Anda di halaman 1dari 12

TUGAS DAN RINGKASAN KULIAH

ILMU ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

KINANTI SETYASTUTI
293231019

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
A. PENGERTIAN SISTEM

Sistem adalah suatu rangkaian yang menjadi satu kesatuan, yang memiliki

tujuan/hasil tertentu, rangkaian ini berfungsi menerima input (masukan), mengolah

input, dan menghasilkan output (keluaran). Sistem yang baik akan mampu bertahan

dalam lingkungannya. (Sujarweni, 2015). Sedangkan Salamun menegaskan bahwa

sistem adalah sekumpulan elemen yang berhubungan satu dengan yang lainnya yang

mana saling membentuk fungsi tertentu (Salamun, 2017).

B. KOMPONEN SISTEM

Tiga komponen sistem fungsi/subsistem adalah input – proses – output, fungsi ini juga
menunjukan bahwa sistem sebagai proses tidak bisa berdiri sendiri, harus ada input
dan output (Sutanto, 2013).

 Input
Beberapa hal yang termasuk input adalah (6M – 2T – P.I.E)
1. Man (People);
2. Money;
3. Method (Procedures);
4. Materials;
5. Machine (Equipment);
6. Market;
7. Technology;
8. Time;
9. Policy;
10. Information; and
11. Energy.
 Proses
Merupakan perubahan dari input menjadi output. Proses berupa perakitan yang
menghasilkan satu macam output dari berbagai macam input yang disusun
berdasarkan aturan tertentu. Proses terdiri atas konversi, komunikasi,
koordinasi dan kolaborasi.
 Output
Adalah hasil dari suatu proses yang merupakan tujuan dari keberadaan sistem.
Output dalam pendekatan sistem meliputi aims, goals, objectives, dan target,
dimana aims untuk output jangka panjang dan target untuk jangka pendek.
Perbedaan output dan outcome adalah juga dari jangka waktunya, dimana
output merupakan hasil yang dicapai dalam jangka pendek, sedangkan
outcome adalah hasil yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan jangka pendek.
 Feedback
Terlepas dari tiga komponen tersebut, dalam sistem juga diperlukan proses
pemberian feedback, dimana pada komponennya terdapat coaching,
supervising, monitoring, evaluating.
Feedback memiliki fungsi untuk mengevaluasi kembali apa yang mungkin
terdapat kesalahan dalam Input, Proses ataupun Output, sehingga sistem yang
baik adalah ketika semua komponen feedback ini dapat diimplementasikan.
 Environment
Input, proses, output, feedback, adalah unsur manajemen yang berada dalam
environment. Environment ini dipengaruhi oleh ekonomi, sosial, dan politik.

C. KARAKTERISTIK SISTEM

1) Keterhubungan

Di Organisasi, sistem yang saling terhubung termasuk menghubungkan tenaga

kerja, sumber daya teknologi, dan barang-barang modal lainnya untuk

meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas di seluruh organisasi. Interkonektivitas

juga dapat berkaitan dengan kemudahan bisnis untuk bekerja sama dengan

pelanggan dan organisasi lain. Dalam sistem kontrol, interkoneksi sangat umum

terjadi, di mana sistem atau proses yang ingin dikontrol dapat berupa hasil

interkoneksi berbagai subsistem secara seri, paralel, dan umpan balik. Secara

keseluruhan, interkonektivitas adalah karakteristik penting dari sebuah sistem


yang memungkinkan komponen-komponennya bekerja sama untuk mencapai

tujuan sistem.

2) Interdependen

Interdependen adalah karakteristik sistem yang mengacu pada ketergantungan

timbal balik antara komponen-komponen sistem satu sama lain. Dengan kata lain,

komponen-komponen suatu sistem saling bergantung, yang berarti bahwa mereka

bergantung satu sama lain untuk berfungsi dengan baik dan mencapai tujuan

sistem. Sebagai contoh dalam sebuah organisasi, berbagai departemen yang

berbeda saling bergantung, yang berarti bahwa mereka bergantung satu sama lain

untuk mencapai tujuan organisasi. Saling ketergantungan juga dapat merujuk

pada hubungan antara sistem yang berbeda, di mana kinerja satu sistem

mempengaruhi kinerja sistem yang lain.

3) Otomatis

Otomatis adalah karakteristik sistem yang mengacu pada penggunaan teknologi

untuk melakukan tugas tanpa campur tangan manusia. Dalam organisas,

otomatisasi dapat merujuk pada penggunaan teknologi untuk melakukan tugas-

tugas seperti manajemen inventaris, pemrosesan pesanan, dan layanan pelanggan.

