Anda di halaman 1dari 25

PELAPORAN KORPORAT

Kurs Valuta Asing

Disusun Oleh :

Septiana Indrawati 55519110002

Program Studi Magister Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………...1


BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….3
2.1 Perubahan kurs valuta asing…………………………………...3
2.2 Pengaruh perubahan kurs valuta asing………………………...6
2.2.1 Investasi Neto di dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri………..6
2.2.2 Pos – pos Moneter…………………………………………….6
2.2.3 Pelaporan Pada Tanggal Neraca................................................7
2.2.4 Transaksi Valuta Berjangka......................................................7
2.2.5 Investasi Neto Dalam Suatu Entitas Asing...............................8
2.2.6 Perlakuan Alternative Diijinkan………………………………9
2.2.7 Pelaporan Transaksi Mata Uang Asing Ke Dalam Mata Uang
Fungsional…………………………………………………...10
2.2.8 Penggunaan Mata Uang Pelaporan Selain Mata Uang
Fungsional…………………………………………………..13
2.2.9 Pengungkapan……………………………………………….16
BAB III PERTANYAAN DAN JAWABAN………………..……….18
BAB IV JURNAL INTERNATIONAL…………...…………………21
3.1 Judul penelitian……………………………………………….21
3.2 Peneliti………………………………………………………..21
3.3 Tahun penelitian……………………………………………....21
3.4 Variable……………………………………………………….21
3.5 Sample………………………………………………………...21
3.6 Software………………………………………………………21
3.7 Unit Analisa…………………………………………………..21
3.8 Hasil…………………………………………………………..22
BAB V PENUTUP……………………………………………………..23
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………....24

1
BAB I

PENDAHULUAN

Pada dasarnya, mata uang fungsional (mata uang pengukuran) adalah mata

uang yang digunakan dalam transaksi pengukuran. Sedangkan mata uang

pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan.

PSAK 10 mensyaratkan bahwa suatu perusahaan mengukur transaksinya

menggunakan mata uang fungsionalnya dan membolehkan perusahaan

menyajikan laporan keuangannya dengan menggunakan mata uang apa saja.

Namun PSAK 10 paragraf 38 juga menyatakan bahwa mata uang pelaporan di

Indonesia adalah Rupiah.

Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing

dalam dua cara. Entitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau

memiliki kegiatan usaha luar negeri. Di samping itu, suatu entitas dapat

menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang asing. Tujuan dari Pernyataan

ini adalah untuk menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam

mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu

entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan kedalam suatu mata uang

pelaporan.

Permasalahan utama adalah nilai tukar mana yang digunakan dan

bagaimana melaporkan pengaruh dari perubahan nilai tukar dalam laporan

keuangan. PSAK 10 Mengenai Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing

mengatur tentang bagaimana perlakuan dalam menggunakan valuta asing ketika

terjadi transaksi-transaksi yang berhubungan dengan akuntansi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERUBAHAN KURS VALUTA ASING

Dewan Standar Akuntansi keuangan IAI kembali merevisi salah satu

PSAK-nya, yaitu PSAK 10 yang menggantikan PSAK 10 (1994) "Transaksi

Dalam Mata Uang Asing". PSAK 11 (1994) "Penjabaran Laporan Keuangan

dalam Mata Uang Asing", dan PSAK 52 (198) "Mata Uang Pelaporan". PSAK ini

akan efektif per 1 Januari 2012.

Berikut adalah istilah yang digunakan pada PSAK 10 terkait Pengaruh

Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing

1. Investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri adalah jumlah

kepentingan entitas pelapor dalam asset neto dari kegiatan usaha luar

negeri tersebut.

2. Kegiatan usaha luar negeri adalah entitas anak, asosiasi, ventura

bersama atau cabang dari entitas pelapor yang aktiitasnya

dilaksanakan di Negara yang mata uangny a menggunakan mata uang

selain mata uang pelapor.

