Anda di halaman 1dari 42

PELAPORAN KORPORAT

Standar Akuntansi Keuangan


untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP)

Kelompok 1
Apriyanto Ryan Nugroho (55518120049)
Septiana Indrawati (55519110002)
Pradana Arif K. (55519110005)
TOPIC
Pembahas
an
Conceptual framework, perbedaan entitas
syariah dan konvensional
Materi
Overview atas conceptual framework dalam
pelaporan keuangan entitas komersial, entitas
Kasus publik/pemerintah, ETAP, dan entitas berlandaskan
syariah

Perbedaan standar akuntansi untuk


ETAP dengan IFRS

Penerapan standar akuntansi untuk ETAP

Contoh Laporan Keuangan ETAP


Pengunaan conceptual framework dalam pelaporan
keuangan

 Menurut FASB, conceptual framework merupakan suatu konstitusi, suatu sistem yang koheren
dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten
dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan
keuangan
 Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat
selama proses penyusunan standar dengan mempersempit pertanyaan,apakah standar telah
sesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak. 
Pengunaan conceptual framework dalam pelaporan
keuangan

Secara lengkap, kerangka kerja konseptual adalah :


• Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi
• Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan pertanyaan sebelum ada standar
khusus yang mengaturnya.
• Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan
• Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah alternative metode akuntansi.
Pengunaan conceptual framework dalam pelaporan
keuangan

Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai


laporan keuangan atas pelaporan keuangandan akan menaikkan komparabilitas antar
laporan keuangan perusahaan.
Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada
kerangka teori yang telah ada
Menurut FASB, conceptual framework merupakan suatu konstitusi, suatu sistem yang koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental
yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan

Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar dengan mempersempit
pertanyaan, apakah standar telah nsesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak. 
Conceptual framework dalam penyusunan laporan keuangan

Menurut FASB, conceptual framework merupakan suatu konstitusi, suatu sistem yang koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental
yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan

Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar dengan mempersempit
pertanyaan, apakah standar telah nsesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak. 
Entitas syariah
Perbedaan entitas syariah dan konvensional
Keterangan Akutansi Konvensional Akuntansi Syariah
Pengertian Seputar pengumpulan dan pembukuan, penelitian Lebih mengarah pada pembukuan, pendataan, kerja dan usaha, kemudian juga
tentang keterangan-keterangan dari berbagai macam perhitungan dan perdebatan (tanya jawab) berdasarkan syarat-syarat yang telah
aktivitas disepakati, dan selanjutnya penentuan imbalan atau balasan yang meliputi semua
tindaktanduk dan pekerjaan, baik yang berkaitan dengan keduniaan maupun yang
Menurut FASB, conceptual framework merupakan suatu konstitusi, suatu sistem yangberkaitan dengan
koheren keakhiratan
dari hubungan antara tujuan dan fundamental
yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan
Tujuan Menjelaskan utang piutang, untung rugi, sentral moneter Untuk menjaga harta yang merupakan hujjah atau bukti ketika terjadi perselisihan,
dan membantu dalam mengambil ketetapan-ketetapan membantu mengarahkan kebijaksanaan, merinci hasil-hasil usaha untuk perhitungan
Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar dengan mempersempit
manajemen zakat, penetuan hak-hak mitra bisnis dan juga membantu menetapkan imbalan dan
pertanyaan, apakah standar telah nsesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak.  hukuman serta penilaian evaluasi kerja dan motivasi

Karakteristik Didasarkan pada ordonansi atau peraturan-peraturan Berdasarkan pada nilai-nilai akidah dan akhlak serta sejauh mana hubungan kesatuan
dan teori-teori yang dibuat oleh manusia yang memiliki ekonomi dengan kaidah-kaidah dan hukum-hukum syariat Islam dalam bidang
sifat khilaf, lupa, keterbatasan ilmu dan wawasan. Maka muamalah.
konsep itu labil dan tidak permanen.

