Anda di halaman 1dari 14

CHAPTER 26

HEDGE FUNDS (DANA LINDUNG NILAI)

Walaupun penggunaan reksadana masih menjadi pilihan menarik bagi para pemegang saham,
dana lindung nilai menawarkan perkembangannya sendiri juga yang menarik di beberapa tahun
terakhir ini. Seperti juga pada reksadana, dana lindung nilai memungkinkan untuk bisa dikelola
oleh seorang manager investasi.

26.1 Hedge Funds versus Mutual Funds

Tujuan awal dana lindung nilai sejalan dengan reksadana yakni untuk bisa mengumpulkan
investasi dan tujuan akhirnya adalah bisa mendapatkan return atau pengembalian yang
menguntungkan. Walaupun pengoperasiannya hampir sama dengan reksadana tetapi ada
beberapa perbedaan penting yang perlu dipahami mengenai 2 bentuk investasi ini yakni :

1. Transparansi – Reksadana diatur dalam Undang Undang Sekuritas tahun 1933 dan
Undang Undang Perusahaan Investasi di tahun 1940, dalam kedua peraturan ini berusaha
melindungi para invenstor awal yang mengharuskan keterbukaan dan kemapuan
memprediksi strategi atas investasi yang dibuat. Secara berkala harus ada informasi
kepada public mengenai komposisi portofolio yang dibuat. Berbeda dengan reksadana,
lindung nilai biasanya dibentuk sebagai kerjasama dengan kewajiban yang dibatasi dan
menyediakan informasi yang minimal tentang komposisi portofolio dan strateginya hanya
kepada investor terkait saja.
2. Invenstor – Dalam investasi lindung nilai, investor biasanya tidak lebih dari 100 orang
dan biasanya juga memiliki kemampuan yang lebih canggih (sophisticated) yang dapat
dilihat dari kekayaan neto minimum dan persyaratan pendapatan ketika akan memulai
investasi.
3. Strategy Investasi – reksadana memaparkan pendekatan investasi mereka (misalnya
besarnya orientasi saham bernilai tinggi dibandingkan orientasi saham berkapitalisasai
kecil) di dalam prospectus yang mereka tawarkan. Para penerbit reksadana lebih
mendapatkan tekanan atas adanya style drift (penyimpangan dari orientasi investasi yang
ditawarkan). Kebanyakan reksadana menjanjikan untuk membatasi penggunaan short-
sellin (jual kosong) dan solvabilitas, serta penggunaan derivative yang sangat dibatasi.
1
Sedangkan Dana lindng nilai dirancang untuk berinvestasi dalam jumlah besar dengan
berbagai dana yang difokuskan pada derivative, perusahaan yang mengalami tekananm
spekulasi atas perubahan nilai tukar mata uang , obligasi koversi, pasar negara
berkembang, arbitrase merger dan sebagainya. Dana dana lainya dapat berpindah dari
satu kelompok aset ke lainnya ketika ada peluang investasi untuk berpindah dan tentunya
menjanjikan keuntungan yang lebih besar.
4. Likuiditas – Dana lindung nilai sering kali mengenakan periode terkunci ( Lock-up
period) yaitu periode selama beberapa tahun yang ditentukan diawal investasi tidak dapat
ditarik. Banyak dana lindung nilai juga menerapkan pemberitahuan penarikan yang
mengharuskan investor untuk menyampaikan pemberitahuan beberapa minggu bahkan
beberapa bula sebelumnya yang memungkinkan dana lindung nilai tersebut dipindahkan
untuk diinvestasikan di aset yang lebih likuid.
5. Struktur kompensasi – dana lindung nilai juga berbeda dengan reksadana dalam hal
struktur biayanya. Sementara reksadana menilai biaya manajemen sama dengan
persentase tetap dari aset yang dikelola untuk dana ekuitas tertentu, dana lindung nilai
membebankan biaya manajemen ditambah dengan biaya insentif yang sama dengan
bagian setiap keuntungan investasi melebihi pembanding tertentu.

