Pembahasan
2.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Pemeriksaan
Menurut ketentuan pasal 1 ayat (24) UU No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan UU No.16 Tahun 2000 (UU KUP),
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk
mencari, mengumpulkan, mengolah data dan/atau keterangan lainnya untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan.
Pelaksanaan pemeriksaan pajak dilakukan oleh pemeriksa pajak yang telah ditunjuk dan
dibuktikan dengan suatu tanda pengenal pemeriksa pajak. Mereka yang melakukan
pemeriksaan pajak telah dibekali dengan pendidikan berkaitan dengan tata cara pemeriksaan
dan pendidikan terkait dengan materi UU Pajak yang berkaitan dengan objek yang akan
diperiksa. Konsep pemeriksaan terhadap WP berkaitan dengan UU Perpajakan tentunya
berbeda dengan konsep pemeriksaan menurut auditing dan akuntansi, karena dalam
pemeriksaan auditing dan akuntansi umumnya objek pemeriksaan yang digunakan adalah
laporan keuangan perusahaan, yang dilakukan oleh pihak independen yang ditetapkan oleh
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Konsep pemeriksaan yang dilakukan oleh
akuntan publik dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematis untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat penyesuaian antara pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Secara khusus ditinjau dari sudut auditor independen, audit adalah pemeriksaan secara
objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan
untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar
keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.
Sementara tu, konsep pemeriksaan pajak menurut UU Pajak merupakan salah satu hak
yang dimiliki fiskus dengan tujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
pembayaran pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan perundang
undangan pajak. Pemeriksaan pajak merupakan salah satu pilar fungsi penegakan hukum (law
enforcement) yang dilakukan pemerintah dalam kerangka sistem self assessment. Sementara
itu, pilar lainnya adalah penyidikan pajak (tax investigation), dan penagihan pajak (tax
collection).
2.2. Pedoman Pemeriksaan, Norma Pemeriksaan, dan Pelaksanaan Pemeriksaan
Pedoman Pemeriksaan Pajak
Dalam melaksanakan pemeriksaan, pemeriksa pajak harus mengetahui pedoman
pemeriksaan pajak yang meliputi tiga hal, yaitu :
1. Pedoman Umum Pemeriksaan Pajak
Yang diatur dalam pedoman umum ini berkaitan dengan masalah sumber daya
manusia, yang ditentukan sebagai berikut :
- Telah mendapat pendidikan teknis yang cukup dan memiliki keterampilan
-
tercela
Menggunakan keahliannya secara cermat dan saksama serta memberikan
saksama
Luas pemeriksaan ditentukan berdasarkan petunjuk yang diperoleh yang
harus dikembangkan melalui pencocokan data, pengamatan, tanya jawab,
perpajakan.
3. Pedoman Laporan Pemeriksaan Pajak
Yang diatur dalam pedoman ini adalah sebagai berikut :
- Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) disusun secara ringkas dan jelas,
memuat ruang lingkup sesuai tujuan pemeriksaan, memuat kesimpulan
pemeriksaan pajak yang didukung temuan yang kuat tentang ada atau
tidaknya penyimpangan terhadap peraturan perundang undangan
perpajakan, yang memuat pola pengungkapan informasi yang terkait
LPP
yang
berkaitan
dengan
pengungkapan
penyimpanan
Surat
mengenai
berbagai
faktor
perbandingan
nilai
absolut
dari
lainnya
LPP harus didukung oleh daftar yang lengkap dan rinci sesuai dengan
tujuan pemeriksaan.
Norma Pemeriksaan
Norma pemeriksaan dibuat agar pemeriksa pajak dan WP yang akan diperiksa masing
masing mengetahui hak dan kewajibannya dalam pemeriksaan serta adanya
kepastian hukum dalam rangka pelaksanaan UU perpajakan. Norma norma yang
dimaksudkan adalah sebagai berikut :
1. Norma Pemeriksaan Pemeriksa Pajak dalam Rangka Pemeriksaan Lapangan :
- Pemeriksa pajak harus memiliki Tanda Pengenal Pemeriksa dan dan
dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan pada waktu melakukan
-
pemeriksaan
Pemeriksa pajak wajib memberikatahukan secara tertulis tentang akan
pemenuhan
kewajiban
perpajakan
sehubungan
dengan
Pemeriksa
pajak,
dengan
menggunakan
surat
panggilan
yang
rangka pemeriksaan
Pemeriksa pajak wajib menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
pemenuhan
kewajiban
perpajakan
sehubungan
dengan
Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan Lapangan yang seluruhnya disetujui WP atau kuasanya
Kerja
pemberitahuan
WP atau kuasanya wajib menandatangani surat pernyataan persetujuan
keadaan usaha WP
Melakukan penyegelan tempat atau ruangan apabila WP atau wakil
kuasanya tidak memberi kesempatan untuk memasuki tempat tersebut
Meminta keterangan atau data yang diperlukan dari pihak ketiga yang
memiliki hubungan dengan WP yang diperiksa
Penuntutan tindak Pidana Pajak merupakan rangkaian hukum berikutnya setelah proses
hukum penyidikan berjalan tuntas. Sesuai hukum acara pidana, penuntut umumlah yang
menentukan kebijakan suatu penuntutan, termasuk penuntutan tindak pidana di bidang
perpajakan. Penuntut umum adalah jaksa yang diberikan wewenang oleh UU untuk
melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim. Sedangkan, Jaksa adalah pejabat
yang diberi wewenang oleh UU untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Dengan demikian, yang
bertindak melakukan penuntutan tindak pidana perpajakan adalah jaksa yang diberi
wewenang oleh UU. Pengertian penuntutan itu sendiri adalah tindakan penuntut umum untuk
melimpahkan perkara ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara
yang diatur dalam UU dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim disidang
pengadilan.