4) Sinergis

Sinergi adalah karakteristik sistem yang mengacu pada interaksi atau kerja sama

dua atau lebih komponen sistem untuk menghasilkan efek gabungan yang lebih

besar daripada jumlah efek terpisah. Sinergi menyoroti pentingnya hubungan

antara komponen-komponen suatu sistem dan kemampuan mereka untuk bekerja

sama untuk mencapai tujuan system. Sinergis menekankan pentingnya kolaborasi

dan kerja sama antara komponen-komponen sistem untuk mencapai hasil yang

lebih besar daripada apa yang dapat dicapai secara individu.


D. JENIS SISTEM

1) Sistem Terbuka

Sistem terbuka adalah sistem yang memiliki interaksi eksternal dengan

lingkungannya. Sistem terbuka dapat ditemukan dalam berbagai organisasi,

seperti perusahaan, pemerintah, dan masyarakat, yang berinteraksi dengan

lingkungan mereka untuk memperoleh sumber daya dan menghasilkan output

yang berguna.

2) Sitem Tertutup

Sistem tertutup ditandai dengan tidak adanya interaksi elemen-elemen sistem

dengan lingkungan luar. Hampir seluruh sistem buatan manusia dapat bersifat

tertutup, tergantung pada desain yang ditentukan oleh pembuatnya. Sistem

akuntansi pada sebuah perusahaan karena mengandung data keuangan yang

sangat rahasia, dapat dibuat tertutup dari lingkungan luar.

3) Sistem Semi-Terbuka

Sistem semi terbuka adalah sistem yang memiliki interaksi eksternal dengan

lingkungannya, namun tidak semua interaksi tersebut dapat dilakukan. Sistem

semi terbuka memiliki batas yang memungkinkan masuknya beberapa elemen

dari lingkungan, namun tidak semua elemen dapat masuk ke dalam sistem.

Dalam sistem semi terbuka, interaksi dengan lingkungan dapat mempengaruhi

kinerja sistem, namun sistem juga dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya.

E. MANFAAT SISTEM

1) Penyederhanaan

Dengan adanya system, dapat membantu memudahkan proses kerja dan

mengurangi kompleksitas dalam sebuah organisasi. Dalam konteks


penyederhanaan birokrasi, misalnya, sistem dapat membantu mengurangi

jumlah prosedur dan persyaratan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-

tugas administratif, sehingga mempercepat proses pengambilan keputusan dan

meningkatkan efisiensi birokrasi.

2) Kecepatan

Sistem membantu mempercepat proses kerja dan meningkatkan efisiensi

dalam sebuah organisasi.

3) Ketepatan

Sistem dapat membantu memastikan bahwa informasi atau data yang

dihasilkan oleh sistem akurat dan tepat waktu. Dalam bisnis, sistem dapat

membantu meningkatkan ketepatan dalam pengambilan keputusan dengan

menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu. Sistem juga dapat

membantu meningkatkan ketepatan dalam pelaporan dengan menyediakan

informasi yang akurat dan tepat waktu untuk keperluan pelaporan

F. BERPIKIR SISTEM

Berpikir sistem adalah salah satu pendekatan yang diperlukan agar manusia

dapat memandang persoalan-persoalan dunia ini dengan lebih menyeluruh dan dengan

demikian pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat dibuat lebih terarah kepada

sumber-sumber persoalan yang akan mengubah sistem secara efektif (Hidayatno,

2016). Menurut Ackoff, pada prinsipnya berpikir sistemik mengkombinasikan dua

kemampuan berpikir, yaitu kemampuan berpikir analis dan berfikir sintesis(Ackoff,

1994). Sedangkan menurut Hurliman mengatakan bahwa systemic thinking lebih

menekankan pada kesadaran mengenai segala sesuatu yang berkaitan dalam satu
rangkaian sistem. Pola dalam berpikir seperti berseberangan dengan berpikir

fragmented-linear-cartesian (Hürlimann & Hürlimann, 2009).

Rohmadi menyatakan bahwa proses dari berpikir system akan melahirkan

sebuah hasil pikir yang nantinya berefek kepada suatu tindakan atau perilaku

(Rohmadi, 2018). Sedangkan menurut Adetary, maka berpikir system berdampak

kepada serangkaian pemikiran yang membentuk kebiasaan berpikir seseorang

(Mindset) atau cara pandang seseorang sebagai implikasi dari pemahaman

terhadap suatu objek pikiran dalam merespon suatu permasalahan (Adetary, 2016).