26.2. Hedge Fund Strategies

2
Dalam table diatas dapat ditemukan beberapa tema investasi yang sering ditemukan dalam
keseharian pasar lindung nilai. Secara mudah dan umum, strategi dalam lindung nilai dibagi
menjadi 2 kategori umum yakni directional (langsung) dan non directional (tidak langsung).

Strategi Directional dan Non Directional

Strategi directional lebih mudah untuk dipahami, karena pemilik investasi hanya meletakkan
asetnya pada satu sector saja atau dengan kemugkinan sector lainnya akan menggungguli sector-
sector lainnya di pasar, sebaliknya dengan stategi non directional biasanya dirancang untuk
mengeksploitasi kesalahan penyelarasan temporer dalam penilaia sekuritas. Sebagai contohnya
adalah apabila imbal hasil sekuritas beragun hipotek tampak sangat tinggi dan menjanjikan dan
tidak normal dibandingkan dengan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah, dana lindung nilai
akan membeli sekuritas beragun hipotek tersebut dan jual kosong obligasi pemerintah. Perbedaan
utamanya adalah bahwa dana ini tidak diletakkan pada pergerakan umum di pasar obligasi secara
keseluruhan tetapi dengan membeli satu jenis obligasi dan menjual obligasi jenis lainnya. Dana
tersebut melindungi eksposur suku bunga ketika melakukan pertaruhan atas penilaian relative di
antara kedua sector.

Gagasannya adalah bahwa ketika sebaran yield terpulihkan kembali ke hubungan normal maka
dana tersebut akan mendapatkan keuntungan dan penyelarasan kembali tanpa memperhatikan
tren umum tingkat suku bunga. Dalam hal ini, dana tersebut berupaya untuk netral terhadap pasar
(market neutral) atau terlindungin dengan arah suku bunga, yang memunculkan istilah ”dana
lindung nilai”.

Strategi ini kadang kala dibagi menjadi posisi nilai konvergen atau relative. Perbedaan atara nilai
konvergen dan relatof adalah horizon waktu dimana seseorag dapat mengatakan dengan yakin
bahwa adanya kesalahan harga seharusnya dapat diatasi. Contoh strategi konvergen akan
memerlukan kesalahan harga kontrak berjangka yang harus dikoreksi sejalan dengan waktu jatuh
tempo kontrak. Sebaliknya, sebaran antara sekuritas beragunan hipotek seperti contoh sbelumnya
merupakan nilai relatof, karena tidak ada horizon yang jelas sampai kapan sebaran imbal hasil
akan “terbenarkan” dari tingkat yang tidak biasa tersebut.

Strategi beli-jual merupakan salah satu karakteristik strategi yang terlindungi. Posisi ini
dirancang untuk mengisolasi pertaruhan dan kesalahan harga tertentu tanpa mengambil

3
eksposure pasar. Keuntungan dapat diambil tanpa memperhatikan pergerakan pasar umum
karena sekali harga menuju ke satu titik atau kembali ke tingkat yang lebih tepat.

Strategi beli jual yang lebih kompleks adalah arbitrase konversi (convertible bond arbitrage).
Salah satu sector yang menonjol dari dunia lindung nilai, menyatakan bahwa obligasi konvers
mungkin dipandang sebagai obligasi sederhana ditambah opsi beli atas saham dasar, strategi
posisi netral terhadap pasar dalam kasus ini melibatkan posisi di obligasi yang diimbangi dengan
posisi lawan di saham.

Meskipun posisi netral terhadap pasar ini dilindungi, tetap harus ditekankan bahwa bukanlah
strategi arbitrase yang bebas resiko, tetapi harus dipahami sebagai sebuah permaina murni (pure
play) yaitu bertaruh atas kesalahan harga tertentu antara dua sector atau sekuritas, dengan sumber
risiko yang tidak berhubungan seperti eksposur pasar yang dilindungi nilai. Selain itu karena
dana lindung nilai sering seklai beroperasi dengan solvabilitas yang tinggi, pengembalian dapat
cukup berfluktuasi.

