Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

Sistem Informasi Manajemen


BASIC SYSTEMS CONCEPTS AND TOOLS

Disusun oleh:
Eka Pramudita 041624253021
Amalia Hasta Insani 041624253025
Ni Made Anom Adhiapsari 041624253026
Kuntum Chairunnisa 041624253030
Trisula Nurulfajri Pandunita 041624253031

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi saat ini membuat manusia berpikir untuk menciptakan
segala sesuatu supaya bisa dilakukan secara praktis agar dapat menghewat waktu dan biaya.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, tidak bisa dipungkiri dapat sangat
membantu dan bermanfaat bagi manusia. Sejalan dengan kemajuan teknologi informasi,
hampir setiap badan usaha menerapkan sistem komputerisasi atau sistem pemrosesan data
elektronik di berbagai bidang kegiatannya. Hal ini sangat membantu bagi kelancaran
perusahaan, baik bagi aktivitas operasional perusahaan seperti otomatisasi kegiatan produksi,
maupun bagi manajemen dalam upaya memperoleh informasi yang akurat, tepat waktu, dan
relevan yang akan sangat dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan. Teknologi ini
menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, system jaringan untuk
menghubungkan satu computer dengan computer lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan
teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Faktor
yang paling penting didalam pengelolaan sumber daya informasi bagaimana mengembangkan
Sistem Informasi Sumber daya Informasi yang akan digunakan. Ada berbagai pendekatan
yang dapat dipergunakan dalam proses pengembangansistem informasi ini, diantarany a:
System Development Life Cycle (SDLC) , Prototyping Rapid Application Development ,
Object Oriented Analysis and Development . Setiap perusahaan selalu melakukan
pengembangan terhadap sistem informasinya.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Basic Systems Concepts and Tools
2.1.1 The Sytstem View
What Is a System?
Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yang mana
menekankan kepada prosedur dan pada elemen dan komponennya.
Menurut Jogiyanto ( 2005 : 1 ) Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur
adalah : “ Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu aturan
tertentu ”.
Peter Senge dan guru manajemen lainnya berpendapat bahwa sistem yang lengkap
(holistik) diperlukan untuk memungkinkan organisasi untuk beradaptasi dengan cepat atas
pesatnya perubahan lingkungan. Menurut Senge (1990), sistem adalah:
 Suatu ketertiban atau kedisiplinan untuk melihat secara keseluruhan atau utuh.
 kerangka kerja untuk melihat keterkaitan daripada hal-hal (alat)
 mencegah rasa ragu (keraguan/bingung) ketika dihadapkan dengan kompleksitas atau
kerumitan.
 Sistem adalah seperangkat komponen yang saling terkait yang harus bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama ( V. Brown, Carol : 2012). Ini adalah teori namun lebih
sulit untuk diterapkan.
 Menurut James O’Brien (2010), sistem adalah sekelompok komponen yang saling
berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input
serta menghasilkan output dalam proses transformasi.
 Menurut Jogiyanto ( 2005 : 2 ) Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen
dan komponennya adalah : “ Sistem adalah kumpulan dari elemen – elemen yang
berintegresi untuk mencapai tujuan tertentu “.
Sehingga dari adanya pendapat mengenai sistem tersebut dapat disimpulkan bahwa,
sistem merupakan suatu kumpulan dari elemen-elemen atau jaringan kerja yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut
Jogiyanto ( 2005 : 8 ) adalah : “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.”
Sedangkan untuk Sistem Informasi, menurut V. Brown, Carol (2012) sistem informasi
dapat diartikan secara luas yaitu sebagai bagian dari IT, prosedur, gerakan, manajemen,
distribusi data dan informasi. Komponen-komponen dalam IS ini harus dapat bekerjasama
dengan baik, artinya komponen tersebut harus konsisten, lengkap dan terhubung antara satu
sama lain. Namun menurut Jogiyanto ( 2005 : 11 ) adalah : “ Sistem informasi adalah suatu
sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi sari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan “. Menurut James
O’Brien (2010), sistem informasi adalah kombinasi teratur dari orang-orang, hardware,
software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi adalah komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung
pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, dan untuk memberikan gambaran aktivitas
didalam perusahaan.
Tujuan dari sistem tersebut adalah untuk mengorganisasikan sistem informasi yang
baru agar dapat mengatasi berbagai masalah yang terjadi pada suatu organisasi, serta
memberikan pengertian mengenai suatu bentuk sistem yang ada pada suatu organisasi serta
trik-trik manageman yang berkaitan dengan sistem informasi manageman (SIM) berbasis
komputer.

Sistem Elemen Kunci


Dibawah ini terdapat beberapa elemen kunci dalam suatu sistem menurut dua
pandangan yang berbeda, yaitu :
Menurut Carol V. Brown Menurut Jogiyanto
1. Boundary 1. Boundary
2. Lingkungan 2. Lingkungan
3. Input 3. Input
4. Output 4. Output
5. Komponen 5. Komponen
6. Interface 6. Interface
7. Penyimpanan 7. Pengolah Sistem

8. Sasaran Sistem (Goal)

1. Boundary. Penggambaran unsur yang berada dalam sistem yang dianalisis dan yang
berada di luar; diasumsikan bahwa unsur-unsur dalam batas yang lebih mudah
berubah dan dikendalikan dari yang di luar (V. Brown, Carol : 2012 ). Sedangkan
yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar
sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau
kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepak bola mempunyai aturan permainan dan
keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi
oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu
saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah
perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan
dapat mengurangi keterbatasan dana.
2. Lingkungan. Semua luar sistem; lingkungan menyediakan asumsi, kendala, dan input
ke sistem. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan
bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau
menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus
ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem,
sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu
terhadap kelangsungan hidup sistem.
3. Input. Sumber (yaitu, data, bahan, persediaan, energi) dari lingkungan yang
dikonsumsi dan dimanipulasi dalam sistem. Masukan (input) sistem adalah segala
sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses.
Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang
tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan
contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).
4. Output. Sumber atau produk (yaitu, informasi, laporan, dokumen, tampilan layar,
bahan) yang diberikan kepada lingkungan oleh kegiatan (setelah di proses) di dalam
sistem. Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi,
keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
5. Komponen. Kegiatan atau proses dalam sistem yang mentransformasikan input
menjadi bentuk-bentuk peralihan atau yang menghasilkan output sistem; komponen
juga dapat sistem itu sendiri, dalam hal ini mereka disebut subsistem. Atau dapat
dikatakan lain komponen yaitu suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang
saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk suatu komponen sistem.
6. Interface. Tempat di mana dua komponen atau sistem, bertemu dilingkungannya atau
berinteraksi. Atau dapat dikatakan sebagai media penghubung antara suatu sub sistem
dengan sub sistem lain. Adanya penghubung ini memungkinkan berbagai sumber
daya menglir dari suatu sub sistem ke subsistem lainnya.
7. Penyimpanan. Area ini digunakan untuk penyimpanan informasi sementara dan
permanen mengenai informasi, energi, bahan, dan sebagainya.
8. Pengolah sistem. Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan
merubah masukan menjadi keluaran. suatu sistem produksi akan mengolah masukan
berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
9. Sasaran sistem (goal). Sebuah sistem sudah tentu mempunyai sasaran ataupun
tujuan. Dengan adanya sasaran sistem, maka kita dapat menentukan masukan yang
dibutuhkan sistem dan keluaran apa yang akan dihasilkan sistem tersebut dapat
dikatakan berhasil apabila mencapai/mengenai sasaran atau pun tujuan.

SISTEM BOUNDARY.
Sistem batas yang menggambarkan terkait apa yang berada di dalam di luar sistem.
Sehingga sistem boundary tersebut merupakan hal yang memisahkan lingkungan dari sistem
atau yang menggambarkan subsistem dari satu sama lainnya. Berikut faktor-faktor untuk
menentukan system boundary :
1. Apa yang dapat dikontrol. Dalam hal ini kita menyadari bahwa tidak semua sistem
dapat dikendalikan. Contoh: jika lingkungannya adalah manajemen produk baru
sehingga sistemnya yaitu sistem perancangan produk baru yang murah dan ditagih
dengan cara yang sudah didukung.
2. Apa lingkup yang dikelola dalam periode tertentu. Berarti manajer membuat
kemajuan dan beralih ke pekerjaan berikutnya. Sistem yang dikembangkan sebelumnya
tidak bisa digunakan dengan baik lagi atau menjadi pilihan terbaik pada saat proyek
selesai.
3. Dampak dari perubahan boundary. Sebagai perubahan bisnis atau informasi baru
tentang organisasi terungkap, sistem boundary yang berbeda dapat muncul untuk menjadi
bermanfaat. Keputusan ini memerlukan analisis yang cermat dari dampak perubahan
tersebut.