3. Kelompok usaha adalah suatu entitas induk dan seluruh anaknya.

4. Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang

5. Kurs penutup adalah kurs spot pada akhir periode pelaporan

6. Kurs Spot adalah kurs untuk realisasi segera

7. Mata Uang Asing adalah mata uang selain mata uang funsional suatu

entitas

3
8. Mata Uang Fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi

utama dimana entitas beroperasi.

9. Mata uang penyajian adalah mata uang yang digunakan dalam

penyajian laporan keuangan.

10. Pos-pos moneter adalah unit mata uang yang dimiliki serta asset atau

liabilitas yang akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit mata

uang yang tetap atau dapat ditentukan.

11. Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah

tertentu satu mata uang kedalam mata uang lain pada kurs yang

berbeda.

Lingkungan ekonomi utama dimana sebuah entitas beroperasi adalah

lingkungan dimana entitas tersebut utamanya menghasilkan dan mengeluarkan

kas. Suatu entitas mempertimbangkan faktor-faktor berikut dalam menentukan

mata uang fungsionalnya:

1. Mata Uang:

a. yang paling mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa

(mata uang ini seringkali menjadi mata uang dimana harga jual

untuk barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan); dan

b. dari suatu negara yang kekuatan persaingan dan perundang-

undangannya sebagian besar menentukan harga jual dari barang

dan jasanya.

2. Mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, material

dan biaya-biaya lain dari pengadaan barang atau jasa (mata uang ini

4
seringkali menjadi mata uang dimana biaya-biaya tersebut

didenominasikan dan diselesaikan).

Faktor-faktor berikut juga dapat memberikan bukti dari mata uang

fungsional suatu entitas:

1. Mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain

penerbitan instrumen utang dan instrumen ekuitas) dihasilkan.

2. Mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada

umumnya ditahan.

Faktor-faktor berikut ini dipertimbangkan dalam menentukan mata uang

fungsional dari suatu kegiatan usaha luar negeri, dan apakah mata uang

fungsionalnya sama seperti mata uang entitas pelapor (entitas pelapor, dalam

konteks ini, merupakan entitas yang memiliki kegiatan usaha luar negeri sebagai

entitas anak, cabang, entitas asosiasi atau ventura bersama):

1. Apakah aktivitas-aktivitas dari kegiatan usaha luar negeri

dilaksanakan sebagai suatu perpanjangan dari entitas pelapor, bukan

dilaksanakan dengan otonomi yang signifikan.

2. Tinggi rendahnya proporsi kegiatan usaha luar negeri terhadap

transaksi dengan entitas pelapor.

3. Apakah arus kas dari kegiatan usaha luar negeri secara langsung

mempengaruhi arus kas entitas pelapor dan apakah arus kas tersebut

siap tersedia untuk dikirimkan ke entitas pelapor.

4. Apakah arus kas dari aktivitas-aktivitas kegiatan usaha luar negeri

cukup untuk membayar kewajiban instrumen utang yang ada ataupun

5
yang diperkirakan dapat terjadi tanpa adanya dana yang disediakan

oleh entitas pelapor.

Mata uang fungsional suatu entitas mencerminkan transaksi, kejadian dan

kondisi yang mendasari yang relevan. Sehingga, sekali ditentukan, mata uang

fungsional tidak berubah kecuali ada perubahan pada transaksi, kejadian dan

kondisi yang mendasari tersebut.

2.2 PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING


2.2.1 Investasi Neto di dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri

Entitas mungkin memiliki suatu pos moneter yang merupakan tagihan dari

atau utang kepada suatu kegiatan usaha luar negeri. Suatu pos yang

penyelesaiannya tidak direncanakan ataupun mungkin tidak akan terjadi dimasa

mendatang, pada hakekatnya adalah bagian dari investasi neto entitas tersebut di

dalam kegiatan usaha luar negeri, dan diperlakukan sesuai dengan paragraf 30 dan

31. Pos-pos moneter ini mungkin mencakup piutang atau utang jangka panjang.

Pos-pos moneter ini tidak mencakup piutang dagang atau utang dagang.