Arbitrase Statistik

Adalah salah satu versi dari strategi posisi netral terhadap pasar. Strategi ini sedikit berbeda
dengan arbitrase biasa dalam hal strategi ini tidak mencari posisi bebas resiko berdasarkan
kesalahan harga yang tidak ambigu, sebaliknya strategi ini menggunakan kuantitatif dan sering
kali sistem perdagangan terotomatisasi yang mencari ketidakselarasan temporer dan moderat
dalam hal harga-harga sekuritas. Dengan pengambilan posisi yang relative kecil di banyak
peluang, hukum rata-rata akan membuat probabilitas memperoleh keuntungan dari koleksi.

Arbitrase statistic sering kali melibatkan perdagangan ratusan sekuritas dalam sehari dengan
periode kepemilikan yang dapat diukur dalam satuan menit atau bahkan kurang. Perdagangan
yang cepat dan berat seperti ini memerlukan penggunaan alat-alat statistika yang banyak seperti
perdagangan terotomatisasi dan algoritma matematika untuk mengindentifikasikan peluang dan
diversifikasi yang efisien antarposisi.

Bentuk khusus arbitrase statistic adalah perdagangan berpasangan dimana saham saham
dipasagkan berdasarkan analisa kesamaan fundamental ataupun eksposur pasar (beta).
Pendekatan yang umum adalah memasangkan perusahaan yang sama dengan imbal hasil yang

4
sangat berkolerasi tinggi tetapi dimana salah satu perusahaan tampak akan diharga secara lebih
agresif daripada perusahaan lainnya. Posisi netral terhadap pasar dapat dibentuk dengan membeli
perusahaan yang relative murah dan menjual perusahaan yang relative lebih mahal.

Arbitrase statistic umumnya berhubungan dengan penggalian data (data mining), yang mengacu
pada menyortir melalui sejumlah besar data historis untuk mengungkapkan pola sistematis imbal
hasil yang dapat dieksploitasi oleh penjual. Resiko penggalian data, dan arbitrase statistic secara
umum, adalah bahawa hubungan historis bisa pecah ketika kondisi ekonomi fundamental
berubah atau memang bahwa pola yang nyata dalam data bisa aki peluang murni. Analisis yang
memadai yang diterapkan pada data yang memadai adalah pasti untuk menghasilkan pola yang
nyata yang tidak mencerminkan hubungan riil yang dapat dihitung terus-menerus di masa depan.

26.3 Portable Alpha

Implikasi penting permainan murni posisi netral terhadap pasar adalah gagasan alfa portable.
Alfa sendiri adalah sebuah bilangan yang dapat dibaurkan dengan eksposure terhadap sector
manapun dari pasar yang anda pilih. Prosedure ini juga disebut transfer alfa karena dengan
mudah afla yang ditemukan dalam satu kelompok lain dapat digunakan atau dipindahkan ke
kelompok lainnya.

Imbal hasil atas portofolio selama periode selanjutnya dinyatakan dalam rumus berikut :

Yang menyatakan bahwa imbas hasil portofolio akan sama dengan imbas hasil CAPM wajarnya
ditambah dengan resiko spesifik perusahaan yang tercerminkan dalam residual e ditambah alfa
yang mencerminkan kesalahan harga yang dipersepsi. Dalam rumus dapat disederhanakan
dengan mengasumsikan beta
portofiol yang tetap dan diketahui.

Dalam grafik berikut akan


menunjukkan ekstra pengembalian

5
pertaruhan atas portofolio saham “naked” dengan alfa positif, yaitu yang tidak terlindungi
(unhedge). Imbal hasil harapan akan lebih baik daripada pengemalian ekuilibrium yang diberikan
resiko dikarenakan eksposure pasar. Bagian B menunjukkan garis karakteristik untuk risiko
sistematis yang terlindungi, dapat dilihat disini tidak adanya esposure pasar.