KOMPONEN DEKOMPOSISI.
Dalam buku V. Brown, Carol ( 2012 ), terkait komponen dekomposisi menyatakan
bahwa komponen dekomposisi merupakan suatu sistem yang seperti halnya produk rakitan.
Maksudnya adalah seperangkat komponen yang saling terkait, komponen dari sistem itu
sendiri dipandang sebagai suatu sistem (atau satu set komponen yang saling terkait) disebut
subsistem (modul). Sehingga dalam literature lain, dekomposisi artinya membagi sistem
kedalam komponen-komponen yang lebih kecil (subsistem) sehingga memudahkan dalam
menganalisa dan memahami sebuah sistem yang besar.
Keuntungan dekomposisi antara lain :
a. Analis menjadi lebih mudah mengatur dan menganalisa setiap subsistem secara lebih
detail.
b. Pada pengembangan sistem, sistem dapat didekomposisi menjadi beberapa modul. Tiap
modul dapat dikembangkan secara parallel dengan syarat tiap modul tidak saling
ketergantungan.
Lima tujuan penting dalam dekomposisi hierarki dari sistem, yaitu:
1. Untuk mengatasi kompleksitas sistem penguraian dari suatu sistem yang kompleks
memungkinkan kita untuk memecah sistem ke dalam potongan yang mudah untuk
dimengerti.
2. Untuk menganalisis atau mengubah hanya pada bagian darisistem penguraian dalam
komponen tertentu pada tingkatan yang tepat detail untuk pekerjaan itu.
3. Untuk merancang dan membangun setiap subsistem pada waktu yang berbeda.
Dekomposisi memungkinkan kita untuk menanggapi kebutuhan bisnis baru sambil
menjaga komponen terpengaruh utuh.
4. Untuk mengarahkan perhatian target audien. Dekomposisi memungkinkan kita untuk
fokus pada subset komponen penting untuk subset dari total populasi pengguna.
5. Untuk memungkinkan komponen sistem untuk beroperasi secara lebih independen.
Dekomposisi memungkinkan masalah-masalah komponen untuk diisolasi dan komponen
akan diubah, pindah, atau diganti dengan yang memberikan dampak paling kecil pada
komponen lainnya.

INTERFACES.
Titik kontak antara sistem dan lingkungannya atau antara dua subsistem. Interface
merupakan mekanisme komunikasi antara pengguna (user) dengan sistem. Interface dapat
menerima informasi dari pengguna (user) dan memberikan informasi kepada pengguna (user)
untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan suatu
solusi.Interface, berfungsi untuk menginput pengetahuan baru ke dalam basis pengetahuan
sistem pakar (ES), menampilkan penjelasan sistem dan memberikan panduan pemakaian
sistem secara menyeluruh atau step by step sehingga pengguna mengerti apa yang akan
dilakukan terhadap suatu sistem. Dalam suatu sistem informasi, fungsi interface umumnya
sebagai berikut:
 Filtering Membuang data yang tidak berguna (atau kebisingan).
 Coding / decoding data yang menerjemahkan dari satu format ke yang lain (misalnya,
beralih antara skema penomoran dua bagian, yang digunakan oleh pemasaran dan lain
yang digunakan oleh engineering).
 Error detection and correction Memeriksa kepatuhan terhadap standar dan konsistensi;
dengan mengisolasi tugas ini dalam interface, komponen lainnya dapat berkonsentrasi
pada tanggung jawab yang lebih penting.
 Buffer Membiarkan dua subsistem untuk bekerja sama tanpa disinkronkan ketat, seperti
dengan memiliki interface mengumpulkan data sampai komponen berikutnya siap
untuk menerima data.
 Security Menolak permintaan yang tidak sah untuk data dan menyediakan mekanisme
perlindungan lainnya.
 Summarizing Kondensasi volume besar masukan ke dalam statistik agregat atau bahkan
parameter matematika untuk mengurangi jumlah pekerjaan yang dibutuhkan oleh
subsistem berikutnya.
Tujuan penting dari sebuah interface adalah sistem decoupling. Metode ini digunakan
agar tidak menggunakan analisis interaksi yang tetap. Seperti 2 subsistem yang berhubungan
erat membutuhkan koordinasi yang sangat ketat. Dalam literature lain pemisahan
(Decoupling) merupakan dua subsistem yg berhubungan sangat erat membutuhkan suatu
koordinasi dan penjadwalan waktu yg ketat. Contoh : subsistem persediaan (bahan baku) dan
subsistem produksi. Bahan baku tiba dipabrik langsung diproduksi. Penyerahan bahan baku
harus diatur waktunya dengan tepat. Gunanya untuk : menghindari penundaan dalam
produksi, terlalu cepatnya datang bahan baku, tempat penyimpanan dan tenaga pengolahan.
Dua komponen sistem yang membutuhkan komunikasi yang cukup sering dan cepat
sehingga menimbulkan hambatan dalam sistem. Sehingga dengan adanya hal itu sistem
decoupling dapat melakukan pemecahannya yaitu dengan memisahkan atau mengendorkan
hubungan tersebut sehingga kedua sistem dapat beroperasi sejenak secara bebas.
Metode utama dari sistem decoupling adalah:
 Slack and flexible resources Menyediakan jalur alternatif untuk mengikuti ketika salah
satu komponen rusak atau melambat, seperti memiliki transmisi data yang interface
mengubah rute ke operator publik jika jaringan komunikasi data pribadi perusahaan
sibuk.
 Buffers Menyimpan data di lokasi sementara sebagai penyangga atau menunggu jalur
yang bisa habis sebagai data ditangani oleh komponen berikutnya.
 Sharing resources Membuat toko data bersama dengan hanya satu program (bagian dari
komponen interface) mempertahankan data, sehingga menghindari kebutuhan untuk
menyinkronkan beberapa langkah memperbarui atau untuk beroperasi dengan beberapa
salinan konsisten data
 Standards Menegakkan standar yang mengurangi kebutuhan untuk dua komponen untuk
berkomunikasi, seperti dalam mengadopsi kebijakan bisnis yang mengharuskan semua
pengalihan interunit informasi tentang pelanggan harus dilakukan dengan menggunakan
perusahaan kode identifikasi pelanggan standar

Organisasi sebagai Sistem


Beberapa kerangka yang berguna ada konsep bagaimana sistem informasi masuk ke
dalam sistem organisasi. Prinsip penting di sini adalah bahwa:
Setiap kali kita mengubah karakteristik satu atau lebih dari empat komponen ini, kita
harus mempertimbangkan perubahan kompensasi di lain.

Misalnya, teori organisasi berpendapat bahwa perubahan teknologi dapat


menyebabkan perubahan organisasi (imperatif teknologi); bahwa faktor-faktor organisasi
dapat mendorong perubahan teknologi (imperatif organisasi); dan perubahan sulit untuk
memprediksi karena variasi dalam tujuan, proses, dan pengaturan organisasi (Markus dan
Robey, 1988).

Analisis Sistem dan Desain


Sebuah proses utama yang digunakan dalam mengembangkan sistem informasi baru
yang disebut analisis sistem dan desain (SA & D). Proses SA & D didasarkan pada
pendekatan sistem untuk pemecahan masalah. beberapa prinsip dasar yang terkait dengan
baik teknik SA & D yang berasal dari karakteristik sistem kunci dijelaskan sebelumnya.
Dua prinsip pertama adalah:
 Pilih lingkup yang tepat Memilih batas untuk sistem informasi yang sangat
mempengaruhi kompleksitas dan potensi keberhasilan proyek IS.
 Logis sebelum fisik harus tahu apa sistem informasi adalah untuk melakukan sebelum
dapat menentukan bagaimana sebuah sistem adalah untuk beroperasi.

SYSTEM SCOPE. Sistem batas menunjukkan ruang lingkup sistem. Batas sangat penting
untuk merancang sistem atau memecahkan masalah. Terlalu kecil lingkupannya bisa
menyebabkan kehilangan solusi yang sangat baik untuk masalah. Terlalu luas lingkupannya
juga bisa terlalu rumit untuk menangani. Memilih lingkup yang tepat sulit namun penting
dalam memecahkan masalah secara umum dan dalam proyek-proyek IS pada khususnya.

LOGICAL BEFORE PHYSICAL Setiap deskripsi dari suatu sistem adalah abstrak karena
deskripsi adalah bukan sistem itu sendiri, tapi deskripsi sistem yang berbeda bisa
menekankan aspek yang berbeda dari sistem. Dua jenis umum yang penting dari deskripsi
sistem adalah deskripsi logis dan fisik. Deskripsi logis berkonsentrasi pada apa yang sistem
lakukan, dan deskripsi fisik berkonsentrasi pada bagaimana sistem beroperasi. Cara lain
untuk mengatakan ini adalah "function before form".

PROBLEM-SOLVING STEPS
Langkah pemecahan masalah, telah dikaitkan dengan proses SA & D.
 Masalah (atau sistem) sebenarnya merupakan serangkaian masalah; dengan demikian,
sebuah strategi yang tepat adalah dengan memecahkan masalah ke dalam masalah yang
lebih kecil dan lebih kecil, yang lebih mudah ditangani daripada seluruh masalah.
 Sebuah solusi tunggal untuk masalah ini biasanya tidak jelas bagi semua pihak yang
berkepentingan, sehingga solusi alternatif yang mewakili perspektif yang berbeda atau
yang membuat trade-off antara hasil yang diinginkan harus dihasilkan dan dibandingkan
sebelum solusi akhir yang dipilih.
 Masalah dan pemahaman tentang suatu hal bisa mengubah analisis sementara, sehingga
harus mengambil pendekatan bertahap yang menggabungkan reassessments; yang mana
hal ini memungkinkan komitmen tambahan untuk solusi tertentu, dengan "go" atau "no-
go" keputusan setelah setiap tahap.