2.2.2 Pos – pos Moneter

Fitur utama dari suatu pos moneter adalah hak untuk menerima (atau

kewajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat

ditentukan. Contoh yang termasuk didalamnya: pensiun dan imbalan kerja lainnya

harus dibayar dalam kas, kewajiban diestimasi yang harus diselesaikan secara kas,

dan dividen kas yang diakui sebagai kewajiban. Demikian juga, suatu kontrak

untuk menerima (atau menyerahkan) suatu jumlah variabel dari instrumen ekuitas

6
yang dimiliki oleh entitas atau suatu jumlah variabel dari suatu aset yang nilai

wajarnya harus diterima (atau diserahkan) setara dengan suatu jumlah unit mata

uang yang tetap atau dapat ditentukan, adalah merupakan suatu pos moneter. Fitur

utama dari dari suatu pos nonmoneter adalah tidak adanya hak untuk menerima

(atau kewajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau

dapat ditentukan.

2.2.3 Pelaporan Pada Tanggal Neraca

Pada setiap tanggal neraca :

1. Pos asset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan

kedalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tangga neraca.

Apabila terdapat kesulitaan dalam menentukan kurs tanggal neraca,

dapat digunakan kurs tengah BI sebagai indicator yang obyektif.

2. Pos nonmoneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs

tanggal neraca, tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan

kurs tanggal transaksi, dan

3. Pos nonmoneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang

asing harus dilaporkan dengan menggunakankurs yang berlaku pada

saat nilai tersebut ditentukan.

2.2.4 Transaksi Valuta Berjangka

Salah satu transaksi valuta berjangka SWAP adalah transaksi pertukaran

dua valuta asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara

berjangka. Pada hakekatnya transaksi tersebut dilakukan untuk lebih mendapatkan

7
kepastian tentang kurs penjabaran yang bersifat tetap selama dalam kontrak

sehingga pembuat transaksi terhindar dari kerugian akibat perubahan kurs. Dalam

transaksi SWAP pembuat transaksi umumnya memperhitungkan premi yang

ditetapkan terlebih dahulu.Perlakuan akuntansi transaksi valuta berjangka yang

dilakukan untuk tujuan hedging utang adalah sebagai berikut :

a. Selisih kurs tunai (spor rate) dan kurs masa depan (forward rate)

dicatat) sebagai diskonto atau premi yang harus diamortisasi sesuai

dengan jangka waktu kontrak valuta berjangka;

b. Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk utang dalam

mata uang asing (yang diproteksi melalui hedging), forward

receivable, dan forward payable dalam mata uang asing. Selisih kurs

yang timbul sebagai akibat perbedaan antara kurs tanggal neraca

dengan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi diakui sebagai

keuntungan atau kerugian kurs periode berjalan;

c. Dalam neraca, forward receivable atau forward payable, dan diskonto

atau premi yang belum diamortisasi yang timbul dari kontrak valuta

berjangka yang berhubungan harus dijadikan satu dibagian asset atau

kewajiban. Bergantung pada posisi neto dari seluruh pos tersebut.

2.2.5 Investasi Neto Dalam Suatu Entitas Asing

Selisih kurs yang timbul pada suatu pos moneter yang dalam substansinya

membentuk bagian investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus

diklasifikasikan sebagai suatu ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga

saat pelepasan (disposal) investasi neto dan pada saat tersebut harus diakui

sebagai pendapatan atau beban (PSAK 11).

8
Selisih kurs yang timbul dari kewajiban valuta asing yang diperhitungkan

sebagai hedging dari investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus

diklasifikasikan sebagai suatu ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan

pelepasan (disposal) investasi neto, dan pada saat tersebut harus diakui sebagai

pendapatan atau sebagai beban (PSAK 11)

Kecuali untuk hal-hal yang diuraikan dalam uraian selisih kurs diatas,

selisih penjabaran pada asset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada

tanggal neraca dan laba rugi kurs yang timbul dari transaksi dlam mata uang asing

dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan.

