Kelompok 1
Apriyanto Ryan Nugroho (55518120049)
Septiana Indrawati (55519110002)
Pradana Arif K. (55519110005)
TOPIC
Pembahas
an
Conceptual framework, perbedaan entitas
syariah dan konvensional
Materi
Overview atas conceptual framework dalam
pelaporan keuangan entitas komersial, entitas
Kasus publik/pemerintah, ETAP, dan entitas berlandaskan
syariah
Menurut FASB, conceptual framework merupakan suatu konstitusi, suatu sistem yang koheren
dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten
dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan
keuangan
Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat
selama proses penyusunan standar dengan mempersempit pertanyaan,apakah standar telah
sesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak.
Pengunaan conceptual framework dalam pelaporan
keuangan
Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar dengan mempersempit
pertanyaan, apakah standar telah nsesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak.
Conceptual framework dalam penyusunan laporan keuangan
Menurut FASB, conceptual framework merupakan suatu konstitusi, suatu sistem yang koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental
yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan
Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar dengan mempersempit
pertanyaan, apakah standar telah nsesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak.
Entitas syariah
Perbedaan entitas syariah dan konvensional
Keterangan Akutansi Konvensional Akuntansi Syariah
Pengertian Seputar pengumpulan dan pembukuan, penelitian Lebih mengarah pada pembukuan, pendataan, kerja dan usaha, kemudian juga
tentang keterangan-keterangan dari berbagai macam perhitungan dan perdebatan (tanya jawab) berdasarkan syarat-syarat yang telah
aktivitas disepakati, dan selanjutnya penentuan imbalan atau balasan yang meliputi semua
tindaktanduk dan pekerjaan, baik yang berkaitan dengan keduniaan maupun yang
Menurut FASB, conceptual framework merupakan suatu konstitusi, suatu sistem yangberkaitan dengan
koheren keakhiratan
dari hubungan antara tujuan dan fundamental
yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan
Tujuan Menjelaskan utang piutang, untung rugi, sentral moneter Untuk menjaga harta yang merupakan hujjah atau bukti ketika terjadi perselisihan,
dan membantu dalam mengambil ketetapan-ketetapan membantu mengarahkan kebijaksanaan, merinci hasil-hasil usaha untuk perhitungan
Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar dengan mempersempit
manajemen zakat, penetuan hak-hak mitra bisnis dan juga membantu menetapkan imbalan dan
pertanyaan, apakah standar telah nsesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak. hukuman serta penilaian evaluasi kerja dan motivasi
Karakteristik Didasarkan pada ordonansi atau peraturan-peraturan Berdasarkan pada nilai-nilai akidah dan akhlak serta sejauh mana hubungan kesatuan
dan teori-teori yang dibuat oleh manusia yang memiliki ekonomi dengan kaidah-kaidah dan hukum-hukum syariat Islam dalam bidang
sifat khilaf, lupa, keterbatasan ilmu dan wawasan. Maka muamalah.
konsep itu labil dan tidak permanen.
Modal Modal tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar Barang-barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash) dan harta berupa
(aktiva lancar) barang (stock) selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik dan barang dagang.
Konsep Mempraktekkan teori pencadangan dan ketelitian dari Memperhatikan hal itu dengan cara penentuan nilai atau harga dengan berdasarkan
menanggung semua kerugian dalam perhitungan, serta nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan untuk kemungkinan bahaya dan
menyampaikan laba yang bersifat mungkin resiko
Prinsip Menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika Memakai aqidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya perkembangan dan
adanya jual beli pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun belum. Akan tetapi jual
beli dalah suatu keharusan untuk mengatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi
sebelum nyata laba itu diperoleh.
Perbedaan di antara conceptual framework dalam
pelaporan keuangan entitas komersial, entitas
publik/pemerintah, ETAP, dan entitas berlandaskan syariah
Standar
Akuntansi
SAK
SAK SAS SAP
ETAP
SAK
Kerangka dasar :
Tujuan laporan keuangan
Karateristik kualitatif
Definisi
Konsep modal dan pemeliharaan modal
SAK ETAP
Acuan untuk :
Penyusun standar akuntansi syariah
Penyusun laporan keuangan entitas syariah
Auditor
Pembaca laporan keuangan
Pos-pos yang tercakup minimal seperti kas dan setara kas, piutang
usaha dan piutang lain-lain, persediaan, properti investasi, aset tetap,
aset tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya, aset dan
kewajiban pajak, kewajiban diestimasi dan ekuitas
Penerapan SAK ETAP Pada Laporan Keuangan –
“Laporan Laba Rugi”
b. Pendapatan jasa:
Diakui jika hasil transaksi penyediaan jasa dapat diestimasi secara andal
Menggunakan metode persentase penyelesaian pada akhir periode
pelaporan
Aset Tetap
aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan yang mencakup harga beli,
biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
Jika pembayaran atas perolehan aset ditangguhkan maka diakui setara
nilai tunainya dan diakui beban keuangan
Revaluasi aset tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah
diperkenankan
Metode penyusutan yang dapat digunakan yaitu garis lurus, saldo
menurun atau jumlah unit produksi
Penurunan nilai diakui pada saat terjadinya
Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada
manfaat ekonomi di masa depan
Aset Tidak Berwujud
aset non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud
fisik
Aset tidak berwujud dapat diakui jika memenuhi prinsip pengakuan
Aset tidak berwujud pada saat perolehan diukur pada biaya
perolehannya
Rugi penurunan nilai diakui pada saat terjadinya
Aset tidak berwujud dihentikan pada saat dilepaskan atau tidak ada lagi
manfaat ekonomi masa depan
Sewa Pembiayaan
Sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan secara substansi seluruh
manfaat dan risiko kepemilikan aset kepada lessee, jika tidak maka
sebagai sewa operasi.