Jadi Mindset merupakan kepercayaan (belief), sekumpulan kepercayaan atau cara

berfikir yang mempengaruhi prilaku (behavior) dan sikap (attitude) seseorang, yang

akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidupnya (Nata, 2016).

G. KARAKTERISTIK BERPIKIR SISTEM

1) Melihat masalah sebagai akibat dari pola perilaku sepanjang masa (dynamic

thinking).

2) Berupaya agar perilaku dalam sistem memberikan pengaruh positif bagi

lingkungan luar (systems-as-cause thinking).

3) Meyakini bahwa untuk memaham sesuatu dibutuhkan pengetahuan masalah

secara kontekstual dan menyeluruh (forest thinking).

4) Berfokus pada akibat dari masalah dan memahami bagaimana hal tersebut bisa

terjadi (operational thinking).

5) Memandang sebab-akibat terjadi dalam proses yang selalu berputar/siklus (loop

thinking).

6) Cenderung mendorong pada kemajuan.

7) Setiap elemen organisasi tergantug satu sama lain.


8) Fokus pada penyelesaian masalah.

9) Dalam pegambilan keputusan tetap mempertimbangkan pemikiran/ide yang tidak

biasa.

10) Menggunakan pemetaan dan simulasi dalam menunjukkan dan memahami

masalah.

11) Menempatkan diri sebagai bagian dari system.

H. PERSYARATAN DALAM BERPIKIR SISTEM

1) Holistik

Yang dimaksud holistik di sini adalah tidak mereduksi permasalahan kepada

bagian yang lebih kecil (segmentasi) atau tidak hanya berpikir secara parsial.

Menurut Muhamadi dkk (2001) untuk berpikir sistem syaratnya adalah adanya

kesadaran untuk mengapresiasi dan memikirkan suatu kejadian sebagai sebuah

sistem (systemic approach). Kejadian apapun baik fisik maupun non fisik,

dilihat secara keseluruhan sebagai interaksi antar unsur sistem.

2) Sibernatik dan Goal Oriented

Konsep umpan balik adalah menjadi pusat teori sibernetik. Semua perilaku

dalam mencari tujuan dikendalikan oleh umpan balik informasi korektif yang

berkenaan dengan pernyataan yang diinginkan. Selain hal yang di atas perlu

diperhatikan bahwa berpikir sistem harus mulai dengan berorientasi tujuan (goal

oriented) tidak hanya mulai dengan orientasi masalah (problem oriented). Jadi

mulai dengan tujuannya apa, kemudian identifikasi masalah yaitu gap antara

tujuan (kondisi informatif) dengan keadaan aktual baru problem solving.


3) Efektif

Dalam ilmu sistem erat kaitannya dengan prinsip dasar manajemen di mana suatu

aktivitas yang mentransformasikan input menjadi output yang dikehendaki

secara sistematis dan terorganisasi guna mencapai tingkat efektifitas dan

efisiensi. Jadi dalam ilmu sistem, hasil harus efektif dibanding efisien. Jadi

ukurannya adalah cost efektif bukan cost efisien. Akan lebih baik lagi bila

hasilnya efektif dan sekaligus juga efisien.

I. MANFAAT BERPIKIR SISTEM

Berikut adalah beberapa manfaat dari berpikir sistem:

1) Memahami hubungan antara komponen: Berpikir sistem membantu kita

memahami bagaimana elemen-elemen sistem saling terhubung dan membentuk

keseluruhan. Hal ini dapat membantu kita mengidentifikasi masalah dan

menemukan solusi yang lebih efektif.

2) Mengoptimalkan kinerja sistem: Berpikir sistem dapat membantu kita

mengoptimalkan kinerja sistem dengan memahami bagaimana komponen-

komponen dalam sistem bekerja sama untuk mencapai tujuan

3) Meningkatkan efisiensi: Berpikir sistem dapat membantu meningkatkan efisiensi

dalam menjalankan proses bisnis atau operasional dengan memahami bagaimana

komponen-komponen dalam sistem saling berinteraksi.

4) Meningkatkan efektivitas: Berpikir sistem dapat membantu meningkatkan

efektivitas dalam mencapai tujuan dengan memahami bagaimana komponen-

komponen dalam sistem bekerja sama untuk mencapai tujuan.