Modal Modal tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar Barang-barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash) dan harta berupa
(aktiva lancar) barang (stock) selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik dan barang dagang.
Konsep Mempraktekkan teori pencadangan dan ketelitian dari Memperhatikan hal itu dengan cara penentuan nilai atau harga dengan berdasarkan
menanggung semua kerugian dalam perhitungan, serta nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan untuk kemungkinan bahaya dan
menyampaikan laba yang bersifat mungkin resiko
Prinsip Menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika Memakai aqidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya perkembangan dan
adanya jual beli pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun belum. Akan tetapi jual
beli dalah suatu keharusan untuk mengatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi
sebelum nyata laba itu diperoleh.
Perbedaan di antara conceptual framework dalam
pelaporan keuangan entitas komersial, entitas
publik/pemerintah, ETAP, dan entitas berlandaskan syariah

Standar
Akuntansi

SAK
SAK SAS SAP
ETAP
SAK

Tujuan KDPPLK digunakan sebagai acuan:


Komite penyusun standar akuntansi keuangan
Penyusun laporan keuangan
Auditor
Para pemakai laporan keuangan

Kerangka dasar :
Tujuan laporan keuangan
Karateristik kualitatif
Definisi
Konsep modal dan pemeliharaan modal
SAK ETAP

Tidak ada laporan laba-rugi komprehensif


Penilaian untuk aset tetap, menggunakan harga perolehan
Tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan
SAS

Acuan untuk :
Penyusun standar akuntansi syariah
Penyusun laporan keuangan entitas syariah
Auditor
Pembaca laporan keuangan

Transaksi syariah berdasarkan prinsip :


Persaudaraan
Keadilan
Kemaslahatan
Keseimbangan
Universalisme
SAS
Laporan keuangan Entitas syariah meliputi :
Komponen laporan keuangan mencerminakan kegiatan
komersial
Komponen laporan keuangan mencerminakan kegiatan sosial
Komponen laporan keuangan lainnya mencerminkan kegiatan
dan tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut

Pengukuran posisi keuangan entitas syariah :


Aset
Liabilitas
Dana syirkah temporer
Ekuitas
SAP
Acuan Bagi :
Penyusun akuntansi pemerintahan
Penyusun laporan keuangan
Pemeriksa
Para pengguna laporan

Kerangka Konseptual SAP :


1. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan :
bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan
Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar
pemerintahan
Adanya pengaruh proses politik
Hubungan antar pembayaran pajak dan pelayanan pemerintah

2. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian :


Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan alat
pengendalian
Investasi dalam aset yang tidak mengahasilkan pendapatan
SAP

Laporan Keuangan Pokok entitas Pemerintahan


terdiri dari :
Laporan Realisasi Anggaran
Neraca
Laporan Arus Kas
Catatan atas laporan keuangan
Pengenalan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

Pengertian Tujuan Manfaat


Untuk
Standar akuntansi Mempermudah
menyederhanakan
yang diperuntukkan penyusunan laporan
standar akuntansi
khusus untuk entitas keuangan bagi
bagi Usaha Kecil
tanpa akuntabilitas Usaha Kecil dan
dan Menengah
publik Menengah (UKM)
(UKM)
Perbedaan SAK ETAP dengan IFRS

SAK ETAP IFRS


• Lebih sederhana • Lebih rumit
• Cenderung menggunakan basis stewardship dan • Cenderung menggunakan prinsip relevan
prinsip reliability
• Tidak mengatur pajak tangguhan • Mengatur mengenai pajak tangguhan
• Hanya menggunakan metode tidak langsung untuk • Menggunakan metode langsung dan tidak
laporan arus kas langsung untuk laporan arus kas
• Menggunakan cost model untuk investasi ke • Menggunakan metode ekuitas untuk investasi
asosiasi ke asosiasi
• Menggunakan metode ekuitas untuk anak • Menggunakan metode ekuitas untuk anak
perusahaan dan tidak dikonsolidasikan perusahaan dan tidak dikonsolidasikan
• Tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55 • Menggunakan secara penuh PSAK 50/55
• Hanya menggunakan model cost untuk aset tetap, • Boleh memilih cost model atau model
aset tidak berwujud dan properti investasi reavaluasi.
Penerapan SAK ETAP Pada Laporan Keuangan –
“Neraca”

