusat, atau mungkin fungsi yang sama untuk

memenuhi unit bisnis. Mereka menuntut konsumen untuk memberikan pelayanan

disertai dengan tujuan keuangan dalam menghasilkan bisnis yang cukup sehingga

besarnya pendapatan yang mereka peroleh sama dengan besarnya beban yang mereka

tanggung. Perusahaan dengan operasional bercabang bertanggungjawab dalam

pemasaran produk perusahaan di dalam wilayah geografis, inilah yang sering disebut

sebagai hakekat pusat laba. Meskipun manajer cabang tidak memiliki tanggungjawab

produksi atau tanggungjawab prosedur, profitabilitas sering dijadikan sebagai alat

pengukur terbaik dalam pelaksanaan mereka. Sayangnya, pengukuran laba itu sendiri

merupakan perangkat untuk memotivasi.

Pengukuran Profitabilitas

Terdapat dua macam pengukuran profitabilitas yang digunakan dalam mengevaluasi

pusat laba, pengukuran tersebut digunakan dalam mengevaluasi organisasi secara

keseluruhan. Pertama, Pengukuran dari pelaksanaan manajemen yang fokus pada

seberapa baik manajer melakukannya. Pengukuran ini digunakan dalam perencanaan,

koordinasi, dan pengendalian aktifitas pusat laba dari hari ke hari dan sebagai

perangkat untuk memberikan motivasi yang lebih baik bagi para manajer. Kedua,
Pengukuran dari pelaksanaan ekonomi yang fokus pada seberapa baik pusat laba

melakukan entitas ekonomi. Contohnya, laporan pelaksanaan manajemen atas toko

cabang mungkin ditunjukkan bahwa manajer toko melakukan pekerjaan yang amat

baik dalam keadaan tertentu, sedangkan laporan pelaksanaan ekonomi mungkin

mengindikasikan bahwa kondisi ekonomi dan persaingan yang ada pada toko tersebut

saat itu tengah kehilangan sebagian milik mereka dan harus ditutup. Informasi yang

dibutuhkan untuk kedua tujuan tersebut biasanya tidak dapat diperoleh dari satu data

saja, karena laporan manajemen digunakan setiap waktu, sedangkan laporan ekonomi

disiapkan hanya dalam saat keadaan terdesak saat keputusan ekonomi harus dibuat,

oleh karena itu, pertimbangan dalam mengkaitkan pengukuran pelaksanaan

manajemen menjadi prioritas utama dalam desain sistem, yang berarti bahwa sistem

tersebut harus didesain untuk mengukur pelaksanaan manajemen secara rutin, disertai

dengan informasi ekonomi yang dapat diperoleh dari berbagai laporan pelaksanaan

diatas atau berasal dari sumber lainnya.

Jenis-jenis Pengukuran Profitabilitas

1. Kontribusi margin

Kontribusi margin menggambarkan besarnya pendapatan dan biaya variabel.

Argumen yang mendasar ini berlaku saat digunakan untuk mengukur

pelaksanaan manajer pusat laba dimana biaya tetap lebih banyak dari yang

mereka perkirakan dan mereka kendalikan, manajer harus memfokuskan

perhatian mereka pada optimalisasi kontribusi. Menitikberatkan pada


kontribusi margin cenderung untuk memperhatikan secara langsung agar

dapat menghindari tanggungjawab ini. Jika beban, seperti penjualan

administrasi tidak dapat diubah ke dalam beban jangka pendek, maka manajer

pusat laba masih bertanggungjawab terhadap efisiensi dan produktifitas

pengendalian tenaga kerja.

2. Laba Langsung

Pengukuran yang diperoleh dari kontribusi pusat laba digunakan untuk

tambahan umum dan dijadikan sebagai laba perusahaan. Seluruh beban

perusahaan ada atau secara langsung ditimbulkan dari hasil menyelidiki pusat

laba, mencari manakah item yang ada dan tidak ada dalam pengendalian

manajer pusat laba. Kelemahan dari pengukuran laba lansung adalah tidak

diakuinya keuntungan yang bisa memotivasi dalam memperoleh biaya yang

besar.

3. Laba yang dikendalikan

Beban utama dapat dikelompokkan ke dalam dua kategor, yakni dapat

dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan. Kategori yang pertama melibatkan

beban yang dapat dikendalikan, yakni pada tingkatnya oleh manajer unit

bisnis- layanan teknologi informasi. Contohnya, Jika biaya melibatkan sistem

pengukuran, maka laba akan tersisa setelah pengurangan seluruh beban yang

mungkin dipengaruhi oleh manajer pusat laba. Kerugian utama yang diperoleh

dari pengukuran ini adalah tidak adanya pengendalian beban-beban utama


yang secara langsung tidak dapat dibandingkan dengan data yang terpublikasi

lainnya atau data asosiasi perdagangan yang melaporkan hasil laba dari

perusahaan lain dalam suatu industri tertentu.

4. Pendapatan sebelum pajak

Dalam pengukuran ini, seluruh biaya overhead perusahaan dialokasikan ke

dalam pusat laba yang didasarkan pada jumlah beban relatif dari setiap pusat

laba. Terdapat dua alasan yang bertentangan dengan alokasi ini. Pertama,

karena biaya terjadi pada departemen staff perusahaan seperti keuangan,

akuntansi, dan manajemen sumber saya manusia yang tidak dikendalikan oleh

manajer pusat laba, kemudian para manaje tersebut tidak menangani secara

akuntabel alokasi-alokasi tersebut.

