Oleh:
Kelompok 1
Magister Akuntansi
Universitas Airlangga
2018
BLOCHER CHAPTER 2 (Page 43-51)
Balance Scocecard
Balance scorecard (BSC) dan peta strategi merupakan alat-alat utama untuk
implementasi strategi. BSC mengimplementasikan strategi dengan menyediakan alat
pengukuran kinerja komprehensif yang mencerminkan ukuran-ukuran yang sangat penting
untuk kesuksesan strategi perusahaan dan dengan demikian menyediakan sarana untuk
mensejajarkan pengukuran kinerja pada perusahaan dengan strategi perusahaan. Peta
strategi juga digunakan untuk mengimplementasikan strategi, tetapi bertentangan dengan
fokus pengukuran kinerja pada BSC, peran utama peta strategi adalah mengembangkan dan
mengkomunikasikan strategi di seluruh organisasi. Dalam jumlah, BSC menyediakan
struktur ukuran kinerja dan peta strategi yang menyediakan peta perjalanan yang dapat
digunakan perusahaan untuk melaksanakan strategi.
Penentuan Waktu, Sebab Akibat, dan Ukuran Terkemuka dalam Balance Scorecard
Pandangan lain tentang BSC bagi perusahaan elektronik (di Exhibit 2.5) akan
mengungkapkan beberapa ukuran yang mungkin harus diambil setiap hari atau setiap
minggu (penjualan atau jumlah produk cacat) dan beberapa ukuran harus diambil setiap
bulan atau lebih jarang (arus kas, tingkat pengembalian total modal). Dengan demikian,
BSC bukan satu-satunya dokumen yang ditampilkan pada siklus mingguan atau bulanan
yang diterapkan, tetapi merupakan ukuran yang akan diperbaharui pada waktu yang tepat.
Beberapa langkah-langkah ini diketahui memiliki hubungan sebab-akibat dengan tindakan
lain, misalnya meningkatkan kualitas harus meningkatkan penjualan dan kepuasan
pelanggan. Jadi, beberapa langkah-langkah merupakan akibat "leading indicators" dari apa
yang akan terjadi pada langkah-langkah lain pada periode mendatang.
Perusahaan berada di bawah tekanan dari regulator dan pemegang saham untuk
mengadopsi praktek-praktek berkelanjutan. Yang dinilai pada keberlanjutan
(sustainability), misalnya oleh Dow Jones Sustainability Index, menempatkan tekanan
tambahan pada perusahaan. Beberapa perusahaan, termasuk Toyota dan Wal-Mart, telah
mengadopsi keberlanjutan (sustainability) untuk meningkatkan keuntungan. Sebagai hasil
dari perkembangan ini, survei terbaru menunjukkan bahwa mayoritas kepala eksekutif
melihat keberlanjutan sebagai memainkan peran kunci dalam strategi perusahaan mereka.
Survei terbaru menunjukkan bahwa 80 persen akan lebih suka bekerja untuk "hijau"
perusahaan.
TANGIBLE OUTCOMES
CHAPTER 1
INTRODUCTION
Strategy
Strategi organisasi menjelaskan bagaimana cara memberikan nilai atau keuntungan
kepada para pemegang saham, konsumen, dan masyarakat. Jika asset tak berwujud
perusahaan mewakilkan lebih dari 75 persen dari nilai mereka, maka formulasi strategi dan
eksekusinya harus secara eksplisit mengarahkan dan menyelaraskan asset tak berwujud
tersebut. Kaplan dkk telah bekerja dengan lebih dari 300 organisasi dalam beberapa tahun
terakhir, membantu mereka dalam mengembangkan dan mengimplementasikan Balanced
Scorecards (BSC). Kaplan dkk merasa bahwa BSC adalah alat manajemen yang sangat
kuat. Untuk dampak atau efek yang maksimal, system pengukuran harus focus pada
strategi perusahaan, bagaimana perusahaan membuat nilai-nilai masa depan yang akan
bertahan dalam jangka panjang. Dalam merancang BSC, suatu perusahaan harus mengukur
parameter penting yang mewakilkan strategi mereka dalam penciptaan nilai jangka
panjang.