PROSES BISNIS
Pada 1990-an, banyak organisasi mulai mengubah bisnis mereka dalam upaya untuk
merasakan dan merespon lebih cepat terhadap ancaman global dan tuntutan untuk
pemotongan biaya. Banyak upaya transformasi tersebut diarahkan menjauh dari pendekatan
fungsional untuk pendekatan proses-berorientasi yang lebih. Sebuah proses bisnis adalah
rantai kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil seperti pemenuhan pesanan atau bahan
akuisisi. Sistem informasi yang digunakan untuk memfasilitasi restrukturisasi radikal untuk
proses bisnis inti sejati.

Mengidentifikasi Proses Bisnis


Peran suatu siklus untuk suatu perusahan yang mencakup enam proses unit :
penelitian pasar, pengembangan produk, pencarian bahan baku, produksi produk, penjualan
produk, dan pemenuhan pesanan pelanggan. Menurut Peter Keen (1997) identifikasi suatu
proses inti perusahaan adalah merupakan tugas pokok dari analisis. Suatu proses inti
perusahaan mestinya tidah hanya dipandang sebagai aliran pekerjaan. Melainkan, proses
bisnis ini harus dipandang sebagai kewajiban dan aset perusahaan.

Rekayasa Ulang Proses Bisnis


Dalam sebuah artikel seminar yang diterbitkan oleh Harvard Bussiness Review,
Michael Hammaer menghimbau kepada perusahaan untuk mulai dengan “clean slate” dan
menggunakan IT untuk melakukan perubahan secara keseluruhan yang dikenal sebagai
Bussiness Process Reengineering (BPR). Perusahaan konsultan telah mengembangkan
keahlian yang kemudian disebut sebagai business process reengineering (BPR): pemikiran
kembali secara fundamental dan perancangan kembali proses bisnis secara radikal dengan
mempertanyakan asumsi, atau aturan bisnis, yang mendasari struktur organisasi dan
prosedur.
Sementara menurut Feldmann (2013) Business Process Reengineering, dikenal juga
dengan istilah Business Process Redesign (Perancangan Ulang Proses Bisnis), Business
Transformation, atau Business Process Change Management. Business Process
Reengineering (BPR) dimulai sebagai teknik sektor privat untuk mendukung organisasi
secara fundamental memikirkan kembali bagaimana mereka mengerjakan bisnis yang mampu
meningkatkan jasa kepada pelanggan, memotong biaya operasional dan menjadi kompetitor
kelas dunia. Kunci utama dalam perancangan ulang adalah pengembangan sistem informasi
dan jaringan. Organisasi-organisasi besar semakin banyak menggunakan teknologi ini untuk
lebih mendukung proses bisnis yang inovatif dibanding memperbaiki metode kerja pada saat
yang sama.
Untuk alasan itu, perancangan ulang memfokuskan pada merancang kembali proses
secara keseluruhan untuk mencapai keuntungan maksimal bagi organisasi dan pelanggan. Hal
ini berbeda dengan proses yang memfokuskan pada peningkatan fungsional atau incremental
saja. Sementara Menurut Whitten (2015), dalam melakukan rekayasa ulang proses bisnis ada
3 tahap besar yaitu:
1. Identifikasi Value Chain
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kegiatan-kegiatan pada setiap fungsi perusahaan
yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya. Kegiatan-
kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang secara bersama akan membentuk suatu
kombinasi proses yang dapat memberikan nilai tambah bagi proses bisnis perusahaan. Besar
kecilnya nilai tambah yang diberikan oleh suatu kegiatan pada proses bisnis Perusahaan
sangatlah bersifat tergantung faktor internal perusahaan antara lain strategi bisnis,
sumberdaya dan fasilitas produksi yang dimiliki dan visi dari pemimpinnya, serta faktor
eksternal antara lain kondisi kompetisi, kondisi industri, peraturan pemerintah, dan faktor
sosio ekonominya.

2. Tahap Analisa Setiap Kegiatan Dalam Proses Bisnis


Analisa terhadap setiap kegiatan dalam proses bisnis perusahaan dari segi waktu,
bottlenecks, biaya untuk mengidentifikasikan dampak setiap kegiatan dalam menciptakan
atau menambah nilai bisnis Perusahaan. Dalam tahap analisa proses bisnis ini juga dilakukan
identifikasi peluang-peluang untuk melakukan perbaikan dan perancangan ulang proses
bisnis agar proses bisnis lebih efisien.
3. Tahap Perancangan Proses Bisnis Yang Baru
Perancangan Proses bisnis yang baru dengan memanfaatkan teknologi informasi
dalam menambah nilai proses bisnis perusahaan. Hasil rancangan baru proses bisnis
kemudian diimplementasikan dan dilakukan review.

PROCESSES AND TECHNIQUES TO DEVELOP INFORMATION SYSTEMS


Tujuannya di sini adalah untuk memperkenalkan konsep-konsep kunci yang
mendasari toolkit sistem profesional. Juga menekankan topik penggunaan untuk kedua IS
spesialis dan manajer bisnis yang diminta untuk berpartisipasi, atau memimpin, proyek
sistem.

The Information Systems Development Life Cycle

Gambar 8.8 menyajikan tiga fase model generik SDLC (SDLC): Definisi,
Konstruksi, dan Implementasi.

Pada tahap definisi, para pemakai dan penganalisa sistem melakukan beberapa
langkah analisa pada operasi bisnis sekarang dan system informasi atau system pada area
permasalahan. Operasi yang sedang berjalan dan sistem diuraikan melalui kedua proses dan
orientasi data.
Tahap Konstruksi memerlukan perancangan, pengembangan, dan uji coba suatu
system yang dibutuhkan dalam pengembangan pada tahap definisi. Sistem yang diuraikan
pertama kali system penggunaan logika, baru kemudian kenyataan. Pada perancangan
program dan pendataan disarankan menggunakan program dengan teknologi komputer.
Pada tahap implementasi, para manajer perusahaan para professional SI bekerja sama
untuk menerapkan sistem yang baru. Dalam tahap ini sering terjadi perubahan data dan
pemeriksaan dari system yang lama.

Structured Techniques for Life-Cycle Development


Pengembangan sistem besar yang efektif membutuhkan pendekatan yang lebih
sistematis yang memungkinkan partisi dari masalah sehingga banyak pengembang dapat
mengerjakan proyek secara bersamaan. Peningkatan skala juga meningkatkan jumlah pihak
yang terlibat. Proyek sistem saat ini dapat memerlukan koordinasi di beberapa manajer
proyek dan bahkan melibatkan IS profesional di pelanggan atau pemasok organisasi (seperti
beberapa aplikasi B2B) dan dalam organisasi kontraktor IS terletak di mana saja di planet
melintasi beberapa zona waktu.
Teknik terstruktur, teknik ini ada untuk semua tahapan proses pengembangan
sistem, dan banyak variasi telah muncul. Teknik ini membuat persyaratan sistem dan desain
yang jelas, tepat, dan konsisten untuk semua pihak yang terlibat dalam proses. Selain itu,
teknik bisa diwujudkan dalam pendekatan yang lebih besar yang disebut
metodologi pengembangan sistem. Metodologi adalah kerangka kerja yang terdiri dari
pedoman, proses, peralatan, dan teknik untuk mengelola penerapan pengetahuan dan
keterampilan untuk mengatasi semua atau bagian dari masalah bisnis.
Dua pendekatan utama untuk membangun sistem telah muncul: prosedural
berorientasi dan berorientasi obyek. Sistem prosedural berorientasi secara historis yang
paling umum, mewakili kegiatan usaha kelas besar. Berorientasi objek (OO) adalah
pendekatan baru untuk pengembangan sistem yang sering digunakan dengan metodologi
seperti prototyping.

Procedural-Oriented Techniques
Di masa lalu sebagian besar proyek-proyek pembangunan IS (Information System)
telah terlibat dalam mengotomatisasi proses bisnis berorientasikertasatau memperbarui dan
memperluas proses bisnis yang ada otomatis atau sebagian otomatis. Kenyataan ini tercermin
dalam pendekatan prosedural mendasar untuk pengembangan sistem: Jelaskan apa yang Anda
miliki, menentukan apa yang Anda inginkan, dan menjelaskan bagaimana Anda akan
membuatnya begitu. Proses ini mirip dengan pendekatan pemecahan masalah umum analisis
(mendeteksi masalah), desain (mengembangkan solusi dan memilih yang terbaik), dan
mengambil tindakan (mengoperasionalkan solusi yang dipilih).