disajikan aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal


tertentu

Penyajiannya dapat dibuat dengan mengklasifikasi aset lancar


dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan jangka
panjang

Pos-pos yang tercakup minimal seperti kas dan setara kas, piutang
usaha dan piutang lain-lain, persediaan, properti investasi, aset tetap,
aset tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya, aset dan
kewajiban pajak, kewajiban diestimasi dan ekuitas
Penerapan SAK ETAP Pada Laporan Keuangan –
“Laporan Laba Rugi”

Disajikan laporan laba rugi yang menunjukkan kinerja keuangan


pada periode tersebut

Dapat disajikan berdasarkan fungsi atau berdasarkan sifat


beban

Minimal pos yang tercantum: pendapatan, beban keuangan,


bagian laba rugi investasi, dan laba rugi neto

Pos luar biasa tidak diperkenankan


Penerapan SAK ETAP Pada Laporan
Keuangan – “Laporan Perubahan Ekuitas”
Pendapatan
dan beban
Koreksi
yang diakui
kesalahan
langsung
dalam Pengaruh
Laba rugi
ekuitas perubahan
tahun
kebijakan
berjalan
akuntansi
Penerapan SAK ETAP Pada Laporan Keuangan –
“Laporan Arus Kas”

Disajikan informasi arus kas dari aktivitas operasi,


investasi dan pendanaan

Hanya menggunakan metode tidak langsung pada


aktivitas operasi

Bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan


konsisten

Transaksi non-kas tidak diungkapkan


Penerapan SAK ETAP Pada Laporan Keuangan
“Catatan atas Laporan Keuangan”

Informasi relevan Dasar Informasi


Berisi narasi
yang disyaratkan pengungkapan sumber utama
dan rincian
dan tidak di SAK dan kebijakan ketidakpastian
jumlah ETAP akuntansi estimasi
Persediaan
 Persediaan tidak diterapkan untuk Work in Process (WIP) kontrak
konstruksi dan efek tertentu
 mencakup aset untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
 Cost mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain
 Persediaan diukur pada nilai yang lebih rendah cost atau NRV
 Teknik pengukuran biaya dapat menggunakan biaya standar atau
metode eceran.
 LIFO tidak diperkenankan
 Persediaan diakui sebagai beban pada saat pendapatan terkait diakui
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
 Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan metode cost
 Investasi pada anak dengan metode ekuitas, dan tidak dibuat laporan
konsolidasian
Pendapatan
a. Pendapatan hasil penjualan barang:
 Risiko dan manfaat signifikan telah dialihkan ke pembeli
 Manfaat ekonomi besar kemungkinan mengalir kepada entitas
 Jumlah pendapatan terukur andal

b. Pendapatan jasa:
 Diakui jika hasil transaksi penyediaan jasa dapat diestimasi secara andal
 Menggunakan metode persentase penyelesaian pada akhir periode
pelaporan
Aset Tetap
 aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan yang mencakup harga beli,
biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
 Jika pembayaran atas perolehan aset ditangguhkan maka diakui setara
nilai tunainya dan diakui beban keuangan
 Revaluasi aset tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah
diperkenankan
 Metode penyusutan yang dapat digunakan yaitu garis lurus, saldo
menurun atau jumlah unit produksi
 Penurunan nilai diakui pada saat terjadinya
 Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada
manfaat ekonomi di masa depan
Aset Tidak Berwujud
 aset non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud
fisik
 Aset tidak berwujud dapat diakui jika memenuhi prinsip pengakuan
 Aset tidak berwujud pada saat perolehan diukur pada biaya
perolehannya
 Rugi penurunan nilai diakui pada saat terjadinya
 Aset tidak berwujud dihentikan pada saat dilepaskan atau tidak ada lagi
manfaat ekonomi masa depan
Sewa Pembiayaan
 Sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan secara substansi seluruh
manfaat dan risiko kepemilikan aset kepada lessee, jika tidak maka
sebagai sewa operasi.
 Untuk sewa operasi, bagi lessee: tidak mencatat aset sewaan, mencatat
beban sewa secara straight line
 Untuk sewa operasi, bagi lessor: mencatat aset sewaan (termasuk
depresiasi), mencatat beban sewa secara straight line
Bunga, Royalti dan Dividen
• Bunga, Royalti dan Dividen dapat diakui jika memenuhi syarat sebagai
berikut:
 Kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir ke entitas
 Dapat diukur andal
 Bunga secara akrual
 Royalti dengan dasar akrual sesuai substansi perjanjian
 Dividen diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran
sudah terjadi