1. Strategy balances contradictory factors. Investasi dalam asset tak berwujud untuk
pertumbuhan pendapatan jangka panjang biasanya akan konflik dengan
pemotongan biaya kinerja keuangan jangka pendek. Tujuan utama dari organisasi
sector privat adalah penciptaan pertumbuhan berkelanjutan di dalam nilai
pemegang saham. Hal ini membutuhkan komitmen jangka panjang. Pada saat
yang bersamaan, organisasi harus menunjukan peningkatan hasil dalam jangka
pendek. Hasil jangka pendek selalu bisa diperoleh dengan mengorbankan
investasi jangka panjang. Maka titik awal menjelaskan strategi adalah
menyeimbangkan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang. adalah
sumber dari penciptaan nilai yang berkelanjutan. Strategi membutuhkan artikulasi
yang jelas dari segmen pelanggan dan proposisi nilai yang dibutuhkan untuk
memuaskan mereka. Kejelasan dari proposisi nilai ini adalah dimensi paling
penting dari strategi.
2. Strategy is based on a differentiated customer value proposition. Fokusnya
bagaimana cara untuk memuaskan pelanggan.
a. Strategic job families yang menyelaraskan human capital dengan tema strategis.
Ketika ketiga komponen di dalam perspektif learning and growth sudah diselaraskan
dengan strategi, maka perusahaan memiliki tingkat organization readiness yang tinggi.
Perusahaan akan memiliki ability to mobilize and sustain the process of change required to
execute its strategy. Organization readiness akan tinggi jika:
STRATEGY MAPS
Misi dari sebuah organisasi memberikan titik awal dengan menentukan kenapa
organisasi itu ada atau bagaimana sebuah unit bisnis cocok di dalam perusahaan. Sebagian
besar perusahaan telah memiliki misi dan visi. Walaupun definisi misi dan visi bisa
bermacam-macam, berikut ini terdapat beberapa pedoman:
Mission. Pernyataan ringkas, focus pada internal dari alasan keberadaan
organisasi, tujuan dasar dimana aktivitas itu diarahkan, dan nilai yang memandu
aktivitas pegawai. Misi juga harus menjelaskan bagaimana organisasi
berkompetisi dan memberikan nilai kepada pelanggan.
Vision. Pernyataan ringkas yang menjelaskan tujuan organisasi dalam jangka
menengah sampai jangka panjang. Visi harus eksternal dan berorientasi pasar dan
harus mengekspresikan bagaimana organisasi ingin dirasakan oleh dunia.
Financial Perspective: Strategy Balances Contradictory Forces – Long-Term Versus
Short-Term
Peningkatan produktivitas, dimensi kedua dari strategi finansial, bisa terjadi dengan
dua cara. Pertama, perusahaan mengurangi biaya dengan mengurangi pengeluaran
langsung dan tidak langsung. Pengurangan biaya tersebut akan memungkinkan perusahaan
untuk memproduksi kuantitas output yang sama dengan lebih sedikit orang, material,
energy, dan supply. Kedua, perusahaan memanfaatkan asset fisik dan finansial mereka
secara lebih efisien, mengurangi modal tetap yang dibutuhkan untuk bisnis level tertentu.
Contohnya, dengan pendekatan just-in-time, perusahaan dapat melakukan penjualan
dengan persediaan yang lebih sedikit.
Customer Perspective: Strategy Is Based on a Differentiated Value Proposition
Strategi revenue growth membutuhkan proposisi nilai spesifik, di perspektif
pelanggan, yang menjelaskan bagaimana organisasi akan menciptakan nilai yang berbeda
dan berkelanjutan ke segmen yang ditargetkan. Di dalam perspektif pelanggan pada peta
strategi, manajer mengidentifikasikan segmen target pelanggan dimana unit bisnis bersaing
dan ukuran dari kinerja unit bisnis untuk pelanggan di target segmen ini. Perspektif
pelanggan mencakup beberapa ukuran hasil yang sukses dari strategi yang dibuat dan
diimplementasikan dengan baik.