Meskipun pertaruhan posisi netral terhadap pasar dapat mengakibatkan volatilitas yang sangat
besar karena sebagian besar dana lindung nilai menggunakan solvabilitas besar-besaran.
Sebagian besar persitiwa kesalahan harga relative cukup kecil dan sifat terlindungi dari strategi
beli-jual membuat volatilitas secara keseluruhan rendah. Dana lindung nilai dengan
meningkatkan taruhannya. Ini memperkuat keuntungan ketuka pertaruhan mereka bekerja tetapi
juga memperkuat kerugian. Pada akhirnya volatilitas dana lindung nilai tidaklah keci.

26.4 Style Analysis for Hedge Funds

Sementara strategi dana lindung ilai klasik telah memusatkan pada peluang netral kepada pasar,
ketika pasar telah berkembang, kebebasan untuk menggunakan kontrak derivative dan posisi jual
berarti bahwa dana lindung nilai dampaknya dapat mengikuti strategi investasi apapun.
Sementara banyak dana lindung nilai mengejar strategi netral kepada pasar. Dalam hal ini, dana
lindung nilai membust pertaruhan , misalnya atas pergerakan mata uang, hasil darip upaya
pengambilalihan atau kinerja sector inevstasi. Dana lindung nilai ini paling banyak pasti tidak
mendapatka lindung nilai meskipun didalam namanya ada istilah lindung nilai.

Dalam chapter ini, dikenalkan mengenai analisa regresi untuk mengukur eksposur portofolio
terhadap berbagia faktor atau kelompok aset. Jadi, analisa tersebut menggunakan esksposure
portofolio terhadap berbagai faktor atau kelompok aset. Jadi, analisis tersebut mengukur
eksposure kelompok aset implicit portofolio. Beta dan serangkaian faktor mengukur eksposure
dana lindung nilai terhadap setiap sumber risiko sistematis. Dana lindung nilai yang bebas
terhadap pasar tidak akan menunjukkan beta yang signifikan, sering kali disebut dengan loading
dalam konteks ini, pada faktor apapun yang dipertaruhkan dana lindung nilai tersebut. Para
pengamat yang sedang berupaya untuk mengukur gaya investasi dapat menggunakan faktor
loadings ini untuk mengaitkan eksposure dengan serangkaian variable.

Analisis gaya yang sederhana untuk indeks dana lindung nilai yang cukup dapat
dipertimbangkan adalah:

6
 Suku bunga – pengembalian atas oligasi jangka panjang
 Pasar saham – pengembalian atas return sekuritas
 Kondisi kredit – selisih pengembalian obligasi peringkat Baa di atas obligasi keuangan
pemerintah
 Valuta asing – persentasi perubahaan nilai dolar AS terhadap sekelompok mata uang
asing

Pengembalian atas indek dana lindung nilai dapat dijelaskan dalam rumus berikut :

Beta (secara ekuivalen, faktor loadings) menukur sensitivitas setiap faktor. Seperti biasanya
residual yang dilambangkan dengan e, mengukur risiko nonsistematis yang tidak berkolerasi
dengan seperangkat faktor-faktor penjelas dan titik potong alfa mengukur rata-rata kinerja dana
lindung nilai setelah dikurangi pengaruh faktor-faktor sistematis ini.

Tabel berikut akan menyajikan


estimasi eksposure untuk 13 indeks
dana lindung nilai. Hasilnya
membuktikan bahwa sebagian besar
dana lindung nilai sebenarnya
directional dengan elsposure yang
sangat jelas terhadap satu faktor atau
lebih dari keempat faktor.

Selain itu, beta faktor yang diestimasi tampak masuk akan dalam hal gaya dana lindung nilai
yang dinyataka sebagai contoh:

7
 Dana lindung nilai yang netral terhadap pasar saham memiliki beta faktor yang sama-
sama rendah dan secara statistic tidak signifikan, sebagaimana seseorang akan
mengharapkan sikap market-neutral
 Dedicated short bias funds menunjukkan beta signifikan pada indeks S&P
 Distressed firm funds memiliki eksposure yang sangat besar terhadap kondisi kredit.
Eksposure ini muncul karena aktitvitas rekstrukurisasi yang sering kali tergantung pada
akses ke pinjaman, dan keberhasilan rekstrukturisasi tergantung pada kondisi
perekonomian.
 Global macro funds menunjukkan eksposure negative terhadap dolar AS yang menguat,
yang akan membuat nilai dolar dari investasi asing menjadi kurang bernilai.