Seperti ditunjukkan dalam Gambar 8.9, pendekatan ini melibatkan mendokumentasikan


sistem (As-Is model), menciptakan model sistem masa depan yang diinginkan (logical To-Be
model), dan kemudian menafsirkan model masa depan yang logis sebagai desain sistem fisik
(Physical To-Bemodel). Motivasi untuk mengikuti proses tersebut berasal dari sebagian sifat
manusia.
Menggambarkan tiga model pada Gambar 8.9 memerlukan sejumlah besar usaha
sebelum membangun perangkat lunak. Manajer bisnis sering terkejut dengan tuntutan pada
mereka untuk mendukung fase definisi ini. Tujuan dari proses ini adalah untuk memiliki
gambaran menyeluruh tentang tahap konstruksi apayang diperlukan oleh sistem, sehingga
risiko proyek dapat dinilai dan direncanakan dengan beberapa tingkat kepercayaan atau
keputusan dapat dibuat untuk meninggalkan proyek. Bahkan, coding software yang
sebenarnya selama fase konstruksi biasanya mewakili kurang dari seperempat dari upaya
pembangunan seluruh sistem Page-Jones (2008). Model As-Is menyediakan dasar untuk
sistem: Mengapa membangun yang baru jika tidak akan melakukan lebih dari yang lama,
melakukannya lebih cepat, atau menghindari masalah yang ada? Model As-Is biasanya
mencakup logis (apa - fungsi dan proses) dan fisik (bagaimana-teknologi, termasuk orang,
dan waktu) model.
Meskipun mengembangkan model As-Is bisa pengguna intensif, mayoritas usaha
biasanya terlibat dengan mengembangkan model kedua: abstrak model As-Is ke Logical To-
Be. Logis To-Be modeling melibatkan penilaian kritis dari proses kerja yang ada untuk:
• mengidentifikasi subproses utama, entitas, dan tindakan antar mereka
• pengolahan terpisah dari aliran data
• hubungan capture antara elemen data
• menentukan entitas dan proses dalam lingkup proyek, dan mereka yang tidak termasuk
Setelah sistem baru telah diterapkan dan operasional, diagram seperti yang pada
Gambar 8.10 akan digunakan menunjukkan model fisik dari komponen sistem kunci dan
hubungan mereka. Ia menggunakan simbol berikut:

Kotak untuk modul Major


Silinder untuk Database
Panah untuk Arus data

Techniques for the As-I s Model


Apakah sistem pengguna sepenuhnya atau sangat otomatis, fungsi dan arus dari
kegiatan bisnis yang ada harus ditangkap. Pengetahuan tentang proses bisnis jarang sekali
dalam kepemilikan satu orang, dan mungkin ada perbedaan pendapat pada proses aktual atau
disukai. Prosedur, kebijakan, manual, form, laporan, dan dokumentasi lainnya yang
digunakan bersama dengan wawancara individu dan kelompok untuk mengidentifikasi proses
yang ada, peserta eksternal seperti vendor dan departemen fungsional lainnya, database atau
aplikasi lain, input dan output dari kegiatan yang bersangkutan.

Sebuah diagram konteks posisi sistem secara keseluruhan berkaitan dengan entitas
lain dan kegiatan dengan yang berinteraksi. Ini menjadi kerangka acuan umum bagi peserta
proyek dan membantu menentukan ruang lingkup proyek. Gambar 8.11 mengilustrasikan
diagram konteks untuk akun sistem hutang. Kita bisa melihat dari diagram ini bahwa rekening
fungsi hutang baik menerima masukan dari vendor dan mengirim output kepada mereka.
Fungsi akuntansi lainnya menerima ringkasan informasi tentang kegiatan hutang, sedangkan
pembelian memberikan masukan yang diperlukan untuk memproses hutang. Vendor,
akuntansi, dan pembelian semua dianggap berada di luar ruang lingkup proyek untuk upaya
pengembangan ini.
Teknik lain yang umum untuk mendokumentasikan sistem As-Is adalah proses kerja
diagram alir, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.12. Diagram alir ini mengidentifikasi
sumber-sumber informasi yang ada (yaitu, pembelian berkas order, penerimaan file), sumber
informasi yang diperbarui (perubahan faktur / hutang), urutan langkah terjadi (persetujuan
sebelum cek dicetak), dan beberapa dependensi atau keputusan (perlu mengetahui apakah
penjual baru atau tidak). Cara di mana penanganan pengecualian juga harus ditangkap
(misalnya, apa yang terjadi pada faktur tidak disetujui). Tidak ada dua diagram alur kerja
yang identik, karena mereka menangkap pola unik dan prosedur-formal dan informal-
organisasi.
Diagram aliran proses kerja dan teknik As-Is lainnya berfungsi untuk menunjukkan di
mana sistem yang bekerjadan tidak melakukan seperti yang diinginkan (baik hilang fungsi
dan proses inefisiensi). Masalah umum termasuk penanganan dokumen yang sama, waktu
tunggu berlebihan, pemrosesan tanpa output, hambatan, dan review langkah tambahan. Ini
menunjukkan bagaimana upaya pembangunan sistem yang terkait erat dengan upaya desain
ulang proses bisnis. Untuk menekankan proses mengalir di unit-mana kesalahan
organisasidapat diperkenalkan dan penundaan dapat terjadi-satu variasi dari diagram pada
Gambar 8.12, disebut swimming lane diagram, menunjukkan langkah dari pemrosesansuatu
organisasi. Memindahkan data antarorganisasi (swimming lanes) menyebabkan analis
mempertimbangkan desain yang lebih efisien. Ingat bahwa prinsip-prinsip BPR
menunjukkan bahwa satu orang (atau satu organisasi) harus melakukan semua langkah
dalam satu proses.

Techniques for the Logical To-Be Model


Pada langkah ini, sistem pengembang membangun model tingkat tinggi dari sistem
yang tidak ada: sistem pengguna dan manajer ingin mengganti yang mereka miliki sekarang.
Logical To-Be Model merupakan abstraksi yang mengidentifikasi proses dan data yang
dibutuhkan untuk sistem yang diinginkan tanpareferensi untuk dilakukan oleh siapa sebuah
kegiatan, di mana hal itu dicapai, atau jenis komputer atau perangkat lunak yang digunakan.
Model ini menjelaskan "apa," daripada "bagaimana". Berbeda, memisahkan informasi yang
bergerak melalui proses bisnis dari mekanisme yangmemindahkannya (misalnya, bentuk,
laporan, routing slip). Hal ini penting karena IT memungkinkan informasi berada di lebih dari
satu tempat pada waktu yang sama; kertas tidak memiliki atribut seperti ini. Dengan
meninggalkan hambatan fisik belakang, analis dapat lebih menentukan bagaimana
mengeksploitasi IT.
Logical To-Be model paling dekat hubungannya dengan Data Flow Diagram (DFD)
(lihat Hoffer et al., 2010, untuk pembahasan menyeluruh DFD). Notasi DFD sendiri adalah
teknologi independen; simbol tidak memiliki hubungan dengan jenis peralatan atau manusia
yang mungkin melakukan kegiatan proses atau menyimpan data. Penciptaan DFD biasanya
melibatkan kelompok orang dan dicapai melalui beberapa iterasi.
Empat jenis simbol yang digunakan dalam DFD:
 External Entity Sebuah persegi menunjukkan beberapa unsur di lingkungan sistem yang
mengirim atau menerima data. Entitas eksternal tidak diperbolehkan untuk langsung
mengakses data dalam sistem tetapi harus mendapatkan data dari pengolahan
komponen-komponen dari sistem. Tidak ada data yang mengalir antara entitas eksternal
yang akan ditampilkan. Entitas eksternal memiliki label benda.
 Data Flow Panah menunjukkan data yang bergerak - yaitu data yang bergerak antara
entitas eksternal dan proses sistem, antara proses sistem, atau antara proses dan
menyimpan data. Waktu dan volume data tidak ditampilkan. Arus Data memiliki label
benda.
 Proses Lingkaran merupakan komponen pengolahan sistem. Setiap proses harus
memiliki input dan output (sedangkan entitas eksternal memiliki salah satu dari input,
output, atau keduanya). Proses memiliki kata kerja-frase label serta identifier numerik.
 Data Store Persegi Panjang menggambarkan data sementara atau permanen diadakan
untuk acuan diulang oleh satu atau lebih proses. Penggunaan menyimpan data
menyiratkan ada penundaan dalam aliran data antara dua atau lebih proses atau
kebutuhan untuk penyimpanan jangka panjang. Setiap toko data yang terdapat dalam
sistem harus memiliki input dan output (yaitu, diisi dan digunakan) dalam
sistem.Menyimpan data yang berada di luar sistem mungkin hanya memberikan
masukan atau hanya output. Menyimpan data memiliki label kata benda dan identifikasi
unik.
Proses menciptakan diagram alur adalah sebagaiberikut:
 Mengidentifikasi entitas yang memasok atau informasi penggunaan sistem
 Membedakan proses data yang mereka gunakan atau mempengaruhi hasil.
 Menjelaskan aturan bisnis yang mempengaruhi transformasi data menjadi informasi.
 Mengidentifikasi hubungan logis.
 Menentukan tepat penyimpanan ganda dan pergerakan data.
Pada gambar 8.13 menampilkan "top-level" DFD untuk akun sistem hutang. Konsisten
dengan konteks (aliran data) diagram Gambar 8.11, garis putus-putus melukiskan batas
sistem. Sistem ini meliputi empat proses(lingkaran). Menyimpan data internal untuk sistem
ini (D2, D3, dan D4) berfungsi sebagai penyangga antara komponen proses (misalnya, untuk
mengimbangi tingkat pengolahan yang berbeda dari komponen-komponen atau mengizinkan
pengolahan batch transaksi) dan penyimpanan juga sebagai semi permanen untuk tujuanaudit.
Karena ini adalah tingkat atas DFD, atau pandangan makro, rincian pengolahan tidak
digambarkan. Misalnya, diagram tingkat atas ini tidak menunjukkan apa yang terjadi pada
pengecualian seperti apa proses tidak berurusan dengan faktur yang tidak sesuai pesanan
pembelian atau catatan penerimaan pengiriman.
Kunci efektivitas pemodelan DFD adalah penegakan dari hubungan hirarkis yang ketat.
Gambar 8.15 menunjukkan bahwa data entitas "Vendor Faktur" terkait dengan entitas data
"Purchase Order" oleh jenis hubungan "Termasuk." Selanjutnya, notasi sebelah entitas data
menunjukkan bahwa hubungan banyak-ke-satu telah ditetapkan. Ini berarti bahwa satu faktur
dapat merujuk ke satu pesanan pembelian tapi itu nomor pesanan pembelian mungkin
memiliki banyak faktur yang terkait dengannya. Atribut dari setiap entitas data yang
ditampilkan dalam persegi panjang (hanya sampel atribut disertakan); bahwa atribut yang
unik untuk setiap instance dari entitas digarisbawahi (misalnya, PO_No untuk Purchase
Order), dan setiap atribut yang nilainya harus hadir untuk setiap contoh dari entitas dalam
huruf tebal (misalnya, setiap pesanan pembelian harus memiliki kencan).