1. Best Total Cost. Tujuan dari proposisi nilai ini harus menekankan harga yang
atraktif, kualitas yang baik dan konsisten, lead time yang lebih singkat,
kemudahan pembelian / berbelanja, dan pilihan produk yang bagus.
2. Best Product. Tujuan dari proposisi nilai ini menekankan pada fitur-fitur dan
fungsi khusus dari suatu produk yang akan memberikan nilai lebih kepada
pelanggan, dan mereka akan bersedia membayar untuk itu.
3. Best Total Solution. Pada proposisi nilai ini, pelanggan harus merasa bahwa
perusahaan mengerti mereka dan dapat menyediakan produk dan pelayanan yang
akan memenuhi kebutuhan mereka.
4. Lock-In. Proposisi ini terjadi apabila perusahaan menciptakan switching cost yang
tinggi kepada pelanggan mereka.
Tapi bahkan dengan penekanan pada salah satu dari empat kelompok proses internal,
perusahaan masih harus menggunakan strategi yang “seimbang” dan investasi untuk
meningkatkan semua proses di keempat kelompok tersebut. Biasanya, benefit finansial dari
peningkatan proses empat kelompok tersebut terjadi pada waktu yang berbeda (lihat
gambar di atas). Penghematan biaya dari peningkatan proses operasi memberikan benefit
secara cepat (enam sampai dua belas bulan). Pertumbuhan pendapatan dari hasil
memperdalam hubungan dengan pelanggan memberikan benefit dalam waktu satu sampai
dua tahun. Proses inovasi biasanya memakan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan
pendapatan dan peningkatan margin ( dua sampai empat tahun). Benefit dari proses
regulatory and social juga membutuhkan waktu lama untuk didapatkan.
Proses strategi kritis biasanya disebut strategic themes. Strategic themes
memungkinkan organisasi untuk focus pada tindakan mereka dan untuk menyediakan
struktur akuntailitas. Strategic themes adalah dasar dimana strategi dieksekusi. Terdapat
tujuh strategic themes untuk perusahaan manufaktur berteknologi tinggi, yaitu:
a. Solution selling and relationship management. Kedua tema ini memberikan
pondasi dari partnership dengan pelanggan baru.
b. Just-in-time production and flexible manufacturing. Tema ini memastikan bahwa
produk dapat dikonfigurasikan dan dikirim dalam waktu singkat sesuai dengan
kebutuhan pelanggan.
c. Internal product development and technology partnerships. Memberikan dua
sumber yang seimbang dari kebutuhan teknikal yang dibutuhkan agar perusahaan
tetap menjadi yang terdepan.
Perspektif keempat dari peta strategi BSC ini menjelaskan asset tak berwujud
organisasi dan peran mereka di dalam strategi. Kaplan dkk mengelompokkan asset tak
berwujud ke dalam tiga kategori:
The Balanced Scorecard: Measures, Targets, And Initiatives Translate Strategy Into
Action
Peta strategi menjelaskan logika dari strategi, menunjukkan objektif atau tujuan
dengan jelas untuk proses internal yang menciptakan nilai dan asset tak berwujud yang
diperlukan untuk mendukung proses tersebut. BSC mengartikan objektif peta strategi
menjadi ukuran dan target. Tapi objektif dan target tidak dapat dicapai hanya dengan
diidentifikasi, organisasi harus melakukan serangkaian aksi atau tindakan yang akan
memungkinkan target untuk semua ukuran dapat tercapai. Organisasi harus menyediakan
sumber daya yang langka; orang, dana, dan kapasitas, untuk setiap program aksi atau
disebut juga strategic initiatives. Untuk setiap ukuran pada BSC, manajer harus
mengidentifikasi inisiatif strategi yang dibutuhkan untuk mencapai target. Initiative akan
menciptakan hasil, maka eksekusi dari strategi dikelola melalui eksekusi dari inisiatif.
dari modal kerja. Contoh dari tujuan dan langkah-langkah untuk proses menjadi lebih
efisien dalam produksi barang dan jasa adalah sebagai berikut:
Tujuan Ukuran
Menurunkan biaya produksi Activity-based costing merupakan kunci dari
proses operasional
Biaya per unit produk
Beban pemasaran, penjualan, distribusi, dan
administrasi sebagai persentase dari total biaya.