5) Meningkatkan kreativitas: Berpikir sistem dapat membantu meningkatkan

kreativitas dengan memahami bagaimana komponen-komponen dalam sistem

saling berinteraksi dan menciptakan sifat emergent properties.

6) Meningkatkan pemahaman: Berpikir sistem dapat membantu meningkatkan

pemahaman tentang kompleksitas sistem dan bagaimana sistem dapat berinteraksi

dengan lingkungannya.

7) Meningkatkan pengambilan keputusan: Berpikir sistem dapat membantu

meningkatkan pengambilan keputusan dengan memahami bagaimana komponen-

komponen dalam sistem saling berinteraksi dan bagaimana keputusan yang

diambil dapat mempengaruhi sistem secara keseluruhan.

8) Meningkatkan kontrol: Berpikir sistem dapat membantu meningkatkan kontrol

dalam menjalankan proses bisnis atau operasional dengan memahami bagaimana

komponen-komponen dalam sistem saling berinteraksi dan bagaimana kontrol

dapat diterapkan pada sistem secara keseluruhan.

9) Meningkatkan adaptabilitas: Berpikir sistem dapat membantu meningkatkan

adaptabilitas dalam menghadapi perubahan dengan memahami bagaimana sistem

dapat berinteraksi dengan lingkungannya dan bagaimana sistem dapat beradaptasi

dengan perubahan tersebut.

J. TANTANGAN DALAM BERPIKIR SISTEM

1) Kompleksitas: Sistem yang semakin kompleks dapat menghambat kemampuan

kita dalam memahami hubungan antara komponen dan mencapai tujuan sistem.

2) Perubahan lingkungan: Perubahan lingkungan dapat mempengaruhi kinerja

sistem dan memerlukan adaptasi sistem yang cepat.


3) Teknologi yang semakin maju: Teknologi yang semakin maju dapat

mempengaruhi cara kita memahami dan merancang sistem. Hal ini memerlukan

pemahaman yang lebih dalam tentang teknologi dan bagaimana teknologi dapat

digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem.

4) Tantangan sosial: Sistem dapat mempengaruhi masyarakat secara sosial, seperti

dalam hal pengangguran dan kesenjangan sosial.

5) Tantangan kepemimpinan: Kepemimpinan yang strategis dan berpikir sistematis

menjadi kunci sukses dalam menghadapi tantangan kompleks di masa depan. Hal

ini memerlukan pemimpin yang mampu memahami sistem secara menyeluruh

dan merancang strategi yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

K. CARA MENINGKATKAN BERPIKIR SISTEM

1) Pendidikan dan Pelatihan

Mengikuti kursus, seminar, atau membaca buku tentang teori dan praktik berpikir

sistem.

2) Latihan Analisis

Melakukan analisis sistem terhadap situasi di sekitar, baik itu dalam pekerjaan

atau kehidupan pribadi.

3) Berkolaborasi

Bekerja sama dengan orang-orang dengan pemahaman dan keahlian berbeda

untuk menganalisis masalah dan sistem secara bersama-sama.


DAFTAR PUSTAKA

Ade, Heryana. 2019. “Kepemimpinan Berfikir Sistem.” Kepemimpinan 2(1): 70–80.

Bungsu, R, and K. I Rosadi. 2021. “Faktor Yang Mempengaruhi Berpikir Sistem : Aspek.”

JEMSI, Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informatika 2(2): 205–15.

Darmanto, Karyana, A., & Enceng. (2019). Pengantar Ilmu Administrasi. Banten:
Universitas Terbuka.

Dunn, W. N. (2000). Public Policy Analysis. New York: Mc Graw Hill Kogakusha.

Al Farisi, Hasan, Muhamad Rizal, and Ria Arifianti. 2021. “Penggunaan System Thinking

Pada Perusahaan PT Sampul Kreatif Teknologi.” Bisma: Jurnal Manajemen 7(2): 331.

Heryana, Ade, and Universitas Esa Unggul. 2018. “Sistem : Teori , Pengertian Dan Berfikir

Sistem Aplikasi Dalam Bidang Kesehatan.” (November 2017): 1–36.

Nurmalina, Rita. 2017. “Berpikir Sistem Dalam Pendekatan Sistem.” Towards a Competitive

Indonesian Agribusiness: 1–10.

Ratnawati, Juli, Fakultas Ekonomi, Universitas Dian Nuswantoro, and Jl Nakula I. 2011.

“Kinerja Organisasi.” : 21–32.

Anda mungkin juga menyukai