Diagram E-R pada Gambar 8.15 mencerminkan aturan bisnis yang ada:
Penjual faktur tidak dapat menyertakan item dari pesanan lebih dari satu pembelian
manual. Motivasi untuk suatu aturan bisnis bisa berbaring di kesulitan yang berhubungan
dengan pengolahan kertas Namun, IT dapat digunakan untuk melanggar peraturan ini
dengan menghilangkan masalah mendamaikan manual faktur ke beberapa pesanan
pembelian. Jika aturan keputusan ini diubah, diagram ER akan diubah untuk mencerminkan
baru banyak-ke-banyak hubungan yang diinginkan dalam Logical To-Be sistem.
Singkatnya, menciptakan logis To-Be Model memerlukan abstraksi dari proses bisnis
yang ada dari model As-Is menjadi representasi bahwa data terpisah mengalir dari proses
dan entitas, akurat mengidentifikasi aturan bisnis, dan menangkap hubungan antara data.
Meskipun upaya menuntut, penciptaan lengkap Model To-Be untuk sistem yang kompleks
adalah jaminan terbaik bahwa sistem baru akan memperbaiki yang sudah ada.

Langkah berikutnya adalah untuk mengembangkan model fisik didasarkan pada


Logical To-Be model- termasuk semua keputusan yang diperlukan untuk menentukan
bagaimana persyaratan logis dapat dipenuhi. Dalam persiapan untuk mengikuti Fisik To-Be
diskusi Model, Gambar 8.16 mengidentifikasi relasional terminologi basis data (seperti yang
digunakan dalam model fisik) yang sesuai dengan berbagai logis pemodelan data
persyaratan dari DFDs dan ERD. Untuk setiap pasangan istilah, ding correspon- contoh dari
akun sistem hutang juga disediakan.

TO-BE PATTERNS
Pola seperti database menyediakan titik awal dapat digunakan kembali untuk baru To-
Be pemodelan data logis. Beberapa sistem informasi baru sangat unik yang kita harus mulai
dengan selembar kertas. Sangat mungkin bahwa beberapa sistem serupa telah dikembangkan
sebelumnya, sehingga kita bisa belajar dari pengalaman masa lalu dengan memulai dari pola
yang dianggap praktek terbaik untuk jenis sistem kami sedang mengembangkan. Untuk tim
pengembangan sistem terbiasa dengan jenis sistem yang mereka kembangkan, pola dapat
sangat membantu dalam komunikasi persyaratan potensial. Kami kemudian dapat
menyesuaikan pola dengan terminologi lokal dan kebutuhan yang unik. Pola ini juga dapat
digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perangkat lunak yang dibeli.
Selama bertahun-tahun, organisasi TI telah mempertahankan perpustakaan dokumentasi
dan kode komputer sehingga artefak ini dapat digunakan kembali dan disesuaikan untuk
kebutuhan baru. Hari ini, analisis tersebut dan desain perpustakaan dapat dibeli dari
perusahaan dan perusahaan perangkat lunak konsultasi jadi terbaik dan praktek terbukti bisa
dibagi di seluruh organisasi. Pola mungkin ada dari model data untuk sebuah perusahaan
atau aliran data manufaktur diagram untuk pemrosesan aplikasi kartu kredit.

Techniques for Documenting the Physical To-Be System


Akhir kiriman dari proses pemodelan yang menjadi Logical disebut persyaratan
sistem. Persyaratan diwujudkan dalam jenis diagram digambarkan dalam bagian sebelum
bersama dengan metadata yang terkandung dalam DD/D, dokumen tekstual lainnya, yang
mungkin atau tidak mungkin terkandung dalam DD/D, berisi aturan bisnis dan lainnya
penjelasan naratif dari disepakati harapan. Apa saja desain sistem yang diusulkan harus
mengatasi kebutuhan masing-masing persyaratan, menyediakan pengganti, atau
membenarkan pengecualiannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi karena mungkin banyak
persyaratan tanpa membahayakan penjadwalan proyek dan keterbatasan anggaran. Untuk
alasan ini, sering persyaratan dikategorikan ke dalam wajib (harus ditangani persis seperti
yang ditentukan), diperlukan (dapat ditangani dengan cara alternatif), dan diinginkan (dapat
ditunda untuk fase pemeliharaan kemudian atau bisa ditolak sebagai tidak layak)..
Menurut Prof. Dr. Jogiyanto HM, MBA, Akt dalam bukunya yang berjudul Analisis &
Desain, logical model dari sistem informasi lebih menjelaskan kepada user bagaimana
nantinya fungsi-fungsi di sistem informasi secara logika akan bekerja. Logical model dapat
digambarkan dengan menggunakan diagram arus data (data flow diagram). Arus dari data di
DAD dapat dijelaskan dengan menggunakan kamus data (data dictionary).
Menurut Prof. Dr. Jogiyanto HM, MBA, Akt dalam bukunya yang berjudul Analisis &
Desain, sketsa dari physical system dapat menunjukkan kepada user bagaimana nantinya
sistem secara fisik akan diterapkan. Pengolahan data dari sistem informasi berbasis komputer
membutuhkan metode-metode dan prosedur-prosedur yang merupakan bagian dari model
sistem informasi (model prosedur) yang akan mendefinisikan urutan-urutan kegiatan untuk
menghasilkan output dari input yang ada. Sistem informasi dapat mempunyai metode-metode
pengolahan data sebagai berikut:
• Metode pengolahan data terpusat lawan metode pengolahan data tersebar
Metode pengolahan data terpusat merupakan metode pengolahan data yang
memusatkan pengolahannya pada suatu tempat tunggal tertentu. Semua input, proses
dan output dilakukan pada suatu tempat yang tepusat.
• Metode pengolahan kumpulan lawan metode pengolahan langsung
Metode pengolahan kumpulan merupakan metode pengolahan data yang banyak
digunakan dan umum pada beberapa tahun yang lalu. Metode pengolahan kumpulan
berarti pengolahan terhadap data yang dikumpulkan terlebih dahulu selama beberapa
periode.
Masalah desain data juga harus diselesaikan untuk database tertentu dan arsitektur
aplikasi. Karena struktur database yang mewujudkan aturan bisnis, mendapatkan sistem
persyaratan yang tepat adalah di jantung desain database. Demikian, sering ada memeriksa
poin saat pengguna sistem dan pengembang meninjau desain basis data. Jumlah tersebut,
konten, dan hubungan tabel data dan elemen data mereka harus didefinisikan konsisten
dengan aturan bisnis. Misalnya untuk, melihat lebih dekat pada hutang sistem
mengungkapkan bahwa pesanan pembelian, penerimaan, dan faktur mungkin mengandung
beberapa elemen data yang sama. Tabel dibuat di mana data tentang semua item faktur harus
dimasukkan. Gambar 8.17 menunjukkan Item tabel master dan hubungannya dengan tabel
lain dalam hutang piutang Database. Di setiap meja, ada sebuah data atribut yang unik
mengidentifikasi setiap contoh data yang; sebagai contoh, Item Number adalah identifier
untuk Item Tabel Master (sehingga itu dicetak tebal dan digaris bawahi). Atribut yang harus
memiliki nilai untuk setiap baris dalam sebuah tabel dicetak tebal; untuk Misalnya, setiap
Item Tabel Master harus memiliki itemname dan sebuah Item Description. Notasi di garis
hubungan antara tabel menunjukkan berapa banyak baris dari satu tabel mungkin
berhubungan dengan baris di tabel lain. Sebagai contoh, mungkin ada banyak Faktur Detil
baris untuk setiap baris di Item Tabel Master, dan faktur Detil baris harus memiliki terkait
baris Item Master (ini masuk akal, mengapa memiliki Faktur Detil entri yang tidak untuk
beberapa item). Faktur Detil juga termasuk atribut Item Number, yang merupakan cara yang
Faktur Detil baris mengimplementasikan hubungannya terkait Baris Item Master. Nama-nama
pada hubungan garis membantu orang untuk membaca diagram; misalnya, Lihat Daftar
masuk Pays untuk Faktur, dan masing-masing Faktur dibayar oleh beberapa Periksa Register
entri. Semua ini notasi menunjukkan aturan bisnis penting bahwa database dan sistem
informasi harus menegakkan.