26.5 Pengukuran Kinerja Dana Lindung Nilai


26.5.1 Likuiditas dan Kinerja Dana Lindung Nilai

Dana lindung nilai cenderung memegang aset-aset yang lebih tidak likuid daripada investor
institusi lainnya seperti reksa dana. Mereka dapat melakukannnya dikarenakan batasan-batasan
seperti persyaratan periode kunci yang mengharuskan komitmen investor untuk mempertahankan
investasi mereka di dana lindung nilai selama beberapa periode waktu. Oleh karena itu, sangat
penting untuk mengendalikan likuiditas ketika mengevaluasi kinerja. Apabila hal ini diabaikan,
apa yang mungkin tidak lebih dari kompensasi atas likuiditas adalah alfa yang sebenarnya, yaitu,
imbal hasil abnormal yang disesuaikan dengan risiko.

Aragon menunjukkan bahwa dana lindung nilai dengan batasan periode kunci memang
cenderung memegang sedikit portofolio yang likuid. Selain itu, setelah mereka mengendalikan,
rata-rata alfa yang tampak positif berubah menjadi tidak signifikan. Penelitian aragon menyatan
bahwa alfa khusus ditunjukkan oleh dana lindung nilai mungkin lebih baik diinterpretasikan
sebagai premi likuiditas ekuilibrium daripada tanda kemampuan untuk memilih saham, dengan
kata lain imbal hasil wajar atas penyediaan likuiditas kepada investor lain.

Salah satu gejala aset yang tidak likuid adalah korelasi seri dalam imbal hasil. Korelasi dari yang
positif berarti bahwa imbal hasil positif lebih cenderung akan diikuti oleh imbal hasil positif

8
daripada negative. Pola seperti itu sering kali diambil sebagai indicator dari pasar yang kurang
likuid karena alasan berikut ini. Ketika harga tidak tersedia karena aset tidak negative
diperdagangkan, dana lindung nilai harus mengestimasi nilainya untuk menghitung nilai aset
netto dan tingkat pengembalian. Tetapi, prosedur semacam ini tidak sempurna dan, sebagaimana
ditunjukkan oleh Getmansky, Lo, dan Makarov, cenderung menghasilkan korelasi dari dalam
harga karena perusahaan memuluskan estimasi nilai mereka atau hanya menandai harga secara
berangsur-angsur menuju nilai pasar yang sebenarnya. Oleh karena itu, korelasi serial yang
positif sering kali diartikan sebagai bukti masalah likuiditas, di pasar yang hampir efisien dengan
perdagangan yang kurang gesekan, kita akan memperkirakan korelasi serial atau pola harga yang
dapat diprediksi lainnya menjadi minimal. Sebagian besar reksa dana menunjukkan hampir tidak
ada bukti mengenai korelasi seperti itu dalam imbal hasil mereka, dan korelasi serial S&P 500
hanya sekitar nol.

Gambar 26.2 menunjukkan bahwa korelasi serial dari dana lindung nilai sangat berhuubungan
dengan rasio Sharpe yang ditunjukkan.

26.5.2 Kinerja Dana Lindung Nilai dan Survivorship Bias


Backfill bias muncul karena dana lindung nilai melaporkan imbal hasil ke penerbit basis data
hanya jika mereka memilihnya. Dana lindung nilai yang dimulai dengan modal inti akan terbuka
kepada public dan karenanya memasuki basis data standar hanya jika kinerja masa lalunya cukup
berhasil untuk menarik klien.
9
Survivorship bias muncul ketika dana lindung nilai yang tidak berhasil yang menghentikan
operasinya berhenti melaporkan imbal hasil dan meninggalkan basis data, sehingga hanya tinggal
dana lindung nilai yang berhasil saja. Malkiel dan Saha menemukan bahwa tingkat pengurangan
dana lindung nilai jauh lebih tinggi daripada reksa dana. Kenyataannya, umumnya lebih dari
separuh tingkat pengurangan reksa dana sehingga menyebabkan hal ini menjadi isu penting.
Estimasi survivor bias di berbagai penelitian biasanya sangat besar, dalam rentang 2-4%.