Kedua, biaya tersebut mungkin sulit untuk mengalokasikan layanan staff

perusahaan dalam menentukan sikap, seberapa banyak jumlah biaya yang

ditimbulkan oleh setiap pusat laba. Akan tetapi juga terdapat tiga alasan dalam

menentukan ukuran perusahaan yang dinilai dari biaya-biaya overhead ke

dalam laporan pelaksanaan pusat laba. Pertama, unit layanan perusahaan harus

memiliki kecenderungan untuk meningkatkan dasar kekuatan mereka serta

menaikkan tingkat kepemilikan mereka tanpa melihat dampak bagi

perusahaan secara menyeluruh. Kedua, pelaksanaan dari setiap pusat laba

akan menjadi lebih realistis dan lebih cepat dibandingkan dengan pelaksanaan

para pesaing yang membayar layanan yang sama. Terakhir, ketika manajer
tahu bahwa pusat tanggungjawab tidak akan menunjukkan kerugian seluruh

biaya, termasuk alokasi saham pada overhead perusahaan, yang ditutup,

mereka termotivasi untuk membuat keputusan pasar jangka panjang hingga

menentukan harga, campuran produk, yang pada akhirnya memberikan

keuntungan bagi perusahaan secara menyeluruh.

Jika pusat laba bertanggungjawab atas overhead perusahaan, barang-barang y

harus dihitung dengan menggunakan dasar penganggaran dibandingkan

dengan menggunakan biaya aktual yang nantinya akan menghasilkan laporan

jumlah barang. Hal ini dipastikan bahwa manajer pusat laba tidak protes

mengenai hak mereka dalam mengalokasikan atau kurangnya pengendalian

biaya yang dianggap lebih, atau karena pelaksanaan mereka melaporkan

bahwa tidak ada varian dalam alokasi biaya overhead.

5. Pendapatan

Terdapat dua alasan yang bertentangan dengan menggunakan pengukuran :

a. Pendapatan setelah pajak sering memiliki persentase yang tetap

dimana jika hal tersebut tetap dipakai maka tidak akan ada keuntungan

pada pendapatan pajak dalam perusahaan, dan

b. Karena banyak keputusan yang mempengaruhi pendapatan pajak yang

dibuat di perusahaan utama, maka hal tersebut tidak dapat dipakai

untuk menilai manajer pusat laba.


Pusat laba mungkin mempengaruhi pendapatan pajak melalui angsuran mereka

seperti kebijakan kredit, keputusan mereka dalam memperoleh atau mendisposing

peralatan, dan penggunaan mereka terhadap prosedur akuntansi umum yang dapat

diterima hingga membedakan antara pendapatan bersih dan pendapatan pajak.

Pendapatan

Pada berbagai situasi, dua atau lebih pusat laba mungkin terlibat dalam mensukseskan

usaha penjualan, secara idelanya pusat laba memberikan jangka waktu kredit yang

tepat sebagai bagian dari transaksi yang dilakukan. Misalnya, seorang penjual dari

unit bisnis A mungkin merupakan induk perusahaan yang berhubungan dengan

seorang pelanggan, namun pesanan pelanggan dialamatkan pada seorang penjual tadi

yang mungkin merupakan produk yang dibawa oleh unit bisnis B. Penjual dari unit

bisnis A tidak akan mengejar pesanan yang seperi itu jika seluruh hasil pendapatan

dikreditkan untuk unit bisnis B.

Banyak perusahaan yang tidak mencurahkan perhatian mereka untuk menyelesaikan

permasalahan dalam pendapatan. Mereka mengambil posisi yang dapat menjelaskan

tanggungjawab yang tepat bagi pendapatan yang dihasilkan secara berturut-turut

hingga permasalahan dalam praktiknya, serta pihak penjual harus mengakui bahwa

mereka tidak bekerja hanya untuk pusat laba mereka sendiri namun juga untuk

perusahaan. Perusahaan lain berusaha untuk menguraikan tanggungjawab mereka

demi kepentingan penjualan dengan cara mengkredit unit bisnis yang mengambil
pesanan atas produk yang ditangani oleh unit lain disertai perluasan dari komisi

perdagangan atau pencari dana.

Pertimbangan Manajemen

Hampir kekacauan dalam pengukuran pelaksanaan manajer pusat laba ditimbulkan

oleh gagalnya pemisahan pengukuran dari para manajer yang berasal dari pengukuran

ekonomi pusat laba. Jika satu mempertimbangkan masalah pengukuran yang

dilakukan manajer sendirian, maka solusi yang dapat dijadikan bukti adalah para

manajer harus melakukan pengukuran yang bertentangan dengan persoalan yang

dapat mereka pengaruhi, bahkan jika mereka tidak memiliki sejumlah pengendalian

terhadap perosalan-persoalan tersebut. Pada jenis perusahaan seperti ini persoalan

tersebut biasanya melibatkan seluruh biaya yang terjadi secara langsung dalam pusat

laba. Manajer harus mengukur dengan menggunakan dasar pendapatan setelah pajak

hanya jika mereka dapat mempengaruhi sejumlah pajak yang tiap unit mereka

bayarkan, dan persoalan tersebut secara jelas tidak dapat mempengaruhi, seperti

fluktuasi mata uang, yang harus dieliminasi.

Anda mungkin juga menyukai