Proses pengembangan yang Jumlah pada proses dengan peningkatan
berkelanjutan subtantial
Jumlah proses non-value added yang
dieleminasi.
Biaya inspeksi dan pengujian
Presentase total biaya kualitas
(pencegahan, penilaian, kegagalan
internal, kegagalan eksternal)
Meningkatkan proses tanggap Siklus waktu (dari mulai awal produksi sampai
produk selesai)
Waktu proses (waktu produk yang
sebenarnya sedang diproses)
Efesiensi proses (rasio dari waktu proses ke
siklus watu)
Meningkatkan pemanfaatan aset Persentase dari pemanfaatan kapasitas
tetap Keandalan dari peralatan
Jumlah dan presetase dari kerusakan
Fleksibilitas
Mengembangkan efisiensi modal Persediaan harian, perputaran persediaan.
kerja Penjualan harian dalam piutang
Presentasi stockouts
Siklus cash to cash
Pada proses ini perusahaan melakukan pendistribusian dan memberikan produk dan
layanan kepada pelanggan. Hal ini memiliki tujuan untuk mengurangibiaya dan waktu, dan
meminimalkan terjadinya cacat produk dankeluhan dari pelanggan. Selain itu juga untuk
memberikan reaksi yang responsif terhadap pelanggan, menurunkanbiaya untuk melayani
mereka, dan meningkatkan kualitas dari pengiriman.
Tujuan Ukuran
4. Mengelola Resiko
Pada proses selanjutnya adalah mengelola risiko, hal ini adalah sangat pentinguntuk
perusahaan dalam menghadapi pergerakan suku bunga dan fluktuasi valuta asing.
Melakukan lebih dari hanya menghindari pendapatan danfluktuasi arus kas. Menciptakan
nilai pemegang saham dengan carabahwa investor tidak dapat mencapai dengan sendirinya,
dengan cara:
a. Mengurangi biaya yang terkait dengan kesulitan keuangan
c. Menurunkan pajak
Ada empat hubungan dengan tujuan perspektif pelanggan, yaitu: (1) Harga yang
kompetitif dan total biaya penawaran yang rendah, (2) Kualitas yang sempurna, (3)
Kecepatan dan ketepatan berbelanja, (4) Seleksi yang bermutu.
Financial
Ada tiga hal yang berperan dalam Learning And Growth, yaitu Human Capital,
Information Capital, dan Organization Capital (Teamwork and Learning,
Culture).Manajemen berbasis aktivitas (ABM) dan kualitas totalmanajemen (TQM) dua
cara untuk membantu karyawanmelakukan perbaikan mendasar dalam proses
operasidengan menentukan prosesbiaya dan kemudian meningkatkannya. Manajemen
berbasis aktivitas menghasilkan operasional perbaikan melalui proses lima langkah, yaitu:
b. Menetapkan Prioritas
d. Melacak manfaat
Memilihan pelanggan
Pelanggan dapat dibagi sesuai dengan manfaat atau hubungan mereka dengan
perusahaan: (1) intensitas penggunaan, (2) manfaat yang dicari, (3) loyalitas, (4) sikap.
Segmentasi lebih mudah diamati dari karakteristiknya, untuk segmen misalnya dengan
jelas: faktor demografi, faktor geografis, dan faktor gaya hidup.Tujuan dan ukuran untuk
proses seleksi pelanggan adalah:
Customer Selecting Objectives Measures
Memahami segmen pelanggan Kontribusi laba oleh segmen
Pangsa pasar dengan target segmen
Pelanggan yang tidak menguntungkan Persentase pelanggan yang tidak
menguntungkan
Target pelanggan yang bernilai tinggi Jumlah akun yang strategis
Mengelola merek Melakukan survei pelanggan terhadap
merek.
Mengakuisisi Pelanggan
Mempertahankan Pelanggan
Tujuan dan ukuran untuk proses mengembangkan hubungan dengan pelanggan adalah:
Customer Selecting Objectives Measures
Cross-sell pelanggan Jumlah produk per pelanggan.