26.5.3 Kinerja Dana Lindung Nilai dan Mengubah Factor Loadings


Dana lindung nilai dirancang untuk menjadi oportunistik dan memiliki fleksibilitas yang sangat
besar untuk mengubah profil risiko tersebut. Ini dapat membuat evaluasi kinerja menjadi terlalu
rumit. Apabila risiko tidak konstan, maka estimasi alfa akan menjadi bias apabila kita
menggunakan model indeks yang standard an linier. Dan apabila profil risiko berubah secara
sitematis dengan imbal hasil harapan atas pasar, maka evaluasi kinerja bahkan lebih sulit.

Gambar 26.3 mengilutrasikan garis karakteristik dari market timer yang sempurna yang tidak
melakukan pemilihan sekuritas tetapi mengalihkan dana dari T-bills ke portofolio pasar hanya
ketika imbal hasil pasar mengungguli T-bills. Garis karakteristik tidak linier, dengan kemiringan
0 ketika ekstra imbal hasil pasar bernilai negative, dan kemiringan 1 ketika positif. Tetapi upaya
naif untuk mengestimasi persamaan regresu dari pola ini akan menghasilkan kesesuaian garis
dengan kemiringan antara 0 dan 1, dan alfa positif. Tidak ada satupun alat statistic yang secara
akurat dapat menjelaskan dana lindung nilai seperti ini.

10
Pada gambar 26.4A mengilustrasikan kasus sebuah dana lindung nilai yang memiliki portofolio
saham dan menjual opsi beli. Di kedua kasus, garis karakteristik lebih curam ketika imbal hasil
portofolio buruk – dengan kata lain, dana lindung nilai tersebut memiliki sensitivitas lebih besar
terhadap pasar ketika sedang turun daripada ketika sedang naik. Ini merupakan profil yang
berkebalikan yang akan muncul dari kemampuan timing, yang sama seperti pembelian opsi
daripada penjualan opsi, dan karenanya akan memberikan dana lindung nilai tersebut sensitivitas
yang lebih besar terhadap pasar terlebih dahulu.

11
26.5.4 Tail Events dan Kinerja Dana Lindung Nilai
Masalah dalam mengartikan strategi dengan eksposur terhadap tail events yang ekstrem (seperti
pada posisi opsi jual) adalah bahwa kejadian ini menurut definisi sangat jarang terjadi, sehingga
hasil dekade yang mungkin perlu untuk menaikkan atribut risiko dan imbal hasil yang
sebenarnya. Nassim Taleb, yang merupakan operator dana lindung nilai dirinya sendiri, membuat
kasus ang menganalogikan banyak dana lindung nilai seperti manajer hipotesis kita, yang
menjadi ternama dan jaya melalui strategi menguntungkan sebagian besar waktu tetapi
menghadapkan investor pada kerugian yang jarang tetapi ekstrem.

Taleb menggunakan metafora angsa hitam untuk membahas pentingnya kejadian-kejadian yang
sangat jarang terjadi, tetapi sangat berdampak besar. Hingga ditemukannya Austrial, orang-orang
Eropa meyakini bahwa semua angsa adalah angsa hitam berada di luar wilayah yang wajar,
dalam jargon statistic, merupakan oulier yang ekstrem relative terhadap sampel yang diamati.
Taleb beralasan bahwa dunia ini diisi dengan mudah dari rentang kumpulan pengalaman hingga
sekarang. Sementara kita tidak dapat memprediksi angsa hitam mana yang diharapkan, tetapi kita
tahu bahwa beberapa angsa hitam akan muncul kapanpun. The October 1987 Crash, ketika pasar
jatuh lebih dari 20% dalam 1 hari, bisa dipandang sebagai sebuah angsa hitam – kejadian ang

12
tidak pernah terjadi sebelumnya, salah satu kejadian yang telah dianggap kebanyakan pengamat
pasar tidak mungkin terjadi dan tentu saja tidak layak dibuat pemodelan, tetapi dengan dampak
yang sangat tinggi. Contoh lain adalah Long term capital management.