Contoh terakhir kami untuk Fisik To-Be model layout untuk sistem interface dengan

pengguna akhir. Yang paling umum interface adalah layout layar secara online dan
tata letak laporan. Dalam Logical To-Be modeling, kebutuhan untuk interface, serta frekuensi
penggunaan dan informasi konten, diidentifikasi. Dalam Fisik To-Be modeling, desain
interface tertentu ditujukan. Gambar 8.18 dan 8.19 menunjukkan rancangan layout untuk
input layar dan laporan untuk akun sistem hutang. Layout seperti ini sering dikembangkan
dalam konsultasi dekat antara sistem desainer dan pengguna akhir yang akan langsung
bekerja dengan layar komputer. Alat bangunan sistem memungkinkan untuk memudahkan
prototyping dari seperti antarmuka oleh pengguna akhir sebelum sistem itu sendiri
sebenarnya dibangun di. Sistem saat ini juga sering dibangun dengan beberapa fleksibilitas,
sehingga pengguna dapat langsung mengontrol desain Pilihan untuk laporan dan formulir
entri data untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan bisnis atau pengguna laporan.
Beberapa teknik digunakan untuk menangkap kebutuhan sistem, aturan bisnis
dokumen, dan mengungkap ketergantungan dan hubungan tersembunyi sebagai bagian dari
proses pengembangan sistem komputer baru menggunakan prosedural berorientasi teknik.
Object-Oriented Techniques
Orientasi objek (O-O) untuk pengembangan sistem menjadi umum di tahun 1990-an
karena permintaan tumbuh untuk aplikasi client / server, antarmuka grafis, dan data
multimedia. Benda dapat digunakan dengan semua jenis data, termasuk suara, gambar,
musik, dan video. Sebuah Pendekatan objek juga sangat cocok untuk aplikasi dimana proses
dan data yang "berhubungan erat" atau sistem realtime (Vessey dan Kaca, 1994). Seperti
dijelaskan dalam Bab 2, bahasa pemrograman O-O umum termasuk C ++, Java, dan Visual
Basic.
Salah satu keuntungan utama dari pendekatan O-O adalah kemampuan untuk
menggunakan kembali objek yang diprogram oleh orang lain (lihat Gambar 8.20). Menurut
pengamat industri, sukses pendekatan O-O dapat menghasilkan keuntungan yang besar
dengan memungkinkan perusahaan untuk cepat mencontoh buatan aplikasi bentuk asli yang
dengan mudah digunakan antaramuka GUI. Pemeliharaan aplikasi yang juga disederhanakan.
Pengembangan sistem dengan metode berorientasi objek dapat memberikan
keuntungan-keuntungan sebagai berikut:

 Meningkatkan produktivitas
Karena kelas dan objek yang ditemukan dalam suatu masalah masih dapat dipakai
ulang untuk masalah lainnya yang melibatkan objek tersebut (reusable).
 Kecepatan pengembangan
Karena sistem yang dibangun dengan baik dan benar pada saat analisis dan
perancangan akan menyebabkan berkurangnya kesalahan pada saat pengkodean.
 Kemudahan pemeliharaan
Karena dengan objek, pola-pola yang cenderung tetap dan stabil dapat dipisahkan
dari pola-pola yang mungkin sering berubah.
 Adanya konsistensi
Karena sifat pewarisan dan penggunaan notasi yang sama pada saat analisis,
perancangan, maupun pengkodean.
 Meningkatkan kualitas perangkat lunak
Karena pendekatan pengembangan lebih dekat dengan dunia nyata dan adanya
konsistensi pada saat pengembangannya, perangkat lunak yang dihasilkan akan
mampu memenuhi kebutuhan pemakai serta mempunyai sedikit kesalahan.
Sumber: http://www.unsri.ac.id/upload/arsip/OOP.pdf

Core Object-Oriented Concepts


Sebuah objek adalah orang, tempat, atau hal. Namun, perbedaan utama antara suatu
entitas dalam pemodelan data dan objek adalah bahwa data atribut serta metode (biasanya
disebut operasi atau perilaku) yang bisa dijalankan dengan data yang merupakan bagian dari
struktur objek. Atribut dari sebuah objek dan metode yang tersembunyi di dalam objek. Ini
berarti satu objek yang tidak perlu tahu rincian tentang atribut dan metode objek lain.
Menyimpan data dan operasi yang terkait bersama-sama dalam sebuah objek adalah prinsip
utama dari pendekatan O-O, disebut sebagai enkapsulasi. Enkapsulasi juga berarti bahwa
sistem yang dikembangkan dengan menggunakan teknik O-O dapat memiliki modul longgar
yang digabungkan, yang berarti mereka dapat digunakan kembali dalam aplikasi O-O lainnya
yang jauh lebih mudah. Ini mengapa pendekatan O-O dan pendekatan tradisional yang telah
memasukkan beberapa konsep O-O secara teoritis menghasilkan proyek lebih cepat sekali
selesai: sistem baru dapat dibuat dari benda-benda yang sudah ada sebelumnya. Pada
kenyataannya, penjual dapat menjual perpustakaan objek untuk digunakan kembali dalam
organisasi yang berbeda.
Menurut artikel dari http://www.unsri.ac.id/upload/arsip/OOP.pdf, core object
orientied concepts terdiri dari sebagai berikut:
 Abstraksi
Prinsip untuk merepresentasikan dunia nyata yang kompleks menjadi satu bentuk
model yang sederhana dengan mengabaikan aspek-aspek lain yang tidak sesuai
dengan permasalahan.
 Enkapsulasi
Pembungkusan atribut data dan layanan (operasi-operasi) yang dipunyai objek, untuk
membunyikan implementasidari objek sehingga objek lain tidak mengetahui cara
kerjanya.
 Pewarisan (inheritance)
Mekanisme yang memungkinkan satu objek (baca: kelas) mewarisi sebagian atau
seluruh definisi dai objek lain sebagai bagian dari dirinya.
 Reusability
Pemanfaatan kembali objek yang sudah didefinisikan untuk suatu permasalahan pada
permasalahan lainnya yang melibatkan objek tersebut.
 Generalisasi dan Spesialisasi
Menunjukkan hubungan antara kelas dan objek yang umum dengan kelas dan objek
yang khusus.
 Komunikasi antar Objek
Komunikasi antar objek dilakukan lewat pesan (message) yang dikirim dari satu objek
ke objek lainnya.

 Polymorphism
Kemampuan suatu objek untuk digunakan di banyak tujuan yang berbeda dengan
nama yang sama sehingga menghemat baris program.
Setiap Use Case juga dijelaskan dalam format teks menggunakan template standar.
Elemen umum dalam template adalah Use Case Name, Actors, Goal, Description,
Precondition, dan Potcondition, serta Basic, Alternate, dan Exceptional Flow Events, yang
menggambarkan tindakan aktor dan respon sistem. Peristiwa didokumentasikan untuk salah
satu kasus penggunaan (Menjadi Anggota) pada Gambar 8.22 ditunjukkan pada Gambar 8.23.
Menggunakan dokumentasi kasus ditinjau oleh pengguna sistem dan pengembang untuk
memverifikasi bahwa persyaratan sistem yang memadai ditangkap. UML juga memiliki
berbagai jenis diagram. Tiga diagram umum adalah sebagai berikut:
 Hubungan diperpanjang diagram Use Case untuk logis model acara mengalir
melampaui Use Case awal persyaratan, menunjukkan alternatif dan kasus-kasus
khusus
 Sebuah diagram urutan untuk menangkap pesan yangmelewati antara kelas objek
untuk Use Case diberikan
 Sebuah diagram kelas (mirip dengan hubungan-entitasdiagram) dengan atribut
masing-masing objek dan metode sebagaiserta model hubungan antara objekkelas
yang mencakup data yang digunakan dalam semua kasus penggunaan

INFORMATION SYSTEMS CONTROLS TO MINIMIZE BUSINESS RISKS


Risiko keamanan sistem umum lainnya adalah sebagai berikut: (1) risiko dari tindak
pidana, (2) risiko akibat perubahan staf dan kekurangan manajemen proyek, dan (3) risiko
dari bencana alam. Semua risiko ini memiliki potensi untuk tidak hanya terhadap pelanggan
puas tetapi juga pengeluaran bisnis yang cukup besar untuk koreksi kesalahan. Ada juga
risiko potensi kerugian akibat tuntutan hukum dan publisitas negatif, yang bahkan perangkat
lunak terbesar di dunia vendor tidak ingin menerima (Lihat box yang berjudul "Regaining
Costumer Trust at Microsoft").
Pertama kita menggambarkan berbagai jenis mekanisme yang perlu dipertimbangkan.
Kemudian kami menjelaskan contoh-contoh spesifik mekanisme untuk kesalahan deteksi,
pencegahan, dan koreksi yang perlu dibahas selama tiga tahapan siklus hidup (yaitu, definisi,
konstruksi dan implementasi). Meskipun mekanisme "terbukti" secara tanggapan, baik bisnis
dianjurkan maupun adalah manajer IS juga harus mengakui bahwa ketika teknologi
informasi baru diperkenalkan kemungkinan besar mereka juga akan memperkenalkan risiko
kontrol baru.