2.2.6 Perlakuan Alternative Diijinkan

Selisih kurs dapat disebabkan oleh devaluasi atau depresiasi luar biasa

suatu mata uang dalam keadaan tidak tersedia fasilitas hedging dan menimbulkan

kewajiban yang tidak terselesaikan akibat perolehan asset yang baru saja

dilakukan dan harus dilunasi dalam mata uang asing. Selisih kurs tersebut dapat

dimasukkan sebagai nilai tercatat (carrying amount) asset sepanjang nilai tercatat

asset yang disesuaikan tidak melebihi jumlah terendah antara biaya pengganti

(replacement cost) dan jumlah yang dapat diperoleh kembali (amount

recoverable) dari penjualan atau penggunaan asset tersebut. Alternative yang

dipilih harus diungkapkan secukupnya.

9
2.2.7 Pelaporan Transaksi Mata Uang Asing Ke Dalam Mata Uang

Fungsional

A. Pengakuan Awal

Suatu transaksi mata uang asing adalah suatu transaksi yang

didenominasikan atau memerlukan penyelesaian dalam suatu mata uang asing,

termasuk transaksi-transaksi yang timbul ketika suatu entitas:

a. membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasikan

dalam suatu mata uang asing.

b. meminjam atau meminjamkan dana ketika jumlah yang merupakan utang atau

tagihan didenominasikan dalam suatu mata uang asing; atau

c. memperoleh atau melepas aset, atau mengadakan atau menyelesaikan

kewajiban yang didenominasikan dalam suatu mata uang asing.

B. Pelaporan Pada Akhir Periode Pelaporan Berikutnya

Jumlah tercatat dari suatu pos ditentukan sejalan dengan Pernyataan lain

yang relevan. Sebagai contoh, aset tetap dapat diukur dengan nilai wajar atau

biaya historis sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap. Apakah jumlah tercatat

ditentukan berdasarkan biaya historis ataupun berdasarkan nilai wajar, jika jumlah

nya ditentukan dalam mata uang asing maka kemudian dijabarkan kedalam mata

uang fungsional sesuai Pernyataan ini.

a. pos moneter mata uang asing harus dijabarkan menggunakan kurs

penutup;

b. pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis, dalam suatu mata uang

asing harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal transaksi;

dan

10
c. pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar, dalam mata uang asing

harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal ketika nilai

wajar ditentukan.

C. Pengakuan Selisih Nilai Tukar

Selisih nilai tukar yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada

penjabaran pos moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter

tersebut dijabarkan pada pengakuan awal selama periode atau pada periode

laporan keuangan sebelumnya, harus diakui dalam laba atau rugi dalam periode

pada saat terjadinya.

Ketika pos moneter timbul dari transaksi mata uang asing dan terdapat

perubahan dalam nilai tukar antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian,

terjadilah sejumlah selisih nilai tukar. Ketika transaksi diselesaikan dalam suatu

periode akuntansi yang sama seperti saat transaksi itu terjadi, semua selisih nilai

tukar diakui dalam periode itu. Namun ketika transaksi diselesaikan dalam

periode akuntansi berikutnya, selisih nilai tukar yang diakui dalam setiap periode

sampai pada tanggal penyelesaian, ditentukan dengan perubahan pada nilai tukar

selama masing-masing periode.

Ketika suatu keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui

dalam pendapatan komprehensif lain, setiap komponen perubahan dari

keuntungan atau kerugian itu harus diakui dalam pendapatan komprehensif lain.

Sebaliknya, ketika keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui

dalam laba atau rugi, setiap komponen perubahan dari keuntungan atau kerugian

tersebut harus diakui dalam laba atau rugi.