Dividen yang diumumkan setelah tanggal laporan tidak boleh diakui sebagai
kewajiban pada akhir periode laporan
Imbalan Kerja
 Diakui sebagai kewajiban dikurangi jumlah yang telah dibayar
 Imbalan kerja diakui sebagai beban, kecuali disyaratkan lain
 Imbalan paska kerja jangka panjang dihitung berdasarkan projected unit
credit
 Jika tidak mampu dapat menggunakan yang disederhanakan
Pajak Penghasilan
 Diakui berdasarkan kewajiban pajak periode berjalan dan periode
sebelumnya yang belum dibayar
 Jika terdapat kelebihan bayar maka diakui sebagai aset
 Tidak terdapat pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Transaksi dalam Mata Uang Asing
 Transaksi dalam mata uang asing dicatat pada pengakuan awal dengan
menggunakan kurs tunai pada tanggal transaksi
 Pada akhir periode pelaporan, entitas harus melaporkan pos moneter
dengan kurs tanggal neraca
 Pos non moneter yang diukur pada nilai wajar maka dicatat dengan kurs
pada tanggal nilai wajar
 Gain loss diakui pada beban tahun berjalan, gain loss yang terkait
langsung dengan transaksi ekuitas dibebankan ke ekuitas
PT ETAP INDONESIA
NERACA
31 Desember 2014
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
CONTOH
ASET Catatan 2014 2013
ASET LANCAR LAPORAN ETAP
Kas dan setara kas 2.g, 3.a 22,882,568 27,227,785
Aset lancar yang dibatasi penggunaanya 2.g, 3.b 13,184,229 13,063,402
Investasi efek diperdagangkan 2.h, 3.c 16,471,084 16,345,638
Investasi efek tersedia untuk dijual 2.h, 3.c 7,917,364 7,865,323
Bagian lancar investasi efek dimiliki hingga jatuh tempo 2.h, 3.c 3,000,000 -
Piutang usaha - bersih 2.i, 3.d 35,441,128 38,505,553
Kontrak konstruksi 2.j, 3.e 28,905,476 22,654,982
Persediaan 2.k, 3.f 13,117,438 11,235,478
Biaya dibayar dimuka 2.l, 3.g 2,213,915 2,077,210

Jumlah aset lancar 143,133,202 138,975,371

ASET TIDAK LANCAR

Investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak 2.m, 3.h 7,847,095 4,615,795
Investasi pada joint venture 2.n, 3.i 5,000,000 -
Investasi pada efek dimiliki hingga jatuh tempo 2.h, 3.c 6,630,000 9,629,000
Aset tetap - bersih 2.o, 3.j 65,169,272 53,290,817
Properti investasi 2.p, 3.k 13,808,778 13,994,207
Aset tidak lancar lainnya 1,990,319 1,435,237

Jumlah aset tidak lancar 100,445,464 82,965,056

JUMLAH ASET 243,578,666 221,940,427

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan
-1-
PT ETAP INDONESIA
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember 2014
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

