PENDAHULUAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peran Informasi dalam sebuah perusahaan dapat diibaratkan sebagai darah yang
mengalir di dalam tubuh manusia, oleh karena itu informasi sangat dibutuhkan untuk
mendukung kelangsungan hidup perusahaan (existence). Jika perusahaan tidak
memiliki informasi yang memadai, maka dalam waktu tertentu perusahaan akan
mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam proses
pengambilan keputusan strategis akan mengalami kendala, yang pada akhirnya
perusahaan tidak mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Disamping itu, sistem
informasi yang dimiliki kurang proporsional, karena banyak informasi yang benar-
benar tidak dibutuhkan dalam mendukung operasional perusahaan. Oleh karena itu
memahami konsep dasar sistem informasi adalah sangat penting terutama untuk
mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system).
Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas
merupakan tujuan utama dalam mendesain sistem baru.
Era baru dalam dunia bisnis yaitu diperkenalkannya reformasi birokrasi, hal ini erat
kaitannya dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia
bisnis tersebut. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia bisnis berusaha
menggunakan perangkat komputer, yang dapat diaplikasikan sebagai sarana
komunikasi untuk meningkatkan kinerja bisnis secara signifikan.
Mengingat dunia bisnis merupakan organisasi yang berorientasi profit dan memenuhi
kebutuhan semua unsur organisasinya, dituntut mampu bersaing agar dapat
menghasilkan profit maupun benefit yang maksimal. Sedangkan orientasi bisnis
dalam mempertahankan eksistensi maupun operasionalnya harus memiliki dana yang
cukup memadai sehingga lembaga bisnis mampu menghasilkan produk maupun jasa
yang berkualitas. Gambaran sistem informasi perusahaan yang dibutuhkan di
Indonesia, idealnya bagaimana para pengambil keputusan dapat dengan mudah
mencari informasi sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan; seperti
berapa jumlah Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan perusahaan, produk apa yang
akan dihasilkan, berapa besar modal yang dibutuhkan, lokasi perusahaan, dan
bagaimana akses pemasaran produk yang akan dihasilkan, semua itu diharapkan akan
terus membangun dan mempertahankan kinerja perusahaan baik jangka pendek
maupun dalam jangka panjang.
Dalam menghadapi globalisasi, dunia bisnis harus secepatnya berbenah diri dalam
meningkatkan sistem informasi guna menunjang sumber daya perusahaan maupun
daya saing produk yang dihasilkan. Sistem informasi yang akan diciptakan harus
seimbang antara infrastruktur teknologi yang tersedia dengan kemampuan sumber
daya manusianya sehingga tidak terjadi ketimpangan yang sangat jauh dan sistem
informasi tidak dapat terwujud secara signifikan dalam menunjang kuantitas maupun
kualitas perusahaan secara mendasar.
A. Sistem
Kalau membeli sebuah sepeda tetapi tidak dengan rodanya, maka sepeda itu tidak
akan berfungsi, dengan kata lain sepeda tersebut tidak dapat dikatakan suatu sistem,
karena masih ada komponennya yang kurang, inilah mahalnya suatu sistem. Suatu
sistem dapat didefenisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih
komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Suatu
sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem). Misalnya, sistem
komputer terdiri dari subsistem perangkat keras dan subsistem perangkat lunak.
Masing-masing- subsistem dapat terdiri dari subsistem-subsistem yang lebih kecil
lagi atau terdiri dari komponen-komponen. Subsistem perangkat keras (hardware)
dapat terdiri dari alat masukan, alat pemroses, alat keluaran dan simpanan luar.
Subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu
kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Interaksi dari
subsistem sedemikian rupa, sehingga dicapai suatu kesatuan yang terpadu atau
terintegrasi (integrated). Sebuah sistem dapat berjalan dengan baik jika semua unsur
subsistemnya lengkap, demikian pula sistem manajemen perusahaan jika semua unsur
subsistemnya lengkap, maka sistem manejemen perusahaan akan berjalan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
Dari kedua jenis sistem tersebut dapat dibedakan secara jelas, bahwa sistem terbuka
tidak memiliki sasaran, Kontrol Mekanisme dan umpan balik. Sebaliknya untuk jenis
sistem tertutup masing-masing memiliki Sasaran yang jelas, pengendalian mekanis
dan umpan balik.
B. Informasi
Saat ini kita sedang berada pada era informasi, hal ini berarti bahwa informasi
sudah menyentuh seluruh kehidupan baik individual, kelompok, maupun perusahaan.
Di tingkat individu aneka ragam informasi dibutuhkan sepert kebutuhan akan
pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan jenis produk atau jasa lainnya. Adapun
pengertian tentang Informasi yaitu data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk
yang mempunyai arti bagi penerima dan memiliki nilai nyata yang proses
pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang (Gordon B.Davis, 1995)
Informasi yaitu sebuah pernyataan yang menjelaskan suatu peristiwa (suatu objek
atau konsep) sehingga manusia dapat membedakan sesuatu dengan yang lainnya
(Samuel El ion, 1992)
Informasi merupakan kumpulan data yang telah diolah baik bersifat kualitatif
Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya.
Sesuatu yang nyata dan dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang keadaan
atau kejadian. Sebagai contoh, informasi yang menyatakan bahwa nilai rupiah akan
naik, akan mengurangi ketidakpastian mengenai jadi tidaknya sebuah investasi akan
dilakukan.
Data organized to help choose some current or future action or nonaction to fullfill
company goals (the choice is called business decision making).
Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan
biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir
keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.
Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat,
tepat pada waktunya dan relevan;
a) Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa
meyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi
kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak
informasi tersebut.
b) Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh
terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena
informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan
keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi. Dewasa ini
mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat,
sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan
mengirimkannya.
C. Manajemen
Pada dasarnya dalam proses penggunaan sistem informasi, seorang manajer harus
memahami posisi dari hierarkhi/tingkatan manajemen dimana dia berada,
sebagaimana dikemukakan oleh (Raymond Me Lead, Jr, 2001), bahwa tingkatan
manajerial terdiri dari, Strategic Planning Level (Top Manajement), Manajement
Control Level (Middle Manajement), dan Operational Control Level (Lower
Manajement). Posisi tersebut sangat berpengaruh terhadap sumber dan bentuk
informasi yang dibutuhkan oleh seorang manajer perusahaan sebagai bahan proses
pengambilan keputusan. Sumber pformasi dan bentuk informasi yang dibutuhkan
oleh seorang manajer berdasarkan hierarkinya dapat dilihat dalam gambar di bawah
ini.
Gambar 1.3 Sumber Informasi yang Dibutuhkan Setiap Tingkatan Manajamen
Sumber: Raymond Mc.Leod Jr, 2009; p: 12
Adapun bentuk informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan yang menduduki posisi
paling atas (top manager) cenderung bentuk informasi yang diterima lebih singkat
karena pimpinan pada posisi top manajemen diharapkan memiliki kemampuan
intelektual maupun skill yang tinggi dalam menterjemahkan bentuk informasi yang
berasal dari eksternal maupun internal perusahaan tersebut misalnya bentuk
penyampaian informasi antar pimpinan cukup disposisi. Sedangkan semakin rendah
posisi manajemen seseorang maka bentuk informasi yang dibutuhkan harus lebih
terperinci karena manajemen tingkat menengah maupun tingkat bawah kemampuan
menterjemahkan informasi lebih ke arah operasional perusahaan dan dan bersifat
teknis, sehingga bentuk informasi harus lebih jelas dan detail misalnya instruksi,
pemberitahuan kepada para karyawan dan sebagainya.
Berbagai elemen sistem dalam perusahaan perlu dikenali secara mendalam sehingga
dapat difungsikan dan dikembangkan. Dalam hal ini penting dikuasai pendekatan
sistem untuk mengkaji masalah-masalah, kelemahan-kelemahan dalam mencapai
tujuan secara efektif dan efisien. Dengan demikian akan tampak peninjauan
secara mikro maupun makro berdasarkan pendekatan sistem yang dapat
menghasilkan keputusan dan upaya untuk memperbaiki sistem, sebagian atau
keseluruhan, secara bertahap atau sekaligus. Keputusan ini dilakukan untuk mencapai
tujuan perusahaan yang diinginkan secara optimal, produktif, efektif dan efisien.
Pendekatan sistem itu dipandang sebagai managerial style. Dalam hubungan ini
aplikasi sistern terhadap proses manajemen dan proses kerja perusahaan dalarn
wadah-wadah keorganisasian yang menjelaskan tentang adanya model umum dari
sebuah sistem. Model umum sebuah organisasi sebagai suatu sistem adalah menuntut
adanya komponen input, transformasi (proses) dan output. Dengan demikian bahwa
pendekatan sistem dalam manajemen dan organisasi perusahaan sebagai suatu metode
yang terkait erat dengan usaha-usaha pemecahan masalah perusahaan yang komplek.
Hal ini dijalankan dengan memadukan berbagai unsur yang ada dengan menggunakan
berbagai metode sehingga proses yang dilalui benar-benar dapat menunjang
pencapaian tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.
James A.F. Stoner, 1992, Sistem Informasi Manajemen yaitu metode yang
formal yang menyediakan bagi pihak manajemen sebuah informasi yang tepat
waktu, dapat dipercaya, untuk mendukung proses pengambilan keputusan
bagi perencanaan, pengawasan dan fungsi operasi sebuah organisasi yang
lebih efektif.
Informasi yang dihasilkan dari sistem informasi dapat berguna bagi pihak
manajamen, maka harus mengetahui terlebih dahulu kebutuhan-kebutuhan informasi
perusahaan, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat
(level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada
pengertian- pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem
Informasi Manajemen atau SIM, agar organisasi memiliki informasi yang bermanfaat
dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang menyangkut keputusan-
keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.
Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi
data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat
bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem
informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem
informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari
sistem informasi dan teknologi baru.
7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan
sistem.
8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-
transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu
produk atau pelayanan mereka.
9. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan
membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
10. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan
persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang
yang tersedia.
11. SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan. Sebuah sistem keputusan,
yaitu model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau
terbuka. Sebuah sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan
dipisah dari masukkan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini
pengambil keputusan dianggap:
a) Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya
masing-masing
b) Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang
memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif.
c) Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya
laba,volume penjualan, atau kegunaan.
Konsep sebuah sistem keputusan tertutup jelas menganggap orang rasional
yang secara logis menguji semua alternatif, mengurutkan berdasarkan
kepentingan hasilnya, dan memilih alternatif yang membawa kepada hasil
yang terbaik/ maksimal. Model kuantitatif pengambilan keputusan biasanya
adalah model sistem keputusan tertutup.
Sebuah sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagai berada
dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan
dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian
mempengaruhi lingkungan. Pengambilan keputusan dianggap tidak harus
logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan
rasionalitas hanya dalam batas yang dikemukakan oleh latar belakang,
pandangan atas alternatif, kemampuan menangani suatu model keputusan, dan
sebagainya.