11
Ketika suatu pos moneter membentuk bagian dari investasi neto suatu

entitas pelapor dalam suatu kegiatan usaha luar negeri dan didenominasikan

dalam mata uang fungsional dari entitas pelapor, suatu selisih nilai tukar muncul

dalam laporan keuangan individual kegiatan usaha luar negeri. Jika pos moneter

tersebut didenominasikan dalam mata uang fungsional dari kegiatan usaha luar

negeri itu, selisih nilai tukar muncul di dalam laporan keuangan terpisah suatu

entitas pelapor. Jika pos moneter tersebut didenominasikan dalam suatu mata

uang selain mata uang fungsional baik entitas pelapor atau kegiatan usaha luar

negeri, suatu selisih nilai tukar muncul dalam laporan keuangan terpisah entitas

pelapor dan dalam laporan keuangan individual kegiatan usaha luar negeri. Selisih

nilai tukar tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada laporan

keuangan yang mencakup kegiatan usaha luar negeri dan entitas pelapor (yaitu

laporan keuangan yang didalamnya kegiatan usaha luar negeri dikonsolidasikan,

dikonsolidasikan secara proporsional atau dihitung dengan menggunakan metode

ekuitas).

D. Perubahan Dalam Mata Uang Fungsional

Pengaruh dari perubahan dalam mata uang fungsional diperlakukan secara

prospektif. Dalam kata lain, suatu entitas menjabarkan semua pos-pos ke dalam

mata uang fungsional yang baru menggunakan nilai tukar pada tanggal perubahan

itu. Hasil dari jumlah yang dijabarkan untuk pos nonmoneter dianggap sebagai

biaya historis entitas. Selisih nilai tukar yang timbul dari penjabaran kegiatan

usaha luar negeri, yang sudah diakui sebelumnya di dalam pendapatan

komprehensif lain tidak dikelompokkan ulang dari ekuitas ke dalam laba atau rugi

sampai pelepasan kegiatan usaha tersebut.

12
2.2.8 Penggunaan Mata Uang Pelaporan Selain Mata Uang Fungsional

A. Penjabaran dalam mata uang pelaporan

Entitas dapat menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang (atau

beberapa mata uang) apapun. Jika mata uang penyajian berbeda dari mata uang

fungsional entitas, entitas menjabarkan hasil dan posisi keuangannya ke dalam

mata uang penyajian.

Hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas yang mata uang fungsionalnya

bukan mata uang dari suatu ekonomi hiperinfl asi1 harus dijabarkan ke dalam

mata uang pelaporan yang berbeda menggunakan prosedur sebagai berikut:

a. aset dan laibilitas untuk setiap laporan dari posisi keuangan yang disajikan

(yaitu termasuk komparatif) harus dijabarkan menggunakan kurs penutup

pada tanggal laporan dari posisi keuangan itu.

b. pendapatan dan beban untuk setiap laporan laba rugi komprehensif atau

laporan laba rugi terpisah yang disajikan (yaitu termasuk komparatif)

harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal transaksi; dan

c. semua hasil dari selisih nilai tukar harus diakui dalam pendapatan

komprehensif lain.

Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati nilai tukar pada tanggal

transaksi, contohnya suatu kurs rata-rata untuk periode itu, sering digunakan

untuk menjabarkan pos pos pendapatan dan beban. Bagaimanapun, jika nilai tukar

berfluktuasi secara signifikan, penggunaan kurs rata-rata untuk suatu periode

adalah tidak tepat.Selisih nilai tukar dihasilkan dari:

a. penjabaran pendapatan dan beban dengan nilai tukar pada tanggal

transaksi dan aset serta kewajiban dengan kurs penutup.

13
b. penjabaran saldo awal aset neto dengan kurs penutup yang berbeda dari

kurs penutup sebelumnya.