Types of Control Mechanisms


Mekanisme kontrol termasuk kebijakan manajemen, prosedur operasi dan fungsi
audit. Beberapa aspek kontrol dapat dibangun ke dalam sistem informasi itu sendiri,
sedangkan yang lain secara hasil dari praktek bisnis sehari-hari dan keputusan manajemen.
Selama proses pengembangan sistem, kebutuhan untuk kontrol tertentu diidentifikasi dan
mekanisme kontrol yang dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan ini. Gambar 8.24
menunjukkan beberapa pendekatan kontrol biasanya digunakan dalam ditunjukkan tahapan
siklus hidup sistem. Kontrol keamanan yang berkaitan dengan infrastruktur teknologi —
seperti pasokan listrik cadangan, akses jaringan control, dan perlindungan firewall — yang
biasanya lingkup IS organisasi. Selain itu, adalah pengembang akan mencakup standar
beberapa kontrol dalam semua aplikasi. Namun, menentukan cek dan balances untuk
memastikan keakuratan data entri dan penanganan adalah tanggung jawab manajer bisnis.
Manajer harus hati-hati mengidentifikasi apakah data yang valid, apa yang mungkin
kesalahan dibuat sambil penanganan data, keamanan apa nonteknis risiko hadir, dan apa
potensi kerugian bisnis bisa hasil dari data yang tidak akurat atau hilang. Beberapa teknologi
baru, seperti perangkat lunak canggih untuk pengujian sistem, telah meningkatkan organisasi
mengontrol proses, sedangkan teknologi baru lainnya (seperti aplikasi Web) telah
memperkenalkan risiko kontrol baru. Peningkatan aplikasi komputasi terdistribusi selama dua
dekade secara umum telah meningkat secara signifikan perusahaan ketergantungan pada
jaringan transmisi data dan perangkat lunak yang memerlukan kontrol teknis dan manajerial
tambahan (Hart dan Rosenberg, 1995). Berikutnya kita membahas beberapa mekanisme
kontrol yang paling umum yang berlaku untuk berbagai macam aplikasi pengembangan
situasi.

Controls in the Definition and Construction Phases


Di awal dua tahapan siklus hidup sistem, yang akurat dan kinerja yang handal dari
sistem dapat yakin oleh penggunaan standar, tertanam kontrol, dan pengujian menyeluruh.
METODOLOGI standar kinerja handal sistem tergantung pada seberapa baik dirancangdan
dibangun. Tidak ada jumlah cek otomatis dapat menggantikan kesalahan dalam perangkat
lunak sendiri.Salah satu cara untuk menghindari kesalahan adalah untuk mengembangkan
standar, berulang, dan mungkin reusable metode dan teknik untuk pengembang sistem.
Penggunaan standar pemrograman bahasa dan peralatan berarti bahwa pengembang sistem
akan menjadi lebih akrab dengan alat dan akan cenderung untuk membuat kesalahan. Metode
umum adalah untuk menciptakan sebuah perpustakaan fungsi-fungsi yang sering digunakan
(seperti perhitungan net menunjukkan nilai atau penjualan peramalan model) yang berbeda
sistem informasi dapat memanfaatkan.
Fungsi-fungsi tersebut kemudian dapat dikembangkan dan diuji dengan hati-hati dan
digunakan sebagai diperlukan, menghemat waktu pengembangan dan mengurangi
kemungkinan desain dan pemrograman kekurangan. Kebanyakan organisasi juga memiliki
standar untuk merancang antarmuka pengguna, seperti layar dan laporan tata letak aturan dan
panduan. Pentingnya standar juga meluas ke dokumentasi sistem selama konstruksi dan
berikut periode pemeliharaan dan upgrade. Jika masa depan programmer tidak memiliki
akses ke sistem dokumentasi yang lengkap dan akurat, mereka bisa menyadari sebelum
perubahan. Dokumentasi untuk pengguna sistem juga perlu lengkap dan akurat sehingga
sistem input tidak salah ditangkap dan sistem output tidak salah digunakan. Standar juga
penting untuk mendukung informasi sistem dan pengguna.

VALIDATION RULES AND CALCULATIONS


Menyediakan tampilan layar dengan data terkait dapat menjadi sangat berguna
mengedit check. Sebagai contoh, ketika vendor nomor yang dimasukkan, program dapat
menampilkan yang terkait nama dan alamat. Orang yang memasukkan atau memodifikasi
data kemudian secara visual dapat memverifikasi informasi vendor. Mengedit aturan juga
dapat memastikan bahwa hanya angka yang dimasukkan untuk angka data, bahwa hanya
layak kode yang dimasukkan, atau bahwa beberapa perhitungan berdasarkan nilai diubah data
ini berlaku. Ketika layak, data yang dimasukkan harus dipilih dari dropdown Daftar nilai
yang mungkin, dengan demikian meminimalkan kemungkinan keystroke kesalahan. Ini
mengedit cek integritas aturan yang mengontrol data validitas. Antarmuka pengguna yang
dirancang dengan baik juga akan mencegah data kesalahan entri.
Memeriksa angka dapat ditambahkan untuk mengidentifikasi kritis nomor seperti nomor
rekening buku besar atau vendor nomor; nilai cek ini angka ini didasarkan pada yang lain
digit nomor. Angka ini dapat digunakan untuk dengan cepat memverifikasi bahwa setidaknya
berlaku, jika tidak benar, code telah masuk, dan itu dapat menangkap kesalahan paling
umum. Manajer bisnis dan staf mereka yang bertanggung jawab untuk menentukan nilai yang
sah untuk data dan di mana control perhitungan akan menjadi penting sebagai bagian dari
informasi ditangkap dalam kamus data. Selain itu, manajer bisnis harus menetapkan
kebijakan untuk menentukan jika pemeriksaan dapat dapat diganti dan yang dapat
mengotorisasi menimpa. Validasi aturan harus memungkinkan pertumbuhan bisnis dan
ekspansi, namun mengurangi kemungkinan data keliru.
Sistem pengujian pasti yang paling umum dan efektif dari semua IS kontrol adalah
sistem lengkap pengujian. Setiap program harus diuji secara individual dan dalam kombinasi
dengan program yang lain dalam aplikasi. Manajer mengembangkan data pengujian yang
dikenal hasil. Program dijalankan dengan atipikal dan tipikal data, data yang benar dan salah,
dan hasil aktual yang dibandingkan dengan apa yang harus dihasilkan. Pengujian terjadi tidak
hanya ketika sistem yang awalnya dikembangkan, tetapi juga Kapan sistem dimodifikasi.
Kontrol fase implementasi tidak semua elemen yang diperlukan untuk memastikan sistem
yang tepat operasi dapat dibangun ke dalam aplikasi. Menghindari dan mendeteksi akses
tidak pantas atau menggunakan, penyediaan data backup dan kemampuan pemulihan sistem,
dan secara resmi audit sistem adalah semua mekanisme berkelanjutan.

Enkripsi teknik yang digunakan untuk mengkodekan data yang ditransmisikan melintasi
batas-batas organisasi. Data dapat disimpan dalam bentuk yang dienkripsi dan kemudian
didekripsi oleh aplikasi. Kecuali pengguna tahu dekripsi algoritma, file yang dienkripsi akan
terbaca. Keamanan fisik tertentu komputer dan data pusat pengolahan juga akan didirikan.
Lencana pembaca; suara, sidik jari, dan retina pengakuan; atau kombinasi kunci umum.
Laporan resmi perusahaan tentang etika komputer meningkatkan kesadaran kepekaan privasi
dan kebutuhan untuk melindungi data organisasi. Bila dikombinasikan dengan pengetahuan
tentang penggunaan transaksi atau aktivitas log mencatat bahwa ID pengguna, lokasi
jaringan, cap waktu, dan fungsi atau data diakses, banyak keamanan pelanggaran bisa
berkecil hati. Karena tidak ada sistem keamanan sangat mudah, Deteksi metode untuk
mengidentifikasi pelanggaran keamanan diperlukan. Praktek-praktek administratif untuk
mencegah keamanan komputer pelanggaran telah disusun oleh Hoffer dan Straub (1989).
Metode pendeteksian meliputi:
 Bersembunyi instruksi khusus dalam program-program yang sensitif yang
mengidentifikasi data tentang pengguna log.
 Analisis jumlah waktu komputer yang digunakan oleh individu.
 Analisis sistem log aktivitas untuk biasa pola penggunaan.
Dengan munculnya pengguna akhir komputasi dan penggunaan Internet, risiko
tambahan karena perilaku yang tidak pantas sementara menggunakan ini alat, serta masalah
berasal dari pekerjaan yang berhubungan dengan penggunaan PC rumah, telah muncul. Hari
ini, organisasi yang mengembangkan serupa kontrol untuk mengelola intranet dan akses ke
Web eksternal situs intranet.