Pendapatan lintas-pasar rujukan ke
pelanggan baru.
Solution selling Jumlah perjanjian layanan yang
dikembangkan bersama.
Pendapatan/margin dari layanan pasca
penjualan.
Bermitra dengan pelanggan Sejumlah layanan sebagai nilai tambah
tersedia untuk pelanggan.
Jumlah kontrak dari sumber tunggal.
Jumlah perjanjian gain-sharing.
Uang yang diperoleh dari perjanjian
gainsharing.
Jumlah jam yang dihabiskan dengan
pelanggan.
CHAPTER 5
INNOVATION PROCESSES
Perusahaan harus mendapatkan hak untuk beroperasi dalam komunitas dan negara
dimana mereka dapat memproduksi dan menjual secara berkelanjutan. Peraturan nasional
dan lokal mengenai lingkungan, keselamatan dan kesehatan karyawan serta praktik
memperkerjakan karyawan – memaksakan standar atas praktik perusahaan. Ditingkat
paling minimum, untuk menghindari penutupan atau tuntutan pengadilan yang mahal,
perusahaan harus mematuhi seluruh aturan yang berhubungan dengan praktik bisnis.
Disamping itu banyak perusahaan berusaha berbuat lebih dari sekedar mematuhi peraturan.
Perusahaan menyadari tanggung jawab perusahaan pada karyawan, masyarakat, dan
komunitas mereka karena gagal menyajikan proses regulasi dan sosial yang baik untuk
menempatkan risiko pada kehandalan perusahaan, pertumbuhan, dan penyampaian nilai
masa depan kepada shareholders. Sebuah reputasi yang gemilang untuk kinerja yang sesuai
dengan dimensi sosial dan regulasi membantu perusahaan dalam menarik dan
mempertahankan pekerja yang berkualitas tinggi, dengan cara membuat sumber daya
manusia yang efektif dan efisien. Mengurangi kecelakaan dalam lingkungan perusahaan,
meningkatkan keselamatan dan kesehatan pekerja juga meningkatkan produktifitas serta
mengurangi biaya operasional. Perusahaan mengelola dan melaporkan kinerja sosial dan
regulasinya berdasar sejumlah dimensi yang menentukan keberhasilan, anatra lain:
1. Environment Performance
Regulasi yang luas dalam mengembangkan negara, kinerja lingkungan merupakan
yang paling berkembang dari sistem pengukuran peraturan dan sosial bagi pelaporan
perusahaan. Secara umum, perusahaan memiliki beberapa komponen laporan kinerja
enviromental, antara lain:
a. Konsumsi energy dan sumber daya
b. Polusi air
c. Polusi udara
d. Limbah padat hasil produksi dan pembuangannya
e. Kinerja produk
f. Menilai lingkungan keseluruhan
4. Community Investment
Perspektif learning and growth dari BSC menjelaskan peran penyelarasan asset tak
berwujud organisasi dengan strategi. Perspektif ini mengandung objektif dan ukuran untuk
tiga komponen dari asset tak berwujud yang penting untuk mengimplementasikan strategi
apapun:
1. Human capital
2. Information capital
3. Organization capital
Objektif atau tujuan dari tiga komponen ini harus diselaraskan dengan objektif untuk
proses internal dan saling terintegrasi. Asset tak berwujud harus dibangun di atas
kapabilitasnya di dalam asset berwujud dan tak berwujud lainnya, daripada membuat
kapabiitas sendiri yang tidak ada sinergi.
Alignment
The Intangible Assets Must Be Aligned with the Strategy, in Order to Create Value.
Asset tak berwujud mendapatkan nilai hanya di dalam konteks strategi, apa yang
diharapkan dari mereka untuk membantu pencapaian organisasi. Contohnya, asumsikan
suatu organisasi ingin investasi ke pelatihan staff. Asumsikan lagi bahwa organisasi
memiliki dua pilihan: (1) program pelatihan pada TQM atau (2) program pada customer
relationship management (CRM). Program mana yang memiliki nilai lebih? Sudah pasti
jawaban dari pertanyaan tersebut tergantung dari strategi perusahaan. Perusahaan yang
menggunakan strategi low cost, seperti Dell dan McDonald‟s, yang harus selalu
meningkatkan proses operasinya akan mendapatkan nilai lebih dari pelatihan TQM.