Selisih nilai tukar ini tidak diakui dalam laba atau rugi karena perubahan

dalam nilai tukar memiliki sedikit atau tidak memi- liki pengaruh langsung

terhadap arus kas sekarang dan masa depan dari kegiatan usaha. Jumlah kumulatif

dari selisih nilai tukar disajikan dalam suatu komponen terpisah dari ekuitas

sampai pelepasan kegiatan usaha luar negeri tersebut. Ketika selisih nilai tukar

yang terkait dengan kegiatan usaha luar negeri yang dikonsolidasikan tetapi tidak

sepenuhnya dimiliki, akumulasi selisih nilai tukar yang timbul dari penjabaran

dan dapat diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali dialokasikanke, dan

diakui seba gai bagian dari, kepentingan nonpengendali dalam laporan konsolidasi

dari posisi keuangan.

B. Penjabaran Kegiatan Usaha Luar Negeri

Penggabungan dari hasil dan posisi keuangan dari suatu kegiatan usaha

luar negeri dengan entitas pelapor mengikuti prosedur konsolidasi normal, seperti

eliminasi saldo antar kelompok dan transaksi antar kelompok dari suatu entitas

anak (lihat PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan

Tersendiri dan PSAK 12: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama). Namun,

suatu aset atau kewajiban moneter antar kelompok, baik jangka pendek atau

jangka panjang, tidak dapat dieliminasi terhadap kewajiban atau aset antar

kelompok tanpa menunjukkan hasil fluktuasi mata uang dalam laporan keuangan

konsolidasian.

Hal ini karena pos moneter menggambarkan suatu komitmen untuk

mengkonversi satu mata uang ke dalam mata uang lainnya dan mengakibatkan

14
suatu entitas pelapor memiliki resiko atas keuntungan atau kerugian melalui fl

uktuasi mata uang. Sehingga, dalam laporan keuangan konsolidasian dari suatu

entitas pelapor, selisih nilai tukar ini diakui dalam laba atau rugi atau, jika selisih

nilai tukar ini timbul dari kondisi-kondisiyang digambarkan dalam paragraf 30,

selisih ini diakui dalampendapatan komprehensif lain dan diakumulasikan dalam

suatu komponen terpisah dari ekuitas sampai pelepasan kegiatan usaha luar

negeri.

Ketika laporan keuangan dari suatu kegiatan usaha luar negeri memiliki

tanggal yang berbeda dari entitas pelapor, kegia tan usaha luar negeri sering

mempersiapkan laporan tambahan dengan tanggal yang sama seperti laporan

keuangan entitas pela por. Ketika hal ini tidak dilakukan, PSAK 4 mengijinkan

penggunaan tanggal yang berbeda yang menunjukkan bahwa perbedaan tersebut

tidak lebih dari tiga bulan dan penyesuaian dibuat untuk dampak dari setiap

transaksi signifi kan atau kejadian lain yang terjadi antara tanggal yang berbeda

tersebut. Dalam kasus demikian, asset dan kewajiban dari kegiatan usaha luar

negeri dijabarkan pada nilai tukar pada akhir periode pelaporan dari kegiatan

usaha luar negeri itu. Penyesuaian dibuat untuk perubahan yang signifikan dalam

nilai tukar sampai akhir periode pelaporan dari entitas pelapor sesuai dengan

PSAK 4. Pendekatan yang sama digunakan dalam penerapan metode ekuitas

untuk entitas asosiasi dan ventura bersama dan dalam penerapan konsolidasi

secara proporsional untuk ventura bersama sesuai dengan PSAK 15 dan PSAK 12.

C. Pengaruh Pajak atas Semua Selisih Nilai Tukar

Keuntungan atau kerugian pada transaksi mata uang asing dan selisih nilai

tukar yang timbul pada penjabaran hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas

15
(termasuk suatu kegiatan usaha luar negeri) ke dalam suatu mata uang yang

berbeda mungkin memiliki pengaruh pajak. PSAK 46 diterapkan ke pengaruh

pajak ini.