Catatan 2014 2013

PENDAPATAN USAHA - BERSIH 2.d, 3.u 289,809,854 265,669,762


BEBAN POKOK USAHA 2.d, 3.v 233,909,412 213,365,768

LABA KOTOR 55,900,442 52,303,994

BEBAN USAHA
Beban penjualan 2.d, 3.w 12,877,148 11,267,700
Beban administrasi & umum 2.d, 3.w 20,111,133 20,661,019

32,988,281 31,928,719

LABA USAHA 22,912,161 20,375,275


PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan bunga 1,462,834 1,494,070
Bagian laba entitas anak untuk operasi dilanjutkan 2,481,300 448,932
Keuntungan investasi efek tertentu 2.h, 3.c 552,476 658,735
Pendapatan dividen 306,724 245,982
Beban keuangan (4,031,906) (3,295,978)
Kerugian selisih kurs (1,242,488) (2,076,317)
Rugi penurunan nilai aset (983,126) (436,921)
Lain-lain bersih 348,137 (804,089)

(1,106,049) (3,765,586)

LABA SEBELUM PAJAK 21,806,112 16,609,689


BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2.f, 3.n (7,808,332) (7,010,728)

LABA BERSIH 13,997,780 9,598,961

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan
-3-
PT ETAP INDONESIA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

Modal Tambahan Keuntungan


Saham Modal Belum Saldo Laba Jumlah
Disetor Direalisasi

Saldo 31 Desember 2012 75,000,000 269,230 - 13,603,207 88,872,437


Dividen - - - (3,504,603) (3,504,603)
Keuntungan belum
direalisasi investasi
efek tersedia untuk dijual - - 56,274 - 56,274
Laba bersih - - - 9,598,961 9,598,961

Saldo 31 Desember 2013 75,000,000 269,230 56,274 19,697,565 95,023,069

Keuntungan belum
direalisasi investasi
efek tersedia untuk dijual - - 52,041 - 52,041
Dividen - - - (4,336,891) (4,336,891)
Laba bersih - - - 13,997,780 13,997,780

Saldo 31 Desember 2014 75,000,000 269,230 108,315 29,358,454 104,735,999

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan
-4-
PT ETAP INDONESIA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

2014 2013

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


Laba bersih 13,997,780 9,598,961
Beban pajak penghasilan 7,808,332 7,010,728
Penyusutan 4,796,947 3,861,719
Beban bunga 4,031,906 3,295,978
Rugi penurunan nilai 983,126 436,921
Penyisihan piutang 733,126 436,921
Imbalan pascakerja 365,346 274,369
Selisih kurs yang belum direalisasi 177,605 161,945
Keuntungan efek tersedia untuk dijual (225,446) (318,753)
Pendapatan bunga (1,462,834) (1,494,070)
Bagian laba entitas anak (2,481,300) (448,932)
Perubahan modal kerja:
Aset lancar yang dibatasi penggunaannya (120,827) (306,340)
Piutang usaha 3,064,425 2,817,968
Kontrak konstruksi (6,250,494) (6,141,018)
Persediaan (1,881,960) (2,123,548)
Biaya dibayar dimuka (171,864) (304,205)
Aset lain-lain (555,082) (419,293)
Hutang usaha 8,760,368 6,263,791
Hutang pajak (1,834,975) (457,331)
Biaya yang masih harus dibayar 2,594,093 1,459,308
Pendapatan tangguhan 2,855,114 506,421
Kewajiban lancar lainnya (1,361,976) (1,288,674)
Pembayaran pajak penghasilan (7,161,985) (6,839,951)
Penerimaan bunga 1,462,834 1,494,070
Pembayaran bunga (4,031,906) (3,295,978)
Arus kas bersih yang diperoleh (digunakan) dari
aktivitas operasi 24,090,353 14,181,007

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan
-5-
PT ETAP INDONESIA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah)