Untuk sewa operasi, bagi lessee: tidak mencatat aset sewaan, mencatat
beban sewa secara straight line
Untuk sewa operasi, bagi lessor: mencatat aset sewaan (termasuk
depresiasi), mencatat beban sewa secara straight line
Bunga, Royalti dan Dividen
• Bunga, Royalti dan Dividen dapat diakui jika memenuhi syarat sebagai
berikut:
Kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir ke entitas
Dapat diukur andal
Bunga secara akrual
Royalti dengan dasar akrual sesuai substansi perjanjian
Dividen diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran
sudah terjadi
Dividen yang diumumkan setelah tanggal laporan tidak boleh diakui sebagai
kewajiban pada akhir periode laporan
Imbalan Kerja
Diakui sebagai kewajiban dikurangi jumlah yang telah dibayar
Imbalan kerja diakui sebagai beban, kecuali disyaratkan lain
Imbalan paska kerja jangka panjang dihitung berdasarkan projected unit
credit
Jika tidak mampu dapat menggunakan yang disederhanakan
Pajak Penghasilan
Diakui berdasarkan kewajiban pajak periode berjalan dan periode
sebelumnya yang belum dibayar
Jika terdapat kelebihan bayar maka diakui sebagai aset
Tidak terdapat pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan
Transaksi dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat pada pengakuan awal dengan
menggunakan kurs tunai pada tanggal transaksi
Pada akhir periode pelaporan, entitas harus melaporkan pos moneter
dengan kurs tanggal neraca
Pos non moneter yang diukur pada nilai wajar maka dicatat dengan kurs
pada tanggal nilai wajar
Gain loss diakui pada beban tahun berjalan, gain loss yang terkait
langsung dengan transaksi ekuitas dibebankan ke ekuitas
PT ETAP INDONESIA
NERACA
31 Desember 2014
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
CONTOH
ASET Catatan 2014 2013
ASET LANCAR LAPORAN ETAP
Kas dan setara kas 2.g, 3.a 22,882,568 27,227,785
Aset lancar yang dibatasi penggunaanya 2.g, 3.b 13,184,229 13,063,402
Investasi efek diperdagangkan 2.h, 3.c 16,471,084 16,345,638
Investasi efek tersedia untuk dijual 2.h, 3.c 7,917,364 7,865,323
Bagian lancar investasi efek dimiliki hingga jatuh tempo 2.h, 3.c 3,000,000 -
Piutang usaha - bersih 2.i, 3.d 35,441,128 38,505,553
Kontrak konstruksi 2.j, 3.e 28,905,476 22,654,982
Persediaan 2.k, 3.f 13,117,438 11,235,478
Biaya dibayar dimuka 2.l, 3.g 2,213,915 2,077,210
Investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak 2.m, 3.h 7,847,095 4,615,795
Investasi pada joint venture 2.n, 3.i 5,000,000 -
Investasi pada efek dimiliki hingga jatuh tempo 2.h, 3.c 6,630,000 9,629,000
Aset tetap - bersih 2.o, 3.j 65,169,272 53,290,817
Properti investasi 2.p, 3.k 13,808,778 13,994,207
Aset tidak lancar lainnya 1,990,319 1,435,237
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan
-1-
PT ETAP INDONESIA
LAPORAN LABA RUGI
31 Desember 2014
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
BEBAN USAHA
Beban penjualan 2.d, 3.w 12,877,148 11,267,700
Beban administrasi & umum 2.d, 3.w 20,111,133 20,661,019
32,988,281 31,928,719
(1,106,049) (3,765,586)
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan
-3-
PT ETAP INDONESIA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
Keuntungan belum
direalisasi investasi
efek tersedia untuk dijual - - 52,041 - 52,041
Dividen - - - (4,336,891) (4,336,891)
Laba bersih - - - 13,997,780 13,997,780
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan
-4-
PT ETAP INDONESIA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
2014 2013
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan
-5-
PT ETAP INDONESIA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Ribuan Rupiah)
2014 2013
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
secara keseluruhan
-6-
Penelitian
Terdahulu
Terhadap
Penerapan
Standar
Akuntansi
Untuk ETAP
Penelitian yang dilakukan oleh Heriyanto, et all dengan judul penelitian “Improving The Compliance
With Accounting Standards Without Public Accountability (SAK ETAP) By Developing
Organizational Culture: A Case Of Indonesian SMEs” pada tahun 2017 mengemukakan bahwa :
SAK ETAP sebagai standar akuntansi UKM di Indonesia belum diterapkan secara optimal.
Penerapan SAK ETAP pada UKM dipengaruhi oleh budaya organisasi, ekposur, skala usaha dan
pendidikan pemilik
Umur perusahaan tidak mempengaruhi penerapan SAK ETAP di UKM
Pendidikan pengelola juga tidak menjamin tingkat keterpaparan manajer terhadap SAK ETAP