2.2.9 Pengungkapan

Entitas terkadang menyajikan laporan keuangannya atau informasi

keuangan lainnya dalam suatu mata uang yang bukan mata uang fungsionalnya

tanpa memenuhi persyaratanpersyaratan dari paragraf 51. Contohnya, suatu

entitas dapat melakukan konversi hanya terhadap pos-pos tertentu dari laporan

keuangannya. Atau, suatu entitas yang mata uang fungsionalnya bukan mata uang

dari suatu ekonomi hiperinflasi dapat melakukan konversi terhadap laporan

keuangannya ke dalam mata uang lain dengan menjabarkan semua pos-pos

dengan kurs penutup terkini. Konversi sebagaimana disebut di atas tidak sesuai

dengan PSAK dan pengungkapan yang dijelaskan dalam paragraf 54

dipersyaratkan.

Ketika entitas menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan

lainnya di dalam suatu mata uang yang berbeda baik dari mata uang

fungsionalnya maupun dari mata uang pela porannya, dan persyaratan-persyaratan

dari paragraf 52 tidak dipenuhi, entitas harus:

1. Jumlah selisih kurs yang diperhitungkan dalam laba neto atau kerugian

untuk periode tersebut,

2. Selisih kurs neto yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai

suatu unsure yang terpisah, dan rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada

awal dan akhir periode, dan

16
3. Jumlah selisih kurs yang timbul selama periode, yang termasuk dalam

nilai tercatat suatu asset sesuai dengan perlakuan alternative yang

diijinkan.

17
BAB III

PERTANYAAN DAN JAWABAN

Bagaiamana cara pemerintah mengontrol lembaga-lembaga penukaran

valuta asing agar uang beredar terkontrol?

Jawab :

a) Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Operasi pasar terbuka

adalah cara mengendalikan uang yang beredar denganmenjual atau

membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jikaingin

menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga

pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka

pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat.

Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau

singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas

Surat Berharga PasarUang.

b) Fasilitas Diskonto ( Discount Rate) Fasilitas diskonto adalah pengaturan

jumlah uang yang beredar denganmemainkan tingkat bunga bank sentral

pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan

uang sehingga harus meminjam ke bank sentral.Untuk membuat jumlah

uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta

sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar

berkurang.

c) Rasio Cadangan Wajib ( Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan

wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar denganmemainkan

18
jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.

Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasiocadangan

wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan

rasio.

d) Imbauan Moral ( Moral Persuasion) Himbauan moral adalah kebijakan

moneter untuk mengatur jumlah uang beredardengan jalan memberi

imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya sepertimenghimbau

perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkankredit

untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar

bankmeminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah

uang beredar pada perekonomian.

Perbedaan antara keuntungan atau kerugian transaksi dengan keuntungan

atau kerugian translasi ?

Jawab :

▪ Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan dan

penurunan ekuitas investasi asing dalam mata uang domestik dan harus

diakui, sedangkan

▪ Keuntungan dan kerugian transaksi timbul akibat selisih kurs. Keuntungan

dan kerugian transaksi disajikan dalam lapora L/R tahun berjalan dalam

pos keuntungan dan kerugian transaksi mata uang asing.

19
Sebutkan pengertian nilai tukar kini, historis dan rata-rata dalam konteks

translasi mata uang asing. Kurs nilai tukar yang mana yang menimbulkan

keuntungan dan kerugian translasi?

Jawab:

a) Kurs kini (current) adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan

keuangan

b) Kurs historis adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata

uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata

uang asing pertama kali terjadi

c) Kurs rata-rata adalah rata-rata sederhan atau tertimbang dari kurs nilai

tukar kini atau kurs nilai tukar historis

Penggunaan kurs nilai tukar historis melindungi laporan keuangan dari

keuntungan dan kerugian translasi mata uangasing yaitu dari kenaikan atau

penurunan dalam equivalen dolar saldo mata uang asing yang timbul dari

fluktuasi kurs translasi antar periode pelaporan. Sedangkan pilihan kurs

nilai tukar yang paling tepat tidak terlalu jelas karena setiap mata uang

dalam suatu waktu dipengaruhi oleh beberapa jenis kurs nilai tukar.