26.6 Struktur Biaya dalam Dana lindung Nilai


Struktur biaya dalam dana lindung nilai yang umum adalah biaya manajemen sebesar 1-2% dari
aset ditambah biaya insentif yang sama dengan 20% keuntungan investasi yang melebihi kinerja
pembanding yang telah ditentukan sebelumnya, per tahun. Biaya insentif secara efektif
merupakan opsi beli atas portofolio dengan harga eksekusi sama dengan nilai portofolio saat ini
dikalikan 1 + imbal hasil pembanding. Manajer mendapatkan fee tersebut apabila nilai portofolio
cukup meningkat, tetapi kehilangan fee tersebut jika niai portofolionya turun. Gambar 26.5
mengilustrasikan biaya insentif untuk sebuah dana lindung nilai dengan biaya insentif 20% dan
tingkat ambangan (hurdle rate) sama dengan suku bunga pasar uang, rf. Nilai portofolio saat ini
dinyatakan dengan S0 dan nilai akhir tahun adalah ST. Biaya insentif setara dengan 0,20 opsi beli
atas portofolio dengan harga eksekusi S0 (1+rf).

Kerumitan utama penjelasan struktur kompensasi umum ini adalah high water mark. Apabila
dana lindung nilai mengalami kerugian, mereka tidak mampu untuk membebani biaya insentif
kecuali jika dan hingga mereka pulih ke nilai sebelumnya yang lebih tinggi. Dengan kerugian
besar, ini lebih sulit. Oleh karena itu, high water mark memberikan insentif bagi manajer untuk

13
menghentikan dana lindung nilai yang telah berkinerja buruk dan kemungkinan merupakan
penyebab tingkat penurunan yang tinggi untuk dana lindung nilai yang disebutkan di atas.

Salah satu sektor yang tumbuh paling cepat di dunia dana lindung nilai adalah fund of funds. Ini
adalah dana lindung nilai yang berinvestasi pada satu dana lindung nilai atau lebih. Fund of funds
juga disebut dengan lindung nilai feeder, karena mereka memberi makan aset dari investor asli
ke dana lindung nilai akhir. Mereka dipasarkan sebagai penyedia investor kapabilitas untuk
mendiversifikasikan antar dana lindung nilai, dan juga menyediakan due diligence yang terlibat
dalam penyaringan dana-dana untuk kelayakan investasi.

Sifat kompensasi yang seperti opsi dapat memiliki dampak besar pada fee yang diharapkan
dalam fund of funds. Ini karena fund of funds membayar biaya insentif untuk setiap dana yang
mendasari yang melebihi pembandingnya, meskipun kinerja agregat fund of funds buruk. Dalam
hal ini, diversifikasi dapat melukai.

Gagasan di balik fund of funds adalah untuk menyebarkan risiko di antara beberapa dana lindung
nilai yang berbeda. Akan tetapi, investor perlu waspada bahwa fund of funds ini beroperasi
dengan solvabilitas yang sangat tinggi, di urutan teratas solvabilitas dari dana lindung nilai utama
di mana mereka berinvestasi yang dapat membuat imbal hasilnya sangat berfluktuasi. Selain itu,
apabila berbagai dana lindung nilai di mana fund of funds ini berinvestasi memiliki gaya
investasi yang sama, manfaat diversifikasi penyebaran investasi di antara beberapa dana lindung
nilai hanyalah pura-pura, tetapi ekstra lapisan biaya manajemen yang curam pasti tidak
dibayarkan kepada manajer fund of funds.

14

Anda mungkin juga menyukai