2014 2013

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Perolehan investasi efek tersedia untuk dijual dan dimiliki (1,000,000) (2,000,000)
hingga jatuh tempo
Pelepasan investasi efek tersedia untuk dijual dan dimiliki
hingga jatuh tempo 1,100,000 2,200,000
Perolehan investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak (1,000,000) -
Perolehan investasi pada joint venture (5,000,000) -
Pemerolehan aset tetap (16,489,974) (6,588,321)
Pemerolehan properti investasi - (1,354,328)

Arus kas bersih yang diperoleh (digunakan) dari


aktivitas investasi (22,389,974) (7,742,649)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


Penerimaan pinjaman bank 1,705,254 1,648,720
Pembayaran pinjaman bank (3,000,000) (2,000,000)
Pembayaran dividen (4,336,891) (3,504,603)
Pembayaran sewa pembiayaan (259,325) 151,867

Arus kas bersih yang diperoleh (digunakan) dari


aktivitas pendanaan (5,890,962) (3,704,016)

Kenaikan (penurunan) kas dan setara kas (4,190,583) 3,023,016


Selisih kurs belum direalisasi kas dan setara kas (154,634) (216,456)
Kas dan setara kas awal tahun 27,227,785 24,421,067
Kas dan setara kas akhir tahun 22,882,568 27,227,785

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan
-6-
Penelitian
Terdahulu
Terhadap
Penerapan
Standar
Akuntansi
Untuk ETAP
Penelitian yang dilakukan oleh Heriyanto, et all dengan judul penelitian “Improving The Compliance
With Accounting Standards Without Public Accountability (SAK ETAP) By Developing
Organizational Culture: A Case Of Indonesian SMEs” pada tahun 2017 mengemukakan bahwa :
 SAK ETAP sebagai standar akuntansi UKM di Indonesia belum diterapkan secara optimal.
 Penerapan SAK ETAP pada UKM dipengaruhi oleh budaya organisasi, ekposur, skala usaha dan
pendidikan pemilik
 Umur perusahaan tidak mempengaruhi penerapan SAK ETAP di UKM
 Pendidikan pengelola juga tidak menjamin tingkat keterpaparan manajer terhadap SAK ETAP

Kekurangan dari penelitian ini yakni :


 Metode pengambilan sampel penelitian ini menggunakan sampel yang mudah dengan
menyebarkan kuesioner kepada manajer yang menghadiri kegiatan di Dinas Koperasi dan UKM
yang hanya berjumlah 30 pengelola UKM di wilayah kota Semarang, sehingga belum mewakili
seluruh UKM yang ada di Indonesia.
 Penelitian ini tidak menyebutkan tahun penelitian dilakukan.
KESIMPULAN
 Akuntansi dikembangkan untuk mendukung ekonomi dengan mengikuti paradigma dari sitem
ekonominya. Jadi, akuntansi memerlukan kerangka dasar untuk akuntansi dan pelaporan
keuangan , tidak terkecuali dalam akuntansi syariah, akuntansi pemerintahan dan akuntansi UKM.
 SAK ETAP disusun berdasarkan sulit dan rumitnya penerapan SAK IFRS bagi Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (ETAP) yang pada umumnya adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
 Sementara laporan keuangan ETAP memerlukan laporan audit yang digunakan untuk
mendapatkan dana pembiayaan seperti dari Bank.
 Atas kesadaran banyaknya jumlah usaha kecil dan menengah di Indonesia, maka Dewan Standar
Akuntansi (DSAK IAI) menerbitkan Standar Akuntansi untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) pada tahun 2009 dan sedang proses perubahan menjadi SAK Entitas Privat.
 Hingga saat ini, SAK ETAP masih dipergunakan sebagai standar penyusunan laporan keuangan
bagi entitas tanpa akuntabilitas publik.
 Pada dasarnya conceptual framework SAK, SAS, SAP dan SAK ETAP sama saja, namun tetap
ada beberapa hal yang membedakannya. Perbedaan tersebut dapat ditinjau dari segi pengertian,
konsep, prinsip, dan modal.
Terimakasih...

Anda mungkin juga menyukai