BACKUP dan RECOVERY


perlindungan utama terhadap sistem banyak kegagalan adalah untuk memiliki salinan
cadangan. Secara berkala file dapat disalin dan disimpan dalam terpisah lokasi seperti kubah
bank. Kemudian, ketika file menjadi terkontaminasi atau dihancurkan, versi terbaru dapat
dipulihkan. Tentu saja, setiap perubahan sejak terakhir salinan dilakukan akan muncul.
Dengan demikian, organisasi sering juga menjaga transaksi log (kronologis sejarah perubahan
setiap file) sehingga perubahan ini dapat secara otomatis diterapkan ke salinan cadangan
untuk membawa berkas ke status saat ini. Kelemahan umum dalam rencana cadangan
menyimpan file cadangan di lokasi yang sama sebagai master file.
BAB 3
PEMBAHASAN KASUS

Perkembangan kemajuan teknologi internet sekarang ini yang semakin meluas, hampir semua
kalangan membutuhkan internet baik instansi swasta, negeri, para wirausahawan, pebisnis,
sekolah sampai perguruan tinggi. Internet bukan hanya dapat dijadikan sebagai fasilitas untuk
mencari informasi, tetapi juga dapat membantu kelancaran dalam berusaha. Banyaknya
perusahaan pesaing dengan produk yang sejenis tetapi mereka menawarkan kualitas produk
yang lebih baik dan harga yang lebih murah.
Toko Batik Kurowo adalah usaha yang bergerak di bidang penjualan produk–produk
yang terbuat dari kain batik, seperti pakaian, tas, hordeng, taplak meja, ikat pinggang,
sajadah, mukena dan berbagai produk lainnya. Dalam proses pemasaran dan penjualan
produk batik Kurowo memiliki kendala yaitu kurangnya sarana pemasaran untuk
memperkenalkan produk batik agar dapat meningkatkan penjualan. Perancangan sistem
penjualan diperlukan untuk memudahkan proses transaksi dan memudahkan proses
pemasaran sehingga hasilnya akan meningkatkan nilai penjualan.

Prosedur Sistem Penjualan yang Digunakan


1. Proses Penentuan Barang
Calon pembeli yang akan membeli barang datang langsung ke Toko Batik Kurowo,
calon pembeli dapat menanyakan barang yang akan dibeli beserta harga langsung
kepada kasir. Kemudian kasir akan melihat daftar harga barang dan daftar stok jika
pembeli cocok dengan harga dan stok barang masih ada maka proses transaksi dapat
dilanjutkan. Setiap barang yang terjual akan dicatat dalam nota penjualan rangkap dua
oleh kasir (warna pink dan warna putih).
2. Proses Pembayaran
Setelah pembeli menentukan barang yang akan dibeli, dan telah dicatat dalam nota
penjualan maka pembeli melakukan pembayaran kepada kasir. Lalu kasir akan
memberikan nota penjualan asli berwarna putih sebagai bukti pembayaran lunas
kepada pembeli.
3. Proses Pembuatan Laporan
Setiap akhir bulan kasir membuat laporan penjualan barang berdasarkan daftar stok
dan nota penjualan. Kemudian laporan tersebut diserahkan kepada pemilik toko.

Identifikasi Masalah
1. Strategi pemasaran produk yang masih lemah, karena masih mengandalkan cara viral
marketing, serta pendekatan yang dilakukan oleh pemilik dinilai belum sanggup
meraih omset penjualan yang tinggi.
2. Customer harus datang ke lokasi yang sifatnya tidak menetap.
3. Pada segi keamanan data kurang baik, yakni arsip terlalu banyak sehingga tidak dapat
menampung arsip dan dalam hal pencarian data sangat sulit dilakukan.

Rancangan Sistem yang Diusulkan


1. Prosedur Pemesanan
Pemesanan barang yang dilakukan oleh pembeli yaitu dengan registrasi sebagai
member, dengan cara mengisi form register member setelah registrasi lalu pembeli
login sebagai member sesuai dengan data yang di isi pada form register member.
Setelah login sebagai member, maka pembeli dapat memilih dan memesan produk
pada website batik kurowo yang nantinya dimasukan ke keranjang belanja dan setelah
pembeli selesai memilih produk yang diinginkan maka akan tampil hasil cetak bukti
pesanan.
2. Prosedur Pembayaran
Pembayaran dapat dilakukan dengan cara transfer pada bank yang telah ditentukan
oleh penjual dapat melalui ATM atau internet banking, sehingga member dapat
langsung mentransferkan jumlah nominal pembelian melalui ATM atau melalui online
pada link transaksi yang sudah disediakan.
3. Prosedur Konfirmasi Pembayaran
Setelah pembeli melakukan pembayaran maka pembeli melakukan konfirmasi
pembayaran dan mengisi form konfirmasi pembayaran yang telah disediakan. Apabila
pembeli sudah melakukan konfirmasi maka administrasi penjualan melakukan
verifikasi data dan jika dinyatakan sudah valid maka administrasi penjualan dapat
mengubah status order menjadi lunas.
4. Prosedur Pencetakan Laporan
Administrasi Penjualan atau pemilik dapat mendownload laporan berupa PDF secara
langsung melalui web ini, dengan terlebih dahulu memasuki wilayah administrasi
penjualan. Serta dapat memilih laporan tersebut yang terdiri dari laporan data produk
dan laporan data penjualan.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari penelitian yang penulis lakukan, berikut simpulan yang dapat
diuraikan:
1. Pembangunan media berbasis website ini memudahkan bagi pengakses website baik
itu konsumen maupun user umum untuk memperoleh informasi produk-produk yang
ditawarkan oleh Toko Batik Kurowo, serta fasilitas kemudahan yang diberikan kepada
konsumen dalam melakukan pemesanan secara online.
2. Proses yang cepat dan data yang akurat mempermudah dalam proses transaksi
penjualan, sehingga dapat memberikan kepuasan bagi para pembeli maupun
perusahaan iu sendiri.
Sistem informasi penjualan produk batik berbasis web pada Toko Batik Kurowo dapat
diakses dari mana saja dan kapan saja melalui jaringan internet sehingga relatif memudahkan
konsumen untuk memilih produk sesuai dengan keinginan dan tidak perlu datang lagi
langsung ke lokasi.
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem berpikir adalah ciri manajemen yang baik di umum. Sistem berpikir juga adalah
inti untuk banyak dasar konsep-konsep di mana sistem informasi modern yang ditetapkan,
dibangun dan dilaksanakan. Tiga sistem karakteristik penting terutama untuk bekerja adalah
menentukan batas sistem, komponen dekomposisi, dan merancang sistem antarmuka. Bab ini
juga memperkenalkan siklus hidup generik model untuk sistem perangkat lunak serta
beberapa proses dan teknik untuk analisis sistem dan desain yang digunakan oleh adalah
profesional untuk mengembangkan perangkat lunak. Secara prosedural berorientasi teknik
untuk pengembangan sistem terstruktur termasuk sistem notasi untuk pemodelan proses dan
data secara terpisah. Berorientasi objek teknik (O-O), termasuk baru modeling language
(UML), telah menjadi lebih lazim karena aplikasi perangkat lunak yang baru memiliki
diperlukan antarmuka pengguna grafis, multimedia data, dan dukungan untuk "real-time"
transaksi. O-O pendekatan juga akan penting dalam pengembangan Web Layanan. Umum
adalah mekanisme untuk meminimalkan risiko bisnis karena ancaman internal dan eksternal
dijelaskan; banyak dari ini kontrol perlu diidentifikasi dengan bantuan bisnis manajer dan
kemudian berbicara selama pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi.
DAFTAR PUSTAKA

Brown, Carol V., Daniel Dehayes W., Jeffery A Hoffer, E. Wainright Martin, William C
Perkins. Managing Information Technology. 2012. Prentice Hall. U.S.A.

http://www.unsri.ac.id/upload/arsip/OOP.pdf

Wulan. 2015. Penerapan Metode System Development Life Cycle Pada Pembuatan Sistem
Informasi Penjualan Produk Batik Kurowo Jakarta. Jurnal Khatulistiwa
Informatika Vol. 3 (2): 222-228

Anda mungkin juga menyukai