Perusahaan seperti Goldman Sachs atau IBM Consulting, yang menggunakan strategi total
customer solution, akan mendapat benefit yang lebih dari pelatihan CRM. Investasi yang
sama pada pelatihan akan menciptakan hasil yang lebih besar jika diselaraskan dengan
strategi organisasi. Strategic alignment adalah prinsip utama di dalam menciptakan nilai
dari asset tak berwujud.
Integration
The strategic role of intangible assets cannot be addressed on a stand-alone basis.
Ketika organisasi mengelompokkan aktivitasnya di sekitar fungsi, seperti HR dan IT,
biasanya akan membuat banyak spesialisasi. Orang-orang yang berada di departemen
fungsional yang berbeda melihat model professional di dalam disiplin mereka sebagai
referensi atau benchmark. Spesialisasi seperti itu jelas akan menguntungkan untuk
menciptakan kinerja yang lebih baik di setiap departemen. Tetapi pada prakteknya, unit
fungsional yang berbeda akan mencari keunggulan sendiri. Setiap departemen bersaing
untuk sumber daya organisasi yang langka; satu pihak menginginkan untuk menambah
pelatihan pegawai, sedangkan pihak lain ingin menambah kapabilitas teknologi. Solusi
dicari di dalam suatu isolasi dan hasilnya selalu mengecewakan.
Keselarasan dan integrasi menyediakan dasar konseptual untuk mengembangkan
objektif untuk human capital, information capital, dan organization capital di dalam
perspektif learning and growth. Beberapa organisasi, mengeksploitasi potensi competitive
advantage dari menyelaraskan dan mengintegrasi asset tak berwujud milik mereka. Kaplan
dkk melakukan dua survey dari eksekutif HR dan IT, untuk dapat lebih mengerti
pendekatan mereka dalam keselarasan strategi. Hanya sepertiga organisasi saja yang
menunjukkan adanya keselarasan yang kuat dari HR dan IT dengan strategi perusahaan.
Kenapa banyak yang tidak selaras? Hanya sedikit organisasi HR dan IT mengintegrasikan
rencana dengan strategi, hubungan manajer, atau modal dengan strategi.
Pada langkah ketiga, menilai kesiapan sumber daya manusia. Penilai dapat menarik
dari berbagai pendekatan untuk mengevaluasi kinerja individu dan potensi dalam job
family strategis. Misalnya, setiap karyawan melakukan self-assessment relatif terhadap
persyaratan pekerjaan yang kemudian dia bahas dengan mentor atau manajer karir atau
penilai meminta umpan balik dari rekan-rekan, atasan, bawahan, tentang berbagai topik
yang berkaitan dengan kinerja karyawan.
Sumber daya informasi merupakan bahan dasar bagi penciptaan nilai di era
ekonomi baru. Kerangka umum untuk menjelaskan kesiapan sumber daya informasi ini
dimulai dari:
Teknologi
Infrastruktur
Teknologi
Keahlian
Manajemen
Sumber Daya
Transaction
Informasi
Processing
Application
Transformational
Application
Kategori Sumber Daya Informasi Deskripsi
Infrastuktur Teknologi Teknologi bersama dan keahlian yang
diperlukan untuk memungkinkan penyampaian
dan penggunaan aplikasi modal informasi yng
efektif
Transaction Processing Application Sistem yang mengotomisasi transaksi berulang
dasar perusahaan
Analitic Application Sistem dan jaringan yang mengajukan analisis,
interpretasi, dan pembagian
informasi/pengetahuan
Transformational Application Sistem dan jaringan yang mengubah model
bisnis yang berlaku di perusahaan
Kesiapan strategis sumber daya informasi, mengukur derajat kesiapan sumber daya
informasi organisasi untuk mendukung strategi perusahaan. Pendekatan yang digunakan
yakni melalui skema enam tingkat yang mengidentifikasi masing-masing status aplikasi.