20
BAB IV

JURNAL INTERNATIONAL

3.1 Judul penelitian


Asymmetric effects of industrial production, money supply and exchange rate
changes on stock returns in Turkey

3.2 Peneliti
Ahmet Tiryaki (Anadolu University)
Levent Erdogan (Anadolu University)
Resat Ceylan (Pamukkale University)

3.3 Tahun penelitian


Tahun penelitian ini yakni pada tahun 2018

3.4 Variable
Economic activity (IPI)
Money supply (M3)
Real broad effective exchange rate (RER)
Stock return

3.5 Sample
Perusahaan yang masuk ke dalam Indeks BIST100 Istanbul (mencakup indeks
keuangan dan industri terbesar di Turki)

3.6 Software
Software yang digunakan yakni Ordinary Least Squares regression (OLS)

3.7 Unit Analisa


Studi ini menggunakan data bulanan untuk Turki yang mencakup dua periode
sampel: Periode sampel penuh 1994: 01–2017: 05 dan periode subsampel 2002:
01–2017: 05.

21
3.8 Hasil
• Kebijakan moneter kontraktif mengurangi pengembalian saham lebih dari
yang didorong oleh kebijakan moneter ekspansif, asimetri juga lebih
menonjol dalam kasus kebijakan moneter kontraktif dan apresiasi mata
uang terjadi bersamaan.
• Hasil estimasi NARDL menunjukkan bahwa kenaikan IPI di Turki
menyebabkan return saham BIST100 meningkat. Dengan menggunakan
IPI sebagai proksi untuk mengukur kegiatan ekonomi, baik secara teoritis
maupun empiris, Kegiatan ekonomi dan harga saham diharapkan
berhubungan positif.
• Peluang keuntungan perusahaan meningkat, dan sebagai akibatnya,
meningkatkan harga saham dan pengembalian. perubahan positif di M3
dan pengembalian saham seperti yang ditunjukkan oleh hasil penelitian
ini.
• Studi ini juga menemukan hubungan asimetris antara kebijakan moneter
dan pengembalian saham di Turki, yang menunjukkan bahwa kebijakan
moneter yang ketat dan longgar tampaknya memiliki dampak yang
berbeda pada pengembalian saham dan juga hubungan asimetris antara
perubahan (apresiasi atau depresiasi nyata) dalam RER dan pengembalian
saham.
• Hasil dari efek asimetris yang jauh lebih besar dan lebih jelas dari
kebijakan moneter kontraktif dan apresiasi mata uang pengembalian
saham dalam periode subsampel dibandingkan dengan periode penuh
dapat dijelaskan oleh sikap kebijakan moneter dan rezim pertukaran di
Turki setelah periode 2002. Setelah krisis keuangan 2001, seperti yang
dikatakan Alp dan Elekdag (2011), kerangka kerja penargetan inflasi dan
Perekonomian telah lebih stabil, dan kegiatan ekonomi kurang sensitif
terhadap guncangan eksternal dibandingkan periode sebelum 2001. Semua
perkembangan ini telah meningkatkan efektivitas kebijakan bank sentral di
Turki.

22
BAB V
KESIMPULAN

Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing dalam

dua cara. Entitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau

memiliki kegiatan usaha luar negeri. Di samping itu, suatu entitas dapat

menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang asing. Tujuan dari Pernyataan

ini adalah untuk menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam

mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu

entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan kedalam suatu mata uang

pelaporan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntansi Indonesia (2012). Standar Akuntansi Keuangan.

PSAK 10 (Revisi 2010): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

Tiryaki, Ahmet. Erdogan, Levent. Ceylan,Resat (2018). Asymmetric effects of


industrial production, money supply and exchange rate changes on stock returns
in Turkey. Applied Economics ISSN: 0003-6846 (Print) 1466-4283 (Online)
Journal homepage: http://www.tandfonline.com/loi/raec20

24

Anda mungkin juga menyukai