CHAPTER 10
1. Budaya
Sikap dominan dan perilaku yang menjadi ciri fungsi yang suatu organisasi harus
membuat cadangan strategi organisasi. Eksekutif umumnya percaya bahwa:
b. Strategi terlebih dulu harus menyetujui menjadi mengeksekusi melalui individu pada
semua tingkatan organisasi dan karenanya;
c. Sikap Baru dan budaya perilaku akan diperlukan seluruh tenaga kerja sebagai
prasyarat untuk perubahan.
2. Kepemimpinan
Lock-in Strategies
Dalam strategy ini perusahaan menghasilkan nilai jangka panjang yang berkelanjutan
dengan cara menciptakan switching-cost yang tinggi bagi pelanggan. Lock-in strategy
terjadi ketika produk inti perusahaan menjadi standar industry. Perusahaan yang mengejar
Lock-in Strategies memerlukan :
a. Membangun dan menerapkan standar proprietary
b. Menaikkan luasan dan aplikasi pada standar tersebut
c. Potensi yang rendah dari switching-cost pelanggan
CHAPTER 12
Sebuah strategi pemetaan adalah representasi satu kesatuan dari hubungan sebab-
akibat antara tujuan untuk kedua hasil dan driver strategi. Tujuan di peta dikonversi ke
tindakan Balanced Scorecard, target dan inisiatif. Tetapi strategi pemetaan hanya
representasi statis. Dalam rangka untuk menciptakan strategi yang dinamis, manajer harus
menghitung dengan mendirikan target dan memvalidasi hubungan sebab-akibat dalam
strategi pemetaan; mendefinisikan garis waktu dengan menentukan bagaimana tema
strategis akan menciptakan nilai di cakrawala pendek, menengah dan jangka panjang untuk
menciptakan penciptaan nilai yang berkelanjutan; dan pilih inisiatif, driver utama dari
perubahan yang akan menutup kesenjangan antara kinerja diproyeksikan dan arus.
Perencanaan kampanye adalah proses 6 langkah untuk melakukan latihan skenario
perencanaan sedangkan peta strategi yang sedang dibangun:
1. Tentukan nilai pemegang saham / gap pemangku kepentingan. Tentukan tujuan
menyeluruh dan tindakan, mengidentifikasi target dan kesenjangan nilai, dan
mengalokasikan kesenjangan nilai untuk pertumbuhan dan produktivitas gol. Strategi
peta awal, dalam perspektif keuangan, dengan tujuan untuk menciptakan nilai pemegang
saham melalui dua tujuan keuangan: komponen pertumbuhan pendapatan jangka
panjang, dan komponen jangka pendek dari peningkatan produktivitas.
2. Rekonsiliasi proposisi nilai pelanggan. Memperjelas sasaran segmen pelanggan dan
proposisi nilai pelanggan, pilih tindakan, dan mendamaikan tujuan pelanggan dengan
tujuan pertumbuhan keuangan.
3. Menetapkan nilai garis waktu. Menunjukkan bagaimana kesenjangan nilai akan ditutup
selama perencanaan horizon didirikan dengan mengalokasikan ke tema yang berbeda.
4. Mengidentifikasi tema strategi. Mengidentifikasi beberapa proses penting yang memiliki
dampak terbesar dan menetapkan langkah-langkah dan target.
5. Buat strategi kesiapan aset. Setelah mendefinisikan manusia, informasi dan organisasi
modal yang dibutuhkan untuk mendukung strategi, menilai kesiapan aset untuk
mendukung strategi, dan menetapkan langkah-langkah dan target.
6. Mengidentifikasi dan mendanai strategi inisiatif. Memperjelas dan mengamankan
pendanaan untuk strategi setelah mendirikan inisiatif khusus yang diperlukan untuk
mendukung proses dan untuk mengembangkan aset tidak berwujud.
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, J. E., Stout, David E., & Cokins, G. 2010. Cost Management: A Strategic
Emphasis Fifth Edition. McGraw-Hill/Irwin.
Kaplan, R. S., & Norton, D. P. 2004. Strategy maps: Converting intangible assets into
tangible outcomes. Harvard Business Press.